Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH NAVIGASI

“PELAMPUNG SUAR”

Disusun oleh:

Kelompok 3
ANGEL HARAROITO 26030117130063
DITA HAVINA MEGA 26030117130054
HESA KARUNIA FITRI 26030117130037
INTAN MUTIAH 26030117120027
IQBAL ABRARSYAH 26030117130043
MAULIA ARDIAN NANDA 26030117120032
MIFTAH AUFARIDZI L. H 26030117130047
RENGGA SEKTI 26030117130071
SINDI NURAINI AMALIA 26030117130042
SYANTIA LATHIFAH 26030117130045
VIRA OKTAVIANI W 26030117130066
WAHYU AGUNG NUGROHO 26030117130065

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Alat bantu navigasi merupakan alat yang digunakan untuk proses


memantau dan mengendalikan pergerakan dari seseorang atau alat transportasi
(mobil atau kapal atau pesawat) dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu alat
bantu navigasi yaitu adalah pelampung suar. Pelampung Suar adalah pelampung
berwarna merah berada di sebelah kanan dengan nomor genap dan pelampung warna
hijau di sebelah kiri dengan nomor ganjil berguna untuk memudahkan nahkoda
mengarahkan kapal supaya tetap berada di alur pelayaran pelabuhan. Jumlah pelampung
disesuaikan dengan kondisi alam serta banyak atau tidaknya titik belok pada alur
pelayaran. Semakin sempit alur pelayaran, maka semakin banyak dibutuhkan pelampung
Pelampung suar dipancangkan di laut dengan menggunakan jangkar dan
rantai jangkar, sehingga dapat membantu para navigator dalam memilih alur
pelayaran yang aman, adanya bahaya navigasi seperti karang, gosong dan
sejenisnya serta memandu kapal pada waktu memasuki dan kelusr dari suatu
wilayah parairan pelabuhan.
Kegunaan pelampung (buoy) sebagai tanda adanya bahaya, sebagai tanda
adanya perubahan dilaut, sebagai penuntun atau petunjuk jalan yang aman bagi
pelayaran. Pelampung hanya memenuhi fungsinya sebagai alat bantu navigasi
pada siang hari dan dalam keadaan cuaca terang, pada malam hari hanya
pelampung yang berpenerangan, kemudian pada cuaca buruk atau berkabut hanya
pelampung yang menggunakan bunyi (gong, bell).
Indonesia sebagai salah satu negara maritim menganut aturan pelampung
suar IALA BUOYAGE REGION A dimana banyak digunakan beberapa negara di
dunia dalam hal standar per-pelampungan (buoy) untuk rambu rambu laut. Untuk
IALA BUOYAGE REGION B Jepang adalah salah satu negara yang menganut
sistem aturan standar per-pelampungan untuk rambu rambu laut yang diterapkan
di negaranya.
Pelampung suar (floating beacon) juga digunakan sebagai peralatan
dan fasilitas navigasi pelayaran yang mendukung pengawasan area perairan yang
berhubungan dengan batas batas laut antar negara.

I.2. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian Pelampung Suar
2. Mengetahui Macam-macam Pelampung Suar
3. Mengetahui Kegunaan Pelampung Suar
4. Mengetahui Konstruksi Pelampung Suar

I.3. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian Pelampung Suar
2. Mahasiswa dapat mengetahui Macam-macam Pelampung Suar
3. Mahasiswa dapat mengetahui Kegunaan Pelampung Suar
4. Mahasiswa dapat mengetahui Konstruksi Pelampung Suar

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Pelampung Suar


Pelampung Suar adalah pelampung berwarna merah berada di sebelah

kanan dengan nomor genap dan pelampung warna hijau di sebelah kiri dengan

nomor ganjil berguna untuk memudahkan nahkoda mengarahkan kapal supaya

tetap berada di alur pelayaran pelabuhan. Jumlah pelampung disesuaikan dengan

kondisi alam serta banyak atau tidaknya titik belok pada alur pelayaran. Semakin

sempit alur pelayaran, maka semakin banyak dibutuhkan pelampung

(Djunarsjah et al., 2018).

Pelampung Suar adalah infrastruktur keselamatan pelayaran tersebut

merupakan Sarana vital dalam melakukan pelayaran dan penunjang keselamatan

dalam melakukan pelayaran yang berada di luar kapal tujuannya untuk membantu

Nakhoda dalam menentukan arah dalam suatu pelayaran (Santoso et al., 2013).

II.2. Macam-macam Pelampung Suar


Menurut Triatmojo (2017), sarana bantu navigasi pelayaran seperti rambu

suar dan pelampung suar. Rambu dan pelampung suar yang tersedia berwarna

merah dan hijau, dapat dilihat bahwa lajur pada kiri berwarna hijau dan pada lajur

kanan berwarna merah dan diberi kode khusus untuk mengetahui informasi yang

terdapat pada menara suar . Pada lajur kiri berwarna hijau digunakan sebagai jalur

masuk menuju Pelabuhan Teluk Batang, sedangkan pada lajur kanan berwarna

merah digunakan sebagai jalur keluar kapal. Alur pelayaran berada di bawah

permukaan air, sehingga tidak dapat dilihat oleh nahkoda kapal. Untuk

menunjukkan posisi alur pelayaran, di kanan kirinya dipasang pelampung dengan

warna berbeda. Pelampung di sebelah kanan, terhadap arah ke laut berwarna


merah sedang disebelah kiri berwarna hijau. Kapal harus bergerak di antara kedua

pelampung tersebut.

Menurut Santoso et al. (2013), Peraturan Menteri Perhubungan Nomor

PM. 25 tahun 2011 Tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran dan Keputusan

Menteri Perhubungan Nomor: 173/AL.401/PHB-84 tentang berlakunya The IALA

Maritime Buoyage System untuk region A dalam Tatanan Sarana Bantu Navigasi

Pelayaran di Indonesia. Pembagian wilayah sistim pelampungan adalah sebagai

berikut : wilayah sistim pelampungan ”A” dalam wilayah perairan ini

menggunakan tanda lateral yaitu menandai bahwa alur yang terdalam terletak

diantara tanda merah terletak sisi lambung kiri dan tanda hijau terletak pada sisi

lambung kanan, sedangkan peruntukan belokan kanan hijau, alur yang diutamakan

dengan warna merah menunjukan kerah lambung kanan dan hijau menunjukan

kearah lambung hijau. Wilayah sistim pelampungan ”B” dalam wilayah perairan

ini menggunakan tanda lateral yaitu menandai bahwa alur yang terdalam terletak

diantara tanda hijau terletak sisi lambung kiri dan tanda merah merupakan alur

terdalam terletak pada sisi lambung kanan, sedangkan peruntukan belokan kanan

merah, alur yang diutamakan dengan warna hijau menunjukan kearah lambung

kanan merah menunjukan kearah lambung merah. Selain sistem pelampungan

”A.” dan ” B ” terdapat juga tanda-tanda peraian aman dan tanda tengah alur atau

pengenalan daratan, kemudian juga terdapat tanda bahaya terpencil yang didirikan

atau dilabuhkan pada atau diatas sebuah bahaya terpencil yang mempunyai

perairan yang aman sekelilingnya, selanjutnya tanda-tanda lain dalam bernavigasi

adalah tanda khusus, tanda ini tidak untuk bernavigasi melainkan menunjukan

kawasan khusus yang dinyatakan dengan peta.


II.3. Kegunaan Pelampung Suar

Menurut Napitupulu et al., (2016), Tugas dan fungsi utama kapal induk

perambuan adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pemasangan atau pendistribusian pelampung suar.

b. Melakukan pengangkutan, pemeliharaan, perawatan pelampung suar

serta sistem penjangkarannya.

c. Melaksanakan perawatan atau pemeliharaan menara suar.

d. Mengantar gilir tugas penjaga menara suar dan keluarganya.

e. Mengangkut bahan-bahan material untuk operasional dan

pemeliharaan menara suar.

f. Melaksanakan tugas survey dan pengamatan laut, SAR, dan tugas-

tugas pemerintah lainnya.

g. Melakukan pendistribusian, pengangkutan gas atau botol acetylene.

Menurut Amalina dan Thomas (2017), Kapal perambuan dinilai sangat

penting untuk mendukung upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan

pelayaran. Fungsi dan tugasnya sangat penting agar Sarana Bantu Navigasi

Pelayaran (SBNP) tetap berkinerja baik dan andal. Kapal induk perambuan

merupakan kapal negara kenavigasian yang memiliki fungsi untuk memasang

pelampung suar serta melakukan pengangkutan dan pengangkatan. Selain itu,

kapal perambuan disiapkan untuk berbagai aktivitas di menara suar.

II.4. Konstruksi Pelampung Suar


Menurut Peraturan Menteri no. 5 tahun 2011 pasal 12, Standar teknis

konstruksi pelampung suar suar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dengan menggunakan antara lain: a. konstruksi baja galvanis; b. steel pipe; atau c.

polyethylene. Untuk Standar teknis diameter badan pelampung pada pelampung

suar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling kecil 1 meter. Pelampung

suar mempunyai tipe lampu flashing dengan karakteristik lampu sebagai berikut :

1. bahaya terpencil; a) kelompok cerlang dengan satu kelompok terdiri dari dua

cerlang dalam satu periode 5 detik; b) kelompok cerlang dengan satu kelompok

terdiri dari dua cerlang dalam satu periode 10 detik; 2. perairan aman; a) cerlang

panjang dengan periode 10 detik; b) cahaya isophasa; c) cahaya tunggal terputus;

d) cahaya kode morse dengan karakter tunggal “A”; 17 3. tanda khusus; 4. tanda

khusus penandaan kapal tenggelam 5. Lateral; 6. Kardinal.

Menurut Peraturan Menteri no. 5 tahun 2011 pasal 12, Pelampung suar

mempunyai warna lampu sebagai berikut: 1. bahaya terpencil, perairan aman, dan

kardinal berwarna cahaya putih; 2. untuk tanda lateral menggunakan warna

cahaya merah atau hijau; 3. untuk tanda khusus menggunakan cahaya warna

kuning; dan 4. untuk tanda khusus penandaan kapal tenggelam menggunakan

cahaya warna kuning dan biru.

III. PEMBAHASAN

III.1. Pengertian Pelampung Suar


Pelampung Suar adalah alat bantu navigasi yang dipasang pada perairan-

perairan tertentu, misalnya di perairan sempit, ramai dan memasuki wilayah

pelabuhan atau sungai. Pelampung suar dipancangkan di laut dengan

menggunakan rantai jangkar dan jangkar, sehingga dapat membantu para

navigator dalam memilih alur pelayaran yang aman. Pelampung ini berwarna

merah dan berada di sebelah kanan dengan nomor genap Adanya bahaya navigasi

seperti karang, gosong dan sejenisnya serta memandu kapal pada waktu memasuki

dan keluar dari suatu wilayah pelabuhan. Hal ini diperkuat oleh Djunarsjah et al.,

2018 pelampung suar adalah pelampung berwarna merah berada di sebelah kanan

dengan nomor genap dan pelampung warna hijau di sebelah kiri dengan nomor

ganjil berguna untuk memudahkan nahkoda mengarahkan kapal supaya tetap

berada di alur pelayaran pelabuhan. Jumlah pelampung disesuaikan dengan

kondisi alam serta banyak atau tidaknya titik belok pada alur pelayaran. Semakin

sempit alur pelayaran, maka semakin banyak dibutuhkan pelampung.

3.2. Macam-Macam Pelampung

Pelampung dapat dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan sistem dan warna


serta peletakkannya.

3.2.1. Sistem pelampung


Sistem pelampung untuk alur pelayaran berlaku dalam dunia pelayaran.

Hal ini bertujuan untuk mengendalikan atau menggerakan kapal di perairan.

Pengendalian kapal dijalankan dengan aturan dan sistem yang harus diketahui

oleh seorang pelaut. Sistem tersebut dibuat agar dalam dunia pelayaran terjadi

ketertiban dalam bernavigasi. Sistim Pelampung dі Indonesia terdapat 2 macam

уаіtu :

Gambar Sistem Pelampung untuk Alur


Pelayaran
a. Sistem kardinal

Pelampung dengan sistem kardinal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

- Dipakai dі laut lepas

- Menandakan sektor aman

- Dibedakan аtаѕ sektor : Utara, Selatan, Timur dan Barat.

- Kegunaan pelampung (buoy) іаlаh ѕеbаgаі tanda adanya bahaya, ѕеbаgаі

tanda adanya perubahan di laut, ѕеbаgаі penuntun atau petunjuk jalan уаng

aman bagi pelayaran.

b. Sistem lateral

Pelampung dengan sistem lateral memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

- Dipakai dan digunakan pada tepi pantai dan alur perairan sempit уаng

biasa dilayari

- Ditempatan pada perairan pedalaman


- Ditempat уаng menandakan adanya bahaya

- Dibedakan аtаѕ pelampung sisi kiri dan sisi kanan

- Dipakai di perairan уаng ada hubungannya dеngаn perairan pedalaman

уаng biasa dilayari.

3.2.2. Letak dan warna pelampung

Berdasarkan letak dan warnanya, pelampung (buoy) dibedakan menjadi

beberapa jenis yaitu :

a. Pelampung pada sisi kanan (Starboard hand)

Bentuk pelampung : runcing

Warna pelampung : hitam, hitam putih kotak-kotak atau hitam kuning

kotak-kotak.

Tanda puncak : segitiga atau belah ketupat

Jіkа ada suar : warna penyinaran putih atau hijau cerlang

Scotlite : warna putih atau hijau.

Pelampung hitam merupakan pelampung sisi kanan (starboard hand) јіkа

datang dаrі laut.

b. Pelampung pada sisi kiri (Port hand)

Bentuk pelampung : tumpul

Warna pelampung : merah, merah putih , kotak-kotak atau merah kuning

kotak-kotak

Tanda puncak : kubus atau T

Jіkа ada suar : warna penyinaran putih atau merah cerlang

Scotlite :warna putih atau merah


Pelampung merah merupakan pelampung sisi kiri (port hand) јіkа datang

dаrі laut.

c. Pelampung Gosong Tengah-Pemisah dan Pertemuan (Middle ground,

mid channel or bifuration)

Bentuk pelampung : bundar, baik untuk hilir maupun untuk mudik

Warna pelampung : putih merah mendatar baik untuk hilir maupun

untuk mudik

Tanda puncak : untuk hilir, untuk mudik

Jіkа ada suar : isophase = periode gelap ѕаmа dеngаn periode

terang

Scotlite : untuk hilir untuk mudik

d. Pelampung Pengenal (Landfall)

Bentuk pelampung : runcing

Warna pelampung : bіаѕаnуа hitam putih atau merah putih vertikal

Tanda puncak : Silang

Jіkа ada suar : Putih cerlang atau putih tetap dеngаn penggelapan

(flashing white or white occulting)

e. Pelampung Kerangka (Wecks)

Bentuk pelampung :

Jika dіlalui sisi kanan : runcing

Jika dilalui sisi kiri : tumpul

Jika dilalui pada kedua sisi : bundar

Warna pelampung : bіаѕаnуа hijau

Tanda puncak :-
Jіkа ada Suar : hijau cerlang atau hijau tetap dеngаn penggelapan

(flashing green or occulting green)

f. Pelampung Khusus (Special buoys)

Pelampung Tempat Tuang (dumping ground, outfall, spoil ground)

Bentuk pelampung : runcing

Warna Pelampung : Kuning hitam mendatar pelampung tempat

berlabuh kapal

g. Karantina (quarantine anchorage)

Bentuk pelampung : runcing

Warna pelampung : kuning

h. Pelampung Tempat Latihan Tembak Menembak (practice firing

ground)

Bentuk Pelampung : runcing

Warna Pelampung : Keliling warna biru di tengah warna putih huruf

warna merah.

i. Pelampung Peralihan Antаrа Laut Lepas dan Daerah Pedalaman

Bentuk Pelampung : runcing

Warna Pelampung : merah putih atau hitam putih berbentuk spiral

3.3. Fungsi Pelampung Suar


Pelampung suar ( floating beacon ) juga digunakan sebagai peralatan

dan fasilitas navigasi pelayaran yang mendukung pengawasan area perairan yang

berhubungan dengan batas batas laut antar negara. Fungsi pelampung suar secara

umum.

 Rambu rambu laut sebagai acuan lalu lintas kapal dan navigasi pelayaran.

 Tanda bagi kapal kapal dan pelaut tempat tempat yang harus dihindari.

 Penentu kordinat atau titik posisi agar memudahkan bagi nakhoda kapal dalam

mengambil keputusan.

 Sebagai alat bantu mengetahui posisi titik patokan kordinat pelampung suar

diletakan dilengkapi GPS locator.

 Sebagai alat yang memantau keadaan laut sekitar dimana pelampung suar

diletakkan dan terdapat peralatan navigasi pendukung seperti radio transmisi.

 Sebagai alat memantau cuaca dimana pelampung suar diletakan peralatan

pendukung khusus mendeteksi cuaca.

 Sebagai alat pendeteksi gempa di laut terhadap kemungkinan area dilaut yang

memiliki patahan di dasar sehingga dapat memberikan informasi dini bila

adanya kemungkinan Tsunami.

 Sebagai alat bantu yang memantau area kedaulatan suatu negara khususnya

area udara yang dapat mungkin di masuki pesawat negara lain tanpa ijin.

Peralatan pendukung seperti radar suar ( Radar Beacon ) Racon.

Menurut Amalina dan Thomas (2017), Kapal perambuan dinilai sangat


penting untuk mendukung upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan
pelayaran. Fungsi dan tugasnya sangat penting agar Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran

3.4. Kontruksi Pelampung Suar


Pelampung suar adalah enis sarana bantu pelayaran yang satu ini berada di

air khusus sebagai rambu pelayaran memiliki alat penerang menggunakan tenaga

matahari (solar cell) . Bentuk seperti permanen atau pelampung mengapung,

terikat sampai kebagian dasar laut yang ditempatkan di perairan pantai atau di

dalam pelabuhan dan berfungsi memberikan informasi kepada kapal-kapal yang

sebagai panduan navigasi di daerah sekitarnya. Biasanya diletakkan pada lokasi-

lokasi seperti di pelabuhan, posisi jalur masuk dan jalur keluar serta tempat-

tempat dangkal atau tempat yang memiliki halangan di bawah air dan juga di jalur

sebagai penanda rambu pelayaran yang aman untuk bisa dilewati. Pada

pelampung suar terdapat bagian bagian nya yaitu, Pelampung Menara (high focal

plane buoy) merupakan bagian paling tinggi dalam pealmpung suar. Terdapat

lampu yang berfungsi sebagai penanda. Terdapat batas suar, tangga pada

pelampung suar dan pemantul radar dan juga panel sel suya.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah adalah sebagai berikut :
1. Pelampung Suar adalah alat bantu navigasi yang dipasang pada

perairan-perairan tertentu, misalnya di perairan sempit, ramai dan

memasuki wilayah pelabuhan atau sungai. Pelampung suar dipancangkan

di laut dengan menggunakan rantai jangkar dan jangkar, sehingga dapat

membantu para navigator dalam memilih alur pelayaran yang aman

2. Macam-macam pelampung dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan

system pelampung dan letak warnanya. Berdasarkan system pelampung

ada system lateral dan system cardinal sedangkan berdasarkan warna dan

letaknya yaitu ada pelampung pada sisi kiri dan kanan, pelampung tengah

pemisah dan pertemuan, pelampung pengenal,kerangka, karantina,

pelampung tempat latihan menembak, pelampung antara laut lepas dan

daerah pedalaman.

3. Fungsi pelampung suar secara umum yaitu rambu rambu laut

sebagai acuan lalu lintas kapal dan navigasi pelayaran, tanda bagi kapal

kapal dan pelaut tempat tempat yang harus dihindari, penentu kordinat

atau titik posisi agar memudahkan bagi nakhoda kapal dalam mengambil

keputusan, sebagai alat bantu mengetahui posisi titik patokan kordinat

pelampung suar diletakan dilengkapi GPS locator.

4. Kontruksi pada pelampung suar yaitu pelampung menara (high

focal plane buoy) merupakan bagian paling tinggi dalam pealmpung suar.
Terdapat lampu yang berfungsi sebagai penanda. Terdapat batas suar,

tangga pada pelampung suar dan pemantul radar dan juga panel sel suya.

4.2. Saran

Saran yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya setelah dilakukan pembuatan makalah ini langsung diadakan

presentasi supaya kelompok lain juga paham dengan materi ini


DAFTAR PUSTAKA

Amalina, M. N dan T. A. Kristianto. 2017. Desain Interior Kapal Navigasi S-126

Untuk Meningkatkan Kualitas Keamanan, Kenyamanan, dan Memenuhi

Standard Kode Kapal Yang Berlaku. Jurnal Sains Dan Seni Pomits. 6(2):

G352-G357.

Djunarsjah, E., D. Wisayantono dan A. P. Parlindungan. 2018. Kajian Standar

Penilaian Kelayakan Pelabuhan Makassar Dalam Mendukung Konsep Tol

Laut. ITB Indonesian Journal of Geospatial. V(2): 21-34.

http://perikanan38.blogspot.com/2018/04/sistem-pelampung-untuk-alur-
pelayaran.html (Diakses pada 30 Mei 2019)

https://rianjayasafety.com/jenis-jenis-buoy-pelampung/ (Diakses pada 30 Mei


2019)

https://www.cvska.net/2018/08/macam-macam-buoy-dan-fungsinya.html (Diakses
pada 30 Mei 2019)

Indrawan, R.P., Sugeng, W., dan Hariadi. 2017. Kajian Batimetri Perairan Teluk

Nuri dan Perairan Teluk Batang untuk Penentuan Alur Pelayaran di

Pelabuhan Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Jurnal Oseanografi. 6 (1) : 236–245.

Napitupulu, B. A. M., P. Manik, dan G. Rindo. 2016. Studi Perancangan Kapal

Induk Perambuan Tipe Katamaran Untuk Distrik Navigasi Tanjung

Pinang (Kepri). Jurnal Teknik Perkapalan. 4(2): 372-380.

Santoso, W., A. R. Kusuma dan H. S. Utomo. 2013. Evaluasi Program Revitalisasi

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran dan Prasarana Keselamatan Pelayaran


Pada Distrik Navigasi TarakanKalimantan Timur. Jurnal Administrative

Reform. I(3): 557-568.

Santoso, W., Aji, R. K., dan Heryono, S. U. 2013. Evaluasi Program Revitalisasi

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran dan Prasarana Keselamatan Pelayaran

Pada Distrik Navigasi Tarakan Kalimantan Timur. Jurnal Administrative

Reform. I (3) : 557-568.

Anda mungkin juga menyukai