Anda di halaman 1dari 14

PEMBAU, PENDENGARAN, PENGLIHATAN, PENGECAP, DAN PERABA

Tugas Individu
Unit Pembelajaran 4: Organ Sensorik
Modul II: Pembau, Pendengaran, Penglihatan, Pengecap, dan Peraba
BLOK 5 SISTEM SARAF DAN LOKOMOSI

Oleh
Candra Nunus Andayani
10/302343/KH/06700

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
4 Mei 2011
2| UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana perkembangan organ sensoris?
2. Bagaimana struktur makroanatomi sistem sensoris?
3. Bagaimana struktur mikroanatomi organ sensoris?
4. Bagaimana mekanisme kerja organ sensoris?
PEMBAHASAN
1. Bagaimana perkembangan organ sensoris?
Susunan saraf secara umum berawal dari tiga bagian:

1. Bumbung neural, pars anterior akan menjadi encephalon dan medulla spinalis

menjadi pars posterior,

2. Jambul neural menghasilkan ganglia nervi cranialis dan nervi spinalis,

3. Placode indra akan menghasilkan organ sensoris.

Jadi, organ sensoris berkembang dari palcode indra. Placode indra adalah suatu jejeran

epidermis yang menebal pada daerah lateral caput yang terdiri dari:

1. Placode nasus : disamping ventro anterior caput,

2. Placode lens : berhubungan dengan tonjolan optik (optic

vesicle) didaerah prosencephalon yang akan menjadi diencephalon,

3. Placode acoustic (otic) : di dorsolateral,

4. Placode callyculi gustatorii : di lidah, pharynx, pallatum molle atau di

permukaan sebelah luar caput.

Perkembangan indra pembau (organon olfactorius)

Indra pembau berasal dari placode nasus pada tiap samping antero ventral caput dekat

invaginasi ke daerah pharynx. Rongganya disebut cavum nasii, lubang keluar nares dan

yang ke arah pharynx choanae. Sel-sel placode nasi berkembang menjadi neuron

sensoris, sel penyokong dan sel epitel olfaktorius. Neuron sensoris berhubungan dengan

bulbus olfaktorius yang kemudian membawa informasi bau ke otak melalui traktus

olfaktorius.
3| UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

Perkembangan indra pendengaran (organon auditus)

Awalnya telinga tumbuh dari placode otic yang berinvaginasi membentuk otic vesicle

yang menyusun telinga bagian dalam (auris interna). Otic vesicle (vesikula otika) terdiri

dari: utriculus, sacculus, cochlea dan canalis semicircularis. Sisa saluran bekas

invaginasi keluar dari tubuh pada bagian dorsal telinga disebut ductus endolimphaticus.

Duktus ini kemudian menyusut dan hilang.

Evaginasi faring di dekat kantung insang 1 membentuk telinga bagian tengah (auris

media). Evaginasi tersebut ikut serta membawa arcus visceralis I-II. Arcus visceralis I

membentuk inkus, sedangkan arcus visceralis II membentuk maleus dan stapes. Saluran

bekas evaginasi tetap ada sampai lahir, disebut tuba eustachii.

Invaginasi epidermis di daerah antara arcus visceralis I-II membentuk telinga bagian

luar (auris externa). Lantai invaginasi yang bertemu dengan auris media menjadi lapisan

tipis, disebut membrana timpani (selaput genderang).

Gambar I: Perkembangan telinga luar dan tengah

Perkembangan indera pengecap


4| UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

Merupakan bagian dari perkembangan lidah. Perkembangan placode calyculi gustatorii

menjadi gemma gustatoria dipengaruhi oleh adanya interaksi antara sel epitel papila

dengan neuron gustatorius nervus kranialis VII, IX dan X.

Perkembangan indra peraba

Sesuai dengan perkembangan neuron sensoris yang ujung dendritnya menginnervasi

daerah dermis dan subcutan.

Perkembangan kulit

Berasal dari lapisan ektoderm yang menyusun epidermis dan mesodermal yang

menyusun dermis.Reseptor sentuhan, panas dan tekanan tumbuh sebagai ujung dendrit

dari neuron sensoris yang menginervasi dermis dan subcutis.

Perkembangan indra penglihatan (organon visus)

Mata tumbuh dari evaginasi diencefalon (optic vesicle) ke arah lateral mendekati

epidermis daerah placode lens. Placode lens merupakan sel-sel mesenkim disekitarnya.

Sepasang optic vesicle, letaknya berdekatan dengan lens pit pada awalnya memiliki

hubungan dengan diensefalon disebut optic stalk. Bagian terluar optic vesicle

mengalami invaginasi membentuk optic cup, bersamaan dengan invaginasi lens pit

membentuk lens vesicle. Optic cup terdiri dari 2 lapisan sel: lapisan luar berpigmen,

sedangkan lapisan dalam adalah retina. Lapisan berpigmen tumbuh menjadi lapisan

koroid (choiroidea), sedangkan lapisan dalam tumbuh menjadi retina definitif. Optic

stalk kemudian mengecil dan berkembang menjadi nervus opticus. Lens vesicle

kemudian terpisah dari ektoderm dan membentuk bakal lensa mata. Sel-sel mesenkim

disekitar calon mata kemudian membungkus optic cup dan membentuk lamina

vaskulosa choriodea (lapisan pembuluh darah choroid), sclera, cornea, humor aqueus

dan humor vitreus, serta otot-otot mata.


5| UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

Gambar II: Perkembangan mata.

2. Bagaimana struktur makroanatomi sistem sensoris?


Organ penglihatan

Mata adalah alat indra kompleks yang berevolusi dari bintik-binti peka sinar yang

primitif pada permukaan invertebrata. Mata memiliki lapisan reseptor, sistem lensa yang

memfokuskan cahaya ke reseptor dan sistem saraf yang menghantarkan impuls dari

reseptor ke otak. Membrane mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus

permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior

sclera (konjungtiva bulbaris) adalah konjungtiva. Konjuntiva bersambungan dengan

kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan) dan dengan epital kornea di limbus.

Lapisan pelindung luar bola mata, yaitu sclera, di modifikasi di bagian anterior untuk

membentuk kornea yang tembus pandang, dan akan dilalui berkas sinar yang akan

masuk ke mata berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi dengan tebal

0,5mm. Di bagian dalam sclera terdapat koroid, lapisan yang banyak mengandung

banyak pembuluh darah yang memberi makan struktur-struktur dalam bola mata.

Lapisan di dua pertiga posterior koroid adalah retina, jaringan saraf yang mengandung

sel-sel reseptor yang peka terhadap cahaya, yaitu sel batang dan kerucut; fungsi sel

batang terutama untuk penglihatan dalam gelap dan sel kerucut terutama untuk
6| UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

penglihatan warna. Di sekitarnya terdapat daerah cekung yang berukuran 0,25 mm yaitu

fovea sentralis yang ditengah-tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning).

Lensa kristalina adalah suatu struktur tembus pandang yang mempunyai dua permukaan

dengan jari-jari kelengkungan 7,8 mm, berfungsi memfokuskan objek pada berbagai

jarak. Lensa difiksasi oleh ligamentum sirkular lensa (zonula zinii). Zonula melekat di

bagian anterior koroid yang menebal, yang di sebut korpus siliaris. Korpus siliaris

mengandung serat-serat otot melingkar dan lungitodinal yang melekat dekat dengan

batas korneosklera. Di depan lensa terdapat iris yang berpigmen dan tidak tembus

pandang, yaitu bagian mata yang berwarna. Iris mengndung serat-serat radial yang

melebarkan pupil. Perubahan garis tengah pupil dapat mengakibatkan perubahan sampai

5 kali lipat dari jumlah cahaya yang mencapai retina jadi fungsinya mengatur cahaya

yang masuk. Apabila cahaya terang pupil menguncup dan sebaliknya. Ruang antara

lensa dan retina sebagian besar terisi oleh zat gelatinosa jernih yang disebut korpus

vitreus (vitreous humor). Aqueous humor, suatu cairan jernih yang memberi makan

kornea dan lensa, dihasilkan di korpus siliaris melalui proses difusi dan transport aktif

dari plasma. Cairan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli anterior

(ruang anterior mata). Dalam keadaan normal, cairan ini diserap kembali melalui

jaringan trabekula masuk kedalam kanalis schlemm, suatu saluran venosa di batas

antara iris dan kornea. Mata dalam penjalaran listrik nya ke otak disampaikan oleh

nervus opticus (Ganong, 2008 : 155).

Mata tersusun dari 3 lapisan :

1. Skera

Sklera merupakan lapisan terluar mata yang berwarna putih. Sklera disusun oleh jaringa

fibrosa. Skera merupakan lapisan pelindung mata. Di bagian sklera terdapat kornea,

yaitu bagian mata yang transparan dan tersusun atas serabut kolagen. Kornea
7| UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

merupakan modifikasi sklera di bagian anterior. Kornea merupakan tempat masuknya

cahaya ke mata.

2. Koroid

Koroid merupakan lapisan teluar yang tipis berwarna geap. Lapisan ini banyak

mengandung pigmen dan pembuluh darah. Pada bagian depan koroid, di belakang

kornea terdapat iris. Iris terdiri atas otot-otot sirkuler berpigmen. Warna mata ditentukan

oleh pigmen pada iris. Iris mengatur ukuran pupil dan mengatur banyaknya cahaya yang

masuk ke mata. Di bagian tengah iris terdapat celah yang disebut pupil. Ukuran pupil

dapat melebar dan mengecil ditentukan oleh kontraksi dan relaksasi otot sirkuler pada

iris. Pada bagian belakang iris terdapat lensa mata. Lensa mata berwarna bening dan

berbentuk bikonkaf. Lensa melekat pada otot bersilia melalui ligamentum

suspensorium. Otot-otot bersilia merupakan otot yang berfungsi merubah bentuk lensa

sehingga dapat memfokuskan cahaya pada retina. Proses perubahan bentuk lensa

disebut akomodasi. Lensa membagi mata menjadi 2 ruang. Ruang depan lensa terisi

oleh cairan bening disebut aqueous humor. Cairan ini diproduksi setiap hari dan

dikeluarkan melalui kanal Schlemm. Ruang belakang lensa terisi cairan transparan

seperti jeli, vitreous humor.

3. Retina

Retina merupakan lapisan mata yang mengandung fotoreseptor dan sel-sel saraf yang

sensitif terhadap cahaya. Retina meluas ke anterior hampir mencapai badan siliaris.

Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang (Rods) dan sel

kerucut (Cones), yang merupakan reseptor penglihatan dan 4 jenis neuron : sel bipolar,

sel ganglion, sel horizontal, dan sel amakrin. Terdapat berbagai transmiter sinaps. Sel

batang dan sel kerucut, yeng terletak di samping koroid bersinaps dengan sel bipolar.

Sel Bipolar bersinaps dengan sel ganglion. Akson sel ganglion berkumpul dan
8| UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

meninggalkan mata sebagai saraf opticus. Sel Horizontal menghubungkan sel reseptor

ke sel reseptor lain di lapisan pleksiformis luar. Sel amakrin menghubungkan sel

ganglion satu sama lain di lapisan pleksiformis dalam melalui prosesus panjang dan

bervariasi. Karena lapisan reseptor retina terletak di epitel pigmen di sebelah koroid,

berkas cahaya harus melewati lapisan sel ganglion dan sel bipolar untuk mencapai sel

batang dan sel kerucut. Epitel pigmen menyerap berkas cahaya, mencegah pemantulan

cahaya kembali ke retina. Pemantulan tersebut akan mengaburkan gambaran

penglihatan. Unsur saraf pada retina disatukan oleh sel glia yang disebut sel muller.

Tonjolan dari sel-sel ini membentuk membran pembatas dalam di permukaan dalam

retina dan membran pembatas luar di lapisan reseptor. Saraf opticus meninggalkan mata

dan pembuluh darah retina memasukinya di 3 mm sebelah medial dan sdikit ke atas

kutup posterior bola mata. Bagian ini disebut discus opticus. Di tempat ini tidak terdapat

reseptor penglihatan sehingga sering disebut titik buta/bintik buta. Dekat kutup posterior

terdapat bercak berpigmen kekuningan yaitu makula lutea. Struktur ini menandakan

lokasi fovea sentralis, bagian retina yang menipis dan bebas sel batang. Di dalamnya

banyak sel kerucut yang tersusun padat yang masing-masing bersinaps dengan satu sel

bipolar tunggal. Di atasnya hanya sedikit terdapat sel dan tidak ada pembuluh darah.

Oleh karena itu, fovea adalah titik tertajam penglihatan (Ganong, 2008 : 155-156).

3. Bagaimana struktur mikroanatomi organ sensoris?


Organ penglihatan

Bola mata terdiri atas 3 lapisan dari luar ke dalam :

1. Tunika Fibrosa

Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior berupa sklera dan bagian anterior yang

transparan atau kornea. Sklera merupakan jaringan ikat padat fibrosa dan tampak

putih,relatif lemah dan dapat menonjol ke dalam bola mata oleh perbesaran cavum
9| UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

subarachnoidea yang mengelilingi nervus opticus.Sklera ditembus oleh n. ciliaris dan

pembuluh balik yang terkait yaitu vv. vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan

kornea di depannya pada batas limbus. Kornea yang transparan, tersusun atas lapisan-

lapisan dari luar ke dalam sama dengan: (1) epitel kornea (epithelium anterius) yang

bersambung dengan epitel konjungtiva. (2) substansia propria, terdiri atas jaringan ikat

transparan. (3) lamina limitans posterior dan (4) endothel (epithelium posterius) yang

berhubungan dengan aqueous humour.

2. Lamina vasculosa

Disusun oleh: (1) choroidea (terdiri atas lapis luar berpigmen dan lapis dalam yang

sangat vaskular) (2) corpus ciliare (ke belakang bersambung dengan choroidea dan ke

anterior terletak di belakang tepi perifer iris) terdiri atas corona ciliaris, procesus ciliaris

dan musculus ciliaris (3) iris (adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil

dengan lubang di pusatnya yaitu pupil) iris membagi ruang diantara lensa dan kornea

menjadi camera anterior dan posterior, serat-serat otot iris bersifat involunter dan terdiri

atas serat-serat sirkuler dan radier.

3. Tunica sensoria (retina)

Retina terdiri atas pars pigmentosa luar dan pars nervosa di dalamnya. Permukaan

luarnya melekat pada choroidea dan permukaan dalamnya berimpitan dengan corpus

vitreum. Ujung anterior membentuk cincin berombak, yaitu ora serrata, di tempat inilah

jaringan syaraf berakhir. Bagian anterior retina bersifat non-reseptif, hanya terdiri atas

sel-sel pigmen dengan lapisan epitel silindris di bawahnya. Bagian anterior retina ini

menutupi procesus ciliaris dan bagian belakang iris. Pusat bagian posterior retina

terdapat daerah lonjong kekuningan, macula lutea (daerah retina untuk penglihatan

paling jelas,tengahnya berlekuk disebut fovea sentralis). Nervus opticus keluar dari
10 | UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

macula lutea melalui discus nervus optici. Discus nervus optici: agak berlekuk di

pusatnya, tempat ditembus oleh a. centralis retina (Dellman, 1992).

Organ peraba

1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis

gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, langerhans dan merkel. Epidermis terdiri

atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

a. Stratum korneum : sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

b. Stratum lusidum : garis translusen

c. Stratum granulosum : 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah

dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula

keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel langerhans.

d. Stratum spinosum : berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril.

Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malphigi. Terdapat sel

langerhans.

e. Stratum Basale (stratum germinativum) : satu lapis sel yang mengandung

melanosit.

2. Dermis

Dermis terdiri dari dua lapisan :

a. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

b. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

3. Subkutis

Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan

jaringan di bawahnya.

4. Vaskularisasi kulit
11 | UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan

papiler dan retikuler dermis dan antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil

meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu

arteri asenden dan satu cabang vena.

Organ pengecap

1. Papilla fungiformis: bentuk jamur, terdapat papilla primer dan papilla sekunder.

2. Papilla foliatae: bentuk daun, dipisahkan oleh invaginasi membrana mukosa.

Terdapat gema gustatoria, epitelium non kornifikasi.

3. Papilla sirkumvallatae: Terbesar. Terdapat di sulkus paillaris, banyak kuncup

pengecap, lamina propria mukosae tipikal, memilki glandula gustatoria.

Gema gustatoria terdiri dari : sel basal, sel pengecap dan sel sustentakulum.

4. Bagaimana mekanisme kerja organ sensoris?


Organ penglihatan

Cahaya yang masuk ke mata harus membentik gambaran di retina. Hal ini merangsang

reseptor sensoris (sel batang dan sel kerucut) menghasilkan impuls yang akan

dilanjutkan ke korteks cerebrii. Cahaya yang masuk ke mata mengalami refraksi dan

diperlambat apabila datangnya miring. Cahaya yang datangnya tegak lurus, jatuh pada

pusat, tidak mengalami refraksi meski kecepatannya juga terhambat. Sebagian besar

refraksi terjadi pada di kornea. Refraksi di permukaan anterior lensa dari cairan

aqueosa, lensa dan cairan vitreosa yang kental. Terjadi juga refraksi pada kornea, cairan

aqueosa, lensa dan cairan vitreosa. Mata yang sedang relaks secara normal disebut

dalam keadaan emetropik yaitu keadaan refraksi normal yang membelokkan cahaya

sekedar untuk menghasilkan fokus yang tajam pada retina dari cahaya yang datang dari

suatu obyek sejauh + 6,5 meter. Pada jarak + 6,5 m atau lebih, berkas cahaya hampir

sejajar. Jika obyek itu terletak lebih dekat dari 6,5 m, cahaya yang masuk itu akan
12 | UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

bersifat divergen (akomodasi agar bayanganya memfokus pada retina). Perubahan

bentuk itu dilakukan oleh stimulasi parasimpatik yang menyebabkan otot silisaris

berkontraksi dan menarik khoroid ke arah lensa. Hal ini mengurangi regangan pada lig.

Suspensori (memungkinkan lensa mengarah ke bentuk yang lebih sferis, meningkatkan

kelengkungan dan menghasilkan fokus yang tajam). Kuda dapat memfokuskan obyek

tanpa mengubah bentuk lensa karena adanya ram retina, (bagian posterior mata yang

menjadi pipih, mengubah sudut datangnya cahaya yang masuk ke mata dan mengubah

fokus pada retina). Bayangan yang terbentuk pada retina adalah terbalik karena cahaya

masuk secara menyilang ke dalam mata. Cahaya itu haruslah melintas beberapa lapis

retina sebelum mencapai fotoreseptor batang dan kerucut yang terletak dekat dengan

koroid dan sklera. Dalam proses transmisi lewat retina ini paling sedikit ada lima tipe

sel fungsional dalam berbagai lapis retina, yang dapat mempengaruhi penerimaan dan

transmisi impuls syaraf,yaitu sel reseptor (batang dan kerucut), sel bipolar, sel ganglion,

sel horizontal, dan sel amakrin. Sel batang bersifat lebih sensitif terhadap cahaya,

dibandingkan dengan sel-sel kerucut, dan terdapat di seluruh retina. Sel kerucut juga

memegang peran dalam penglihatan berwarna, pada hewan-hewan yang memiliki

kemampuan untuk itu. Pada sel-sel reseptor berisi pigmen yang mengalami perubahan

kimia jika ada cahaya masuk (zat fotokimia), yaitu pada sel batang namanya ialah

rodopsin (rodopsin akan menyerap sinar. Terjadi melalui tahap pembentukkan

lumirodopsin dan metarodopsin. Proses ini beperan sebagai stimulus untuk

menimbulkan perubahan potensial dari membran sel batang, menyebabkan impuls

dipancarkan menuju ke otak (Cunningham, 2002).

Organ peraba

Korpuskel Meissner terletak di sebelah dalam epidermis yaitu pada jaringan ikat dari

papilla-papilla kulit. Cakram Merkel dijumpai pada epitel sensitif seperti lidah dimana
13 | UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

masing-masing diskus bertaut dengan sel-sel epitel yang telah mengalami modifikasi.

Akhiran syaraf bebas mengelilingi folikel-folikel rambut terutama rambut taktil seperti

yang terletak pada moncong hewan. Propriosepsi/sensasi otot menyebabkan hewan

sadar akan posisi, relatif dari berbagai macam bagian dari tubuh tanpa menggunakan

matanya. Akhiran syaraf sensasi otot mengelilingi serabut-serabut otot secara teratur,

misalnya pada sambungan otot dan tendo (organ neurotendinous). Stimulus yang berupa

perubahan panjang dan terisi otot mengenai reseptor, yang dengan segera informasi

tersebut dikirim ke sistem syaraf pusat. Serabut proprioseptif adalah bermielin kuat,

serabut untuk sensasi sentuhan bermielin sedang dan serabut untuk sensasi rasa sakit tak

bermielin. Badan sel dari syaraf sensoris perifer terletak di dalam ganglia radiks dorsalis

dari syaraf spinal dan di dalam ganglion-ganglion dari nervi cranialis tertentu. Syaraf

yang membawa impuls masing-masing modalitas sensoris (sentuhan, rasa sakit, panas,

dingin) mengelompok (mengumpul) dalam traktus khusus di medulla spinalis. Impuls

sentuhan ditransmisikan lewat traktus spirothalamikus lateralis. Tiap impuls yang

dibawa oleh syaraf sensoris perifer mempunyai satu tujuan atau lebih. Impuls mencapai

pusat kesadaran (korteks cerebri) tanpa menimbulkan refleks, misalnya pada perubahan

kecil dari temperatur dan tekanan. Kemungkinan lain: impuls menimbulkan baik aksi

refleks maupun persepsi kesadaran, misalnya pada waktu menyinggung/menyentuh

benda panas jari akan ditarik secara otomatis dan kita merasa pula adanya rasa sakit

JENIS RESEPTOR LETAK

SENSASI
Tekanan dalam Korpuskel Vater Pacinian Jaringan ikat subkutan sekitar persendian, alat

genital luar (jantan dan betina)


Panas, Dingin Korpuskel Ruffini Sebagian besar jaringan ikat dalam tubuh

Bulbus ujung Krause


Rasa Sakit Akhiran-akhiran syaraf Kulit, dan jaringan ikat kornea mata
14 | UP 4/Modul II/BLOK 5/6700

bebas dari neuron sensoris (rangsang panas, dingin, kimia, mekanik)


Sentuhan Korpuskel Meissner Jaringan ikat dari papila2 kulit, di sebeblah dalam

epidermis

Cakram Merkel Epitel sensitif (seperti lidah)

Akhiran-akhiran syaraf Mengelilingi folikel-folikel rambut (ct. rambut

bebas takil di moncong) dan di dalam kornea


(Cunningham, 2002)

Organ pengecap

Serat saraf sensorik dari kuntum pengecap di 2/3 anterior lidah berjalan dalam cabang

korda timpani n.facialis,dan serat dari 1/3 posterior lidah mencapai batang otak melalui

n.glossofaringeus. Sedang serat-serat dari daerah lain selain lidah mencapai otak melalui

n.vagus. Serat pengecap bermielin tersebut bersatu pada nucleus traktus solitarius

medulla oblongata. Kemudian akan bersinaps dengan neuron yang aksonnya melintasi

garis tengah dan bertemu dengan lemniskus medialis,dan berakhir di nucleus relai

sensorikspesifik pada thalamus bersama serat untuk kesan raba, nyeri dan suhu.

Kemudian impuls dihantarkanke daerah proyeksi pengecapan di korteks serebrum (di

kaki girus postsentralis). Pengecapan tidak memiliki daerah proyeksi korteks yang

terpisah tetapi digambarkan di bagian girus postsentralis yang melayani kesan dari

wajah (Ganong, 2002).

DAFTAR PUSTAKA

Dellman, Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II, 3rd. UI Press: Jakarta.

Cunningham, James G. 2002. Textbook of Veterinary Physiology. USA: W.B Saunders.

Ganong, W.F. 2008. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai