perawatan kesehatan utama, riwayat medis dan dukungan orang yang ada, kemampuan
kemampuan kognitif dan psikisosial, riwayat diit, aktivitas fisik,allergi. Selain itu pengkajian
suku,agama,lingkungan.
Pada saat pengkajian beberapa masalah pada anak usia sekolah yang harus
Bahaya Fisik
a. Penyakit infeksi pada usia sekolah jarang sekali terjadi dengan adanya kekebalan yang
didapat dari imunisasi yang pernah didapatkan semasa bayi dan diulang pada kelas
satu atau enam, tetapi berbahaya adalah penyakit palsu atau khayal untuk
b. Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar, tetapi akibat
untuk mencapai keterampilan yang penting untuk keberhasilan sosial, dan temantemannya
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi
psikologisnya sehingga anak merasa takut terhadap kegiatan fisik. Bila hal ini terjadi
teman sebaya. Bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah
diri.
e. Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada saat apapun. Orang yang lebih
anak.
Bahaya Psikologis
Ada empat bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak usia sekolah: kosa
kata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat
komunikasi dengan orang lain, kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan
kesalahan tata bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau pilar, akan membuat
anak menjadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu, anak yang mempunyai
kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan di lingkungan sekolah
akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia
“berbeda” dan pembicaraan yang bersifat egosentris, yang mengkritik dan
merendahkan orang lain, dan yang bersifat membual akan ditentang oleh temannya.
b. Bahaya emosi.
Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang
dewasa, bila ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang
menyenangkan, seperti marah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk
seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain.
c. Bahaya bermain.
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut
yang kaku.
d. Bahaya dalam konsep diri.
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada
perlakuan orang lain. Bila konsep sosialnya didasarkan pada berbagai stereotip, ia
cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
Karena konsepnya berbobot emosi maka itu cenderung menetap dan terus
memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.
e. Bahaya moral.
Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku
anak-anak:
Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa.
Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap
perilaku.
Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan.
Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga perilaku menjadi kebiasaan.
Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.
f. Bahaya yang menyangkut minat.
Ada dua bahaya yang umum dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak: pertama,
tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya, dan
kedua, mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi
dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.
Evaluasi:
Jika tidak tercapai modifikasi, konsultasi ahli, kembangkan intervensi baru.