Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RUTIN 04

DISUSUN OLEH :

NAMA :MHD HARDIAN S DAULAY

NIM:5181121015

MATA KULIAH : SISTEM KELISTRIKAN MESIN DAN


ELEKTRONIKA

DOSEN PENGAMPU : dr.lisyanto ,M,Si

PROGRAM STUDY - PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS EGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2020
Konstruksi dari baterai (accu)
By Admin BsieradPosted on September 28, 2015
Bsierad.com – beberapa postingan lalu telah dibahas tentang cara pengisian
baterai (accu) dan perawatan baterai (accu). Selain mengetahui cara pengisian
dan perawatan dari accu kita juga harus tahu Konstruksi dari baterai (accu).
Seperti apa sih Konstruksi dari baterai (accu) ? 

Konstruksi Baterai (accu)


Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak  baterai, terminal
baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai,  tutup baterai dan sel
baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel
menghasilkan tegangan 2 – 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V
mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri.

Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang
tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang
digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit baterai. Tiap sel baterai
terdapat plat positip, saparator dan plat negatip, plat positip berwarna coklat
gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu metalik (metallic gray).

1. Kotak baterai

Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai.
Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada
kotak baterai terdapat garis tanda upper level  dan lower level , sebagai
indicator jumlah elektrolit.

2. Elektrolit Baterai

Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam
sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O  dan dan 36 % SO4. Dari
campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270.
3.Sumbat Ventilasi

Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga
berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan
uap asam sulfat di dalam baterai dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar
lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian
ventilasi dan menetes kembali ke bawah.

4. Konstruksi Sell

Baterai terdiri dari beberapa sel dan setiap sel terdiri dari pelat positif dan pelat
negatif dan sel ini dibuat dari pelat logam timbel berpori, dengan maksud dan
tujuan untuk mempermudah reaksi kimia pada permukaan berpori tersebut
sedangkan bahan aktif dari pelat positif adalah timbel dioksida (PbO2) berwarna
coklat dan untuk pelat negatif adalah timbel (Pb) berwarna abu – abu.
 5. Konstruksi blok sel

Batang penghubung sel-sel adalah pelat – pelat yang tergabung di dalam blok
blok sel dan pelat positif dibatasi oleh isolasi (separator) yang terbuat dari
ebonit atau pelastik kemudian blok – blok sel ini dimasukkan dalam blok baterai
yang diisi larutan asam sulfat (H2SO4) serta setiap blok sel menghasilkan

tegangan sebesar 2 Volt.  6. Hubungan


blok sel

Tujuan dari menghubungkan blok – blok sel secara seri adalah untuk
memperoleh tegangan yang lebih tinggi misalnya untuk memperoleh tegangan 12
Volt, baterai membutuhkan 6 blok sel yang masing – masing bertegangan 2 Volt.
Cara Pengisian Baterai (Accu/ Aki) dengan Baterai Charger
 juan

Baterai (accu) yang digunakan lama-lama listrik yang tersimpan didalam


baterai akan habis. Saat mesin hidup komponen yang berfungsi untuk mengisi
arus listrik di dalam baterai kembali adalah alternator.

Namun jika sistem pengisian tersebut tidak berjalan atau kendaraan tidak
digunakan dalam jangka waktu yang lama maka arus listrik yang disimpan di
dalam baterai akan habis.

Jika listrik di dalam baterai habis dapat menyebabkan beberapa masalah,


salah satunya adalah sistem starter elektrik yang tidak akan bekerja.

Pada mobil, jika sistem starter elektrik tidak bekerja maka pengendara akan
mengalami kesulitan saat akan menghidupkan kendaraan.

Oleh sebab itu kapasitas arus listrik dalam baterai harus selalu terisi.
Pengisian arus listrik ke dalam baterai dapat dilakukan dengan penchargeran
baterai menggunakan baterai charger.

Apadun hal-hal yang dibutuhkan untuk melakukan pengisian baterai antara lain
adalah baterai charger, kertas amplas, multimeter dan hydrometer.
Prosedur pengisian baterai dengan menggunakan baterai charger dilakukan
dengan cara :
1. Bersihkan dahulu terminal baterai dari kemungkinan terdapat kotoran
maupun karat. Pembersihan terminal baterai dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas amplas.
2. Lepaskan tutup-tutup sel pada baterai, hal ini bertujuan agar gas
hydrogen yang timbul saat proses pengisian dapat keluar dengan optimal
(walaupun pada tutup baterai sebenarnya sudah dilengkapi dengan lubang
ventilasi, namun agar lebih baik lagi saat pengisian apalagi saat melakukan
pengisian cepat maka lepas semua tutup sel baterai).
3. Periksa permukaan air accu (pada baterai tipe basah), permukaan air
accu pada semua sel harus berada diantara tanda lower level dan upper level.
Bila permukaan air accu berada di bawah batas lower level maka lakukan
penambahan air accu dengan menggunakan air suling sampai pada batas
upper level.
4. Hubungkan kabel-kabel dari baterai charger dengan benar. Hubungkan
terminal positif baterai dengan terminal positif pada baterai charger dan
terminal negatif baterai dihubungkan dengan terminal negatif baterai charger.
Selain itu periksa teganagan yang digunakan untuk melakukan penchargeran,
bila hanya satu baterai yang dicharger maka gunakan tegangan pengisian 12
volt.

5. Perhatikan penggunaan arus pengisian yang digunakan. Arus pengisian


digunakan sebaiknya dibatasi di bawah 1/10 dari kapasitas baterai.
6. Usahakan saat melakukan proses pengisian, temperatur dari elektrolit
baterai (air accu) tidak melebihi 400 C. Jika temperatur diatas 400 C, maka
rendahkan arus pengisian atau hentikan proses penchargeran sampai
temperatur elektrolit menjadi normal kembali.
7. Selama proses pengisian atau penchargeraan, jauhkan dari api ataupun
percikkan bunga api, karena saat proses pengisian akan menghasilkan gas
oksigen dan hidrogen. Yang mana bila gas hidrogen terkena api akan dapat
menimbulkan ledakkan.

8. Pengisian baterai penuh atau sudah selesai jika berat jenis elektrolit
telah mencapai angka 1,25 – 1,28. Selain itu, tegangan pada baterai
meningkat hingga 15 – 17 volt (tegangan pada setiap sel baterai meningkat
menjadi 2,5 – 2,8 volt).
9. Jika proses pengisian telah selesai dan dicek berat jenis elektrolitnya,
tapi ternyata berat jenis elektrolit pada baterai lebih besar dari spesifikasinya
maka keluarkan sedikit air accu pada setiap selnya dan ganti dengan air
suling. Dan sebaliknya bila berat jenis elektrolit selama melakukan proses
pengisian sudah dilakukan dalam waktu lama namun berat jenis elektrolit
masih tetap kurang dari spesifikasinya maka buanglah sedikit air accu yang
berada pada setiap sel baterai dan kemudian tambahkan sedikit elektrolit
(asam sulfat) pada tiap selnya.
 tips yang harus diperhatikan dalam merawat
aki mobil agar tidak cepat tekor atau soak.

1. PERHATIKAN BEBAN
PENGGUNAAN AKI
Salah satu cara terbaik untuk merawat aki mobil adalah dengan memerhatikan
beban penggunaan aki secara berkala. Pengecekan harus dilakukan secara
rutin. Pengecekan ini berguna agar kondisi aki bisa diketahui secara tepat.
Pengecekan beban penggunaan aki sendiri bisa dilakukan di bengkel resmi
Nissan terdekat di kota Anda.
2. BERSIHKAN AKI SECARA
BERKALA
Salah satu tips termudah dalam menjaga kondisi aki adalah dengan
membersihkan aki secara berkala. Salah satu bagian yang perlu mendapatkan
perhatian lebih adalah bagian terminal aki. Terminal aki biasanya tertutup oleh
debu dan kotoran. Hal ini menyebabkan hantaran listrik dari aki ke komponen
mobil menjadi terhambat. Cara termudah untuk membersihkan terminal aki
adalah dengan membersihkannya dengan sikat kawat atau sikat plastik.

3. PANASKAN MOBIL SECARA


BERKALA
Tahukah Anda bahwa memanaskan mobil adalah salah satu cara terbaik dalam
merawat kesehatan aki mobil Anda? Meski mobil tidak sedang akan dipakai
namun memanaskan mesin mobil setiap hari adalah hal yang wajib untuk
dilakukan. Mobil yang tidak pernah dipanasi akan memberi dampak pada
kondisi aki. Aki akan menjadi cepat tekor dan soak. Oleh karena itu, biasakan
untuk memanaskan mesin mobil setiap hari setidaknya selama 5 hingga 10
menit.

4. PASTIKAN KETERSEDIAAN
LISTRIK DI DALAM AKI
Menjaga suplai listrik di dalam aki adalah salah satu cara terbaik dalam
merawat aki mobil Nissan Serena Anda. Saat Anda merasa mobil sudah mulai
sulit dinyalakan maka ada kemungkinan jika cadangan listrik di dalam aki mobil
Anda sudah mulai menipis. Segera isi ulang cadangan listrik mobil Anda.

5. LEPAS KABEL AKI SAAT


MOBIL TIDAK DIGUNAKAN
Saat mobil akan tidak digunakan dalam jangka waktu yang cukup panjang
maka ada baiknya untuk melepaskan kabel aki dari terminal penghubungnya.
Hal ini bertujuan untuk menghindari aliran listrik yang terus menerus. Jika
dibiarkan terus menerus maka akan berakibat pada aki mobil yang menjadi
tekor atau soak.

6. PILIH AKI KERING DENGAN


KUALITAS TERBAIK
Aki kering yang ada digunakan oleh mobil Nissan Serena adalah salah satu aki
kering dengan kualitas terbaik yang ada di pasaran. Untuk kenyamanan
mengemudi ada baiknya agar selalu menggunakan aki kering dengan kualitas
terbaik. Salah memilih model aki atau memilih aki abal-abal hanya akan
merusak komponen mobil Anda yang lainnya. Hal ini dikarenakan aki mobil
berhubungan erat dengan kelistrikan mobil. Jika suplai listrik ke dalam
komponen-komponen lain terganggu, bukan tidak mungkin komponen tersebut
akan cepat rusak atau bermasalah.

Itu tadi beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar aki mobil terbaik pilihan
keluarga, Nissan Serena Anda tidak cepat tekor ataupun soak. Jangan sampai
pengalaman berkendara Anda bersama Nissan Serena menjadi terganggu
karena Anda tidak tahu cara merawat aki yang benar.

 
https://www.nissan.co.id/artikel/artikel-afs/tips-merawat-aki-mobil.html

https://www.teknik-otomotif.com/2017/11/cara-pengisian-baterai-dengan-baterai.html

Anda mungkin juga menyukai