Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Dewasa ini penyakit yang menyerang manusia merupakan penyakit-penyakit yang
didapatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti jantung, stroke, diabetes dll. Jika zaman
dahulu penyakit manusia bersifat penyakit yang tidak berbahaya, seperti panu, kurap bisul dan
penyakit kulit lainnya yang tidak berbahaya.
            Salah satu penyakit yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian yaitu angina
pektoris, angina pectoris merupakan penyakit nyeri dada atau masyarakat awam menyebutnya
penyakit “angin duduk”, penyakit ini dapat menyebabkan kematian secara tiba-tiba. Hadirnya
mkalah ini untuk memberikan informasi kepada kita sebagai anggota perawat dan masyarakat
umum mengenai askep angina pektoris agar sebagai perawat kita dapat memberikan askep yang
baik, benar dan tepat jika ada pasien yang memiliki penyakit ini

B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Memberikan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa keperawatan mengenai
asuhan keperawatan penyakit angina pektoris dan dapat dijadikan sebagai refrensi untuk
membuat askep angina pektoris.
b. Tujuan Khusus
1. Mengertai mengenai angina pectoris
2. Mengerti membuat askep angina pectoris
3. Mengerti anatomi fisiologi dari penyakit angina pectoris
4. Mengerti mengenai etiologi, patofisiologi, klasifikasi, komplikasi dan manifestasi 
klinis angina pectoris
5. Mengerti mengenai woc angina pectoris
C. Manfaat
1. Memahami pengertian angina pectoris
2. Memahami dan mampu membuat askep angina pectoris
3. Memahami anatomi fisiologi penyakit angina pectoris
4. Memahami etiologi, patofisiologi, klasifikasi, komplikasi dan manifestasi  klinis angina
pectoris
5. Memahami dan mampu membuat woc penyakit angina pektoris
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi fisiologi
Gambar Anatomi Jantung

             Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Ukuran jantung kira-kira
panjang 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200-
425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Selaput yang membungkus jantung disebut
pericardium, antara pericardium dan epicardium terdapat cairan pericardium berfungsi sebgai
pelumas. Jantung memiliki 3 lapisan yaitu epikardium, miokardium dan endokardium.
            Ada 4 ruangan dalam jantung terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel, diantara atrium
kanan dan ventrikel kanan terdapat katup yang disebut katup trikuspidalis, sedangkan antara
atrium kiri dan ventrikel  kiri disebut katup bikuspidalis (katup mitral).
            Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh pada saat memompa otot-
otot jantung yang bergerak (miokrdium), otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk
menimbulkan rangsangan listrik, aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik, aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial
(nodus SA), nodus SA terdpat pada celah antara vena cava superior dan atrium kanan.
Proses sirkulasi darah di tubuh, darah dari tubuh bagian atas masuk ke vena  cava
superior dan darah dari tubuh bagian bawah masuk ke vena cava inferior dari kedua vena cava
ini darah yang miskin Oksigen masuk ke atrium kanan  dari atrium kanan masuk ke ventrikel
kanan melalui katup trikuspidalis dari ventrikel kanan darah dipompa ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis, ada 2 arteri pulmonalis yaitu arteri pulmonalis kanan menuju ke paru-paru kanan dan
arteri pulmonalis kiri menuju ke paru-paru kiri, darah di paru-paru terjadi difusi karbondioksida
dilepas dan oksigen diikat, darah dari arteriole menuju kapiler kemudian masuk ke venule dari
venule darah masuk ke vena pulmonalis kemudian ke atrium kiri, dari atrium kiri darah masuk ke
ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis dari ventrikel kiri darah dipompa ke seluruh tubuh
melalui aorta, ada 3 jenis aorta yaitu aorta asenden, aorta desenden dan arkus aorta. (Andra
saferi: 2013)
Sirkulasi tubuh ada 2 macam yaitu sirkulasi pulmonalis dan sirkulasi sistemik. Sirkulasi
pulmonalis merupakan sirkulasi dari jantung menuju paru-paru dan kembali ke jantung,
sedangkan sirkulasi sistemik sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali ke
jantung. Darah yang di pompa ke seluruh tubuh membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan
oleh sel-sel tubuh untuk melakukn metabolism sel.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrostenum. (penuntun praktik
kardiovaskuler). Angina pektoris adalah penyakit kejang jantung, penyakit ini timbul karena
adanya penyempitan pembuluh koroner pada jantung yang mengakibatkan jantung kehabisan
tenaga pada saat kegiatan jantung dipacu secara terus-menerus karena aktifitas fisik atau mental.
(Andra Saferi:2013)
            Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau
paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. (Brunner & Suddarth, 2005).
            Angina pektoris adalah nyeri dada khas jantung berupa sekumpulan gejala dengan
gambaran rasa terjepit atau terperas di dada kiri sering menjalar ke leher, rahang, dan lengan kiri.
Lamanya 1-10 menit terjadi waktu bekerja dan menghilang setelah istirahat.            

2. klasifikasi
a. Angina Pektoris Stabil
 Awitan secara klasik berkaitan latihan fisik atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan
oksigen miokard.
 Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
 Durasi nyeri 3-15 menit.
b. Angina Pektoris Tidak Stabil
 Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil
 Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat aktifitas ringan
 Kurangf responsive terhadap nitrat
 Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
 Dapat disebabkan oleh rupture plak aterosklerosis, spasmus, thrombus atau trombosit
yang beragregasi. (Yessi Mariza : 2013)
c. Angina Prinzmental (Angina varian)
 Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari
 Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik
 EKG menunjukan elevasi segmen ST
 Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut
3. Etiologi
a. Ateriosklerosis
b. Spasme arteri coroner
c. Anemia berat
d. Arthritis
e. Aorta insufisiensi
C. PATOFISIOLOGI DAN WEB OF CAUTION
            Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada tidak adekuatnya supply oksigen
ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan  arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (arteriosklerosis koroner). Arteriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang
paling sering ditemukan, sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri
koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun
apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat arteriosklerosis maka terjadi
iskemik miokardium.
            Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat oksid) yang
berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat
menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini
belum menimbulkan gejala yang begitu Nampak bila belum mencapai 75%. Bila penyempitan
lebih dari 75% serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan
berkurang, sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan ph miokardium dan
menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen
menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses
ini tidak menghasilkan asam laktat, dengan tidak adanya asam laktat nyeri akan reda (Sylvia, A.
Price 2006).
            Angina pektoris juga dapat timbul karena anemia berat, anemia menyebabkan kadar
oksigen dalam darah berkurang sehingga CO2 meningkat menyebabkan metabolisme menjadi
anaerob dan menghasilkan asam laktat sehingga terjadi nyeri di dada (angina). Peningkatan
CO2 dalam darah menyebabkan sel kekurangan oksigen sehingga produksi ATP menurun dan
menyebabkan kelemahan (Intoleransi aktifitas).
WOC
D. KONDISI GAWAT DARURAT DAN KOMPLIKASI KRITIS YANG TERJADI
1. Manifestasi Klinis
         Tanda dan gejala dari angina pektoris adalah : (Andra saferi:2013)
a) Nyeri dada substernal atau retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah
interskapula, atau lengan kiri.
b) Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang
hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort)
c) Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih dari 30 menit
d) Nyeri hilng (berkurang) nila istirahat atau pemberian nitrogliserin
e) Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi,
dizziness
Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan drajat yang bervariasi, mulai dari rasa
tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan
menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga
tengah (retrosternal). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi namun nyeri tersebut dapat
menyebar ke leher, dagu, bahu dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik dengan kualitas yang terus-menerus.
Rasa lemah atau baal lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan-tangan akan menyertai rasa
nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin m erasa akan segera meninggal. Karakteristik
utamanya nyeri angina adalah nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya
dihilangkan.
2. Pemeriksaan Penunjang
            Diagnosa angina sering dibuat berdasarkan evaluasi manifestasi klinis nyeri dan riwayat
pasien. Pada angina jenis tertentu, perubahan pola EKG dapat membantu dalam membuat
berbagai diagnosa angina. Respon pasien terhadap kerja berat dan stress juga dapat diuji dengan
elektrokardiografi, pada saat klien bersepeda atau bersepeda statis.
3. Komplikasi
a) Infarksi myocardium yang akut (serangan jantung)
b) Kematian jantung secara mendadak
c) Aritmia cardiac
E. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
1. Pengkajian
a) Biodata
b) Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat serangan jantung sebelumnya
 Riwayat penyakit kronis sebelumnya
 Riwayat penyakit hipertensi, DM dan ginjal
 Riwayat perokok
 Diet rutin dengan tinggi lemak
c) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga penyakit jantung (AMI), DM, hipertensi, stroke dan
penyakit pernafasan (asma).
d) Riwayat kesehatan sekarang
 Faktor pencetus yang paling sering menyebabkan angina adalah kegiatan
fisik, emosi yang berlebihan atau setelah makan.
 Nyeri dapat timbul mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan
aktifitas)
 Kualitas nyeri : sakit dada dirasakan di daerah mid sterna dada anterior,
substernal prekordial, rasa nyeri tidak jelas tetapi banyak yang
menggambarkan sakitnya seperti ditusuk-tusuk, dibakar ataupun ditimpa
benda berat/tertekan.
 Penjalaran rasa nyeri ke rahang, leher dan lengan dan jari tangan kiri,
lokasinya tidak tentu seperti epigastrium, siku rahang, abdomen,
punggung dan leher
 Gejala dan tanda yang menyertai rasa sakit seperti : mual, muntah keringat
dingin, berdebar-debar dan sesak nafas
 Waktu/lama nyeri : pada angina tidak melebihi 30 menit dan umumnya
masih respon dengan pemberian obat-obatan anti angina, sedangkan pada
infark rasa akit lebih dari 30 menit tidak hilang dengan pemberian obat-
obatan anti angina, biasanya akan hilang dengan pemberian analgesic
(Marylin E. Doengoes, 2000)
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
 Tekanan darah dapat normal meningkat ataupun menurun
 Heart rate/ nadi dapat terjadi bradikardi/taikardi, kuat/lemah, teratur ataupun tidak
teratur
 Respirasi meningkat
 Suhu dapat normal ataupun meningkat
b. Kepala
 Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun
 Tampak perubahan ekspresi wajah seperti meringis, merintih
 Terdapat /tidak nyeri pada rahang
c. Leher
 Tampak distensi vena jugularis
 Terdapt/tidaak terdapat nyeri
d. Torak
 Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra s3/s4 menunjukan gagal
jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau umur menunjukan gangguan katup
jantung atau disfungsi otot papilar, pericarditis
 Irama jantung dapat normal/teratur atau tidak teratur
 Paru-paru: suara nafas bersih/krekels/mengi/wheezing/ronchi
 Terdapat batuk dengan atau tanpa produksi sputum
 Terdapat sputum bersih, kental ataupun berwarna merah muda
e. Abdomen
 Terdapat nyeri/ rasa terbakar epigastrik/ulu hati
 Bising usus normal/ menurun
f. Ekstremitas
 Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin
 Terdapat oedema perifer atau oedema umum
 Kelemahan atau kelelahan
 Pucat atau sianosis, kuku datar, pucat pada membrane mukosa dan bibir

g. Respon psikologis
 Gelisah/cemas, seperti takut mati, kuatir dengan keluarga, kerja dan keuangan
 Depresi, menarik diri dan kontak mata kurang
 Denial, menyangkal dengan sakitnya dan marah
h. Pemeriksaan diagnostic
1. EKG
 Monitor EKG terdapat aritma
 Rekam EKG lengkap terdapat T interted/iskemik, segmen ST elevasi ataupun
depresi dan gelombang Q, patologis ini menunjukan telah terjadi nekrosis
2. Thorak foto
 Mungkin normal/ menunjukan pembesaran jantung diduga gagal jantung
kongestif
 Terdapat stenosis aorta
 Penyakit paru lainnya seperti bronchitis/TBC
3. Laboratorium
 Kolestrol/trigliserida serum: meningkat menunjukan risiko IHD dimana terjadi
peningkatan kadar kolestrol merupakan pemicu terbentuknya ateroklerosis yang
merupakan sebagai penyebab infark. LDH meningkat dalam 12-24 jam,
memuncak dalam 24-48 jam dan memakan waktu lama untuk kembali normal
 Enzim jantung dan iso enzim : CK, CK-MB (iso enzim yang ditemukan pada otot
jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal
dalam 36-48 jam. CK-MB sering dijadikan indicator AMI, sebab diproduksi
hanya saat terjadi kerusakan jaringan miokardium
 Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas,
seperti hipokalemia / hyperkalemia
 Sel darah putih : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua
setelah infark, sehubungan dengan proses inflamasi
 Analisa gas darah/oksimetri nadi : dapat menunjukan hipoksia atau proses
penyakit paru akut/kronis
 Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi / perfusi organ
akut/kronik
3. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi irama,
konduksi elektrikal, penurunan perload/peningkatan tahanan tekanan vaskuler sistemik
dan otot infark/kerusakan struktur
b. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung
d. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi
  NCP (nursing care planning)
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan kriteria hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. kaji gambaran dan 1. Untuk mengetahui
berhubungan intervensi faktor-faktor faktor yang
dengan keperawatan selama memperburuk nyeri dan memperberat rasa
iskemik 1x 24 jam skala nyeri nyeri
miokard. diharapkan rasa 2. atur posisi pasien 2. Posisi semi fowler
nyeri dapat semifowler membuat jantung
berkurang dengan 3. ciptakan lingkungan lebih tinggi dari
KH: yang nyaman tubuh bagian bawah
1. pasien tidak 4. ajarkan teknik sehingga suplai
meringis distraksi dan relaksasi oksigen ke jantung
2. skala nyeri 3 5. kolaborasi pemberian akan bertambah dan
3. pasien terlihat analgesik mengurangi iskemik
tenang 3. Lingkungan yang
4. pasien tidak nyaman akan
mengeluh nyeri membuat rasan
nyaman pasien
diharapkan nyeri
dapat berkuran
4. Teknik ini akan
membuat perhatian
pasien pindah dari
fokus dengan nyeri
menjadi tidak
sehingga diharapkan
nyeri dapat
berkurang.
5. Obat analgesik
mengurangi nyeri
2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. pertahankan tirah 1. Posisi yang nyaman
aktifitas intervensi baring pada posisi membuat jantung
berhubungan keperawatan selama nyaman tidak perlu kerja
dengan 2x24 jam diharapkan 2. berikan periode keras memompa
kurangnya aktfitas pasien istirahat yang adekuat darah sehingga curah
curah jantung membaik dengan 3. Pantau EKG dan jantung akan
KH: kualitas nadi meningkat
1. pasien dapat 2. Istirahat yang adekuat
bergerak dengan membuat curah
mudah jantung meningkat
2. pasien dapat ke 3. EKG dan nadi
kmar mandi secara merupakan indicator
mandiri apakah curah jantung
3. pasien sudah membaik atau
mengatakan rasa belum.
lemah berkurang
3 Ansietas Setelah dilakukan 1. jelaskan semua 1. Memberikan
berhubungan intervensi prosedur tindakan pengertian serta
dengan rasa keperawatan selama pemahaman pada
takut akan 1x24 jam diharapkan pasien sehingga
ancaman ansietas pasien setelah pasie mengerti
kematian hilang dengan KH: dan pham akan
yang tiba-tiba 1. pasien tidak penyakitnya
gelisah diharapkan rasa
2. pasien tidak cemas pasien akan
menarik diri hilang.
3. pasien
berkomunikasi
dengan baik
terhadap perawat
4. pasien terlihat
tenang dan nyaman
4 Kurang Setelah dilakukan 1. Doronguntukmenghin 1. Dapatmenurunkaninsi
pengetahuan tindakan keperwatan darifaktor/situasi yang den /beratnya episode
(kebutuhan selama 1x24 jam sebagaipencetus iskemik.
belajar) diharapkan episode angina, 2. Pengetahuan faktor
mengenai engetahuan pasien contoh: stress Resiko penting
kondisi, bertambah dengan emosional, kerjafisik, Memberikan pasien
kebutuhan KH: makanterlalubanyak/b kesempatan untuk
pengobatan 1. pasien paham erat, membuat perubahan
berhubungan kondisi penyakit terpajanpadasuhuling kebutuhan.
dengan 2. pasien paham kungan yang ekstrem 3. Menyiapkan pasien
kurangnya proses terjadinya 2. Kaji pentingnya pada kejadianuntuk
informasi penyakit dan control berat badan, menghilangkan takut
pengobatan menghentikan dan apa yang harus
3.berprtisipasi dalam merokok, perubahan dilakukan.
program pengobatan diet dan olahraga
3. Diskusikan langkah
yang diambil bila
terjadi serangan
angina,

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada atau toraks, diantara kedua
paru-paru.   Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang
berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia
miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan
sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa
seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah retrosternal,
tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang,
kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat
capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia
miokard. Tipe Angina Pectoris antara lain : Angina Stabil, Angina Non stabil ( angina prainfark,
angina kresendo ), dan Varian angina. Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada
ketidak adekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri
dan penyempitan lumen arteri koroner. Tidak diketahui secara pasti penyebab ateriosklerosis,
namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Apabila
kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon
peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka iskemik atau kekurangan suplai darah miokardium
dan hanya endotel yang cedera mengakbatkan hilangnya produksi No atau Nitrat Oksid yang
berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang relative.Iskemia otot jantung akan
menyebabakan myeri  dengan derajat  yang berfariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada atas
sampai nyeri hebat yang disertai  dengan rasa takut atau akna menjelang ajal. Nyeri sangat terasa
pada dada daerah belakang sternum atau sternum atas  atau sternum ketiga tengahan meskipun
rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar  keleher, dagu, bahu, dan
aspek dalam ekstremitas atas.

B. Saran
            Didalam penyusunan dan pembuatan makalah ini, tentulah tak luput dari kesalahan
maupun kekurangan. Karena itu saran bapak/ibu/saudara/I diperlukan dalam penyempurnaan
makalah ini.

1. Mahasiswa
Diharapkan  mahasiswa mampu untuk memahami,mempelajari dari asuhan keperawatan
pada kasus angina pectoris.
2. Institusi
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan lebih lanjut tentang asuhan keperawatan
pada seluruh mahasiswa keperawatan dari kasus angina pectoris.

DAFTAR PUSTAKA
Digiulio dkk. (2014). Keperawatan Medikal Medah. Yogyakarta: Rapha.

lack, J. M., & Hwaks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Manurung, N. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: CV


TRANS INFO MEDIA.
Morton dkk. (2013). Keperawatan Kritis : Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. (2012). Buku Ajar Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan Sistem


Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Udjianti, W. J. (2013). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

Saferi, wijaya Andra dan Yessi Mariza Putri.2013.keperawatan medikal bedah 1


(keperawatan dewsa).Yogyakarta:nuha medika

Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2013). Diagnosis Keperawatan, Diagnosis NANDA,


Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Woc angina 2012. Diakses melalui www.scribd.com tanggal 30 September 2013

Anda mungkin juga menyukai