Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Pendekatan Pasien dalam Operasi Oral dan Maksilofasial Selama Pandemi

COVID-19

1. Pendahuluan
Seperti yang kita ketahui, penyebaran yang sangat cepat dari virus SARS-
CoV-2 (sindrom pernafasan akut coronavirus 2) dan pneumonia terkait COVID-19
merupakan tantangan utama bagi tenaga kesehatan di seluruh dunia. Tingkat fatalitas
kasus COVID-19 meningkat seiring bertambahnya usia. Sudah jelas pada tahap awal
pandemi bahwa tenaga kesehatan terpapar 29% kasus, yang secara proporsional
tinggi. Tidak dapat dihindari, petugas layanan kesehatan berada dalam kontak dekat
dengan pasien yang terinfeksi.1
Penularan virus tampaknya terjadi terutama oleh tetesan pernapasan.2 Selain
telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) ahli bedah dan dokter gigi, ahli bedah mulut
dan maksilofasial terutama harus menyadari tantangan baru bahwa risiko penularan
virus antara pasien dan staf medis, dan sebaliknya. 3 Selama pandemi SARS-CoV-2,
dokter gigi harus mengatur perawatan pasien sedemikian rupa sehingga penularan
dapat seminimal mungkin. Selain itu, harus ada persiapan untuk situasi di mana
kekurangan disposabilitas medis. Harus ada konsep memperhitungkan kemungkinan
kebutuhan untuk melakukan triase pasien sesuai dengan tingkat urgensi pengobatan di
bidang bedah mulut dan maksilofasial.
Saat ini, pedoman dan rekomendasi spesifik baru saja berkembang. Tidak
mengherankan bahwa pada tahap ini, dengan bukti klinis yang terbatas, bahkan sudut
pandang yang saling bertentangan mengenai penanganan beberapa skenario yang
paling memadai harus didiskusikan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitianini adalah
untuk mengumpulkan dan mendiskusikan aspek pendekatan manajemen rawat inap
dan rawat jalan dalam perawatan oral dan maksilofasial selama pandemi COVID-19.
2. Sumber dan Metode
Database bibliografi elektronik yang digunakan untuk mengidentifikasi
literatur ilmiah yang relevan bersumber dari MEDLINE, EMBASE, CINAHL,
ScienceDirect, dan Google. Jenis literatur yang menjadi fokus pencarian adalah artikel
berbahasa Inggris dan kata kunci untuk mengidentifikasi laporan yang memenuhi
syarat, yang terdiri dari; “coronavirus disease 19, COVID-19, severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2, SARS-CoV-2, transmission, pandemic, oral surgical
procedures, oral and maxillofacial surgery, dental, personal pro- tective equipment,
infection prevention and control.”
Pencarian terakhir dijalankan pada 29 Maret 2020. Pasien dari segala usia dan
jenis kelamin juga dipertimbangkan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
strategi pencegahan dan pengendalian infeksi tingkat tertinggi. Langkah-langkah yang
diusulkan dibandingkan dengan tingkat infeksi penyakit virus yang terdokumentasi
pada populasi umum yang terpajan.
3. Hasil
3.1 Triase dan prosedur prioritas dalam bedah mulut dan maksilofasial
Untuk interval waktu tertentu, layanan kesehatan mungkin harus fokus
pada pasien COVID-19 yang mengalami kedaruratan masalah gigi Meskipun
mungkin mudah untuk membedakan antara prosedur elektif dan darurat, batas-
batas antara intervensi prioritas menengah dan mendesak terkadang masih
menumbilkan pertanyaan. Oleh karena itu, masing-masing pedoman mungkin
berbeda antar lembaga atau mungkin tergantung pada karakteristik individu
dari suatu lembaga.
Tabel 1. Rekomendasi manajemen prosedur bedah selama pandemi COVID-
19.
Prioritas Jenis Prosedur Rekomendasi
Low (bedah elektif)  Orbital Penundaan bedah
pada pasien sehat decompression hingga COVID-19
 Bedah ortognati berakhir
 Bedah primer dan
sekunder cleft lip
 Rekonstruksi
sekunder (flap)
 Perawatan
malformasi
kraniofasial
Low (bedah elektif)  Orbital Penundaan bedah
pada pasien COVID- decompression hingga COVID-19
19  Bedah ortognati berakhir
 Bedah primer dan
sekunder cleft lip
 Rekonstruksi
sekunder (flap)
 Perawatan
malformasi
kraniofasial
Intermediate pada  Tumor jinak Penundaan bedah
hingga COVID-19
pasien sehat  Closed fracture berakhir dengan syarat
 Kista terus mengontrol faktor
risiko
 Bedah
temporomandibula
yang
menyebabkan
sakit cukup parah
Intermediate pada  Tumor jinak Penundaan bedah
pasien COVID-19  Closed fracture hingga COVID-19

 Kista berakhir dengan syarat

 Bedah terus mengontrol faktor

temporomandibula risiko dan


yang membuktikan sudah

menyebabkan sembuh dari COVID-

sakit cukup parah 19


Urgent pada pasien  Infeksi kepala dan Bedah
sehat leher tanpa ada
risiko
penghambatan
jalan nafas
 Tumor ganas
 Open fracture
 Trakeotomi
Urgent pada pasien  Infeksi kepala dan Bedah, dengan bukti
COVID-19 leher tanpa ada sudah sembuh dari
risiko COVID-19
penghambatan
jalan nafas
 Tumor ganas
 Open fracture
 Trakeotomi
Emergency pada  Infeksi kepala dan Bedah
pasien sehat leher dengan
penghambatan
jalan nafas
 Perdarahan berat
Emergency pada  Infeksi kepala dan Bedah
pasien COVID-19 leher dengan
penghambatan
jalan nafas
 Perdarahan berat

DAFTAR PUSTAKA
1. Onder G, Rezza G, Brusaferro S: Case-fatality rate and characteristics of patients
dying in relation to COVID-19 in Italy. JAMA. https://doi.org/10.1001/
jama.2020.4683, 2020 [Epub ahead of print]

2. Lu CW, Liu XF, Jia ZF: 2019-nCoV transmission through the ocular surface must not
be ignored. Lancet 395: e39, 2020

3. van Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A, Williamson


BN, et al: Aerosol and surface stability of SARS-CoV-2 as compared with SARS-
CoV-1. N Engl J Med.

Anda mungkin juga menyukai