Produktivitas Biologi
Perhatian utama dari pengelolaan perikanan tangkap adalah ikan yang dibunuh oleh
kegiatan penagkapan meskipun pengelolaan saat ini telah bertambah tanggung
jawabnya terhadap perlindungan habitat ikan dari efek kerusaklan akibat penangkapan.
Jika hasil tangkapan saat ini dibandingkan dengan potensinya , jelaslah bahwa
perikanan tangkap tidak sebagai produktivitas biologis. Alasan utama dari degradasi
adalah overfishing.
TPI statistik hanya menunjukkan bagian ikan yang mati, ikan yang ditangkap dan
dilepaskan dalam kegiatan pemancingan (biasanya yang dilepaskan mati) tidak pernah
dihitung karena tidak masuk pasar, terlalu sedikit dan melampaui limit penangkapan
atau ada yang memang dilarang oleg regulasi. Menurut perspektif dari produktivitas
biologi, ini harus masuk hitungan mortalitas ikan. Intinya perikanan tangkap harus
mengamati onboard vessels untuk mengukur dan memonitor ikan yang ditangkap dan
dilepaskan dan menghitung hasil yang ditangkap sebagai bagian dari total penangkapan
yang diperkenankan.
Produktifitas Ekonomi
Produktivitas Sosial
4. Pemeliharaan budaya
Mengelola Produktivitas
Harus diingat bahwa susah untuk menentukan keuntungan yang pasti diperoleh
dan prioritasnya susah menentukan peluang kehilangan dan mendapatkan keuntungan
dari pengelolaan sektor perikanan. Contohnya pada kasus ”The Gulf of Mexico Red
Snapper Fishery”. Ikan dewasa ditangkap nelayan dengan menggunakan “gear type”
yang bervariasi. Untuk memancing, nelayan menggunakan hook dan line. Juvenile fish
biasa ditangkap oleh nelayan tetapi dilepaskan karena ada aturannya (biasa ikan yang
dilepas mati). Ikan yang dilepas suka terjaring oleh shrimp trawl, sehingga mortalitasnya
tinggi.
“Perikanan yang berkelanjutan artinya mengelola untuk masa depan sebaik saat ini
tidak menjadi standar yang sulit untuk mencapainya jika keinginan politik “politikal Will”
ada
(Jim Glade)
Perbedaan ide tentang apa yang dimaksud dengan “cukup dan siapa yang
mendapatakan apa” menjadi sumber dari pernyataan yang membuat kesulitan politis
bagi para manajer.
Perikanan berkelanjutan harus dapat meliputi bisnis perikanan yang sehat secara
ekonomi sebaik sehatnya stok ikan secara biologis. Beberapa hal menunjukkan bahwa
memelihara populasi ikan pada level yang baik, bisnis dan masyarakat yang bergantung
pada sektor ini selalu dipelihara. Tanpa keberlanjutan jangka panjang, beberapa
keuntungan tidak mungkin diperoleh dan argumentasi tentang bagaimana
mengalokasikan ikan menjadi tidak berarti.
Stakeholder selalu menunjukkan bahwa perikanan dapat berlanjut pada banyak level.
Meskipun pada level yang paling rendah dari produktivita-sepanjang apa yang
berpindah tidak melampaui stok apa yang dapat diproduksi. Meskipun juga banyak yang
diamati, ini susah untuk difikirkan bahwa keberlanjutan perikanan pada level bawah.
Pada level ini, perikanan dan ekonomi bisa saling mendukung , pendukung-
pendukung/penyangga-penyangga bisa disediakan untuk melawan resiko dan
ketidakpastian, Biodiversity dan kesehatan ekosistem bisa dikelola, dan pilihan tentang
tipe-tipe daya guna bisa dimaksimalkan. Akan tetapi m,ereka akan selalu manfaatkan
dari pilihan-pilihan yang dibuat antara daya guna yangbbersaing dari bidang perikanan.
Pengurangan stok ikan di bawah level yang dapat memproduksi keuntungan maksimal
artinya kehilangan dari beberapa pilihan untuk dipilih.
Mencari kelebihan stok ikan untuk keberlanjutan dari ekosistem adalah suatu ide yang
kerap diakui, tetapi jarang diiplementasikan. Satu catatan penelitian, bahwa karena
variabilitas ekosistem, kebutuhan-kebutuhan keberlanjutan perlu ditentukan oleh
sehatnya ekosistem secara keseluruhan dari pada sehatnya spesies secara khusus-
dengan pola-pola yang sehat dari variabilitas ekosistem. Perhatioan lainnya adalah
meskipun pengelolaan ”single species” dapat diefektifkan untuk mengelola populasi dari
tiap spesies. Sebagai contoh ” stripped bass” di Chesapeake Bay- perencanaan
pengelolaan perikanan pada saat ini dimulai untuk mengambil beberapa faktor-faktor
ekonomi untuk dihitung, seperti efek dari pemindahan pakan dari marine bird dan efek
dari alat tangkap pada habitat.
Pengalaman yang lalu selama 20 tahun membuat jelas bahwa untuk mengelola
perikanan secara berkelanjutan pada long run membutuhkan lebih banyak kehati-hatian
pada short run. Sebagai hasilnya, lebih banyak keputusan-keputusan manajemen
memasukkan pendekatan-pendekatan pencegahan. Pendekatan ini mengakui
perubahan pada sistem perikanan adalah hanya dapat diputar balikkan secara lambat,
susah untuk dikontrol, tidak bagus untuk dipahami, dan subjek untuk merubah
lingkungan dan nilai-nilai kemanuasiaan. Dikatakan bahwa dimana dampak dari
perikanan nampak tidak jelas, pengelolaan harus lebih konservatif dan tidak ”membunuh
angsa yang menelurkan telur emas”. The MSFCMA, meskipun tidak eksplist
menggunakan istilah pencegahan namun merefleksikan pendekatan. Pendekatan
Melanjutkan definisi yang dimodifikasi dari keuntungan optimum, definisi dari overfishing
dan persyaratan dari overfished stoks.
Dimasa lampau, kesehatan dari stok ikan sering dikorbankan untuk kepentingan
ekonomi jangka pendek dan perhatian sosial (social concern). Mencari keseimbangan
yang tepat antara biologis, ekonomi dan keuntungan-keuntungan sosial adalah suatu
pertanyaan yang banyak pendapatnya. Apakah ekonomi jangka pendek dan
pengorbanan-pengorbanan sosial adalah tepat untuk membangun kembali stok ikan
untuk mengelola keuntungan jangka panjang? Ini adalah satu dari pertanyaan yang
paling mengganggu terhadap pengelolaan perikanan.
Konservasi adalah suatu proses dari menyimpan dan investasi. Masyarakat berbeda di
dalam kerelaan mereka dan kemampuan mereka untuk menyimpan dan investasi-
dimana siapa yang memiliki ”cash flow” (aliran uang tunai) tidak akan adil membayar
hutang yang ada adalah tidak seperti mengesampingkan simpanan dan investasi untuk
pengembalian di masa datang (future return). Investasi di dalam konservasi perikanan
tidak berbeda. Masyarakat seperti ingin menyimpan ikan untuk masa depan- investasi
pada masa depan produktivitas perikanan- ketika perikanan sehat secara ekonomi, yang
dijelaskan, setidaknya dalam bagian, peningkatan keberatan (tidak terima) melawan
kekuatan investasi pada konservasi perikanan ketika perikanan dibawah tekanan.
Banyak orang yang kami wawancarai mengakui kesulitan dari menanyakan nelayan
untuk mengorbankan pendapatan saat ini untuk keuntungan masa depan yang tidak
pasti. Meskipun stakeholder yang menekankan kebutuhan untuk konservasi secara
umum bersimpati tergadap kepedihan manusia, dan kesulitan ekonomi yang
berhubungan dengan membangun kembali stok yang kosong. Membangun kembali stok
sering menyediakan periode waktu yang lebih panjang dari pada banyaknya masyarakat
yang akan mengalami kesulitandi dalam perikanan. Panjang periode waktu
pembangunan kembali, transparansi penjualan antara kesakitan individu dengan
keuntungan sosial menjadi - antara biaya pada generasi yang satu dengan keuntungan
generasi yang lainnya. Permasalahannya adalah bahawa siapa yang membayar biaya
dari pengurangan jumlah produksi tidak mengharapkan untuk menjadi salah satu orang
yang menuai keuntungan.
Banyak sekali contoh dari perikanan yang telah terselamatkan dari pandangan dangkal
dari manajemen. Para ahli lingkungan mengutip contoh dari spiny dogfish di New
England dan Mid Atlantic.” Kami menggiatkan pembangunan dari perikanan spiny
dogfish Atlantic tanpa tinjauan ke masa depan dan tanpa perencanaan manajemen
perikanan” (jawabnya menyesali). Kita semestinya belajar dari giatnya penangkapan
yang tidak diinginkan seperti wabahu ....dogfish akan mengambil masa 10 tahun untuk
pulih-perikanan mungkin akan menjadi punah. Jika kita telah mengelola perikanan dari
awal, kita harus dapat menghindarkan meletakkan nelayan di luar bisnis. “sebagai
anggota dari seluruh sektor yang dikenali, kehilangan peluang di masa depan sebagai
suatu hasil dari kegagalan mengantisipasi dan mencegah wabah ikan.
Tetapi selalu ada contoh dari perikanan dimana, suatu ketika satu masalah dari short
sightedness telah diobservasi, tindakan koreksi telah dilakukan. North Pacific Hallibut,
dapat dibantah lebih produktif, sustainable.
1. Menangkap ikan pada suatu ukuran yang jauh di bawah ukuran potensi
maksimumnya.
2. Tidak dilakukannya re-stoking pada daerah-daerah catchable area
Dapat juga diakibatkan oleh overfishing ekonomi secara alami. Overfishing ekonomi
terjadi manakala perikanan telah dikembang;kan di luar titik tangkapan maksimum tetapi
penyebab overfishing mendasar adalah overcapacity dimana jumlah kapal dan alat
tangkap yang melebihi dari jumlah yang diperbolehkan.
Peluang Sosial yang hilang
Diadakan survey pada 3.500 nelayan hasilnya mengatakan 81 persen mereka sangat
cemas dengan masa depan perikanan, 79 % dikatakan mereka tidak akan
merekomendasikan perikanan sebagai masa depan mereka.
Kesimpulan
1. Stock sehat akan memelihara masyarakat sehat, economies sehat, dan perikanan
sehat.