Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Tubuh merupakan satu kesatuan dari sel yng selalu bekerja setiap saat. Dalam
proses tersebut, dihasilkan zat-zat yang sisa yang harus dikeluarkan oleh tubuh itu
sendiri. Pengeluaraan ini harus dilakukan karena zat tersebut bersifat racun bagi tubuh.
Proses pengeluaran itu biasanya disebut juga dengan proses eliminasi.
Proses eliminasi tersebut juga terdiri dari dua bagian yaitu eliminasi alvi dan
urin. Urine dihasilkan oleh system perkemihan yang melibatkan organ terpenting
urinary yaitu ginjal. Untuk itu karena ginjal itu organ terpenting dalam system
perkemihan, maka sudah sepantasnya kita menjaga ginjal kita agar tidak terjadi berbgai
penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan dari fungsi ginjal.
Mengingat pentingnya fungsi dari ginjal tersebut maka dalam kesempatan kali ini
penulis maupun kelompok ingin memaparkan mengenai proses dari system perkemihan
yang mana melibatkan berbagai macam organ yang berkaitan dalam system perkemihan.

1.2  Tujuan
-          Mengetahui pengertian sistem urinaria atau sistem perkemihan
-          Mengetahui susunan sistem perkemihan
-          Mengetahui tahap pembentukan urin

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Urinaria
            Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem Urinaria terdiri atas ginjal
yang mengeluarkan sekret, ureter yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih,
kandung kemih yang bekerja sebagai penampung dan uretra yang mengeluarkan urine dari
kandung kemih.
2.2 Ginjal
2.2.1  Anatomi Makroskopis Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium
(retroperitoneal), di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus
abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian
atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua
ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran
panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan
manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang
lebih beratnya antara 120-150 gram.
Bentuk ginjal seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam.
Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan
pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan
biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan ginjal kiri untuk memberi tempat lobus
hepatis dexter yang besar. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan
lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan
lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan.

a)      Struktur Ginjal


Setiap ginjal terbungkus oleh selaput
tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna
coklat gelap, dan medulla renalis di bagian
dalam yang berwarna coklat lebih terang
dibandingkan cortex. Bagian medulla
berbentuk kerucut yang disebut pyramides
renalis, puncak kerucut tadi menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil
disebut papilla renalis. Hilum adalah
pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima
urin yang diproduksi ginjal.Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores. Medulla
terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut
dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus
pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris
bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.
b).  Nefron
            Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-satuan fungsionil
ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron mulai sebagai berkas
kapiler (badan Malpighi atau glomerulus) yang erat tertanam dalam ujung atas yang lebar pada
urineferus atau nefron. Dari sini tubulus berjalan sebagian berkelok-kelok dan sebagian lurus.
Bagian pertama tubulus berkelok-kelok dan dikenal sebagai kelokan pertama atau tubula
proximal dan sesudah itu terdapat sebuah simpai, simpai Henle. Kemudian tubula itu berkelok-
kelok lagi, disebut kelokan kedua atau tubula distal, yang bersambung dengan tubula
penampung yang berjalan melintasi kortex dan medula, untuk berakhir dipuncak salah satu
piramidis.
c).  Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra
lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak
disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut
bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya
membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun
paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen
pada glomerulus. Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian
bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut
kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan
kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena
interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui
oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah
jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks
sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah
otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas
intrinsikyang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan
darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan.

2.2.2            Fisiologi Ginjal


Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak
(sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan”
darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut
disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus.
Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal
menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi ginjal adalah sebagai berikut :
1.    Fungsi Mengatur Keseimbangan Air dan Elektrolit ( Homeostasis )
Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit terjadi karena disintesanya Hormone Antidiuretika
(ADH) oleh korteks ginjal melaui jalur yang disebut Hipotalamic – Hipofise – Corteks Ginjal
Axis yang bekerja mengatur volume air dan kadar elektrolit menjadi seimbang pada Nefron
Ginjal dimana terjadi proses filtrasi, sekresi dan reabsorpsi dari Air, Natrium, Kalium, Chlorida,
Hidrogen ,Bikarbonat, Magnesium, Calsium dan Fosfat.
2.    Fungsi Ekskresi Terhadap Sisa Produk metabolic dan Bahan Kimia Asing  Proses pembuangan
sisa produk ditempuh melalui filtrasi ,sekresi dan reabsorpsi dan pada toxin serta bahan kimiah
asing akan mengalami proses filtrasi dan sekresi dan tidak direarbsorpsi.
3.    Fungsi Pengaturan Terhadap Normalitas Tekanan Darah Tubuh
yang dilakukan melalui pengaturan kadar Natrium plasma dan sekresi hormone Renin dalam
Juxtaglomerular Cell
4. Fungsi Erytropoietic, dimana pada keadaan hipoksia akan merangsang ginjal untuk menyekresi
hormone Erytropoietin untuk selanjutnya hormone tersebut akan merangsang Sumsum tulang
Merah dan Putih untuk meproduksi Sel Darah Merah.
5. Fungsi Pengaturan Keseimbangan Asam – Basa tubuh
dilakukan dengan jalan yang pertama adalah : dengan jalan mengeluarkan Asam Fosfat dan
Asam Sulfat yang merupakan hasil metabolisme protein dan yang kedua dengan jalan menyinpan
larutan garam kembali dalam tubuh ketiga dengan jalan menyekresi ion H+ dan mereabsorpsi ion
Bikarbonat.
6. Fungsi Penghasil Vit. D yang penting untuk penyerapan calsium dari usus, tulang dan dari
reabsorpsi ditubulus ginjal, Disintesa dari bahan dasar7-dehidrokolesterol yang diproduksi oleh
Kulit akibat rangsangan dari paparan Sinar UltraViolet matahari yang cukup. Kemudian oleh
organ hati diubah menjadi 25-hydroksi kolecalsiferol kemudian dalam Tubulus Proksimal Ginjal
dengan bantuan Hormon Paratiroid akan diubah menjadi bentuk 1,25-dihidrokolecalsiferol (1,25-
(OH)2-D3) yang merupakan bentuk aktif dari Vitamin D.
7. Fungsi Sintesa Glucosa, dimana pada kondisi kelaparan, hipotermia dan puasa ginjal dapat
memenuhi kebutuhan glukosa dengan mengaktifkan Jalur Gluconeogenesis yang kapasitas
glukosanya sepadan dengan glukosa yang dihasilkan hati
Mekanisme Pembentukan Urine
1. Filtrasi Glomerulus
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti
kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap
protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil
seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF =
Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke
kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular
Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi
berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula
bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi
dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta
tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh
tekanan-tekanan koloid diata namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
2. Reabsorpsi tubulus
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit,
elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat
tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.
3. Sekresi tubulus
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah
melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara
alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam
tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada tubulus distalis,
transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion
kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari
cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular
“perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau
kalium harus disekresi dan sebaliknya. Pilihan kation yang akan disekresi tergantung
pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita
memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh,
kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau
mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat
dikoreksi secara theurapeutik.

2.3  Ureter
Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal
menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan diameter maksimum
sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih.
Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis. Ureter adalah saluran yang
menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureteritis adalah infeksi pada salah satu atau
kedua ureter.
2.3.1    Cara Kerja Ureter
Ureter merupakan bagian dari traktus urinarius (salurahan perkemihan) yang terdiri dari 2
saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal (tepatnya setelah pelvis renalis) ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen (pars abdominalis) dan sebagian terletak dalam rongga
pelvis (pars pelvina) sebelah kanan dan kiri.Selain itu ada juga sebagian kecil porsi yang
menembus vesica urinaria (pars vesicae).
Saluran ini menyempit di 3 tempat :
- Proksimal ureter, pada Pelvis Renalis
- Saat melewati pinggiran pelvis/panggul
- Distal ureter, pada saat memasuki Vesica Urinaria
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
pedtodinium. Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang
akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).Gerakan peristaltik
mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk
pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
2.4     Kandung Kemih
Kandung kemih, dalam anatomi binatang menyusui, adalah organ tubuh yang
mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang. Air kencing
memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat uretra. Kandung kemih merupakan salah
satu organ tubuh yang berbentuk tabung, terdiri dari lapisan otot (otot detrusor) yang bekerja
membawa hasil metabolisme yang tak terpakai keluar tubuh. Fungsinya adalah sebagai
penampung urin yang dapat menampung kira-kira sebanyak dua cangkir cairan. Pada saat Anda
berkemih, maka urin akan turun melalui saluran yang disebut uretra dan keluar dari tubuh.
Saluran kemih (termasuk ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra) dapat mengalami
trauma akibat luka tembus (tusuk), trauma tumpul, terapi penyinaran, cedera panggul (akibat
kecelakaan kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi atau terjatuh) serta pembedahan (terjadi
secara tak sengaja yang melibatkan panggul atau perut bagian bawah seperti hysterectomy,
operasi cesar, atau colectomy).

2.4.1    Cara mencegah Infeksi Kandung Kemih


Untuk menghilangkan atau mengurangi cairan yang tidak berguna lagi bagi tubuh,
biasanya akan dibuang melalui cairan urin. Bahkan beberapa orang ada yang sengaja
mengonsumsi pil pelancar buang air kecil untuk menghilangkan lemak dan racun dalam
tubuh.Melalui urin yang dikeluarkan dari kandung kemih, racun dan zat-zat yang tidak berguna
lagi bagi tubuh dikeluarkan dengan cara alami. Pengeluaran urin yang lancar, menurut penelitian
kesehatan bisa mengurangi nyeri menjelang haid dan mencegah beberapa penyakit serius seperti
jantung dan darah tinggi.Untuk memperlancar buang air kecil, Anda sebenarnya tidak perlu
mengonsumsi pil diuretik. Anda bisa mengonsumsi bahan-bahan alami agar pembuangan urin
lebih lancar, dan mencegah infeksi kandung kemih.

2.5  Uretra
            Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke
lingkungan luar tubuh. Sel epitel dari uretra dimulai sebagai sel transisional setelah keluar dari
kantung kemih. Sepanjang uretra disusun oleh sel epitel bertingkat torak, kemudian sel
bertingkat kubis di dekat lubang keluar. Terdapat pula kelenjar uretra kecil yang menghasilkan
lendir untuk membantu melindungi sel epitel dari urin yang korosif. Uretra berfungsi sebagai
saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi
juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani.

2.5.1    Uretra Pada Wanita


Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di antara klitoris dan
pembukaan vagina. Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya, wanita lebih
berisiko terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran kemih.

2.5.2    Uretra pada pria


Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada pria
dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya:
     pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
     pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil, dimana terletak muara vas
deferens.
     pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis.
     pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.
2.6     Urine
          Urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.  
Komposisi urine, terdiri dari:
1.   Kira-kira 95% air.
2.   Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
3.   Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4.   Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5.   Toksin
6.   Hormon
Ciri-Ciri Urin Normal
1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk.
2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3. Baunya tajam.
4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
5. Berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025.

2.7     Unsur-unsur Abnormalitas


Apabila proses kimia yang terjadi di dalam tubuh tidak berlangsung secara efisien maka
menyebabkan munculnya substansi yang biasanya tidak ada dalam urine atau unsur normal dapat
muncul dalam jumlah yang abnormal.
a.       Albuminuria adalah adanya albumin dan protein lain dalam jumlah besar di urine. Terjadinya
albuminuria menunjukkan terjadinya kerusakan pada alat filtrasi dalam ginjal.
b.      Nefritis adalah kerusakan pada glomelorus akibat infeksi kuman, biasanya karena bakteri
Streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia (masuknya kembali asam
urine dan urea ke pembuluh darah) dan edema (penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air
terganggu).
c.       Poliuria yaitu urine yang dikeluarkan oleh tubuh amat banyak dan encer karena kemampuan
nefron untuk mengadakan reabsorpsi sangat rendah atau gagal.
d.      Oliguria adalah bila urine yang dihasilkan sangat sedikit karena kerusakan ginjal secara total.
e.       Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran
ginjal, atau kandung kemih.
f.       Glikosuria adalah adanya glukosa dalam urine.
g.      Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah pada urine.
h.      Ketosis adalah adanya keton dalam jumlah besar di dalam urine
Selain gangguan tersebut ginjal juga dapat dipengaruhi oleh hormon, antara lain sebagai berikut :
a.       Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu penyakit karena adanya gula dalam urine
akibat tingginya kadar gula darah. Tingginya kadar gula darah disebabkan karena kekurangan
hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas.
b.      Diabetes insipidus adalah penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan hormon Antidiuretika
( ADH ), sehingga penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak.
BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
         Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
-       Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
-       Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang
membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU),
tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
-       Tahap pembentukan urin yaitu Pertama,  proses Filtrasi ,di glomerulus terjadi penyerapan darah,
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh
simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan
ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus. Kedua, proses Reabsorbsi.
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat
dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus
proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat
bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan
pada papilla renalis. Ketiga, proses sekresi. Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus
distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
 DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai