Anda di halaman 1dari 14

Page 1 of 14

ARTI DAN MAKNA DARI LAMBANG NEGARA INDONESIA


GARUDA PANCASILA

DISUSUN OLEH :

Nama Mahasiswa : Muhamd Aldino Putra


NIM : PO.71.39.1.18.021
Kelas : Reguler I. A
Dosen Pembimbing : Tedi, S. Pd, SKM, MM

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN D3 FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Page 2 of 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir
dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul “Kanker dan Pengobatannya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami
Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, 31 Desember 2018

Penulis

Halaman judul.................................................................................................................1
Page 3 of 14

Kata pengantar............................................................................................................... 2

Daftar isi.......................................................................................................................... 3

BAB I PEMBAHASAN.....................................................................................................4

1. Sejarah lambang Negara Indonesia....................................................................4


2. Tujuan dibuat lambang Negara Indonesia...................................................................................6
3. Deskripsi dan filosofi burung garuda...........................................................................................6
4. Deskripsi dan filosofi perisai........................................................................................................7
5. Deskripsi dan filosofi semboyan Negara Indonesia....................................................................8
6. Deskripsi dan filosofi lambang pada ruang perisai......................................................................9
6.1 Sila pertama ( gambar bintang)……………………………………………………. ..........9
6.2 Sila kedua ( gambar rantai )…………………………………………………………….....10
6.3 Sila ketiga ( gambar pohon beringin )…………………………………………….. ........10
6.4 Sila keempat ( gambar kepala banteng )....................................................................11
6.5 Sila kelima ( gambar padi dan kapas )........................................................................12
KESIMPULAN..........................................................................................................................................13

Pembahasan
Page 4 of 14

1. Sejarah lambang Negara Indonesia


Burung Garuda, kendaraan (wahana)  Wishnu tampil di berbagai candi kuno di Indonesia,
seperti Prambanan, Mendut, Sojiwan, Penataran, Belahan, Sukuh dan Cetho dalam bentuk relief atau arca.
Di Prambanan terdapat sebuah candi di muka candi Wishnu yang dipersembahkan untuk Garuda, akan tetapi
tidak ditemukan arca Garuda di dalamnya. Di candi Siwa Prambanan terdapat relief episode Ramayana yang
menggambarkan keponakan Garuda yang juga bangsa dewa burung, Jatayu, mencoba menyelamatkan Sintadari
cengkeraman Rahwana. Arca anumerta Airlangga yang digambarkan sebagai Wishnu tengah mengendarai
Garuda dari Candi Belahan mungkin adalah arca Garuda Jawa Kuno paling terkenal, kini arca ini disimpan
di Museum Trowulan.
Garuda muncul dalam berbagai kisah, terutama di Jawa dan Bali. Dalam banyak kisah Garuda
melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan, dan disiplin. Sebagai kendaraan
Wishnu, Garuda juga memiliki sifat Wishnu sebagai pemelihara dan penjaga tatanan alam semesta. Dalam
tradisi Bali, Garuda dimuliakan sebagai "Tuan segala makhluk yang dapat terbang" dan "Raja agung para
burung". Di Bali ia biasanya digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kepala, paruh, sayap, dan cakar elang,
tetapi memiliki tubuh dan lengan manusia. Biasanya digambarkan dalam ukiran yang halus dan rumit dengan
warna cerah keemasan, digambarkan dalam posisi sebagai kendaraan Wishnu, atau dalam adegan pertempuran
melawan Naga. Posisi mulia Garuda dalam tradisi Indonesia sejak zaman kuno telah menjadikan Garuda
sebagai simbol nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi Pancasila. Garuda juga dipilih sebagai nama
maskapai penerbangan nasional Indonesia Garuda Indonesia. Selain Indonesia, Thailand juga menggunakan
Garuda sebagai lambang negara.
Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia 1945–1949, disusul pengakuan kedaulatan Indonesia
oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949, dirasakan perlunya Indonesia (saat itu Republik
Indonesia Serikat) memiliki lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama
Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan
susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir,
dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara
untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku "Bung Hatta Menjawab" untuk melaksanakan Keputusan Sidang
Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik,
yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR
adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari yang
menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II),
Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan
penyempurnaan rancangan itu. Mereka bertiga sepakat mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula
adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".Tanggal 8
Page 5 of 14

Februari 1950, rancangan lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada
Presiden Soekarno. Rancangan lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk
dipertimbangkan kembali, karena adanya keberatan terhadap gambar burung Garuda dengan tangan dan bahu
manusia yang memegang perisai dan dianggap terlalu bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan
berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda
Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh
Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam,
Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan
pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950.[3] Ketika itu gambar bentuk kepala
Rajawali Garuda Pancasila masih "gundul" dan tidak berjambul seperti bentuk sekarang ini. Presiden Soekarno
kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des
Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.
Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno
memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut; setelah sebelumnya diperbaiki
antara lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi cakar kaki yang
mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita, atas masukan Presiden Soekarno.
Dipercaya bahwa alasan Soekarno menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip
dengan Bald Eagle, Lambang Amerika Serikat.[2] Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan
penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna
gambar lambang negara. Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan patung besar dari bahan perunggu
berlapis emas yang disimpan dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan
sebagai lambang negara Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah hingga kini.

2 Tujuan dibuat lambang Negara Indonesia


Page 6 of 14

Indonesia memiliki identitas nasional yang menjadi ciri khas bangsaIndonesia. Salah satu contoh identitas
nasional bangsa Indonesia adalah lambangnegara. Lambang negara ditetapkan berupa suatu lukisan yang
diambil dari salahsatu bentuk-bentuk perwujudan peradaban Indonesia yang hidup dalammythologi, symbologi
dan kesusastraan Indonesia dan tergambar pada beberapacandi sejak abad ke 6 sampai dengan abad ke 16.
Lambang suatu negara memiliki makna filosofis dan historis bangsa. Olehkarena itu, bentuk, warna, dan bagian-
bagiannya secara keseluruhan memilikimakna yang berkaitan sejarah perjuangan bangsa. Dan, penggunaannya
pun, adaketentuan-ketentuan yang mengatur sehingga lambang tersebut diperlakukansebagaimana seharusnya
demi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.Tujuan suatu negara memiliki lambang negara sebagai identitas
nasionaladalah untuk menerangkan jatidiri bangsa sesuai dengan ciri-ciri diri, golongan,kelompok, komunitas
yang melekat pada kelompok yang lebih besar atau bangsayang diikat oleh kesamaan fisik (budaya, agama dan
bahasa) dan non fisik (cita-cita dan tujuan).
Secara garis besar tujuan adanya lambang negara, yaitu :
 Menjadikan gambar / lambing sebagai identitas negara. Misalnya, dengan melihat burung garuda orang
akan teringat dengan Indonesia.
 Menggambarkan seluruh sejarah dan berbagai filosofi sebuah bangsa. Umumnya lambang negara
menunjukkan apa yang dianut oleh negara tersebut dan apa yang ingin dicapainya.

3.Deskripsi dan filosofi burung garuda

Burung Garuda pada lambang negara Indonesia, seperti telah dijabarkan sebelumnya, kepalanya menghadap
ke kanan, sayap membentang seperti sedang terbang, dan sedang mencengkram pita bertuliskan Bhineka
Tunggal Ika. Arti dan makna lambang Burung Garuda, yaitu :
 Burung garuda mungkin tidak pernah ada yang benar-benar melihat wujudnya. Ini ada dalam banyak cerita /
buku sejarah mitologi Nusantara. Dalam mitologi, burung ini adalah tunggangan Dewa Wishnu yang mirip
dengan burung elang / burung rajawali. Bisa jadi memang burung garuda memang satu jenis / spesies
dengan burung elang dan burung rajawali atau memang burung semacan rajawali yang menjadi tunggangan
dewa. Burung garuda hanya ada dalam cerita Indonesia, sehingga sangat dipercaya khas Indonesia. Burung
Page 7 of 14

ini menggambarkan kekuatan dan kebesaran. Artinya filosofi dari gambar burung garuda adalah negara
Indonesia yang kuat dan besar dengan tujuan menjadi bangsa yang terus kuat dan besar pula.
 Burung garuda pada lambang negara digambarkan dengan warna keemasan. Hal tersebut melukiskan
kejayaan dan keagungan Bangsa Indonesia masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
 Sayap, paruh, cakar, dan ekor burung garuda yang kokoh an kuat menggambarkan dan melambangkan
tenaga dan kekuatan pembangunan yang dilaksanakan Bangsa Indonesia.
 Jumlah sayap burung garuda, kanan dan krri, masing-masih adalah 17. Jumlah bulu ekor burung 8, jumlah
bulu di bawah perisai 19, dan jumlah bulu pada leher burung garuda kalau dihitung berjumlah 45. Sengaja
dibuat demikian untuk menggambarkan dan mengingat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang
dilaksanakan pada tanggal 17 bulan 8 (agustus) tahun 1945.

4.Deskripsi dan filosofi perisai

Perisai dalam peperangan merupakan alat pertahan. Dan alat ini bisa dalam bentuk apa saja, benda mati
maupun hidup yang dianggap dapat melindungi diri dari serangan musuh. Perisai burung garuda mempunyai arti
dan makna sebagai berikut.
 Perisai adalah senjata yang melambangkan perlindungan, pertahanan, dan perjuangan untuk
mempertahankan diri, juga merupakan alat untuk mencapai tujuan Bangsa Indonesia. Perisai ini di tengahnya
bergambarkan sila-sila Pancasila, artinya Pancasila adalah perisai itu sendiri untuk mempertahankan diri dan
berjuang demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dengan berpedoman pada
Pancasila pula tujuan negara dapat tercapai. Garis hitam tebal di tengah perisai, menggambarkan garis
khatulistiwa. Ini menggambarkan posisi / letak Indonesia yang memang dilalui oleh garis khatulistiwa dan
merupakan negara khatulistiwa.
 Pada perisai terdapat lima buah ruang yang diisi oleh lambang sila-sila Pancasila. Ini artinya perisai juga
perwujudan dasar negara Pancasila yang akan melindungi, mempertahankan, dan menjaga Bangsa
Indonesia apabila dilaksanakan dengan benar dan konsekuen.
Page 8 of 14

 Warna dasar ruang-ruang perisai yang berisi lambang dari tiap sila Pancasila adalah merah putih yang
menggambarkan bendera Bangsa Indonesia, merah putih. Sementara warna dasar bagian tengah adalah
hitam.

5.Deskripsi dan filosofi semboyan Negara Indonesia

 Sehelai pita putih dengan tulisan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam dicengkeram oleh Kedua cakar
Garuda Pancasila.
 Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata
"bhinneka" memiliki arti beraneka ragam atau berbeda-beda, sedang kata "tunggal" berarti satu, dan kata
"ika" bermakna itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diartikan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna
meskipun berbeda beda tapi pada hakikatnya tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk
melambangkan kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam
ras, budaya, bahasa daerah, agama, suku bangsa dan kepercayaan.
 Bhinneka tunggal ika sendiri merupakan semboyan yang berasal dari bahasa sansekerta, yang secara
bahasa berarti beraneka satu. Kemudian kata Bhinneka Tungga Ika ini didefinisikan menjadi berbeda-beda
tetapi tetap satu.
 Ini menunjukkan kondisi nyata bangsa Indonesia yang merupakan bangsa yang paling beragam di dunia.
Indonesia mempunyai berbagai suku yang tinggal, berbagai adat istiadat, berbagai budaya, berbagai agama,
berbagai ras.
 Bahkan ras, suku, agama di dunia banyak yang tinggal dan masuk ke Indonesia. Keanekaragaman tidak
membuat Bangsa Indonesia menjadi terpecah belah, sebaliknya menjadi kekuatan untuk menjadi tetap satu
di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai perbedaan merupakan kekayaan Bangsa
Indonesia.
 Kaki garuda yang mencengkram kuat pita menunjukkan bahwa dengan berbagai upaya, sekuat dan sekokoh
cengkraman garuda tersebut, Bangsa Indonesia akan menjaga dan melindungi persatuan dan kesatuan
bangsa.
Page 9 of 14

6.Deskripsi dan filosofi lambang pada ruang perisai

6.1 Sila pertama ( gambar bintang)

Di tengah perisai burung garuda terdapat simbol bintang yang memiliki lima sudut. Simbol ini
melambangkan sila pertama dari Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Simbol ini mempunyai arti dan
makna, yaitu :
 Bintang bersudut lima berwarna emas, menggambarkan bintang yang bercahaya, layaknya cahaya yang
dipancarkan Tuhan Yang Maha ESA, yang diyakini seluruh rakyat Indonesia, yang merupakan
masyarakat beragama.
 Bintang bersudut lima juga menggambarkan lima agama di Indonesia yang diakui yaitu Islam, Kristen,
Katholik, Budha, dan Hindu.
 Selain itu, bintang bersudut lima juga menggambarkan cahaya Tuhan, berkah Tuhan, ridha Tuhan, dan
rahmat Tuhan untuk menerangi dasar negara yang lima (sesuai yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea 4), sifat negara yang lima (tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 2), dan
tujuan negara yang juga lima (Pembukaan UUD 1945 alinea 2). Warna dasar hitam / latar belakahn
warna hitam pada ruang yang bersimbol bintang menunjukkan warna alam dan mempunyai makna
bahwa Indonesia berada di bawah lindungan dan rahmat Tuhan Yang aAha Esa (berkat rahmat Allah).
Dan Tuhan merupakan sumber segalanya dari yang ada di bumi Indonesia.
Page 10 of 14

6.2 Sila kedua ( gambar rantai )

Di ruang perisai bagian kanan bawah ada gambar rantai yang melambangkan sila kedua,
kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau diperhatikan, gambar rantai terdiri atas dua macam rantai, yaitu
rantai yang bagian tengahnya lingkaran dan rantai yang bagian tengahnya persegi, sebagai berikut:
 Kemudian semua rantai saling dikaitkan tidak putus. Rantai yang bagian tengahnya berbentuk lingkaran
melambangkan wanita, sedangkan yang berbentuk persegi melambangkan laki-laki.
 Bentuk tengah rantai yang berbeda melambangkan laki-laki dan wanita saling membutuhkan dan saling
membantu. Tidak dapat dipisahkan.
 Rantai yang tidak putus juga melambangkan ikatan yang seharusnya tidak pernah putus antara sesama
manusia. Saling bersatu untuk mencapai tujuan bersama, yaitu tujuan pembangunan nasional.
 Warna merah yang menjadi dasar juga menunjukkan sikap berani. Berani bersikap, mengambil
tindakan, bertanggungjawab dan jujur. Saling membantu dengan sesama yang lain dalam suka dan
duka

6.3 Sila ketiga ( gambar pohon beringin )


Page 11 of 14

Lambang pohon beringin terletak di bagian kanan atas ruang perisai burung garuda. Lambang ini
melambangkan sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, dan beberapa keterangan lainnya sebagai
berikut:
 Pohon beringin merupakan pohon yang tinggi besar, kokoh, dan berdaun lebat. Cocok digunakan untuk
berteduh di bawah pohon ini. Maknanya, seperti pohon beringin, Indonesia adalah tempat berteduh dan
tempat berlindung seruh rakyat Indonesia.
 Oleh karena itu, seharusnya tidak ada saling menyakiti antar sesama rakyat Indonesia. Dan
penyelenggara negara beserta seluruh pejabat dari lembaga negara harus benar-benar melindungi
rakyat Indonesia. Akar yang menjalar melambangkan persatuan Indonesia.
 Akar pohon beringin juga besar dan menjalar ke segala arah.
 Hal ini mempunyai 2 pengertian. Pertama, akar yang menjalar bayak adalah menunjukkan
beranekaragam rakyat Indonesia, dari ragam budaya, agama, adat istiadat, suku, dan lain-lain namun
tetap tujuannya sama dan di bawah negara yang sama, yaitu Indonesia. Akar yang menjalar juga
menunjukkan kemanapun rakyat Indonesia pergi di seluruh Indonesia dan akan tetap kembali ke
Indonesia, bersama bersatu mencapai tujuan bersama (pengertian / makna kedua).

6.4 Sila keempat ( gambar kepala banteng )

Kepala banteng atau lebih tepatnya kepala lembu berlatarbelakang warna merah merupakan simbol /
lambang yang menunjukkan sila keempat dari Pancsila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Letak ruangan bergambar kepala lembu ini adalah
sebelah kiri atas. Lambang ini mempunyai arti dan makna, antara lain:
 Lembu merupakan perwakilan dari hewan / binatang sosial yang suka berkumpul atau selalu bersama-
sama. Maknanya adalah bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang senang mengerjakan sesuatu
bersama, atau bergoyong-royong yang merupakan jiwa bangsa.
Page 12 of 14

 Selain itu, jika ada permasalahan dalam kelompok masyarakat, Bangsa Indonesia juga akan berkumpul /
rapat / bersama untuk menyelesaikannya hingga terjadi suatu musyawarah yang dapat menghasilkan
keputusan bersama / mufakat.
 Latar belakang merah menunjukkan keberanian dari lembu, yang mempunyai makna bahwa Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang mempunyai harga diri dan berani menunjukkan identitasnya. Salah satu
dari identitas / ciri khas Bangsa Indonesia adalah musyawarah untuk mufakat.

6.5 Sila kelima ( gambar padi dan kapas )

Gambar padi dan kapas terletak di kiri bawah ruang perisai burung garuda. Padi dan kapas
melambangkan sila kelima dari Pancasila yang berbunyi, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Arti
dan makna lambang tersebut, antara lain :
 Gambar padi mewakili arti pangan / makanan yang makanan pokok sebagian besar penduduknya adalah
beras dan gambar kapas mewakili arti sandang / pakaian yang umumnya memang terbuat dari bahan
kapas. Kedua gambar ini mewakili arti kebutuhan pokok manusia.
 Negara Indonesia akan menjamin kebutuhan pokok bagi seluruh rakyat Indonesia dengan adil dan tidak
membedakan harta, kedudukan, suku, agama, dan ras.
 Gambar padi dan kapas juga mewakili kesejahteraan sosial bagi selruh rakyat Indonesia yang menjadi
tujuan pembangunan nasional. Gambar padi dan kapas mempunyai makna tambahan, yaitu negara
Indonesia berusaha meniadakan / mengurangi kesenjangan sosial (perbedaan status) yang ada pada
masyarakatnya.
Page 13 of 14

KESIMPULAN
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah
“Pancasila” penulis menyimpulkan bahwalambang Negara Indonesia adalah garuda Pancasila dengan semboyan
“Bhineka Tunggal Ika”. Lambang negara Indonesia berbentuk burunggaruda yang kepalanya menoleh ke sebelah
kanan dari sudut pandang Garuda, perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada
leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas
pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian
disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali
pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. Lambang negara Garuda Pancasila
diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958.
Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai