Anda di halaman 1dari 7

SOAL RESPONSI APLIKOM TAHUN 2018

TUGAS :
Buatlah sebuah file dokumen slide PowerPoint dengan tema Wirausaha
dari materi yang telah disediakan. Materi yang disediakan hanya
digunakan untuk mengispirasi pembuatan slide (jadi tidak sekedar copy
paste). Anda dapat membuat judul yang berbeda. Buatlah slide
PowerPoint yang dibuat semenarik mungkin dengan kreasi bebas.
Tuliskan Judul dan identitas Anda : Nama, NIM, Kelompok,
dan No WA pada slide pembuka. Power Point yang Anda buat kira-
kira bila dipresentasikan dalam waktu 10-15 menit.
Power point dibuat di kelas dalam waktu paling cepat 2 jam dan paling
lambat 2,5 jam. Sisipkan Video pada slide Anda menggunakan video
yang disediakan dan akhiri slide Anda dengan ajakan berwirausaha
sebagai motivasi untuk memulai berwirausaha.
File yang dibuat dikumpulkan ke ketua kelompok, selanjutnya ketua
kelompok akan menyerahkan kepada asisten. Setiap kelompok
menyimpan file dalam folder dengan nama folder : Kelompok 1, 2, 3 dan
seterusnya. Dalam setiap folder berisi file masing-masing anggota
kelompok dengan nama file : NIM_Nama lengkap_responsi D3.
Penyerahan tugas paling lambat hari ini pukul 15:30!

Simpan pekerjaan Anda (Save as) MS PowerPoint 2007 !

Adapun bahan bacaan untuk membuat tugas sebagai berikut :

1|Page
BISNIS JAMAN NOW*)
Kusuma Widayaka**)

“Kementerian Koperasi dan UKM telah merilis rasio


wirausaha tahun 2016 di tanah air mencapai 3,1 persen
meningkat dari ratio sebelumnya 1,67 persen. “Ini berarti, rasio
kewirausahaan Indonesia sudah melampaui batas minimal rasio
kewirausahaan sebuah negara, yaitu dua persen. Dalam kurun
waktu dua tahun dapat dicapai rasio kewirausahaan 3,1 persen
mudah-mudahan tahun depan naik menjadi 4 persen,” ujar
Menkop Puspayoga melalui keterangan resmi, Selasa
(21/3/2017)”.

PENDAHULUAN

Menggambarkan situasi saat ini dapat dilihat dari empat aspek yakni gaya hidup,
kesehatan, pekerjaan dan keluarga.

Aspek gaya hidup, misalnya kebutuhan untuk traveling atau liburan yang ini sering
kita lihat begitu ramainya tempat liburan pada saat hari-hari libur. Selain itu, gaya hidup
juga dapat dilihat dari kebutuhan akan tempat tinggal, kendaraan dan gadget yang semakin
canggih dan menarik.

Dari aspek kesehatan, kebutuhan akan jaminan kesehatan dan gaya hidup sehat
yang sangat diperlukan. Kebutuhan jaminan kesehatan memerlukan biaya yang tidak sedikit,
apalagi kalau memperhatikan pola hidup yang sehat. Belum lagi situasi saat ini cukup
banyak masyarakat mengalami stres karena perubahan jaman yang begitu cepat.

Dari aspek pekerjaan, masih cukup banyak masyarakat yang belum mendapatkan
pekerjaan. Menurut data BPS, catatan terakhir pada Februari 2016 menunjukkan bahwa
sarjana penganggur mencapai 695 ribu jiwa. Itu meningkat 20 persen dibanding catatan
Februari 2015. Bagi yang sudah bekerja masih banyak tantangan dalam menghadapi karir
dan promosi di bidangnya masing-masing. Belum lagi dibicarakan masalah penghasilan yang
belum memadai dan terkadang masih mempunyai hutang. Apalagi informasi di jaman now
ini, banyak pekerjaan diganti mesin/robot (artificial intelligence) , tetapi kreativitas,
imajinasi, intuisi, emosi, etos, hubungan, kebijaksanaan (soft skills) adalah skil-skil yang
tidak dimiliki robot (SR Kristiawan dan Kevin Hendrawan, 2018).

Dari aspek keluarga, masih ada keluarga yang tidak cukup waktu bersama keluarga
karena kesibukan orang tua mencari nafkah yang menyita waktu. Tidak sedikit orang tua
berpisah tinggal di daerah yang berbeda cukup lama, karena mencari nafkah. Belum lagi,
biaya pendidikan berkualitas bagi anak yang semakin mahal. Banyak orang tua kesulitan
membiayai kuliah anaknya.
...................................................

2|Page
*) Materi Responsi Aplikom
**) Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unsoed, Purwokerto. IG softskillsku/IG kwidayaka
Banyak orang dewasa usia 18 – 24 tahun masih belum bisa mencari nafkah sendiri padahal
sangat membutuhkan. Saat ini, sedang muncul generasi Langgas. Dalam kamus bahasa
Indonesia, kata Langgas yang artinya “bebas”. Menurut Time magazine, yang tergabung
dalam generasi millennials adalah orang-orang yang lahir pada 1980-2000, 33% dari
penduduk Indonesia adalah melillennials (84 juta). Millennials tidak mudah dipahami. Tidak
heran bila millennials sering kali diberi cap yang kurang baik. Generasi instan? Generasi
copas? Generasi nggak mau susah? Namun demikian, di era media sosial mereka lebih dekat
dengan orang tua mereka (Sebastian, dkk., 2016).

Mengahadapi itu semua, diperlukan perubahan, salah satu solusinya adalah memiliki
usaha sendiri yang dapat dikelola dari rumah bersama keluarga. Kabar baiknya, bisnis abad
21 ini, kira-kira 70% akan dikerjakan oleh ibu rumah tangga dan hanya dari rumah saja
(Kiyosaki, dkk., 2010).

BISNIS YANG BERNILAI

Ada beberapa pilihan untuk memperoleh kesejahteraan, misalnya sebagai Pegawai


(Employee) baik pegawai negeri atau swasta, memiliki keahlian dan melakukan pekerjaan
sendiri (Self Employed) misalnya seorang artis, dokter, arsitek, pengacara, mempunyai toko-
toko kecil atau mengerjakan bisnis yang besar (Business).

Khususnya pilihan mengerjakan bisnis, saat ini perkembangan dan perubahan


teknologi begitu cepatnya sehingga dalam bidang bisnis pun terjadi perubahan. Bisnis yang
bernilai adalah bisnis berbasis konsumen. Bisnis berbasis konsumen akan menghasilkan aset
dan aset inilah yang akan menghasilkan passive income (penghasilan pasif). Contoh bisnis
yang berbasis konsumen, misalnya Bank. Salah satu Bank, misalkan dengan 20 juta nasabah
dan nasabahnya setiap bulan dikenakan biaya administrasi Rp 5.000,00 maka Bank tersebut
memiliki omset sebesar Rp 100 Milyar per bulan. Provider Hand Phone, misalkan memiliki
100 juta pengguna dan apabila setiap pengguna menghabiskan Rp 10.000,00 per bulan,
maka omset Provider tersebut Rp 1 Triliun per bulan. Media Sosial seperti Face Book dan
Twitter dengan masing-masing pemilik akun 900 juta dan 500 juta, kalau masing-masing
dikenai biaya Rp 100,00 saja, maka omsetnya adalah Rp 90 Milyar per bulan untuk Face
Book dan Rp 50 Milyar per bulan untuk Twitter. Bagaimana dengan Gojek dengan beberapa
jenis bisnisnya, ada Go Food, Go Shop, Go Send, Go Ride, Go Mart, Go Pulsa dan yang
terbaru kerjasama dengan armada taksi Blue Bird melahirkan produk yang disebutnya Go
Car, hanya dalam hitungan detik omsetnya sangat fantastis, apalagi kehadirannya sudah
merambah di 10 kota baru. Fenomena Gojek ternyata dilirik oleh beberapa investor asing
sebut saja Tencent mengucurkan Rp 16 T pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 Temasek
Holdings dan Google menggelontorkan investasi Rp 15,9 T (CNN Indonesia, 2018).
Wow...fantastis!. Belum lagi Resto yang berbasis pelanggan dan Supermarket yang berbasis
konsumer. Sekali lagi, bisnis yang dicontohkan merupakan contoh-contoh perubahan jaman

3|Page
dengan konsekuensi terhadap perubahan strategi di dalam berbisinis dan mereka ini
berbentuk perusahaan. Bagaimana denga kita sebagai individu, apakah memugkinkan hal
itu. Jawabnya tentu saja mungkin. Kita bisa belajar dari perubahan yang ada dan
mempelajari prinsip-prinsip usaha dan pemasaran yang berubah. Pemanfaatan media sosial
sangat membantu. Begitu mudahnya kita mempromosikan produk atau jasa yang kita miliki.
Dalam berita di televisi swasta nasional CNN Indoensia beberapa waktu lalu, dijelaskan
bahwa ada 71 juta pengguna telepon pintar (smart phone) dan 93,4 juta pengguna internet.
Diprediksi bahwa penggunanya akan semakin meningkat di masa yang akan datang. Namun,
diperlukan kehati-hatian, karena kalau kita latah dengan “on line” tentu saja hasilnya tidak
seperti yang kita harapkan. On line tidak sekedar share atau broadcast dalam sebuah grup
media sosial seperti Twitter, FB, IG. Anda pernah merasakan kalau mendapat share atau
broadcast di grup Anda, bagaimana rasanya, tidak nyaman bukan? One on one dan
silahturahmi tetap perlu dilakukan dalam berbisnis on line agar memiliki bisnis yang besar.

Jalur distribusi pada umumnya beroperasi sebagai berikut : Dari pabrik/produsen ke grosir,
lalu ke retail, dan ke konsumen. Hampir semua kebutuhan rumah-tangga dan banyak produk lain
melalui jalur seperti ini. Pada setiap tahap, harga akan meningkat sebab grosir dan retail butuh
profit. Internet/online mengubah cara transaksinya, bukan jalur distribusinya. Inilah beberapa model
bisnis online (jalur distribusi) jaman now.

Model 1:
Producer to Customer (P to C), dulu lewat grosir dan retail, sekarang produsen bisa menggunakan
website/aplikasi untuk langsung menjual kepada konsumen. Contoh: Apple Computer , PT KAI dan
Garuda Indonesia (sekarang mereka masih tetap memakai jalur lama juga).

Model 2:
Business to Customer (B to C), ini adalah model usaha grosir, menjual langsung kepada konsumen
lewat website/aplikasi. Contoh: Lazada, Bli Bli, Traveloka.

Model 3:
Customer to Customer (C to C), ini adalah model usaha retail (seringkali perorangan juga), menjual
langsung kepada konsumen. Contoh: Tokopedia, Bukalapak, Shopee. Tokopedia berisi ribuan
toko/perorangan (dropshipper) yang menjual barang buatan sendiri atau mengambil dari Grosir.

Melakukan bisnis on line, diperlukan belajar. Perusahaan-perusahaan besar yang


dicontohkan menjadi besar karena mereka belajar (education). Membuat produk sekelas
produk-produk terkenal tidaklah terlalu sulit, tetapi membuat bisnis yang besar seperti
mereka, itulah perlunya belajar. Produk-produk hasil ternak sangat memungkinkan
dipasarkan dengan mengikuti perubahan jaman, sebut saja beberapa pruduk nugget, sosis,
bakso, dan yogurt. Bahkan abon ayam dan abon sapi sudah dapat dibeli dengan aplikasi
secara on line, bebas ongkos kirim lagi untuk jumlah dan daerah tertentu. Membuat abon

4|Page
ayam, abon sapi, yogurt atau kefir secara teknis mudah diajarkan dalam beberapa jam saja,
namum membuat bisnis tersebut menjadi besar, itulah kegunaan belajar.

PENUTUP

Bagaimana kalau kita ingin memulai usaha namun masih minim pengalaman.
Daripada mencari-cari pengalaman sendiri membutuhkan tenaga, biaya yang besar, dan
waktu yang lama, kita dapat merendahkan ego dan memulai dengan cara belajar dari
pengalaman orang lain. “Saya tidak perlu menjadi seorang penemu. Cukup menjadi peniru yang
baik saja” – Max Cooper, pemilik 47 waralaba McDonald’s, atau pendapat J Paul Getty, “Saya
lebih suka mendapatkan 1% upaya 100 orang daripada 100% dari usaha saya sendiri,
Hedges (2000).

Saat ini, banyak sekali informasi dapat dipelajari untuk memulai bisnis. Bisnis jaman
now, bukan semata-mata uang sebagai modal utama, akan tetapi Cita-cita yang besar, kuat
dan jelas; merendahkan ego, mau belajar dan diajari (teachable). Bisnis dapat dipelajari,
bukan semata-mata bakat. Bakat (talent) dikalikan dengan upaya (effort) akan menghasilkan
keterampilan (skill). Skill dikalikan dengan upaya (effort) akan menghasilkan prestasi
(achievement).

Dalam buku yang harus dibaca oleh siapa saja yang ingin sukses, Angela Duckworth –
seorang psikolog perintis – menunjukkan bahwa rahasia untuk pencapaian luar biasa
bukanlah bakat, tetapi perpaduan istimewa antara hasrat (passion) dan kegigihan
(perseverence) yang ia sebut “ketabahan” (grit). Lebih lanjut dijelaskan bahwa berdasarkan
penelitian, wawancara dengan orang-orang yang berprestasi tinggi, serta pengalamannya
sendiri, Duckworth menunjukkan bahwa kecenderungan kita untuk terpaku pada bakat
alami itu salah : dari segi pencapaian, yang lebih penting adalah usaha yang kita lakukan dan
reaksi kita terhadap hambatan. Kemudian, ia menjelaskan bahwa ketabahan bisa dipelajari
sekaligus menawarkan rumusan baru kesuksesan individu maupun kesuksesan kolektif.

Sebagai penutup, ada sebuah penelitian yang ditulis dalam buku “GRIT” yang
disampaikan oleh Matindas (2017), “Buku “Grit” ini mengingatkan saya bahwa kesuksesan
seseorang jarang tergantung dari bakat-bakat ataupun nilai-nilai akademik, tetapi lebih
kepada besarnya hasrat bidang yang ditekuni dan kerasnya bekerja yang pantang
menyerah”.

Anda dapat memulai bisnis jaman now ini. Bisnis dengan modal relatif kecil dengan
resiko kecil, tidak membutuhkan tempat khusus, waktunya fleksibel dan tidak memerlukan
keahlian khusus karena sudah ada sistemnya. Selamat berwirausaha, dibutuhkan
keberanian untuk memulai. Mulai dari hal yang kecil, Mulai dari diri sendiri, Mulai dari saat
ini (Aa Gym). Sukses selalu!!!

5|Page
PUSTAKA

Duckworth A, 2017. Grit. The Power of Passion and Perseverance. Ebury Publishing

Hedges B, 2000. The Copycat Marketing 101. How to Copycat Your Way to Wealth. INTI
Publ.

Kiyosaki RT, J Flemming dan K Kiyosaki, 2010. Business of the 21 st Century. Video Plus, LP.

Sebastian Y, D Amran dan Youthlab, 2017. Generasi Langgas. Millennialls Indonesia. Penerbit
GagasMedia, Jakarta

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/03/21/220000826/2017.menkop.targetkan.r
asio.kewirausahaan.meningkat. Diakses 4 Mei 2017

http://www.jawapos.com/read/2017/01/30/105943/sarjana-menganggur-semakin-banyak.
Diakses 17 Mei 2017.

https://www.youtube.com/watch?v=SDnOGPcPy3M (Diakses 21 April 2018)

6|Page
7|Page

Anda mungkin juga menyukai