Anda di halaman 1dari 3

Penjelasan Tentang Kode Isyarat Internasional

A. Pendahuluan.

Pada bab ini akan dibahas tentang maksud dan tujuan diadakannya kode isyarat internasional,
pengelompokan dan prinsip dasar kode isyarat tersebut. Dari uraian diatas setelah
mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat menjelaskan maksud dan tujuan diadakan kode
isyarat internasional, pengelompokan dan prinsip dasar kode isyarat internasional.

Materi pada bab ini untuk mempersiapkan siswa dalam mempelajari bab selanjutnya yaitu
metode pengisyaratan, diharapkan sebelum mempelajari bab selanjutnya siswa telah
menguasai kompetensi yang diharapkan dalam bab ini.

B. Pengertian kode isyarat internasional.

Kode isyarat internasional pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan cara-cara dan
sarana - sarana berkomunikasi dalam situasi yang ada hubungannya dengan keselamatan
pelayaran dan orang-orang khususnya apabila terdapat kesulitan bahasa . kode ini juga
diadakan dengan memperhatikan kenyataan bahwa frekuensi radio telegraphy cukup tinggi
terutama ketika tidak ada kesulitan dalam bahasa. oleh karena itu diusunlah suatu aturan yang
sederhana agar komunikasi dapat dilakukan secara efektif.

C. pengelompokan kode isyarat internasional.

Agar kode isyarat ini dapat dilaksanakan secara effektif perlu diadakan suatu pengelompokan
kode isyarat, adapun pengelompokon kode isyarat adalah sebagai berikut :

a. Isyarat huruf tunggal

Isyarat ini terdiri dari satu huruf, diperuntukan keadaan yang sangat mendesak (urgent),
penting atau digunakan untuk berita yang sangat umum.

b. Isyarat dua huruf

terdiri dari dua huruf, diperuntukan untuk berita -berita distress atau emergency sesuai yang
terdapat dalam “chapter 2 section 1 international” code of signals”

c. Isyarat tiga huruf yang diawali dengan huruf “M” diperunttikan untuk berita berita medis
sesuai yang terdapat dalam chapter 3 international code of signal.

D. Prinsip dasar kode isyarat internasional

Prinsip dasar dari kode ini adalah bahwa setiap bentuk isyarat harus memiliki pengertian
yang lengkap prinsip ini berlaku untuk semua kode yang ada, sehingga dalam hal-hal tertentu
jika dianggap perlu dipergunakan ”pelengkap (complement) yang mempergunakan. angka
bulat untuk melengkapi kelompok kelompok kode yang telah ada.

Pemakaian “pelengkap” berupa angka bulat diperuntukan sebagai berikut

a. Sebagai variasi dalam menjelaskan arti isyarat dasar.


Contoh

CP = Saya (atau kapal yang ditunjukan) sedang mendekat untuk menolong anda

CP1 = kapal terbang SAR datang untuk menolong anda

b. Untuk bertanya berkenaan dengan subyek yang sama atau bertanya sehubungan isyarat
dasarnya.

Contoh

DY = kapal (nama atau call sign) sudah tenggelam pada lintang dan bujur.

DY 4 = berapa kedalam air ditempat tenggelamnya kapal itu ?

c. Untuk menjawab pertanyaan atau permintaan berkenaan dengan isyarat dasarnya.

Contoh :

HX = apakah anda mendapat suatu kerusakan dalam tubrukan?.

HX1 = saya mendapat kerusakan berat diatas garis air.

d. untuk menambah atau memberi informasi yang lebih rinci.

Contoh :

IN = saya membutuhkan seorang juru selam

IN1 = saya membutuhkan seorang juru selam untuk melepaskan gangguan pada baling-
baling.

Pelengkap- pelengkap muncul didalam teks berita hanyalah satu kali dan ada beberapa yang
muncul lebih dari satu kali, ini hanya dipergunakan bila tercantum didalam teks isyarat.

Contoh :

MTD 32 = anda seharusnya memberikan aspirin.

MQE 26 = Diagnosis saya kemungkinan adalah oystitis.

Teks berita yang ada terkadang terdapat tanda kurung, hal ini menunjukan :

a. Pilihan antara dua , misalnya : “(atau pesawat penyelamat )”

b. Pemberitahuan yang mungkin dikirimkan jika diminta atau disediakan misalnya :


“………..( menunjukan posisi jika diperlukan ).

c. P enjelasan dari isi berita .


Kode isyarat internasional digolongkan menurut subjek kalimat dan artinya sedangkan kode-
kode isyarat yang ditunjukan pada lajur sebelah kanan pada buku international code of signal
dipergunakn untuk mempermudah pengkodean.

Anda mungkin juga menyukai