i
DAFTAR TABEL
ii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini,
1.3.1 Mengetahui apakah tembakau dapat digunakan untuk membunuh nyamuk
Aedes aegypti dan serangga
1.3.2 Mengatahui keefektifan tembakau sebagai losio anti nyamuk Aedes
aegypti dan serangga
1.5 Temuan
Penelitian ini akan menghasilkan produk berupan lotion anti nyamuk
Aedes aegypti yang terbuat dari ekstrak Tembakau, yang nantinya mampu
menggantikan penggunaan repelen sintetik yang berbahaya apabila digunakan
pada kulit.
1.6 Luaran
Luaran utama yang kami harapkan dari penelitian ini yaitu dengan adanya
produk lotion anti nyamuk Aedes aegypti dan serangga dapat dengan mudah
ditemukan di masyarakat. Sehingga mampu memanfaatkan hasil panen tembakau
yang melimpah Diharapkan dengan penelitian ini dapat menghasilkan repelen
yang ramah bagi manusia apabila dibandingkan dengan repelen sintetik. Selain itu
hasil penelitian ini akan dibuat kedalam laporan kemajuan, laporan akhir dan
publikasi artikel ilmiah.
1.7 Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini
1.7.1 Mengetahui apakah tembakau dapat digunakan untuk membunuh nyamuk
Aedes aegypti dan serangga, serta masyarakat dapat memanfaatkan jenis
tembakau tersebut untuk dibuat lotion anti nyamuk Aedes aegypti dan
serangga.
1.7.2 Memberikan uraian mengenai manfaat lain dari tembakau
3
2.1 Insektisida
Insektisida merupakan suatu bahan yang mengandung persenyawaan kimia
yang digunakan untuk membunuh serangga hama. Berbagai insektisida telah
dikenal diseluruh kalangan masyarakat. Penggunaan bahan aktif insektisida tidak
langsung digunakan, bahan tersebut harus dicampur dengan minyak sebagai
pelarut, air pengencer, tepung untuk mempermudah dalam pengenceran,
penebaran atau penyemprotan, dan sebagainya.
Jenis – jenis insektisida berdasarkan cara masuk ke dalam tubuh serangga
1. Racun pernafasan
Insektisida berbentuk gas, penggunaannya tidak bergantung pada bentuk mulut
serangga. Penggunaan insektisida ini harus berhati- hati terutama pada ruang
tertutup.
2. Racun kontak
Yang terpenting dalam hal ini kontak antara insektisida yang digunakan dengan
serangga.
3. Racun perut
Insektisida yang digunakan harus masuk melalui mulut serangga sehingga yang
diberantas adalah jenis serangga yang mempunyai bentuk mulut menggigit lekat
isap dan bentuk mengisap. (Arum Sih J. et al, 2010).
2.3 Tembakau
Tanaman tembakau adalah tanaman musiman. Tembakau tergolong taanaman
perkebunan tetapi bukan tanaman pangan. Tanaman tembakau diklasifikasikan
sebagai berikut
Family : Salonaceae
Sub Familiy : Nicotineae
Genus : Nicotineae
Species : Nicotiana tobacum L Nicotiana rustica L
Menurut Abdullah dan Soedarmanto (1986), masyarakat Indonesia dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menanam berbagai jenis tanaman tembakau
akan tetapi tidak semua jenis tembakau memberikan kentungan yang sama.
2.4 Repelen
Repelen adalah bahan-bahan kimia yang mempunyai kemampuan
menstimulus untuk menolak. Repelen yang banyak digunakan oleh masyarakat
saat ini adalah repelen sintetis yaitu N,N-diethyl-meta-toluamide (DEET). DEET
diabsorpsi melewati kulit menuju sirkulasi sistemik, dan 10-15% tiap dosisnya
dapatdikeluarkan melalui urin. Sedangkan metabolit DEET dapat persisten pada
kulit dan area jaringan lemak selama 1-2 bulan. Absorpsi dari DEET dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat dan efek dermatologi pada penggunaan
berkelanjutan. (White, 2006; Frances, 2006).
2.5 Losio
Losio adalah sediaan berupa larutan, suspensi, atau emulsi untuk penggunaan
pada kulit. Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat
dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera
kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit
(Depkes RI, 1978; Kardinan & Azmi, 2010).
Berdasarkan pemaparan diatas, maka upaya pencegahan DBD dengan
penggunaan repelen yang berasal dari senyawa alami lebih diutamakan.
Pemanfaatan limbah hasil penyulingan tembakau yang diperkirakan masih
mengandung senyawa-senyawa nonvolatil dapat digunakan sebagai repelen
herbal. Oleh sebab itu, akan diuji aktivitas repelen ekstrak etanol limbah
penyulingan tembakau terhadap nyamuk Aedes aegypti serta dibuat formulasi
sediaan losionya.
5
Bahan
Tabel 2. Bahan yang dibutuhkan
No Nama Bahan Jumlah
1 Tembakau 1 kg
2 Ethanol 70% 2 lt
3 Aquades 2 lt
4 Sampel serangga 100 ekor
(Nyamuk)
5 Trietanoamin (TEA) 1 kg
6 Asam stearate 1 kg
7 Gliserin 1 lt
8 Cetil alcohol 1 kg
9 Nipagin 400 gr
10 Nipasol 400 gr
b. Maserasi Tembakau
c. Ekstraksi Tembakau
Simplisia limbah hasil penyulingan tembakau yang terdiri dari daun dan
batang (2:1) dimaserasi 3 x 24 jam dengan etanol 70% tutup dengan
aluminium foil. Setelah 3 hari, diserkai dengan menggunakan kasa kemudian
disaring dengan corong. Filtrat diuapkan dengan rotavapor untuk memisahkan
pelarut dan zat aktif sampai menghasilkan ekstrak kental.
d. Rearing Serangga
Rearing serangga dalam penelitian ini adalah rearing nyamuk Aedes aegypti
dilakukan untuk mendapatkan nyamuk dewasa.
e. Penyemprotan
Nyamuk Aedes aegypti betina berumur 3-5 hari dikelompokkan secara acak
ke dalam kandang berukuran 50 x 35 x 40 cm3. Setiap kandang berisi 25 ekor
nyamuk. Tangan kiri sukarelawan yang telah diolesi larutan uji ekstrak
limbah hasil penyulingan tembakau sebanyak 1 mL secara merata dan
dimasukkan ke dalam kandang nyamuk, sedangkan tangan kanan sebagai
kontrol, yaitu pelarut. Pengujian dilakukan selama 6 jam berturut- turut.
Jumlah nyamuk yang hinggap dihitung pada setiap kali usikan. Jumlah usikan
pada setiap jam pengujian adalah 10. Jarak dari satu usikan ke usikan lain
adalah 10 detik. Melakukan pengamatan terhadap efektivitas ekstrak ethanol
terhadap nyamuk Aedes aegypti.
Formula lotion dengan massa total sediaan 30 gram. Pembuatan lotion anti
nyamuk dilakukan sebagai berikut: asam stearat, cetyl alkohol, nipasol dan
gliserin dimasukkan ke dalam cawan penguap, kemudian dilebur di water
bath dan diaduk sampai homogen. TEA masukkan dalam beaker glass,
ditambah air panas, diaduk sampai larut. Nipagin dilarutkan dengan air
mendidih, diaduk sampai larut. Dimasukkan hasil leburan ke dalam mortir
panas, ditambahkan TEA, diaduk sampai membentuk korpus emulsi.
Dimasukkan nipagin ke dalam mortir panas sedikit demi sedikit, diaduk
sampai homogen. Ekstrak daun tembakau di masukkan ke mortir panas
diaduk sampai homogen. Ditambahkan sisa aquadest sampai 30 g.
Losio ekstrak etanol limbah hasil penyulingan tembakau yang telah dibuat
disimpan selama 14 hari pada variasi suhu, yaitu ±8oC;±25oC; dan ±40oC .
Kemudian diamati perubahan fisik, kimia, dan organoleptis (konsistensi,
warna, dan bau) selama waktu penyimpanan, perubahan viskositas,
pemisahan fase minyak dan fase air dengan metode sentrifugasi, serta
perubahan pH.
Formulasi (%)
Bahan
I II III IV
Ekstrak
0 5 10 15
Tembakau
TEA 4 4 4 4
Asam stearat 15 15 15 15
Cetil alkohol 2 2 2 2
Gliserin 15 15 15 15
Nipagin 0,12 0,12 0,12 0,12
Nipasol 0,12 0,12 0,12 0,12
Aquadest ad 100 100 100 100
.
9
DAFTAR PUSTAKA
Listiyati, Alif kiky, dkk. 2012. Ekstraksi Nikotin dari Daun Tembakau dan
pemanfaatanya sebagai Insektisida Nabati Pembunuh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa, Vol. 2. Hal 67-90.
Sih J, Arum dan Siti Alifah, 2012, Analisis Deskriptif Insektisida Rumah Tangga
yang Beredar di Masyarakat, Jurnal Vektora Vol. IV No.1, hal 23-32,
116
4. NIDN 0031077103
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Pengembangan Produksi DIPA UNDIP
Senyawa Bioaktif Kunyit Berbasis
Green 2017
Solvent melalui Teknik Eks
Hidrotermal (ketua Peneliti)
2. Pengembangan Produksi DIPA UNDIP
Senyawa Bioaktif Kunyit Berbasis
Green 2016
Solvent melalui Teknik Eks
Hidrotermal (ketua Peneliti)
3. Pengembangan Produksi KKP3N
Senyawa Bioaktif Jahe Berbasis Litbang Pertanian
GreenSolvent melalui Teknik 2016
Ekstraksi Hidrotermal (Anggota
Peneliti)
4 Pengembangan Continuous Vibro DIPA UNDIP
Fluidized Bed-Adsorption Drying
untuk Produksi Teh Hijau
2016
Berkualitas
Tinggi (Anggota Peneliti)