Fitri Meliniasari - 1813023006 - Asesmen Kinerja

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FITRI MELINIASARI

NPM : 1813023006
KELAS : 4B

ASESMEN KINERJA

Pengertian dan lingkup asesmen sikap.


Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak
suka Terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan
menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima
informasi verbal. Perubahan Sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran,
tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu.

Penilaian Sikap  adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui Sikap


peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan
sebagainya. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) Penilaian Sikap adalah suatu
predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap
suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Penilaian Sikap peserta didik terhadap
objek misalnya Penilaian Sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.
Penilaian Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999).
Penilaian Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris,
harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran bahasa Inggris
dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu
indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk
itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar
peserta didik yang membuat Penilaian Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran
menjadi lebih positif.

Target-target penilaian dalam asesmen kinerja.


Menurut Walgito, “Penilaian Sikap mengandung tiga komponen: kognitif
(konseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku atau action component).
 Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik Penilaian Sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan
stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan
penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau
problem yang kontroversial.
 Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional.Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam
sebagai komponen Penilaian Sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah
Penilaian Sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan
yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
 Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan Penilaian Sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu
dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya
adalah logis untuk mengharapkan bahwa Penilaian Sikap seseorang adalah
dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

Prosedur pelaksanaan asesmen kinerja.


Enger dan Yager (2001) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam pelaksanaan
asesmen kinerja meliputi:
1. Menentukan tujuan penilaian kinerja. Pada langkah ini perlu dipastikan
jenis keterampilan apa yang hendak diases sebagai hasil belajar (learning
outcomes) yang diharapkan, misalnya keterampilan titrasi asam-basa.
2. Mendaftarkan spesifikasi keterampilan-keterampilan hasil belajar yang
menjadi fokus asesmen, misalnya apa saja ciri seseorang yang terampil
melakukan titrasi asam-basa.
3. Menentukan kriteria kinerja yang akan digunakan untuk mengases dan
indikator-indikator dari keterampilan tersebut yang akan diamati.
4. Memilih tugas (task) yang memungkinkan indikator-indikator kinerja
diperlihatkan siswa sehingga keterampilan dapat diases.
5. Mengembangkan rubrik asesmen kinerja yang sesuai.
Menurut Wren (2009) terdapat tiga langkah dasar dalam membuat asesmen
kinerja yaitu:
1. Identifikasi tujuan yang ingin dicapai, yaitu menentukan konsep,
pengetahuan atau keterampilan yang akan dinilai, selain juga itu
menentukan kinerja siswa yang diharapkan.
2. Memilih aktivitas kinerja yang akan diases. Brualdi (Wren, 2009)
mengingat- 17 kan para guru bahwa harus mempertimbangkan beberapa
faktor, yaitu sumber daya yang tersedia, keterbatasan waktu, dan jumlah
data yang dibutuhkan untuk membuat evaluasi yang memadai dari kinerja
siswa.
3. Mengembangkan kriteria penilaian (rubrik). Rubrik digunakan untuk
meng- evaluasi tingkat pencapaian siswa tentang berbagai aspek dari tugas
kinerja yang diberikan. Rubrik yang dirancang untuk mencetak tugas
kinerja juga harus ditinjau validitasnya.

Langkah-langkah dalam menyusun asesmen kinerja menurut Wulan (2008), yaitu:


1. Menyiapkan kertas HVS kosong
2. Membuat beberapa garis horizontal sebanyak jumlah kelompok siswa
3. Setiap garis diberi identitas kelompok (bisa dalam bentuk angka romawi)
4. Mengosongkan sedikit ruang pada daerah kanan atas kertas yang diguna-
kan untuk menuliskan rubrik sederhana yang akan memandu penilaian
5. Skor penilaian pada rubrik dapat diubah untuk mempermudah guru
6. Menambahkan tanda plus dan minus pada setiap garis kelompok
7. Ruang tertentu juga perlu disediakan untuk menulis nilai kelompok dapat
digunakan tanda buka kurung
8. Memfokuskan diri pada kinerja kelompok dengan berpatokan pada rubrik
sederhana yang telah dibuat
9. Mencari para siswa dengan kinerja terbaik dan terendah dalam kelompok.

Selain itu menurut Majid (2007) langkah-langkah membuat asesmen kinerja seba-
gai berikut:
1. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan
atau yang akan mempengaruhi output yang terbaik.
2. Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan output yang
terbaik.
3. Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jangan terlalu
banyak sehingga semua kriteria-kriteria tersebut dapat diobservasi selama
siswa melaksanakaan tugas.
4. Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yang harus diamati
5. Mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan
urutan yang dapat diamati atau karakteristik produk yang dihasilkan.
6. Memeriksa kembali dan membandingkan dengan kriteria- 18 kriteria
kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan

Kelebihan dan kelemahan asesmen kinerja


Kelebihan asesmen kinerja :
1) Siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses
2) Proses yang didemonstrasikan dapat di observasi langsung
3) Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam
Penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan keterampilan fisik
4) Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan
tugas tugas yang akan dikerjakan
5) Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan keterampilan yang kompleks
6) Memberi motivasi yang besar bagi siswa
7) Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata
(Wulan,2009)
8) Pembelajaran dapat lebih efektif karena asesmen kinerja terintegrasi dalam
proses pembelajaran
9) Membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide
10) Lebih lengkap dan valid dalam menilai kemampuan siswa
11) Mengembangkan pengetahuan dan keahlian siswa
12) Jawaban bersifat terbuka (Mustamin, 2009).

Kelemahan asesmen kinerja :


1) Sangat menuntut waktu dan usaha
2) Pertimbangan (judgement) Dan penskoran sifatnya lebih subjektif
3) Lebih membebani guru
4) Mempunyai Reliabilitas yang cenderung rendah
5) Memerlukan Pemahaman yang benar dan mendalam dari rubrik yang
diberikan

Pengembangan instrumen asesmen kinerja


Ada tiga langkah pada crafting asesmen kinerja menurut stiggins (1994, dalam
nitko dan brookhart (2007) :
a. Jadikan sangat jelas mengenai kinerja yang ingin kita Asses
b. Memilih target pembelajaran untuk diassses tidak semua target
pembelajaran dapat diasses oleh AK, pilih yang dapat dan sebaiknya,
cocokkan dengan perencanaan asesmen, fokuskan hanya pada target
pembelajaran yang penting.
c. Mengasses dimensi prestasi :
1) (Achievement Dimensions) : knowledge, skills, abilities yang ingin
anda asses dari siswa sebagai hasil pembelajaran konten atau
materi subjek spesifik dan target lifelong learning.
2) Content achievement dimension meliputi deklaratif spesifik dan
target pembelajaran procedural. Deklaratif spesifik fakta, ide,
Generalisasi, dan teori yang Anda ingin makan dikuasai siswa
3) Lifelong achievement dimension outcomes Yang cutacross
kurikulum atau mungkin digunakan di luar sekolah meliputi
berfikir kompleks, memproses informasi, komunikasi efektif,
kooperasi dan kolaborasi, dan habits of mind (Marzano,1993 dalam
Nitko 2007)
4) Menetapkan level kualitas menetapkan sekalah untuk masing
masing dimensi rubrik penskoran
5) Mengevaluasi dimensi prestasi yang dipilih :
 Apakah prestasi yang akan Anda asses memiliki
signifikansi konteks yang lebih luas dari kurikulum dan
aplikasi di dunia nyata?
 Apakah prestasi yang Akan Anda asses
memilikiautentisitas Dan Fidelitas pada cara tugas
sebaiknya dilakukan di luar konteks asesmen dimensi
prestasi yang ditetapkan dapat diaplikasikan oleh siswa
dengan sama jika siswa dihadapkan pada tugas serupa di
dunia nyata -> siswa dapat menyelesaikan tugas dalam
dunia nyata.
 Apakah anda mempergunakan suatu general achievement
framework untuk rubrik penskoran untuk tugas tersebut?
Untuk mempermudah Anda dan guru lain menerapkan
rubrik secara konsisten lintas tugas yang berbeda dalam
kurikulum yang sama.
 Apakah dimensi prestasi cocok dalam framework yang
lebih luas dari kopetensi pendidikan?
 Apakah dimensi prestasi Anda mudah untuk dipahami
siswa, orang tua dan guru?
 Apakah dimensi prestasi bermanfaat untuk siswa?
 Apakah yang sebaiknya Anda asses, proses, produk, atau
keduanya?
Proses : fokuskan assesment pada proses yang digunakan
oleh seorang siswa
Produk : fokuskan assesment pada produk yang di produksi
siswa
 Craft tugas Anda untuk mengakomodasi siswa, tugas
sebaiknya disetelkan dengan ukuran kelas rencana
assesment yang dibuat harus mencerminkan realitas kelas
Anda
d. Crafting tugas kinerja 1. Membuat tugas yang bermakna
1) Membangun tugas dalam langkah-langkah (ada 9 langkah)
2) Menguji coba tugas
3) Mengontrol validitas tugas (waktu untuk menyelesaikan
tugas(tugas panjang atau pendek), struktur tugas yang disajikan
(menetapkan permasalahan, scaffolding, strategi pengganti,
penyelesaian pengganti), partisipasi kelompok, focus pada proses
atau produk ?, mode response).
4) Membuat tugas jelas bagi siswa
5) Jumlah tugas
6) Keputusan krusial
7) Skop assessment
8) Campuran format assessment
9) Kompleksitas target pembelajaran
10) Kebutuhan untuk melengkapi masing-masing tugas
11) Waktu yang tersedia untuk keseluruhan assessment
12) Kebutuhan mendiagnosis secara detail
13) Ketersediaan sumber manusia
14) Mengevaluasi tugas kinerja ada 10 pertanyaan untuk menjudge
kualitas tugas kinerja
e. Crafting cara untuk menskor dan merekam hasil crafting rubrik, checklist,
dan rating skala tipe skoring rubric

Wulan (2009) Menyatakan hal hal yang harus dilakukan dalam mengembangkan
asesmen kinerja:
 Menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa
 Memilih fokus assesment (menilai proses/prosedur, produk atau keduanya)
 Memilih tingkatan Realisme yang sesuai ( tingkat keterkaitan dengan
kehidupan nyata)
 Memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran
 Memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil uji coba untuk digunakan
pada pembelajaran berikutnya

Anda mungkin juga menyukai