Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)

Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

IMPLEMENTASI DEKLARASI DJUANDA DALAM PERBATASAN PERAIRAN LAUTAN


INDONESIA

Ernawati
Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta 11510
Jalan Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
ernawati@esaunggul.ac.id

Melihat kondisi geografis Indonesia yang unik, banyaknya wilayah laut dibanding darat, menyadarkan pemerintah
bahwa persoalan wilayah laut merupakan faktor penting bagi kedaulatan negara. Lokasi yang sangat stategis bagi
Indonesia karena terletak pada jalur persilangan lalu lintas perdagangan dunia maka semakin membuat padat jalur
perdagangan maritim di kawasan Asia Tenggara. Maka pada hari Jumat 13 Desember 1957 dalam RUU Laut
Teritorial munculah tiga aktor penting hingga dikeluarkannya Deklarasi Djuanda, yaitu; Djuanda, Mochtar
Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh. Satu hal yang pasti ialah deklarasi Djuanda merupakan keputusan Djuanda
karena posisi dia saat itu sebagai pengambil kebijakan.Prinsip-prinsip dalam Deklarasi Djuanda ini kemudian
dikukuhkan dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1960. Setelah sekian lama maka menjadi potensi persoalan yang
harus dicermati dari berbagai perspektif kebijakan, hukum dan kelembagaan yang mengemuka dan persoalan
nasional, regional, maupun internasional, antara lain berbagai pertanyaan yang diarahkan untuk “Menggugat
Deklarasi Djuanda 57”. Sehingga penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif, dengan melakukan studi
pustaka terhadap berbagai norma dan kaidah hukum yang terdapat dalam prinsip-prinsip Deklarasi Djuanda dalam
perairan di Indonesia dan dianalisis dengan deskriptif-analitis. Yang menjadi permasalahan bagaimanakah
implementasi Deklarasi Djuanda dalam perbatasan perairan lautan Indonesia? Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui implementasi Deklarasi Djuanda dalam perbatasan perairan lautan Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat perlindungan perbatasan perairan masih belum maksimal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah pertama, luasnya wilayah perairan Indonesia. Kedua, ketimpangan infrastruktur perbatasan
perairan. Ketiga, keterbatasan sumber daya manusia di perbatasan perairan di Indonesia.

Kata kunci: Maritim, DeklarasiDjuanda, Perbatasan Wilayah, HukumKelautan

PENDAHULUAN ditentukan daerah, air lautan manakah yang masuk


lautan lepas.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, persoalan
wilayah (teritorial) menjadi salah satu isu Sedangkan perairan Indonesia merupakan perairan yang
strategis.Dimana masih diberlakukannya Ordonansi memiliki banyak potensi. Potensi itu terlihat dengan
Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en jelas melalui banyak sumber daya yang beraneka ragam
Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) dalam perairannya. Seiring perkembangan dalam
Perdebatan yang terjadi di dalam BPUPKI ketika sejarah Indonesia, perairan Indonesia menjadi salah satu
pembahasan wilayah republik menjadi buktinya. Akan hal yang sangat vital dalam berbagai kegiatan. Berbagai
tetapi, beragam pendapat yang muncul terbatas pada soal kegiatan itu berupa kegiatan perdagangan, transportasi,
wilayah daratan. Muhammad Yamin salah satu tokoh mata pencaharian, hiburan, dan sebagainya. Dari
republik pada waktu itu yang menyinggung pentingnya berbagai kegiatan tersebut, terciptalah potensi-potensi
wilayah lautan. Melalui pernyataannya “Tanah air yang istimewa. Potensi-potensi ini mempengaruhi
Indonesia ialah terutama daerah lautan dan mempunyai bangsa lain sehingga ada keinginan dari mereka untuk
pantai yang panjang. Bagi tanah yang terbagi atas menguasai daerah kedaulatan.Maka dari itu, yang
beribu-ribu pulau yang diakui oleh segala bangsa dalam menjadi permasalahan adalah bagaimanakah
segala seketika tidak tepat dilaksanakan dengan begitu implementasi Deklarasi Djuanda dalam perbatasan
saja, karena kepulauan Indonesia tidak saja berbatasan perairan lautan Indonesia? Berdasarkan kerangka
dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, tetapi pemikiran diatas dikaitkan dengan yang ada penulis
juga berbatasan dengan beberapa lautan dan beribu-ribu tertarik untuk melakukan penelitian dan menuliskannya
selat yang luas atau yang sangat sempit. Di bagian selat dengan judul Implementasi Deklarasi Djuanda dalam
dan lautan sebelah dalam, maka dasar “laut merdeka” Perbatasan Perairan Lautan Indonesia.
tidak dapat dijalankan, dan jikalau dijalankan akan
sangat merendahkan kedaulatan negara dan merugikan
kedudukan pelayaran, perdagangan laut dan
melemahkan pembelaan negara. Oleh sebab itu, maka
dengan penentuan batasan negara, haruslah pula
1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu: tersier diperoleh dari bahan pustaka, dengan
memperhatikan prinsip pemuktahiran dan relevansi.
Selanjutnya dalam penelitian ini kepustakaan, asas-
1. Metode Pendekatan asas, konsepsi-konsepsi, pandangan-pandangan,
Penelitian ini menggunakan pendekatan Yuridis doktrin-doktrin hukum serta isi kaidah hukum
Normatif, yaitu dengan mengkaji atau menganalisa diperoleh melalui dua referensi utama yaitu:
data sekunder yang berupa bahan-bahan hukum a. Bersifat umum, terdiri dari buku-buku, teks,
sekunder dengan memahami hukum sebagai ensiklopedia;
perangkat peraturan atau norma-norma positif b. Bersifat khusus, terdiri dari laporan hasil
didalam sistem perundang-undangan yang mengatur penelitian, majalah maupun jurnal
mengenai kehidupan manusia. Jadi penelitian ini Mengingat penelitian ini memusatkan perhatian
dipahami sebagai penelitian kepustakaan, yaitu pada data sekunder, maka pengumpulan data
penelitian terhadap data sekunder. ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan
2. Spesifikasi Penelitian dan studi dokumen.
Spesifikasi penelitian ini adalah: penelitian 5. Metode Analisis Data
deskriptif analitis yang merupakan penelitian untuk Data dianalisa secara normatif-kualitatif dengan
menggambarkan dan menganalisa masalah yang ada jalan menafsirkan dan mengkontruksikan
dan termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan pernyataan yang terdapat dalam dokumen dan
(Library Research) yang akan disajikan secara perundang-undangan. Normatif karena penelitian ini
deskriptif. bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang ada
3. Sumber Data sebagai norma hukum positif. Sedangkan kualitatif
Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif, berarti analisa data yang bertitik tolak pada usaha
maka jenis data yang digunakan adalah data penemuan asas-asas dan informasi baru.
sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari penelitian kepustakaan, buku-buku atau PEMBAHASAN
literatur, serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan berkaitan dengan permasalahan, antara Dalam wilayah kedaulatan yang dimiliki Indonesia,
lain; terutama untuk perairan, tentu hal ini menjadi sesuatu
a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang yang penting. Kita mengetahui bahwa bangsa Indonesia
mengikat: yaitu berupa perundang-undangan, dijajah oleh Belanda dengan waktu yang tidak sebentar.
peraturan pemerintah atau peraturan menteri Selama penjajahan tersebut, banyak sekali pergolakan
yang terdiri dari: yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pergerakan mulai dari
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik organisasi hingga pemberontakan yang melimpahkan
Indonesia. tumpah darah rakyat Indonesia.
2) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1960
tentang Perairan Indonesia jo.Undang- Sedangkan arti kedaulatan itu sendiri ialah kekuasaan
Undang Nomor 6 tahun 1996 tentang tertinggi yang dimiliki oleh suatu negara yang secara
Perairan Indonesia. bebas melakukan berbagai kegiatan sesuai
3) Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang kepentinganya asal saja kegiatan tersebut
Hukum Laut. tidakbertentangan dengan hukum internasional, sesuai
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang konsep hukum internasional, kedaulatan memiliki tiga
memberikan penjelasan tentang bahan hukum aspek utama yaitu: ekstern, intern dan territorial.
primer; yaitu berupa internet, teori dan literatur 1) Aspek ekstern
yang berkaitan dengan permasalahan. Kedaulatan adalah hak bagi setiap negara untuk
c. Bahan Hukum Tersier, yaitu yang memberikan secara bebas menentukan hubunganya dengan
penjelasan lebih mendalam mengenai bahan berbagai negara atau kelompok-kelompok lain tanpa
hukum primer maupun bahan hukum sekunder kekangan, tekanan atau pengawasandari negara lain.
antara lain: Ensiklopedia Indonesia, kamus 2) Aspek intern
hukum, kamus Bahasa Indonesia, kamus Bahasa Kedaulatan adalah hak atau kewenangan esklusif
Inggris, dan berbagai masalah maupun jurnal suatu negara untuk menentukan bentuk lembaga-
hukum. lembaganya, cara kerja lembaga-lembaga tersebut
4. Metode Pengumpulan Data dan hak untuk membuat undang-undang yang
Sesuai dengan penggunaan data sekunder dalam diinginkan serta tindakan-tindakan untuk mematuhi.
penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan 3) Aspek territorial
dengan mengumpulkan, mengkaji dan mengolah Kedaulatan berarti kekuasaan dan esklusif yang
secara sistematis bahan kepustakaan serta dokumen- dimiliki oleh negara atas individu-individu dan
dokumen yang berkaitan. Data sekunder baik yang benda-benda yang terdapat di wilayah tersebut.
menyangkut bahan hukum primer, sekunder dan

2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Selanjutnya, kedaulatan juga mempunyai arti yang sama Eksklusif Indonesia (ZEEI) mencapai jarak 200 mil laut,
dengan kemerdekaan. Bila suatu negara dikatakan diukur dari garis dasar wilayah Indonesia ke arah laut
berdaulat, berarti negara tersebut merdeka, begitu juga lepas. Ketetapan tersebut kemudian dikukuhkan melalui
sebaliknya. Bagi suatu negara yang baru lahir, kemudian Undang-Undang Nomor 5 tahun 1983 tentang Zona
mengadakan kegiatan hubungan luar negeri, disebut Ekonomi Ekslusif Indonesia. Konsekuensi dari
negara merdeka ataupun negara berdaulat saja. Kata implementasi undang-undang tersebut adalah bahwa
merdeka sering diartikan bahwa suatu negara tidak lagi luas wilayah perairan laut Indonesia bertambah sekitar
berada dibawah kekuasaan asing dan bebas untuk 2,7 juta Km2, menjadi 5,8 juta Km2. Konvensi PBB
menentukan kebijaksanaan dalam dan luar negerinya. tentang Hukum Laut Internasional 1982 (UNCLOS
Kedaulatan lebih mengutamakan kekuasaan esklusif 1982) melahirkan delapan zonasi pengaturan (regime)
yang dimiliki negara tersebut dalam melaksanakan hukum laut yaitu :
kebijaksanaanya. Namun, sebagai atribut negara, kedua I. Perairan Pedalaman (Internal Waters).
kata tersebut mempunyai arti yang hampir sama, yang II. Perairan Kepulauan (Archiplegic Waters),
dapat saling menguatkan antara yang satu dengan yang termasuk di dalamnya selat yang digunakan untuk
lain. Selanjutnya, negara-negara mendasarkan pelayaran internasional.
pergaulannya satu sama lain atas Prinsip Sovereign III. Laut Teritorial (Teritorial Waters).
Equality sebagai dasar kerja sama antar bangsa. Negara- IV. Zona Tambahan ( Contingous Waters).
negara juga dilarang menggunakan kekerasan dan V. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusif Economic
ancaman kekerasan dalam hubunganya satu sama lain Zone).
dan menyelesaikan sengketa secara damai. Ketentuan- VI. Landas Kontinen (Continental Shelf).
ketentuan hukum positif sudah banyak untuk VII. Laut Lepas (High Seas).
menciptakan hubungan yang harmonisantar negara yang VIII. Kawasan Dasar Laut Internasional (International
dapat mengurangi ketegangan dan memperkokoh Sea-Bed Area).
keamanan dan perdamaian dunia.
Dalam hal ini, Konvensi Hukum Laut Internasional
Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama antar negara tahun 1982 mengatur pemamfaatan laut sesuai dengan
merupakan jalinan antar negara yang mengacu pada status hukum dari kedelapan zonasipengaturan tersebut.
beberapa landasan hukum : Pembukaan UUD 1945 Negara-negara yang berbatasan dengan laut, termasuk
alenia I dan IV Pasal 11 UUD 1945 Ayat (1)Presiden Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah
dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain Ayat (2) territorial, sedangkan untuk zonatambahan, zona
Presiden dalam membuat perjanjian internasional yang ekonomi eksklusif dan landas kontinen, negara memiliki
menimbulkan akibat luas dan mendasar harus dengan hak-hak eksklusif, misalnya hak memanfaatkan
persetujuan DPR Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut diatur sumberdaya alam yang ada di zona tersebut. Sebaliknya,
dengan UU Pasal 13 UUD 1945: Ayat (1) Presiden laut lepas merupakan zona yang tidak dapat dimiliki
mengangkat duta dan Konsul Ayat (2) Dalam hal oleh negara manapun, sedangkan kawasan dasar laut
mengangkat duta, Presiden memperhatikan internasional dijadikan sebagai bagian warisan umat
pertimbangan DPR Ayat (3) Presiden menerima manusia.
penempatan duta negara lain dengan pertimbangan DPR
Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Hal –hal tersebut berdasarkan asas-asas hubungan
Perjanjian Internasional (traktat = treaty) Deklarasi internasional yaitu :
Juanda 13 Desember 1957 yang diakui PBB pada 1. Asas Teritorial bahwa semua orang dan semua
tanggal 10 Desember 1982 dan disahkan oleh barang yang berada dalam wilayah suatu negara
pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang No. 17 terikat dan tunduk pada hukum negara tersebut.
Tahun 1985 tentang Hukum Laut. 2. Asas Kebangsaan (ekstrateritorial): Semua warga
negara dimanapun dia berada tetap terikat pada
Dalam Konvensi Hukum Laut Internasional Tahun 1982 hukum negara asalnya.
Melalui United Nations Convention on the Law of the 3. Asas Kepentingan Umum : setiap negara berwenang
Sea (UNCLOS) pada tahun 1982, yang hingga kini telah melindungi dan mengatur kepentingan rakyatnya.
diratifikasi oleh 140 negara. Negara-negara kepulauan 4. Egality Rights: Adanya kesetaraan artinya para
(Archipelagic States) memperoleh hak mengelola Zona pihak yang mengadakan perjanjian berkedudukan
Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 200 mil laut di luar sama.
wilayahnya. Sebagai negara kepulauan, Indonesia 5. Pacta Sunt Servanda: Setiap perjanjian telah dibuat
mempunyai hak mengelola (yurisdiksi) terhadap Zona harus ditaati oleh pihak-pihak yang
Ekonomi Eksklusif. Hal ini kemudian telah dituangkan mengadakannya.
kedalam Undang-undang Nomor 17 tahun 1985 6. Receprositas: Tindakan suatu negara terhadap
tentangPengesahan United Nations Convention on the negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan
Law of the Sea(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bersifat positif maupun negatif.
Tentang Hukum Laut). Penetapan Zona Ekonomi
3
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

7. Courtesy: Saling menghormati dan saling menjaga asing yang bebas mengambil sumber daya laut di
kehormatan negara. Indonesia.
8. Rebug sig stantibus: Asas yang dapat digunakan
terhadap perubahan yang mendasar/ fundamental Melihat kembali sejarah lahirnya deklarasi djuanda pada
dalam keadaan yang berhubungan dengan perjanjian saat itu, Mochtar Kusumaatmadja, merupakan salah satu
internasional. tim penyusun RUU Laut Teritorial dan Lingkungan
Maritim, bahwa tim tersebut telah berhasil menyusun
Melihat kondisi geografis Indonesia yang unik, lebar laut teritorial seluas 12 mil sesuai dengan
banyaknya wilayah laut dibanding darat, menyadarkan perkembangan yang terjadi dalam hukum internasional.
pemerintah bahwa persoalan wilayah laut merupakan Kemudian Chaerul Saleh (Menteri Veteran) mendatangi
faktor penting bagi kedaulatan negara.Indonesia adalah beliau dan tidak setuju dengan usulan tim penyusun.
negara kepulauan yang terbentang dari Sabang hingga Alasannya adalah jika aturan diterapkan maka terdapat
Merauke. Batas wilayah laut Indonesia pada awal laut bebas antara pulau-pulau di Indonesia sehingga
kemerdekaan hanya selebar 3 mil laut dari garis pantai kapal-kapal asing bisa bebas keluar masuk. Hal tersebut
(Coastal Baseline) setiap pulau, yaitu perairan yang jelas dapat “mengganggu” kedaulatan Indonesia yang
mengelilingi kepulauan Indonesia bekas wilayah Hindia- masih berumur muda. Saran dari Chaerul Saleh adalah
Belanda (Territoriale Zee en Maritime Kringen untuk menutup perairan dalam (Laut Jawa) sehingga
Ordonantie tahun 1939) Namun, ketetapan batas tidak ada kategori laut bebas didalamnya. Mochtar lantas
tersebut, merupakan warisan kolonial Belanda, sudah menjawab tidak mungkin karena tidak sesuai dengan
tidak sesuai lagi untuk memenuhi kepentingan hukum internasional saat itu dan berjanji untuk
keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan Republik mendiskusikanya dengan tim.
Indonesia, ataspertimbangan tersebut, maka lahirlah
konsep Nusantara (archipelago) yang dituangkan dalam
Hari Jumat 13 Desember 1957, tim RUU Laut Teritorial
Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957.
menghadap kepada perdana menteri Djuanda. Beliau
Adapun isi pokok dari deklarasi tersebut, “bahwa segala
meminta untuk dijelaskan perihal hasil rancangan tim.
perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan Mochtar Kusumaatmadja sebagai ahli hukum
pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Kesatuan internasional (hukum laut) tampil ke depan untuk
Republik Indonesia tanpa memandang luas atau lebarnya
menjelaskan. Fakta di atas memunculkan tiga aktor
adalah bagian-bagian yang wajar dari wilayah daratan
penting hingga dikeluarkanya Deklarasi Djuanda, yaitu;
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan demikian
Djuanda, Mochtar Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh.
merupakan bagian dari perairan nasional yang berada di
Satu hal yang pasti ialah deklarasi Djuanda merupakan
bawah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik keputusan Djuanda karena posisi dia saat itu sebagai
Indonesia. Deklarasi Djuanda dikukuhkan pada tanggal
pengambil kebijakan. Secara prinsip Deklarasi Djuanda
18 Pebruari 1960 dalam Perpu. Nomor 4 tahun 1960
menyatakan hal hal dibawah ini :
tentang Perairan Indonesia, akan tetapi undang-undang
ini dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan rezim 1. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara
hukum negara kepulauan, sehingga pemerintah akhirnya kepulauan yang mempunyai corak tersendiri
mengeluarkan Undang-undang Nomor 6 tahun 1996 2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini
tentang Perairan Indonesia, wilayah Indonesia yang sudah merupakan satu kesatuan
semula hanya sekitar 2 juta Km2 (daratan) berkembang 3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat
menjadi sekitar 5,1 juta Km2 (meliputi daratan dan memecah belah keutuhan wilayah Indonesia
lautan). Dalam hal ini, ada penambahan luas sebesar 3,1
juta Km2, dengan laut Territorial sekitar 0,3 juta Km2 Maka secara prinsip-prinsip dalam Deklarasi Djuanda
dan perairan laut nusantara sekitar 2,8 juta Km2. Konsep ini kemudian dikukuhkan dengan Undang-undang
nusantara ini dituangkan dalam Wawasan Nusantara Nomor 4 Tahun 1960, yang isinya sebagai berikut :
sebagai dasar pokok pelaksanaan Garis-garis Besar 1. Untuk kesatuan bangsa, integritas wilayah, dan
Haluan Negara melalui Ketetapan MPRS Nomor IV kesatuan ekonominya ditarik garis-garis pangkal
tahun 1973. lurus yang menghubungkan titik-titik terluar dari
kepulauan terluar.
Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan dengan 2. Termasuk dasar laut dan tanah bawahnya maupun
perbandingan luas wilayah daratan dengan lautan adalah ruang udara di atasnya dengan segala kekayaan
3:1. Hampir 70% wilayah Indonesia terdiri atas lautan. alam yang terkandung di dalamnya.
Dahulu, saat zaman pendudukan Belanda wilayah 3. Jalur laut wilayah laut territorial selebar 12 mil
perairan Indonesia ditetapkan 3 mil atau 5,5 km dihitung diukur dari garis-garis lurusnya.
dari garis laut saat air sedang surut. Ketentuan tersebut 4. Hak lintas damai kapal asing melalui perairan
mengikuti Territoriale Zee en Maritieme Ordonantie nusantara (archipelagic water) dijamin tidak
pada tahun 1939. Dengan perhitungan tersebut, banyak merugikan kepentingan negara pantai, baik
wilayah laut Indonesia yang bebas di antara pulau-pulau. keamanan maupun ketertibannya.
Hal ini sangat merugikan Indonesia sebab banyak kapal
4
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

Dalam Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia dalamnya danau, sungai maupun rawa yang terdapat di
menganut prinsip- prinsip negara kepulauan daratan.
(Archipelagic State), sehingga laut-laut antar pulau pun
merupakan wilayah Republik Indonesia, dan bukan b.Laut Teritorial
kawasan bebas dan dari situlah negara Indonesia disebut
negara kepulauan. Deklarasi itu mendapat tentangan dari Laut teritorial adalah wilayah laut dengan batas 12 mil
beberapa negara, namun pemerintah Indonesia dari titik ujung terluar pulau-pulau di Indonesia pada
meresmikan deklarasi itu menjadi UU No. 4/PRP/1960 saat pasang surut ke arah laut. Perlu kalian tahu, bahwa
tentang Perairan Indonesia. Wilayah Negara RI yang jarak antara satu negara dengan negara lain ada yang
semula luasnya 2.027.087 km2 (daratan) bertambah luas tidak terlalu jauh. Bagaimanakah bila dua negara
lebih kurang menjadi 5.193.250 km2 (terdiri atas daratan menguasai satu laut yang lebarnya tidak sampai 24 mil?
dan lautan). Ini berarti bertambah kira-kira 3.106.163 Bila hal itu terjadi maka wilayah laut teritorial
km2 atau kita-kira 145%.Manfaat dari Deklarasi ditentukan atas kesepakatan dua negara yang
Djuanda ini berlanjut kepada bertambah besarnya bersangkutan. Batas laut teritorialnya ditentukan dengan
perairan laut Indonesia,disamping itu juga perairan laut garis di tengah-tengah wilayah laut kedua negara yang
indonesia yang kaya akan hasil laut menjadikan negara bersangkutan.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan hasil
laut.Sesuai data Konferensi Hukum Laut yang baru telah c.Batas Landas Kontinen
ditandatangani oleh 130 negara dalam UNCLOS III
(Konferensi Hukum Laut) di teluk Montenegro, Batas landas kontinen adalah kelanjutan garis batas dari
Kingston, Jamaica, pada tanggal 6 - 10 Desember 1982, daratan suatu benua yang terendam sampai kedalaman
yang memutuskan beberapa ketentuan untuk wilayah 200 m di bawah permukaan air laut. Sumber kekayaan
kelautan di Indonesia: alam yang berada dalam wilayah batas landas kontinen
merupakan milik pemerintah Indonesia. Jadi, pemerintah
1. Batas laut territorial selebar 12 mil. Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi
2. Batas zona bersebelahan adalah 24 mil. kekayaan alam yang berada di wilayah batas landas
3. Batas ZEE adalah 200 mil. kontinen.
4. Batas landas benua lebih dari 200 mil. d.Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pada tanggal 21 Maret 1980 Indonesia mengumumkan
Dan ada beberapa tujuan dari lahirnya Deklarasi
ZEE. Batas Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah laut
Djuanda,yaitu :
Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal
1. Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan laut wilayah Indonesia. Apabila ZEE suatu negara
Republik Indonesia yang utuh dan bulat. berhimpitan dengan ZEE negara lain maka
2. Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, penetapannya didasarkan kesepakatan antara kedua
sesuai dengan azas negara Kepulauan. negara tersebut. Dengan adanya perundingan maka
3. Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang pembagian luas wilayah laut akan adil. Sebab dalam
lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI. batas ZEE suatu negara berhak melakukan eksploitasi,
eksplorasi, pengolahan, dan pelestarian sumber
Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia kekayaan alam yang berada di dalamnya baik di dasar
mengambil sikap dengan menetapkan konsep wilayah laut maupun air laut di atasnya. Oleh karena itu,
perairan laut yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda. Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan dan
Inti dari deklarasi tersebut adalah laut serta perairan melindungi sumber daya alam dari kerusakan.
antarpulau menjadi pemersatu dan penghubung
antarpulau, dan batas-batas wilayah laut diukur sejauh Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa wilayah laut
12 mil dari garis dasar pantai pulau terluar. Deklarasi teritorial Indonesia adalah 12 mil dan Zona Ekonomi
Djuanda pada akhirnya mendapat pengakuan dunia pada Eksklusif Indonesia adalah 200 mil dari garis pantai.
tahun 1982 saat diadakan Konvensi Hukum Laut Selain itu, apabila kita meihat Peta Wilayah Laut
Internasional di Jamaika. Dalam konvensi tersebut Teritorial Indonesia, maka pulau yang ada di wilayah
ditetapkan bahwa dunia internasional mengakui Indonesia berjumlah lebih dari 17.500 pulau baik yang
keberadaan wilayah perairan Indonesia yang meliputi besar maupun yang kecil. Dengan banyaknya jumlah
hal-hal berikut ini. pulau menyebabkan Indonesia memiliki garis pantai
yang panjang. Panjang garis pantai di Indonesia sejauh
a.Perairan Nusantara 81.000 km dan merupakan salah satu garis pantai yang
terpanjang di dunia. Adanya garis pantai yang panjang
Perairan Nusantara merupakan wilayah perairan yang akan menguntungkan bagi negara itu, sebab kekayaan
terletak pada sisi dalam dari garis pangkal laut, teluk, yang terkandung di dalamnya menjadi hak milik negara.
dan selat yang menghubungkan antara pulau yang satu Oleh karena itu, batas-batas wilayah laut di Indonesia
dengan pulau yang lain di Indonesia. Termasuk di harus diakui oleh dunia internasional.

5
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

perairan dan ketiga, keterbatasan sumber daya manusia


Selama 25 tahun yang secara resmi Negara Indonesia di perbatasan perairan di Indonesia.
mendapat pengakuan resmi dari
Internasional.Pengakuan resmi asas Negara Kepulauan
ini merupakan hal yang penting dalam rangka
mewujudkan satu kesatuan wilayah sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957, dan Wawasan
Nusantara yang menjadi dasar perwujudan bagi Undang-UndangDasarRepublik Indonesia 1945
kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan politik,
Undang-undang No. 4 Tahun 1960 jo.Undang-Undang
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
Kemudian, setelah Indonesia meratifikasi Konvensi PBB
tentang Hukum Laut III (UNCLOS III) tahun 1982 Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang Hukum
melalui UU Nomor 17 tahun 1985, PBB resmi mengakui Laut
Indonesia sebagai negara kepulauan. Seperti halnya
Deklarasi Djuanda yang mencirikan atas wawasan Undang-Undang No. 5 tahun 1983 tentang Zona
nasional bangsa Indonesia terhadap keutuhan Negara Ekonomi Eklsklusif Indonesia
Kesatuan Republik Indonesia dan juga memperkokoh
rasa persatuan dan kesatuan terhadap bangsa Hikmahanto Juwana, Hukum Internasional dalam
Indonesia.Tepat pada 13 Desember diperingati Hari perfektif Indonesia sebagai negara berkembang,
Nusantara. Akan tetapi luasnya wilayah perairan Jakarta: PT.Yarsif Watampone, 2010.
Indonesia menjadi kendala sendiri apabila tidak di
dukung dari infrastruktur perbatasan perairan dan J.G Starke, PengantarHukumInternasional (1),
sumber daya manusia itu sendiri yang menjaga di PenerjemahBambangIriyana, Jakarta:
perbatasan perairan di Indonesia. PT.SinarGrafika, 2000.

KESIMPULAN Boer Mauna, Hukum Internasional : Pengertian,


Peranan, dan Fungsi dalam Era Dinamika
Implementasi setelah deklarasi Djuanda di lihat dari Global, Bandung: Penerbit Alumni,2000.
tingkat perlindungan perbatasan perairan masih belum
maksimal di karenakan beberapa faktor-faktor yang Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes , Pengantar
mempengaruhi adalah pertama, luasnya wilayah perairan Hukum Internasional, Bandung: Penerbit
Indonesia, kedua, ketimpangan infrastruktur perbatasan Alumni, 2000.

Anda mungkin juga menyukai