Anda di halaman 1dari 13

1.

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus
Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,
baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.

Virus Corona - Alodokter

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam
rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus
ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus
penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19
memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan
keparahan gejala.

IDN Times logo

HEALTH
MEDICAL

Ciri-ciri Virus Corona, yang Dirasakan Penderita COVID-19 Hari ke Hari

Ada yang tak terasa meski sudah berhari-hari terpapar

Ciri-ciri Virus Corona, yang Dirasakan Penderita COVID-19 Hari ke Hari

(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Bandot Arywono

Verified

Bandot Arywono Verified

17 Maret 2020

2.Penyebaran virus corona COVID-19 telah mengkhawatirkan banyak negara. WHO sendiri telah
menetapkan COVID-19 sebagai pandemik global karena banyaknya orang yang telah terpapar virus
tersebut.

Beberapa negara seperti Spanyol, Italia bahkan Malaysia memberlakukan lockdown untuk membatasi
pergerakan warganya. Di Indonesia meski tidak diberlakukan lockdown, Presiden Jokowi memerintahkan
untuk adanya social distancing atau menjaga jarak untuk menekan penyebaran COVID-19.

Pemerintah daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur juga membuka beberapa rumah sakit untuk
warga melakukan cek identifikasi virus corona gratis. Lalu seperti apa gejala atau ciri-ciri awal sesorang
terpapar virus corona? inilah hal-hal yang dirasakan oleh seseorang yang terinfeksi COVID-19 dari hari ke
hari.

Baca Juga: Tiga Cara Membuat Hand Sanitizer Semprot Berdasarkan Rujukan WHO

1. Diawali dengan demam dan batuk kering


medicalnewstoday.com

medicalnewstoday.com

Sebagian besar kasus terpapar virus corona tau COVID-19 baru hanya mengalami gejala ringan, hanya
sekitar 20 persen pasien yang levelnya menjadi parah atau menjadi sakit kritis. Gejala awal atau ciri-ciri
virus corona menjangkiti seseorang biasanya dimulai dengan demam.

Sebuah studi terhadap hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan
mengidentifikasi pola khas gejala orang yang terpapar COVID-19 yakni sekitar 99% pasien mengalami
suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering. Sekitar sepertiga
juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.

2. Ciri-ciri virus corona dan gejala yang dirasakan orang yang terpapar COVID-19 dari hari ke hari

twitter.com/jenleglertwitter.com/jenlegler

Penelitian dari Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan bahwa sekitar 80 persen orang yang
terpapar hanya mengalami kasus virus corona ringan. Sekitar 15 persen pasien menderita kasus yang
parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.

Begini cara gejala dan yang dirasakan oleh orang yang terjangkit virus corona dari hari ke hari mengutip
dari bussines insider

Hari 1: Pasien mengalami demam atau suhu tinggi. Mereka juga mungkin mengalami kelelahan, nyeri
otot, dan batuk kering. Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari
sebelumnya.

Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernafas terutama jika mereka orang yang sudah lanjut usia
atau memiliki penyakit yang yang sebelumnya telah kronis

Hari 7: Ini adalah waktu rata-rata, sebelum pasien dirawat di rumah sakit. Menurut penelitian
Universitas Wuhan di hari ketujuh inilah gejala mulai semakin parah, pasien biasanya perlu dirawat di
hari ketujuh.

Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan
akut, yang terjadi yakni paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernafas sehingga menyebabkan
gagal nafas dan berakibat sangat fatal
Hari 10: Jika pasien menunjukkan gejala yang terus memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan
penyakit ketika pasien tersebut kemungkinan besar akan dirawat di ICU. Pasien-pasien ini mungkin
mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan untuk para pasien dengan kasus yang lebih ringan.
Hanya sebagian kecil yang mati: Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen.

Hari 17: Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah menjalani
perawatan selama 2,5 minggu.

3. Gejalanya tak langsung terlihat meski telah terinfeksi

Ilustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Ilustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut ahli epidemologi dari Amerika Serikat, gejala-gejala pertama orang yang terinfeksi virus corona
tidak langsung terlihat setelah virus tersebut masuk ke dalam tubuh.

Lauren Ancel Meyers, ahli epidemiologi di University of Texas di Austin, mengatakan orang yang telah
terpapar COVID-19 ada juga yang tidak menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih. Begitu gejala
muncul, mirip dengan penderita pneumonia.

Sementara itu Paras Lakhani, seorang ahli radiologi di Thomas Jefferson University, mengatakan ada
perbedaan antara COVID-19 dengan pneumonia, COVID-19 semakin parah dari waktu ke waktu
sementara pneumonia tidak .

"Pneumonia biasanya tidak berkembang pesat," kata Lakhani. "Biasanya, sebagian besar rumah sakit
akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil dan kemudian mulai membaik." tambahnya.

Namun pasien Coronavirus dapat menjadi lebih buruk bahkan setelah mereka menerima perawatan
seperti cairan atau steroid. Satu studi kasus menemukan bahwa tiga hari setelah seorang wanita berusia
33 tahun mulai menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Lanzhou, gejalanya lebih terlihat daripada
ketika dia tiba untuk dirawat.

3.1. Bentuk virus corona


Dikutip dari situs LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, bentuk virus corona menyerupai
mahkota seperti namanya. Corona bahasa Latin yang artinya crown atau mahkota dalam bahasa
Indonesia. Bentuk mahkota berasal dari protein S atau spike protein yang mengelilingi permukaan virus.

Protein S ini mirip anak panah atau paku yang menutupi permukaan virus corona. Protein S inilah yang
berperan penting dalam pola infeksi virus corona ke sel pernapasan. Virus corona secara umum
berbentuk bulat dengan diameter 100-120 nm atau nanometer. Virus corona tidak bisa memperbanyak
diri kecuali dengan menginfeksi makhluk hidup, sama seperti virus lain.

Baca juga:

Kominfo Pastikan Isu 'Jalan di DKI Disemprot Disinfektan yang Bikin Alergi' Hoax

2. Struktur virus corona

Struktur virus biasanya hanya terdiri atas RNA atau DNA saja termasuk untuk virus corona. Virus ini
memiliki genom RNA positif atau biasa disebut RNA saja. Panjang genom virus corona sekitar 27-32
kilobasa yang kemudian membentuk protein penyusun tubuh virus. Misal fosfoprotein N, glikoprotein
M, protein E, protein S, dan glikoprotein HE, serta enzim lain untuk perbanyakan virus.

Adanya protein S, yang mirip paku atau tanda panah di permukaan organisme, menjadikan struktur virus
corona lebih khas dibanding yang lain. Dikutip dari Live Science, protein S ini menempel pada reseptor di
sel pernapasan yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 atau ACE 2.

"Jika kita berpikir tubuh manusia adalah rumah dan virus corona adalah karet, maka ACE 2 adalah
pegangan pintu menuju rumah. Saat protein S di struktur virus corona menempel di ACE 2, maka pintu
menuju tubuh manusia langsung terbuka," kata Liang Tao seorang peneliti dari Westlake University.

Cara hidup virus

Covid-19 sama seperti virus-virus lain yang membutuhkan inang, dalam kasus ini yaitu tubuh manusia,
untuk membantunya menyebar.

Pada dasarnya, virus adalah sebuah sepotong materi genetik yang tidak dapat melakukan banyak 'hal'
dengan sendirinya.
Ia harus menyerang tubuh makhluk hidup agar dapat berkembang biak. Sebab, tanpa tubuh makhluk
hidup, virus akan mati.

Virus tidak sama dengan bakteri. Ia tidak butuh makan, minum, mengeluarkan kotoran, atau
beristirahat.

Pekerjaan satu-satunya adalah melakukan reproduksi dengan menggandakan diri. Akan tetapi, kegiatan
ini dapat dilakukan saat virus menemukan inang yang tepat.

4. Cara hidup virus

Covid-19 sama seperti virus-virus lain yang membutuhkan inang, dalam kasus ini yaitu tubuh manusia,
untuk membantunya menyebar.

Pada dasarnya, virus adalah sebuah sepotong materi genetik yang tidak dapat melakukan banyak 'hal'
dengan sendirinya.

Ia harus menyerang tubuh makhluk hidup agar dapat berkembang biak. Sebab, tanpa tubuh makhluk
hidup, virus akan mati.

Virus tidak sama dengan bakteri. Ia tidak butuh makan, minum, mengeluarkan kotoran, atau
beristirahat.

Pekerjaan satu-satunya adalah melakukan reproduksi dengan menggandakan diri. Akan tetapi, kegiatan
ini dapat dilakukan saat virus menemukan inang yang tepat.

Baca juga: Update: 67 Tempat Wisata di Jawa Timur yang Tutup, Cegah Penyebaran Virus Corona
Covid-19 bukan satu-satunya penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Ada jenis-jenis penyakit yang
disebabkan oleh virus corona yang berbeda, di antaranya adalah SARS dan MERS.

Jalur penularan utama dari virus corona Covid-19 adalah melalui tetesan. Pasien terinfeksi yang batuk
atau bersin mengeluarkan tetesan keluar yang mengandung virus.

Virus tersebut akan masuk ke tubuh orang lain saat bernafas atau saat menyentuh permukaan di mana
tetesan tersebut menempel.

5.7 Klasifikasi virus corona yang pernah menyerang manusiaVirus corona sebenarnya telah diidentifikasi
sejak 1937 silam.Nur Luthfiana Hardian

7 Klasifikasi virus corona yang pernah menyerang manusia

Brilio.net - Corona (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus atau virus
corona. Penyebarannya meluas tidak hanya di dataran China saja, tapi sudah menyebar ke lebih dari 150
negara di dunia. Karena cepatnya penyebarannya Corona ini membuat Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mencap Corona jadi pandemi global.Dilansir dari laman who.int, sebagian besar orang yang
terinfeksi virus corona Covid-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang, dan bisa
sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.Kelompok usia tua dan mereka yang memiliki masalah
medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker lebih
mungkin mengembangkan penyakit serius.Kunci utama untuk memutus mata rantai penyebaran virus
corona adalah lindungi diri dan orang lain dari virus corona dengan mencuci tangan dengan sabun dan
gunakan handsanitizer. Selain itu juga, jangan sering menyentuh wajah dengan tangan, terutama saat
kondisi tangan kotor.Karena virus corona Covid-19 bisa menyebar terutama melalui tetesan air liur yang
keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Jadi penting supaya kamu juga
menerapkan etika bersin yang baik, seperti batuk ditutup dengan siku yang tertekuk.Saat ini, belum ada
vaksin atau perawatan khusus untuk Covid-19. Namun, ada banyak uji klinis yang sedang berlangsung
untuk mengevaluasi perawatan dan menyembuhkan dari virus corona. Pihak WHO juga akan terus
memberikan informasi terbaru segera setelah temuan klinis tersedia.Berbicara mengenai corona, virus
corona (CoV) merupakan keluarga besar virus yang yang dapat menginfeksi burung dan mamalia,
termasuk manusia. Virus ini dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi
pernapasan yang lebih parah seperti MERS-CoV DAN SARS-CoV.Virus ini memiliki sifat zoonosis,
merupakan penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Selama 70 tahun lamanya, para
ilmuwan telah menetili berbagai macam virus corona dari hewan-hewan yang dapat ditularkan ke
manusia.Dilansir dari Medical News Today, virus corona saat ini bukan pertama kali ditemukan di dunia.
Virus corona sebenarnya telah diidentifikasi sejak 1937 silam.Berikut jenis klasifikasi corona yang pernah
ada di dunia, seperti brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Senin (30/3).
1. HCoV-229E (alphacoronavirus).

Klasifikasi coronavirus unplash

foto: unplash.comVirus ini muncul pertama kali pada 1960-an. Virus ini dapat menginfeksi manusia.
Menurut laporan, gejala terkena virus ini sama seperti flu biasa. HCoV-229E lebih rentan menyerang
anak-anak dan usia lanjut. Hingga saat ini belum ada laporan HCoV-229E mengakibatkan korban jiwa.

2. HCoV-NL63 (alphacoronavirus).

Klasifikasi coronavirus unplash

foto: unplash.comPada 2004 silam ada kasus manusia pertama kali terinfeksi HCoV-NL63, di Amsterdam.
Dia pun lantas mendapatkan isolasi ketat dari pihak medis. Bukan usia dewasa maupun lanjut, orang
yang pertama kali terkena itu adalah seorang bayi berusia 7 bulan. Gejalanya mirip dengan bronkhitis.

3. HCoV-OC43 (betacoronavirus).

Klasifikasi coronavirus unplash

foto: unplash.comVirus corona ini biasa menyebabkan flu. Umum terjadi di beberapa belahan dunia.
Virus ini dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bagian bawah, dan dapat mengakibatkan
keparahan usia anak-anak.

Klasifikasi coronavirus unplash

foto: freepik.comVirus ini pertama kali ditemukan pada 2005 di Hong Kong. HCoV-HKU1 dilaporkan telah
menginfeksi seorang kakek berusia 71 tahun.

5. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Klasifikasi coronavirus unplash

foto: ilustrasi Merdeka.comKasus pertama pada sudah terjadi di provinsi Guangdong, Cina Selatan pada
tahun 2002. SARS coronavirus (SARS-CoV) baru bisa diidentifikasi pada 2003. Virus ini dipercaya berasal
dari hewan yang diduga kelelawar, lalu menyebar ke hewan lain (luwak), hingga terkena manusia.Virus
ini juga dapat menyebar hingga ke negara lain. SARS menyebar ke lebih dari dua lusin negara di Eropa,
Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia. Pada saat itu virus telah menyerang lebih dari 8.000 orang di
seluruh dunia, dan telah membunuh hampir 800 orang.

6. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV).

Klasifikasi coronavirus unplash

foto: niaid.nih.govMiddle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit pernapasan yang
disebabkan oleh virus corona (Middle East respiratory syndrome syndrome, atau MERS-CoV). Virus ini
pertama kali diidentifikasi pada 2012 silam di Arab Saudi.Beberapa kasus menyebutkan pasien tidak
menunjukkan gejala klinis. Namun mereka terbukti positif terinfeksi MERS-CoV. Tapi umumnya gejala
MERS di antaranya ialah demam, batuk dan sesak napas. Pneumonia mungkin juga bisa terjadi, tetapi
tidak selalu ada. Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga pernah dilaporkan.

7. 2019 Novel Coronavirus atau Covid-19.n

Virus corona pertama kali diketahui muncul di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Ternyata
virus itu sudah menyebar dan menginfeksi banyak orang. Mereka diduga sempat memiliki gejala sama
setelah mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di Wuhan.Dilansir dari The New York
Times, pasar tersebut lalu ditutup dan didesinfeksi. Hampir tidak mungkin menyelidiki hewan mana yang
mungkin merupakan asal mula Covid-19. Namun satu hewan yang dianggap paling memungkinkan
adalah kelelawar. Karena kelelawar dapat hidup berdampingan dengan banyak virus. Sama halnya
tempat hidup virus SARS.

6. Penyakit ringan

Ini yang akan dialami kebanyakan orang.

Covid-19 adalah infeksi ringan untuk delapan dari 10 orang yang terpapar. Gejala utamanya adalah
demam dan batuk.

Nyeri tubuh, sakit tenggorokan, dan sakit kepala semuanya mungkin terjadi, tetapi tidak selalu.

Demam, dan umumnya merasa tak enak badan, adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh Anda merespons infeksi.

Tubuh Anda telah mengenali virus itu sebagai penyerang yang tidak bersahabat dan memberi isyarat ke
seluruh tubuh bahwa ada sesuatu yang salah dengan melepaskan bahan kimia yang disebut sitokin.

Bahan kimia ini menggalang sistem kekebalan tubuh, tetapi juga menyebabkan tubuh nyeri, sakit, dan
demam.

Batuk akibat virus corona, pada mulanya adalah batuk yang kering dan ini mungkin disebabkan oleh
iritasi sel ketika sel itu terinfeksi oleh virus.
Beberapa orang akhirnya akan mulai batuk berdahak - lendir tebal yang mengandung sel-sel paru-paru
mati, yang terbunuh oleh virus.

Gejala-gejala ini diobati dengan beristirahat, mengonsumsi banyak cairan dan parasetamol. Anda tidak
akan memerlukan perawatan di rumah sakit.

Tahap ini berlangsung sekitar satu minggu - kebanyakan orang pulih pada titik ini karena sistem
kekebalan tubuh telah memerangi virus.

Namun, beberapa akan menderita penyakit yang lebih serius.

Ini adalah informasi terbaik yang kita pahami saat ini mengenai tahap ini.

Namun, ada penelitian yang menunjukkan penyakit ini dapat menyebabkan lebih banyak gejala, seperti
pilek.

Penyakit parah

Jika penyakit ini berkembang, itu terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap
virus.

Sinyal-sinyal kimiawi itu tersebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan peradangan. Tetapi keadaan
ini perlu diseimbangkan.

Terlalu banyak peradangan dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.

"Virus ini memicu ketidakseimbangan dalam respon kekebalan tubuh, ada terlalu banyak peradangan.
Bagaimana virus itu melakukan ini, kami tidak tahu," kata Dr Nathalie MacDermott, dari King's College
London.
Image copyrightSPLcoronavirus

Image captionPemindaian paru-paru yang terinfeksi virus corona menunjukkan area pneumonia

Presentational white space

Peradangan paru-paru disebut pneumonia.

Jika Anda mencermati alur pernapasan, di paru-paru terdapat kantong-kantong udara berukuran kecil.

Di sinilah oksigen bergerak ke dalam darah dan karbon dioksida bergerak keluar.

Tetapi dalam kasus pneumonia, kantung-kantung kecil mulai terisi dengan air dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kesulitan bernapas.

Beberapa orang membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernafas.

Tahap ini diperkirakan terjadi pada sekitar 14% orang, berdasarkan data dari China.

Penyakit kritis

Diperkirakan sekitar 6% pasien dari kasus-kasus virus corona, menjadi sakit kritis.

Pada titik ini tubuh mulai gagal dan ada peluang nyata kematian.

Masalahnya adalah sistem kekebalan tubuh sekarang di luar kendali dan menyebabkan kerusakan di
seluruh tubuh.

Ini dapat menyebabkan syok septik, keadaan di mana tekanan darah turun ke tingkat rendah yang
berbahaya dan organ-organ berhenti bekerja atau dengan kata lain gagal total.
Sindrom gangguan pernapasan akut yang disebabkan oleh peradangan di paru-paru, membuat tubuh
tidak mendapatkan oksigen yang cukup, yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Ini dapat menghentikan fungsi ginjal yang bekerja untuk membersihkan darah. Keadaan itu juga bisa
merusak lapisan usus Anda.

"Virus ini membuat tingkat peradangan yang sangat tinggi sehingga Anda meninggal ... itu terjadi karena
kegagalan multi-organ," kata Dr. Bharat Pankhania.

Dan jika sistem kekebalan tidak bisa mencapai puncak virus, maka pada akhirnya dia akan menyebar ke
setiap sudut tubuh di mana ia dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan.

Image copyrightGETTY IMAGESECMO machine

Image captionPasien yang dirawat dengan menggunakan mesin ECMO.

Perawatan pada tahap ini akan melibatkan banyak alat kesehatan, dan dapat mencakup Extracorporeal
Membrane Oxygenation (ECMO) untuk membantu pernapasan.

Pada dasarnya ECMO adalah paru-paru buatan yang mengeluarkan darah dari tubuh melalui tabung
tebal, mengoksigenasi dan memompanya kembali.

Tetapi pada akhirnya kerusakan dapat mencapai tingkat fatal di mana organ tidak lagi dapat menjaga
tubuh tetap hidup.

Kematian pertama

Dokter telah menggambarkan bagaimana beberapa pasien meninggal meskipun para dokter sudah
berusaha keras menyelamatkan mereka.
Dua pasien pertama yang meninggal di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, Cina, yang dirinci dalam jurnal
Lancet Medical, tampaknya sehat, meskipun mereka perokok jangka panjang, dan itu mungkin
melemahkan paru-paru mereka.

Yang pertama, seorang pria berusia 61 tahun, menderita pneumonia berat pada saat dia tiba di rumah
sakit.

Dia menderita kesulitan pernapasan akut, dan meskipun memakai ventilator, paru-parunya gagal dan
jantungnya berhenti berdetak.

Dia meninggal 11 hari setelah dia dirawat.

Pasien kedua, seorang pria berusia 69 tahun, juga menderita sindrom gangguan pernapasan akut.

Dia sudah dirawat dengan mesin ECMO tetapi upaya itu tidak cukup.

Dia meninggal karena pneumonia parah dan syok septik ketika tekanan darahnya 'kolaps'.

7.

Anda mungkin juga menyukai