Anda di halaman 1dari 14

Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 1

All images in this document is removed due to copyright restriction

SEL PUNCA (STEM CELL) DAN PERANNYA


DI MASA DEPAN
dr. Ahmad Aulia Jusuf, AHK, PhD
Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2009

PENDAHULUAN

Pada dekade terakhir perhatian dan penelitian dalam bidang sel punca (stem cell)
mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini tidak terlepas dari upaya manusia untuk
mengobati penyakit-penyakit yang sudah tidak mungkin untuk diobati lagi baik secara
konservatif maupun operatif.
Para ahli saat ini telah mulai menengok dan meneliti kemungkinan penggunaan
sel punca untuk mengobati penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan yang tak mungkin
lagi untuk diobati dengan obat-obatan atau tindakan operatif, khususnya penyakit
degeneratif maupun kelainan lainnya seperti trauma, keganasan dan sebagainya. Selain
itu sel punca juga digunakan dalam penelitian untuk mencari obat-obat baru pada tingkat
laboratorium maupun untuk mempelajari patogenesis penyakit. Tentu saja penelitian,
penggunaan dan pengembangan sel punca ini tidak terlepas dari potensi nilai bisnis yang
akan diraih manakala sel punca ini sudah dapat digunakan untuk mengobati penyakit atau
kelainan pada penderita dan ditemukannya obat-obatan baru.
Uraian dibawah ini akan membahas tentang definisi sel punca, karakteristik dan
jenis sel punca, sumber sel punca, potensi dan aplikasi sel punca di bidang medis dan
masalah etik yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan sel punca.

DEFINISI

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 2

Sel punca (Stem cell)1,2 adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi yang
mempunyai kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang
spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh.
KARAKTERISTIK DAN JENIS SEL PUNCA
Sel punca mempunyai 2 sifat yang khas yaitu
1. Differensiasi (Differentiate) yaitu kemampuan untuk berkembang menjadi sel
lain. Sel punca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas
(spesifik) misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan
lain-lain
2. Regenerasi (Self regenerate/self renew) yaitu kemampuan untuk memperbaharui
atau meregenerasi dirinya sendiri. Sel punca mampu membuat salinan sel yang
persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.

Gambar-1 Differensiasi dan Regenerasi

Berdasarkan kemampuannya untuk berdifferensiasi sel punca dibagi menjadi1,2,3


1. Totipotent yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis sel.
Yang termasuk dalam sel punca totipotent adalah zigot. Sel ini merupakan sel
embrionik awal yang mempunyai kemampuan untuk membentuk berbagai jenis
sel termasuk membentuk satu individu yang utuh. Disamping mempunyai
kemampuan untuk membentuk berbagai sel pada embrio sel totipotent juga dapat
membentuk sel-sel yang menyusun plasenta.

Gambar-2 Totipotent dan pluripotent stem cells

2. Pluripotent yaitu stem cells yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan


germinal (ectoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi
jaringan ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cells
pluripotent adalah embryonic stem cells.

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 3

3. Multipotent yaitu stem cell yang dapat berdifferensiasi menjadi banyak jenis sel
misalnya hemopoetic stem cells yang terdapat pada sumsum tulang yang
mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang
terdapat dalam darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit. Contoh lainnya
adalah neural stem cells yang mempunyai kemampuan berdifferensiasi menjadi
sel saraf dan sel glia.
4. Unipotent yaitu stem cells yang hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Berbeda
dengan non stem cells, stem cells mempunyai sifat masih dapat mempebaharui
atau meregenerasi diri (self-regenerate/self renew) Contohnya erythroid
progenitor cells hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah.

Gambar-3 Multipotent dan unipotent stem cells pada sumsum tulang

Berdasarkan sumbernya 1,3,4 stem cell dibagi menjadi


1. Zigot yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu ovum (fertilisasi)
2. Embryonic stem cells yaitu sel-sel stem yang diperoleh dari inner cell mass dari
suatu blastocyst (embrio yang terdiri atas 50-150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca
pembuahan). Embryonic stem cells biasanya didapatkan dari sisa embrio yang
tidak dipakai dari IVF (in vitro fertilization). Penggunaan embryonic stem cells
ini hingga kini masih menjadi isu etik yang kontroversial. Sel stem ini
mempunyai sifat dapat berkembang biak secara terus menerus dalam media kultur
optimal pada kondisi tertentu dan dapat diarahkan untuk berdifferensiasi menjadi
berbagai sel yang terdifferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit
dan sebagainya.

Gambar -4 Embryonic Stem Cells

3. Fetus yang dapat diperoleh dari klinik aborsi

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 4

4. Stem cell darah tali pusat yaitu stem cell yang diambil dari darah plasenta dan
tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cells dari darah tali pusat merupakan
jenis hematopoetic stem cells dan ada yang menggolongkan kedalam adult stem
cells. Sampai saat ini ada 2 tipe stem cells yang telah ditemukan dalam darah tali
pusat yaitu hematopoetic stem cells, dan mesenchymal stem cells. Selain kedua
jenis stem cells tersebut di dalam darah tali pusat masih ada beberapa tipe lain
yang telah ditemukan seperti neuron like stem cells, tetapi hal ini masih
memerlukan penelitian lebih lanjut5. Darah tali pusat mempunyai immunogenicity
yang lebih rendah6, isolasinya tidak membutuhkan prosedur yang invasif dan
untuk transplantasi tidak membutuhkan 100% ketepatan HLA (human leucocyte
antigen)7

Gambar-5 Umbilical cord blood


5. Adult stem cells yaitu stem cells yang diambil dari jaringan dewasa, misalnya
a. Sumsum tulang
Ada 2 jenis stem cells pada sumsum tulang yaitu
1) hematopoetic stem cells yaitustem cells yang akan berkembang
menjadi berbagai jenis sel darah
2) stromal stem cells atau disebut juga mesenchymal stem cell
b. Jaringan lain pada dewasa seperti pada susunan saraf pusat, adiposa
(jaringan lemak), otot rangka, pancreas

Gambar-6 Adult Stem Cells


Adult stem cell mempunyai sifat plastis artinya selain berdifferensiasi menjadi sel
yang sesuai dengan jaringan asalnya adult stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi
sel jaringan lain, misalnya neural stem cells dapat berubah menjadi sel darah, stromal
stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung dan sebagainya.

Gambar-7 Plastisitas Stem Cells

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 5

Gambar-9 Berbagai Macam Stem Cells

APPLIKASI / PENGGUNAAN KULTUR STEM CELLS


Stem cells dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun
pengobatan. Adapun penggunaan kultur stem cells adalah sebagai berikut
1. Terapi gen
Stem cells khususnya hematopoetic stem cells digunakan sebagai pembawa
transgen kedalam tubuh pasien dan selanjutnya dilacak apakah jejaknya apakah
stem cells ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Adanya
sifat self renewing pada stem cell menyebabkan pemberian stem cells yang
mengandung transgen tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Selain itu
hematopoetic stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi bermacam-macam sel
sehingga transgen tersebut dapat menetap diberbagai macam sel.
2. Penelitian untuk mempelajari proses-proses biologis yang terjadi pada organisma
termasuk perkembangan organisma dan perkembangan kanker
3. Penelitian untuk menemukan dan mengembangkan obat-obat baru terutama
untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan
4. Terapi sel (cell based therapy)
Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan Petri. Sifat ini
dapat digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan
ditransplantasikan ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit
tertentu tanpa mengganggu organ tubuh.

Gambar-10 Berbagai peran Stem Cells

PENGGUNAAN STEM CELLS DALAM PENGOBATAN PENYAKIT


Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan
stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cells untuk mengobati
penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi adalah dengan melakukan
transplantasi stem cells pada organ yang rusak. Tujuan dari transplantasi stem cells ini
adalah

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 6

1. Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan
atau organ tubuh pasien
2. Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu dengan
sel-sel baru yang ditranspalantasikan.
Sel stem embryonic sangat plastik dan mempunyai kemampuan untuk
dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron, kardiomiosit,
osteoblast, fibroblast, sel-sel darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk
menggantikan jaringan yang rusak. Sel stem dewasa juga dapat digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi kemampuan plastisitasnya sudah
berkurang. Keuntungan dari penggunaan sel stem dewasa yaitu tidak atau kurang
menimbulkan masalah dan kontroversi etika. Darah tali pusat (umbilical cord blood) saat
ini sedang gencar diteliti manfaatnya untuk mengatasi berbagai penyakit degeneratif
karena lebih mudah didapat, banyak mengandung stem cells, immunogenecity rendah,
plastisitasnya cukup baik dan tidak membutuhkan 100% kecocokan HLA.
Dengan memberikan nutrisi yang cocok stem cell dapat memperbanyak diri di
laboratorium tanpa mengalami proses differensiasi, sehingga menghasilkan turunan stem
cells dengan materi genetik yang sama yang berguna untuk riset.
Ada beberapa alasan penggunaan stem cell dalam cell based therapy:
1. stem cell dapat diperoleh dari pasien sendiri, artinya transplantasi dapat bersifat
autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ
yang membutuhkan organ donor yang harus match, transplantasi stem cells dapat
dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.
2. mempunyai kemampuan untuk berproliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh
sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Pada luka baker yang luas
jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka baker tersebut.
Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan terapi stem cell.
3. mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui
metoda transfer gen.
4. mempunyai kemampuan untuk bermigrasi kejaringan target misalnya ke otak
5. mempunyai kemampuan untuk berintegrasi dengan jaringan host dan berinteraksi
dengan jaringan sekitarnya

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 7

Keuntungan penggunaan transplantasi stem cells untuk mengobati penyakit adalah


1. tidak perlu adanya kecocokan donor
2. transplantasi autologous lebih baik untuk digunakan
3. untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan jaringan dapat digunakan metoda
somatic cell nuclear transfer) atau terapi kloning. Therapeutic cloning atau disebut
Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT)2,8 adalah suatu teknik yang bertujuan
untuk menghindari resiko penolakan atau rejeksi. Pada teknik ini inti sel telur
donor dikeluarkan dan diganti dengan inti sel resipien. Sel yang telah
dimanipulasi ini kemudian akan membelah diri dan setelah menjadi blastokista
maka inner cell massnya akan diambil sebagai embryonic stem cells. Stem cells
ini kemudian akan dimasukkan kembali kedalam tubuh resipien dan stem cells ini
kemudian akan berdifferensiasi menjadi sel organ (sel beta pankreas, sel otot
jantung dan lain-lain). Tanpa reaksi penolakan karena sel tersebut mengandung
materi genetik resipien.

Gambar-11 Terapi Kloning (Therapeutic Cloning)

Embryonic stem cells dulu dipikirkan dapat memperbanyak diri sendiri secara tak
terbatas, tetapi kini diketahui bahwa usia dan perbanyakan diri sendiri sel-sel stem juga
ada batasnya. Hal ini disebabkan karena terjadinya mutasi pada gen-gen pada sel stem
yang diakibatkan karena pengaruh nutrisi dalam medium kultur. Penggunaan Embryonic
stem cells pada Cell Based Therapy mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
penggunaan embryonic stem cells adalah
1. mudah didapatkan, biasanya diperoleh dari klinik fertilita
2. bersifat pluripotent artinya mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi
menjadi berbagai macam sel yang merupakan turunan dari ke 3 lapis germinal
(ektoder, mesoderm dan endoderm), tetapi tidak dapat membentuk selubung
embrio.
3. immortal artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyak diri
ratusan kali pada media kultur.

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 8

4. reaksi penolakan rendah


Kekurangan penggunaan embryonic stem cells adalah
1. dapat bersifat tumorigenik artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak
berdifferensiasi dapat menimbulkan kanker.
2. selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya rejeksi
imunitas
3. secara etik masih kontroversial.

Gambar-12. Embryonic stem cells

Adult stem cells lebih sulit untuk diidentifikasi dan diisolasi diantara sel-sel yang
bukan stem cells. Penggunaan adult stem cells mempunyai kelebihan dan juga
kekurangan. Kelebihan penggunaan adult stem cells adalah
1. dapat diperoleh dari sel pasien sendiri sehingga menghindari terjadinya penolakan
imun.
2. sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana
3. kurang atau tidak menimbulkan problem etika.
Kekurangan dari penggunaan adult stem cells adalah
1. jumlahnya sedikit dan sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit
mendapatkan adult stem cells dalam jumlah banyak.
2. masa hidupnya tidak selama embryonic stem cells
3. bersifat multipotent sehingga differensiasi tidak seluas embryonic stem cells yang
bersifat pluripotent.
Stem cells yang diambil dari umbilical cord blood akhir-akhir ini menjadi harapan
untuk cell based therapy. Kelebihan penggunaan stem cells dari umbilical cord blood
adalah
1. mudah didapatkan, bisa diperoleh dari bank darah tali pusat
2. siap dipakai, karena telah melalui proses prescreening, testing dan pembekuan
3. kontaminasi virus sangat minimal dibandingakn dengan stem cells yang berasal
dari sumsum tulang
4. cara pengambilan mudah, tidak beresiko atau menyakiti donor.

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 9

5. Resiko Graft Versus Host Disease (GVHD) lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan stem cells yang berasal dari sumsum tulang. Transplantasi tetap
dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna ataun toleransi terhadap
ketidak sesuaian HLA matching lebih besar dibandingakn dengan stem cells dari
sumsum tulang.
Kekurangan penggunaan stem cells dari darah tali pusat adalah
1. kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak
terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan pengamatan setelah donor meningkat
menjadi dewasa.
2. jumlah stem cells relatif terbatas sehingga ada ketidak sesuaian antara jumlah
stem cells yang diperlukan resipien dengan jumlah yang tersedia dari donor.
Beberapa penyakit yang potensial dapat diterapi dengan menggunakan stem cells
adalah Parkinson dan Alzheimer, cidera medula spinalis, stroke, luka bakar, penyakit
jantung, diabetes, distrofi otot, osteoporosis, sirosis hepatis, lekemia, anemia sel sabit
(sickle cell anemia), osteoarthritis, cancer dan sebagainya.

Penggunaan Stem Cells Pada Penyakit Stroke


Pada penyakit stroke dahulu dianggap bahwa kematian sel yang terjadi akan
menyebabkan terjadinya kecacatan permanen akibat sel otak tak mempunyai kemampuan
regenerasi. Anggapan ini berubah setelah para ahli mengetahui adanya plastisitas pada
sel-sel otak dan pengetahuan tentang stem cells. Pada penelitian penyakit stroke 9,10
dengan menggunakan stem cells dari darah tali pusat menusia yang diberikan intra vena
kepada tikus yang arteri serebri medianya dioklusi menunjukkan hasil yang
menggembirakan. Pada penelitian ini didapatkan pemulihan kembali fungsi normal otak
sebesar 70% pada kelompok yang mendapatkan transplantasi stem cells dari darah tali
pusat manusia.
Penelitian dengan menggunakan mesenchymal stem cells (MSC)11 dari sumsum
tulang autolog yang diberikan intra vena pada 30 penderita stroke juga memperbaiki
outcome yang dinilai dari parameter Barthel Index dan Modified Rankin Scale. Penelitian

Gambar-13. Characteristics of Patients of the MSC Group10

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 10

Gambar-14. Perbaikan fungsi otak pada penderita stroke yang mendapatkan transplantasi
MSC yang dinilai dari parameter Barthel Index dan Modified Rankin Scale10

ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya ditempat lain.
Mesenchymal stem cells pada penelitian ini diperoleh dari aspirasi sumsum tulang 12.
Setelah disuntikkan perifer, MSC akan melintas sawar darah otak pada daerah otak yang
rusak13. Pemberian MSC intravenous akan mengurangi terjadinya apoptosis dan
menyebabkan proliferasi sel endogen setelah terjadinya stroke14,15.

Penggunaan Stem Cells Pada Infark Miokard


Pada infark miokard akut sel stem sumsum tulang (bone marrow) yang beredar
dalam darah perifer dan stem cells yang sudah berada di jantung akan menuju ke daerah
infark, tetapi jumlahnya tidak cukup dapat mengatasi dan menyembuhkan daerah yang
infark tersebut. Sel stem ini akan membentuk sel kardiomiosit dan juga mengadakan
neovaskularisasi. Karena jumlah stem cells endogen sangat terbatas maka asupan sel stem
eksogen yang berasal dari sumsum tulang atau dari sumber lainnya misalnya dari darah
tali pusat akan meningkatkan kesembuhan daerah yang mengalami infark.
Bartinek16 telah melakukan intracoronary infusion bone marrow stem cells otolog
pada 22 pasien dengan AMI dan mendapatkan hasil yang baik. Penelitian terkini
menunjukkan bukti awal bahwa adult stem cells dan embryonic stem cells dapat
menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer
et al.17 mencangkok mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang
menimbulkan infark pada saat PTCA 6 hari setelah infark miokard. Sepuluh pasien yang
diberi stem cells area infarkya menjadi lebih kecil dan indeks volume stoke, left
ventricular end systolic volume, kontraktilitas area infark dan perfusi miokard
menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Penggunaan Stem Cells Pada Skin Replacement4

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 11

Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cells, maka peneliti telah


dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut . Hal ini
memungkinkan transplantasi epidermis autolog dan menghindari masalah penolakan.
Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus atau luka bakar.

Bioetika Pada Penelitian Stem Cells


Berkembangnya penelitian stem cell dan penggunaan stem cell dalam upaya
untuk mengobati penyakit pada manusia akan mengakibatkan timbulnya masalah dalam
hal etik. Hal utama terkait dengan masalah etik adalah sumber stem cell tersebut.
Berbagai masalah etika yang perlu dipikirkan adalah
1. Apakah penelitian embrio manusia secara moral dapat dipertanggung jawabkan?
2. Apakah penelitian embrio yang menyebabkan kematian embrio merupakan
pelanggaran terhadap hak azasi manusia (HAM) dan berkurangnya penghormatan
terhadap mahluk hidup?
3. Apakah penyalah gunaan dapat diketahui dan dikendalikan?
4. Apakah penggunaan embrio sisa proses bayi tabung pada penelitian diperbolehkan?
5. Apakah pednelitian khusus membuat embrio untk digunakan diperbolehkan?
Isu bioetika utama dalam penelitian dan penggunaan stem cell adalah penggunaan
stem cell embrio terutama tentang sumber sel tersebut yaitu embrio. Sumber embrio
adalah hasil abortus, zigot sisa IVF dan hasil pengklonan.
Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stem cell merupakan isu yang sangat
menimbulkan kontroversi. Hal ini terkait dengan isu ”awal kehidupan” dan
penghormatan terhadap kehidupan itu sendiri. Pengklonan embrio manusia untuk
memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena berhubungan dengan pengklonan
manusia yang ditentang oleh semua agama.
Dalam proses pemanenan stem cell embrio terjadi kerusakan pada embrio dan
menyebabkan embrio tersebut mati. Adanya anggapan bahwa embrio berstatus sama
dengan manusia menyebabkan hal tersebut tidak dapat diterima
Perdebatan yang cukup ramai adalah mengenai status moral embrio, apakah embrio
harus diperlakukan sebagai manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi untuk menjadi

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 12

manusia atau sebagai jaringan hidup tubuh lainnya. Lebih jauh lagi apakah embrio yang
berkembang dianggap sebagai mahluk hidup.
Penggunaan stem cell yang berasal dari surplus zigot pembuatan bayi tabung sendiri.
juga menimbulkan kontroversi. Pendapat yang moderat mengatakan ketimbang surplus
zigot itu dibuang, sebaiknya dipakai saja untuk penelitian. Sebaliknya ada juga yang
berpendapat bahwa sisa itu harus dipelihara hingga zigot itu mati.
RUJUKAN
1. The Stem cells-stem cell information-the official National Institute of Health
Resource for Stem cell Research
2. Anatomy 101: Stem Cells-Reeeve Irvine Research Center-
http://www.reeve.uci.edu/anatomy /stemcells.php
3. Stem Cells-Wikipdia- http://en.wikipedia.org/wiki/stem cell
4. Stem Cells for Cell Based Therapies, Lauren Pecorino- American Institute of
Biological Science
5. Jurga M, et al. Neurogenic potential of human umbilical cord blood: neural like
stem cells depend on previous long term culture condition . J. Neurosci Res 2006:
83: 627-37
6. Ryan JM et al. Mesenchymal stem cells avoid allogenic rejection. J Inflammation
2005: 2:8-18
7. Bradley MB, Cairo MS. Cord blood immunology and stem cells transplantation.
Human Immunol. 2005: 66: 431-46
8. Therapeutic use of cell nuclear replacement: Therapeutic cloning-Research in
focus- MRC (Medical Research Council)
9. Intravenous administration og human umbilical cord blood reduces behavioral
deficits after stroke in Rats. Stroke 2001: 32-2682
10. Umbilical cord blood derived stem cells given intravenously reduce stroke
damage. www.medicalnewstoday.com
11. Autologous mesenchymal stem cell transplantation in stroke patients. Annu.
Neurol.2005 Jun: 57(6):874-82

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 13

12. Chen J, Li Y, Wang L, et al. Therapeutic benefit of intravenousadministration of


bone marrow stromal cells after cerebral ischemia in rats. Stroke 2001;32:1005–
1011.
13. Eglitis MA, Dawson D, Park KW, Mouradian MM. Targeting of marrow-derived
astrocytes to the ischemic brain. Neuro Report 1999;10:1289 –1292)
14. Li Y, Chen J, Chen XG, et al. Human marrow stromal cell therapy for stroke in
rat: neurotrophins and functional recovery. Neurology 2002;59:514 –523.
15. Zhao LR, Duan WM, Reyes M, et al. Human bone marrow stem cells exhibit
neural phenotypes and ameliorate neurological deficits after grafting into the
ischemic brain of rats. ExpNeurol 2002;174:11–20)
16. Bartinek J, Vanderheyden M, Vandekerchove B et al., Intracoronary injection of
CD133-positive enriched bone marrow progenitor cells promotes cardiac recovery
after recent myocardial infarction. Circulation 2005; 112 (9 suppl): 78-83
17. Stem cells transplantation in myocard infarction: A status report- Ann Intern.
Med. 2004 May: 140(9): 729-737
18. Setiawan B, Aplikasi teraupetik sel stem embrionik pada berbagai penyakit
degeneratif. Cermin Dunia Kedokteran 2006; 153: 5-8
19. Tadjudin MK, Aspek bioetika penelitin stem cell. Cermin Dunia Kedokteran
2006; 153: 9-12.
20. Kaligis RWM, Aplikasi terapi stem cell pada infark miokard akut. Cermin Dunia
Kedokteran 2006; 153: 13
21. Reksodiputro AH, Stem cell therapy in hematologic malignancies. Cermin Dunia
Kedoketran 2006; 153: 14-15
22. Setyopranoto I, Application of stem cell therapy in Parkinson Disease. Cermin
Dunia Kedokteran 2006; 153: 16
23. Islam MS, Terapi sel stem pada cedera medulla spinalis. Cermin Dunia
Kedokteran 2006; 153: 17-19
24. Ibrahim N, Aplikasi terapi stem cell pada luka bakar. Cermin Dunia Kedoketran
2006; 153: 20
25. Saputra V, Dasar-dasar stem cell dan potensi apilkasinya dalam ilmu kedokteran.
Cermin Dunia Kedoketran 2006; 153: 21-25

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan


Ahmad Aulia Jusuf/Bagian Histologi FKUI 14

26. Prayogo R, Wijaya MT, Kultur dan potensi stem cells dari darah tali pusat.
Cermin Dunia Kedoketran 2006; 153: 26-28

Stem Cell dan Perannya Dimasa Depan

Anda mungkin juga menyukai