Anda di halaman 1dari 14

ETIKA BISNIS DAN PROFESI AKUNTAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali kasus pelanggaran-pelanggaran terutama banyak
terjadi di Indonesia, salah satunya yaitu kasus pelanggaran etika profesi akuntansi. Tidak ada
hanya masyarakat menengah yang mengalami pelanggaran tersebut, yang lebih banyak
pelanggaran yaitu terjadi di kalangan atas, seperti kasus pelanggaran korupsi, kesalahan
dalam melakukan pembuatan laporan keuangan,bahkan melalukan pemalsuan tanda tangan
terhadap nasabah bank, kasus ini terlibat karena kurangnya ketelitian dalam pembuatan
laporan keuangan dan kurangnya sistem dalam perusahaan yang bersangkutan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam
pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi
tanggung- jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja
tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik, kredibilitas. Prinsip Etika
memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa
profesional oleh anggota.Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh
anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya
mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai
panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai
Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru
untuk menggantikannya. Adapun kode etik yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan akan
dibahas dalam makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

 
A. Pengertian Kode Etik Akuntansi
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku etika akuntan di Indonesia dalam
memenuhi tanggung jawab profesinya yang mengatur hubungan antara akuntan publik
dengan klien, antara akuntan publik dengan rekan sejawat dan antara profesi dengan
masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional,
tangung jawab, pelaksanaan kode etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik.
Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi.Kode
etik akuntansi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi akuntansi, sehingga
kode etik bagai kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus
menjamin mutu moral profesi akuntansi dimata masyarakat.
Kantor AkuntanPublik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang
memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di bidang
pemberian jasa professional dalam praktik akuntan public.
IAI (IkatanAkuntan Indonesia) adalah wadah organisasi profesi akuntan Indonesia
yang diakui pemerintah.

Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai
atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi:
1. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan
sebagai profesional di bidang akuntansi.
3. Kualitas Jasa, Terdapatkeyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan, Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Dua sasaran pokok dari kode etik yaitu:


1. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian
baik secara disengaja ataupun tidak disengaja dari kaum profesional,
2. kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku buruk orang-
orang yang mengaku diri profesional.

B. Jenis-Jenis Profesi Akuntan:


1. Akuntan Publik
Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit
yang bersifat independen, yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis,
kemudianmemberikan pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.

2. Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau
bekerja di perusahaan-perusahaan.Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan
keuangan di perusahaan.

3. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja
di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan
lainnya.Akuntan manajemen bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada pihak
– pihak yang membutuhkan.
4. Akuntan Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya
berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya
terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

5. Konsultan SIA / SIM


Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar pekerjaan
utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
sistem informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus
mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi
yang menjadi makanan sehari-harinya.Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan
SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.

6. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah
yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang
disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan
yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban
keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.Meskipun terdapat banyak akuntan yang
bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah
akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan
Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.

C. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia


Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberi jasa pofesional oleh anggota.Prinsip Etika disahkan dan berlaku bagi
seluruh anggota, sedangkan aturan etika disahkan dan hanya mengikat anggota himpunan
yang bersangkutan.Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh
Badan yang dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam menerapkan aturan etiks, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Adapun prinsip-prinsip etika profesi IAI sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,anggota harus
menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara sensitif.
2. Kepentingan Publik
Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari
profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai,
investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan
integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan
utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa
akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
4. Obyektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan
teknik yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untukmengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan.

Prinsip-Prinsip Fundamental Etika

Prinsip-prinsip fundamental etika terdiri atas :

a. Integritas. Seorang akuntan professional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua
hubungan bisnis dan profesionalnya.

b. Objektivitas. Seorang akuntan professional seharusnya tidak boleh membiarkan


terjadinya bias, konflik kepentingan atau di bawah pengaruh orang lain sehingga
mengesampingkan pertimbangan bisnis dan professional.
c. Kompetensi professional dan kehati-hatian. Seorang akuntan professional mempunya
kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan professional secara
berkelanjutan pada tingkat yang diperlukan untuk menjamin seorang klien atau atasan
menerima jasa professional yang kompeten yang didasarkan atas perkembangan praktik,
legislasi dan teknik terkini. Seorang akuntan professional harus bekerja secara tekun
serta mengikuti standar-standar professional dan teknik yang berlaku dalam
memberikan jasa professional.
d. Kerahasiaan. Seorang akuntan professional harus menghormati kerahasiaan informasi
yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan professional dan bisnis serta tidak boleh
mengungkapkan informasi apapun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak professional untuk
mengungkapnya. Informasi rahasia yang diperoleh dari hasil hubungan bisnis dan
professional tidak boleh digunakan untuk keuntungan pribadi akuntan professional atau
pihak ketiga.
e. Perilaku professional. Seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan
perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
Independensi

Sebagaimana telah diketahui, ada dua jenis independensi yang dikenal, yaitu independensi
dalam fakta dan independensi dalam penampilan. Untuk independensi dalam fakta,
IFAC menggunakan istilah lain, yaitu independensi dalam pikiran.
a. Independensi dalam pikiran. Adalah suatu keadaan pikiran yang memungkinkan
pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mengkompromikan
penilaian professional, memungkinkan seorang individu bertindak bedasarkan integritas,
serta menerapkan objektivitas dan skeptisme professional.
b. Independensi dalam penampilan. Adalah penghindaran fakta dan kondisi yang
sedemikian signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berpikir rasional –
dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk
pencegahan yang diterapkan – akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme
professional, objektivitas dan itegritas anggota firma, atau tim penjaminan telah
dikompromikan. Prinsip-prinsip fundamental etika tidak dapat dinegosiasikan atau
dikompromikan bila seorang akuntan ingin tetap menjaga citra profesinya yang luhur.
Ancaman Terhadap Independensi

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, ancaman terhadap independensi dapat berbentuk :


a. Kepentingan diri (self-interest)

b. Review diri (self-review)

c. Advokasi (advocacy)

d. Kekerabatan (familiarity)

e. Intimidasi (intimidation).
Ancaman Independensi Akuntan Publik

Ancaman kepentingan diri dapat timbul akibat ada kepentingan keuangan, atau ada
kepentingan dari keluarga langsung atau keluarga dekat, atau kepentingan lain dari
akuntan yang bersangkutan. Kepentingan diri adalah wujud sifat yang lebih
mengutamakan kepentingan pribadi atau keluarga dibandingkan dengan kepentingan
public yang luas. Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan public,
antara lain, namun tidak terbatas pada :

 Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan keuangan bersama


pada suatu perusahaan klien.
 Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.

 Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien.

 Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.

 Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.

 Fee kontinjensi sehubungan dengan perikatan penjaminan.

 Ada pinjaman dari atau kepada klien penjaminan, atau kepada dari direktur atau pejabat
dari klien. (IFAC, 200.4)
Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan bisnis (namun tidak terbatas pada
hal-hal berikut), anata lain :
 Kepentingan keuangan, pinjaman dan garansi.

 Perjanjian kompensasi insentif.

 Penggunaan harta perusahaan yang tidak tepat.

 Tekanan komersial dari pihak di luar perusahaan (IFAC, 300.8).

Ancaman review diri dapat timbul jika pertimbangan sebelumnya dievaluasi ulang oleh
akuntan professional yang sama dan yang telah melakukan penilaian sebelumnya
tersebut. contoh ancaman review diri untuk akuntan public antara lain, namun tidak
terbatas pada :
 Temuan kesalahan material saat dilakukan evaluasi ulang.
 Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan dan implementasi
sistem tersebut.
 Terlibat dalam pemberian jasa pencatatan akuntansi sebelum perikatan penjaminan.
 Menjadi anggota tim penjaminan setelah baru saka menjadi karyawan/pejabat di
perusahaan klien yang memiliki pengaruh langsung berkaitan dengan perikatan
penjaminan tersebut.

 Memberikan jasa kepada klien yang berpengaruh langsung pada materi perikatan
penjaminan tersebut (IFAC, 200.5).
Salah satu contoh ancaman review diri untuk akuntan bisnis namun tidak terbatas pada hal
ini saja), yaitu keputusan bisnis atau data yanh sedang ditinjau oleh akuntan professional
yang sama yang membuat keputusan bisnis atau penyiapan data tersebut(IFAC, 300.9).
ancaman advokasi dapat timbul bila akuntan professional mendukung suatu posisi atau
pendapat sampai titik dimana objektivitas dapat dikompromikan.
Contoh langsung ancaman advokasi untuk akutan public, antara lain, namun tidak terbatas
pada :
 Mempromosikan saham perushaan public dari klien, dimana perushaan tersebut
merupakan klien audit.
 Bertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien penjaminan dalam suatu
litigasi perkara perselisihan dengan ihak ketiga (IFAC, 200.6).
Ancaman kekerabatan timbul dari kedekatan hubungan sehingga akuntan professional
menjadi terlalu bersimpati terhadap kepentingan orang lain yang mempunyai hubungan
dekat dengan akuntantersebut. Contoh langsung ancaman kekerabatan untuk akuntan
public, antara lain, namun todak terbatas pada :
 Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang direktur atau pejabat
perushaan klien.
 Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang karyawan klien yang
memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap pokok dari
penugasan.
 Mantan rekan (partner) dari kantor akuntan yang menjadi direktur atau pejabat klien
atau karyawan pada posisi yang berpengaruh atas pokok suatu penugasan
 Menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya tidak signifikan.
 Hubungan yang terjalin lama dengan karyawan senior perusahaan klien (IFAC, 200.7).
Contoh ancaman kekerabatan yag dapat timbul, antara lain, namun tidak terbatas pada :
 Seorang akuntan professional dalam posisi yang dapat memengaruhi pelaporan
keuangan dan non keuangan keputusan bisnis karena mempunyai hubungan keluarga
dekat dengan seseorang yang dlam posisi memperoleh manfaat dari pengaruh tersebut.
 Hubungan yang lama dengan rekan bisnis yang mempunyai pengaruh pada keputusan
bisnis.
 Penerimaan hadiah atau perlakuan khusus, kecuali nilainya tidak signifikan (IFAC,
300.11).
Ancaman intimidasi dapat timbul jika akuntan professional dihalangi untuk bertindak
objektif, baik secara nyata maupun dipersepsikan. Contoh ancaman intimidasi untuk
akuntan public, antara lain, namun tidak terbatas pada :
 Diancam di pecat atau diganti dalam hubungannya dengan penugasan pada klien.
 Diancam dengan tuntutan hukum.

 Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan dengan maksud
untuk mengurangi fee (IFAC, 200.8).
Contoh ancaman intimidasi untuk akuntan bisnis dapat timbul, anatara lain, namun tidak
terbatas pada :
 Ancaman pemecatan atau penggantian posisi akuntan professional dalam bisnis atau
anggota keluarga dekat atas ketidaksetujuan penerapan prinsip akuntansi atau cara
pelaporannya

 Seseorang yang mempunyai kepribadian yang dominan berusaha untuk memengaruhi


proses pengambilan keputusan. Contohnya dalm hal pemberian kontrak atau penerapan
akuntansi.
 Situasi-situasi untuk lainnya yang tidak dapat dikategorikan (IFAC, 300.12).
D. Garis Besar Kode Etik Dan Perilaku Professional
1. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk melindungi hak
asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya.Sebuah tujuan utama profesional
komputasi adalah untuk meminimalkan konsekuensi negatif dari sistem komputasi, termasuk
ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan

1. Hindari menyakiti orang lain.


“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak diinginkan,
kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan.

2. Bersikap jujur dan dapat dipercaya


Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan.Tanpa kepercayaan suatu organisasi
tidak dapat berfungsi secara efektif.

3. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi


Nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama
dalam mengatur perintah.

4. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.


Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang
oleh hukum di setiap keadaan.

5. Memberikan kredit yang pantas untuk property intelektual.


Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual.

6. Menghormati privasi orang lain


Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi
pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban.

11
7. Kepercayaan
Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah
membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi
pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang.

E. RUU PROFESI AKUNTAN


Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu)
mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang
mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar
Profesi Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi
berdasarkan standar Internasional.Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada
International Auditing Standart.

F. APLIKASI KODE ETIK


Meski sampai saat ini belum ada akuntan yang diberikan sangsi berupa pemberhentian
praktek audit oleh dewan kehormatan akibat melanggar kode etik dan standar profesi akuntan,
tidak berarti seorang akuntan dapat bekerja sekehendaknya. Setiap orang yang memegang gelar
akuntan, wajib menaati kode etik dan standar akuntan, utamanya para akuntan publik yang sering
bersentuhan dengan masyarakat dan kebijakan pemerintah.Etika yang dijalankan dengan benar
menjadikan sebuah profesi menjadi terarah dan jauh dari skandal.Sanksi Administratif dalam UU
No. 5 tahun 2011 :

1. Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, jika AP melakukan pelanggaran


ringan sebagaimana ketentuan Pasal 13,17, 19 ,25,27,32,34,35 UU No. 5 tahun 2011 dan
melakukan pelanggaran terhadap SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik yang
tidak berpengaruh terhadap laporan keuangan yang diterbitkan.

2. Sanksi tertulis yang dikenakan pada pelanggaran sedang. AP dan KAP tsb melanggar
ketentuan Pasal 4, 30 ayat (1) huruf a,b,f, Pasal 31 dan melakukan pelanggaran SPAP serta
kode etik yang berpengaruh terhadap laporan yang diterbitkan namun tidak signifikan.

3. Sanksi Pembatasan Pemberian Jasa kepada suatu jenis entitas tertentu, seperti bank, pasar
modal jika AP dan KAP melakukan pelanggaran cukup berat. Pelanggaran yang dimaksud,

12
jika AP dan KAP melanggar SPAP dan kode etik yang berpengaruh terhadap laporan yang
diterbitkan.

4. Jenis sanksi keempat, pembatasan pemberian jasa tertentu. AP atau KAP tersebut tidak
diperbolehkan memberikan jasa tertentu, seperti jasa audit umum atas laporan keuangan
selama 24 bulan. Bila dalam kurun waktu 3 tahun melakukan tindakan yang sama, AP dan
KAP tsb akan digolongkan melakukan pelanggaran cukup berat.

5. Sanksi kelima pembekuan ijin. AP atau KAP yang dikenakan sanksi ini jika melakukan
pelanggaran berat berupa pelanggaran ketentuan Pasal 9,28, 29,30, ayat (1) huruf c,e,g,h ,i
UU no 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan melakukan pelanggaran terhadap SPAP
serta kode etik yang berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Sanksi pembekuan
izin diberikan paling banyak 2 kali dalam waktu 48 bulan, namun jika masih melakukan hal
yang sama maka akan dikenakan sanksi pelanggaran berat, ijinnya akan dicabut.

6. Jenis sanksi ke enam berupa pencabutan izin jika AP atau KAP melakukan pelanggaran
sangat berat yaitu melanggar Pasal 30 ayat (1) huruf d, j UU Akuntan Publik dan melakukan
pelanggaran SPAP serta kode etik yang berpengaruh sangat signifikan terhadap laporan yang
di terbitkan.
Adapun sanksi denda telah berlaku lebih dahulu dengan di keluarkannya PP no 1 tahun 2013
tentan PNBP (pendapatan Negara bukan pajak) di lingkungan Kementerian Keuangan.

13
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan :Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam
profesi akuntansi. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dan
perbedaan dari kode etik suatu profesi mempunyai kode etik masing-masing dan tersendiri yang
dibuat oleh badan yang mengatur etika profesi tersebut.
Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar kode etik tidak
selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik akan diperiksa oleh majelis kode etik
dari setiap profesi tersebut.
SARAN
Harus ada lembaga yang berbeda-beda dalam menaungi berbagai profesi yang ada,
dimana lembaga tersebut merupakan sekumpulan orang yang memiliki profesi yang sama
dengan tujuan dapat menciptakan tatanan etik dalam pekerjaan. Dan semua lembaga-lembaga
profesi tersebut harus memiliki tujuan yang satu yaitu, mengutamakan profesionalitasdalam
bekerja yang dilihat dari kepatuhan menjadikan kode etik profesi sebagai pedoman.
Etika profesi akuntansi diatur oleh suatu badan atau organisasi yang bertanggung jawab
dilingkup akuntansi seperti Ikatan akuntansi Indonesia (IAI), Ikatan Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) sedangkan untuk etika profesi yang lain diatur oleh organisasi yang berbeda sesuai
dengan profesinya masing-masing.

14

Anda mungkin juga menyukai