Anda di halaman 1dari 6

Teori-Teori Motivasi

1. Teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow)

Teori ini menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan (need) yang
munculnya sangat bergantung pada kepentingannya secara individu. Membagi teori
motivasi yang disebut “The five hierarchy need” yaitu Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan Rasa
Aman, Kebutuhan Sosial, Kebutuhan Harga Diri, dan Kebutuhan Aktualitas Diri.
Kebutuhan Fisiologis adalah kebutuhan paling dasar dalam kehidupan manusia antara lain
kebutuhan makan, minum, tempat tinggal, seks, dan istirahat. Kebutuhan Rasa Aman adalah
kebutuhan manusia bebas dari ancaman bahaya. Kebutuhan Sosial adalah kebutuhan
manusia untuk ikut dalam kelompok masyarakat yang mencakup kasih saying, rasa memiliki,
diterima dengan baik dalam kelompok tertentu dan persahabatan. Kebutuhan Harga Diri
adalah kebutuhan untuk memperoleh penghormatan dari luar yang menyangkut seperti
harga diri, otonomi dan prestasi. Kebutuhan Aktualitas Diri adalah kebutuhan yang
mendorong agar seseorang yang sesuai dengan ambisinya yang mencakup pertumbuhan,
pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.

2. Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)

Teori ini membagi dua faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi yaitu
faktor kepuasan dan ketidakpuasan. Faktor Kepuasan adalah faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kepuasan bagi pekerja, antara lain, prestasi, penghargaan, pekerjaan itu
sendiri, tanggung jawab dan kemajuan, biasanya disebut sebagai motivator factor atau
pemuas (satisfiers). Faktor Ketidakpuasan adalah faktor-faktor yang bukan menimbulkan
kepuasan, tetapi bila ditingkatkan dapat mengurangi ketidakpuasan, antara lain, kebijakan
dan administrasi perusahaan, pengawasan, penggajian, hubungan kerja, kondisi kerja,
keamanan kerja, dan status pekerjaan, biasanya disebut hygiene factor atau faktor
pemeliharaan merupakan faktor yang bersumber dari ketidakpuasan kerja.

3. Teori X dan Y (Douglas McGregor)

Teori ini terdapat dua pandangan berbeda berbeda mengenai manusia, pada dasarnya yang
satu adalah negative yang ditandai dengan teori X dan yang lain adalah bersifat positif yang
ditandai dengan teori Y.
Teori X diasumsi yang dipegang manajer adalah sebagai berikut :
1. Karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bilamana dimungkinkan akan
mencoba menghindarinya.
2. Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam
dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
3. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal bilamana
dimungkinkan
4. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan di atas semua faktor lain yang dikaitkan
dengan kerja dan akan menunjukkan sedikit saja ambisi.
McGregor menjaidkan empat pandangan positif, yang disebut Teori Y:

1. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat
atau bermain.
2. Orang-orang akan melakukan pengarahan dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran
3. Kebanyakan orang dapat belajar untuk menerima, bhakan mengusahakan, tanggung
jawab
4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke samua orang dan
tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen

4. Teori ERG (Clayton Alderfer)

Clayton Alderfer melanjutkan teori hierarki kebutuhan yang dihubungkan secara lebih dekat
dengan hasil penelitian empiris, sehingga hasilnya mendekati pada kenyataan (Real
Condition). Teori ini membagi tiga kelompok kebutuhan manusia yaitu existence,
relatedness, dan growth. Kelompok Eksistensi memerhatikan pada pemberian pesyaratan
keberadaan material dasar individu. Kelompok kebutuhan kedua adalah kelompok hubungan
yaitu hasrat yang dimiliki unutk memelihara hubungan antara individu yang penting.
Sedangkan kebutuhan pertumbuhan adalah suatu hasrat intrinsikuntuk perkembangan
individu, ini mencakup pada komponen intrinsic dari teori hierarki kebutuhan adalah samaa
dengan aktualisasi diri.

5. Teori Keadilan

Teori ini membuat orang akan termotivasi untuk bekerja bila besar sumbangan
atas pekerjaannya sama dengan yang diterima secara kenyataan atas hasil
kerjanya. Teori Keadilan (Equity theory) mengemukakan bahwa orang akan
merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan dalam
suatu situasi, khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen utama
dalam teori keadilan adalah input, hasil , keadilan dan ketidakadilan.

 Input adalah faktor bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung


pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas, dan
peralatan atau perlengkapan yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaannya.

 Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang karyawan yang


diperoleh dari pekerjaannya, seperti upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol,
status, penghargaan dan kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri.

Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan rasio input hasil dirinya
dengan rasio input hasil orang lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil,
maka karyawan akan merasa puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi
menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila
perbandingan itu tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan.
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan
antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya,
apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua
kemungkinan dapat terjadi, yaitu :

 Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar


 Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.

6. Teori Penghargaan (Victor Vroom)

Teori ini memberi motivasi seseorang mengarah pada suatu tindakan yang bergantung pada
kekuatan pengharapan. Teori pengharapan beragumen bahwa para karyawan menentukan
terlebih dahulu tingkah laku apa yang dilaksanakan dan nilai yang diperoleh atas perilaku
tersebut. Nadler dan Lawler menguraikan empat macam asumsi mengenai tingkah laku
dalam organisasi yang menjadi dasar pendekatan harapan sebagi berikut:
1. Tingkah laku ditentukan oleh kombinasi dari faktor-faktor individu dan lingkungan
2. Individu secara sadar dalam membuat keputusan mengenai tingkah laku mereka
dalam suatu organisasi
3. Individu mempunyai perbedaan dalam kebutuhan, keinginan, dan sasaran yang ingin
dicapai
4. Individu memilih berbagai alternatif dari tingkah laku mereka atas dasar harapan
bahwa suatu tingkah laku akan dapat membawa hasil yang diinginkan

7. Teori Penguatan (B.F. Skinner)

Bagaimana tingkah laku di masa lampau mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang
dalam proses belajar siklis. Teori penguatan berargumen pada tingkah laku individu
terhadap situasi tertentu merupakan penyebab dari konsekuensi tertentu. Jika konsekuensi
tersebut positif maka pada masa depan akan terjadi pengulangna yang serupa dalam situasi
yang serupa pula. Tetapi bila konsekuensi tersebut tidak menyenangkan, maka orang akan
mengubah tingkah lakunya dan menghidar dari konsekuensi tadi.

8. Teori Motivasi McClelland (David McClelland)

Memberi pemahaman motivasi dengan mengidentifikasi tiga macam kebutuhan yakni


berprestasi, berkuasa, dan berafiliasi. Motivasi Berprestasi tercermin pada orientasinya
dalam mencapai tujuan organisasi. Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi, akan
menyukai pekerjaan yang menantang. Motivasi Berkuasa orang-orang yang memiliki
kebutuhan yang tinggi untuk berkuasa akan menaruh perhatian besar untuk dapat
memngaruhi dan mengendalikan orang lain dalam organisasi. Motivasi berafiliasi tercermin
pada keinginan seseoarang untuk menciptakan, memlihara, dan menghubungkan suasana
kebatinan dan perasaan yang saling menyenangkan antar sesame manusia dalam organisasi.
9. Teori Porter-Lawler (Porter – Lawler)

Teori ini menjelaskan bahwa effort bergantung pada nilai penghargaan yang diperoleh
ditambah dengan penghargaan yang mereka rasakan. Prestasi yanf dicapai ditentukan oleh
upaya yang mereka lakukan, tetapi hal itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
karakteri individu tentang pekerjaan yang mereka lakukan. Model Porter-Lawler bertujuan
untuk mengenal sumber nilai, dan mengaitkan usaha dengan prestasi dan kepuasan kerja.

10. Teori Evaluasi Kognitif

Penghargaan-penghargaan ekstrinsik telah memberi penghargaan karena adanya


kesenangan yang dikaitkan dengan isi kerja itu sendiri. Motivasi Intrinsik adalah motivasi yan
gbersumber dari dalam diri karyawan itu sendiri seperti prestasi, tanggung jawab,
kompetensi. Sedangkan Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri
karyawan, sperti upah, dan fasilitas-fasilitas lain utnuk dapat meningkatkan kinerja.
Teori Perbedaan Persamaan

Teori Hirarki Kebutuhan


membagi menjadi lima Sama-sama membahas
tingkatan kebutuhan tentang kebutuhan manusia
Teori Hirarki Kebutuhan dan (fisiologis, rasa aman, sosial,
Teori ERG harga diri dan aktuaisasi diri)
sedangkat Teori ERG membagi
tiga kelompok kebutuhan
(Existence, Relatedness,
Growth)

Teori Dua Faktor membahas Sama-sama membahas


faktor kepuasan dan tentang hasil dan kepuasan
ketidakpuasan sedangkan teori seseorang
Teori Dua Faktor dan Teori keadilan membahas jika
Keadilan motivasi seseorang besar
apabila sumbangan yang
diterima sama dengan yang
diterima dari hasil kerjanya

Teori X dan Y Membahas sisi Sama-sama membahas


positif dan negative manusia tindakan manusia
Teori X dan Y dan Teori sedangkan Teori Penguatan
Penguatan membahas jika tindakan
dahulu akan mempengaruhi
masa yang akan datang
Teori Pengharapan dan Teori Teori Pengharapan membahas Sama-sama membahas
Motivasi McClelland pengharapan keyakinan tentang harapan berupa
dengan hasil yang diujung motivasi
sedangkan Teori Motivasi
McClelland membahas tiga
kebutuhan motivasi yaitu
kekuasaan, bertumbuh, dan
berprestasi

Teori Porter-Lawler dan Teori Teori Porter-Lawler membahas Sama-sama membahas


Evaluasi Kognitif bahwa terdapat 2 kategori tentang penghargaan
penghargaan (mengenal
sumber nilai dan mengaikan
usaha dengan prestasi dan
pekerjaan) sedangkan Teori
Evaluasi Kognitif membahas
penghargaan diberikan dari
pihak internal maupun
eksternal

Sumber :

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-keadilan-equity-
theory/5008/3

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Insani. Bandung:


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai