Anda di halaman 1dari 18

ADVOKASI GIZI

M. SADLI UMASANGAJI
PO714231192012
JUMLAH DATA STATUS GIZI BERAT BADAN MENURUT UMUR
PUSKESMAS SONDO-SONDO
BULAN OKTOBER TAHUN 2019

160 145
140
120
100
80
60 Sangat Kurang
40 28 31 31 28 Kurang
21 16 18
20 9 Berat Badan Normal
2 1 13 1 15 0 02 1 02 0 27 0 6 3
0 Risiko Lebih
JUMLAH DATA STATUS GIZI SANGAT KURANG DAN KURANG
BERAT BADAN MENURUT UMUR PUSKESMAS SONDO-SONDO
BULAN OKTOBER TAHUN 2019

30 28

25

20

15

10 9
7 6
5 Sangat Kurang
5 2 3 2 2 2
1 1 Kurang
0 0
0
PERSENTASE STATUS GIZI SANGAT KURANG DAN KURANG
BERAT BADAN MENURUT UMUR PUSKESMAS SONDO-SONDO
BULAN OKTOBER TAHUN 2019

30.0 27.3
25.0

20.0 17.5
15.4
15.0 13.5
10.5 10.0
10.0 9.1
6.1 5.0 Sangat Kurang
5.0 3.0 2.7 3.3
Kurang
0.0 0.0
0.0
TEORI BERDASARKAN JARING-JARING SEBAB AKIBAT

Secara teori, berdasarkan jaring-jaring sebab akibat, ada faktor -


faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah gizi
(Supariasa, dkk, 2002) skema kerangka pikirnya menunjukkan
terdiri atas beberapa penyebab; penyebab langsung, penyebab
tidak langsung, pokok masalah, dan akar masalah. Penyebab
langsung terdiri atas asupan makanan dan penyakit infeksi.
Penyebab tidak langsung terdiri dari ketersediaan dan pola
konsumsi rumah tangga, pola asuh serta sanitasi lingkungan dan
pelayanan kesehatan. Pokok masalah yang mempengaruhi terdiri
dari daya beli, akses pangan, akses informasi, akses
pelayanan, kemiskinan, ketahanan
pangan, pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan. Akar masalah
yang mempengaruhi terdiri dari ekonomi, politik, sosial dan
budaya.
TEORI BERDASARKAN JARING-JARING SEBAB AKIBAT
DAMPAK MASALAH GIZI

FISIK
Pada saat dilahirkan, sebagian besar perubahan tersebut menetap atau
selesai, kecuali beberapa fungsi, yaitu perkembangan otak dan
imunitas, yang berlanjut sampai beberapa tahun pertama kehidupan
bayi. Kekurangan gizi yang terjadi dalam kandungan dan awal
kehidupan menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian. Secara
paralel penyesuaian tersebut meliputi perlambatan pertumbuhan
dengan pengurangan jumlah dan pengembangan sel-sel tubuh
termasuk sel otak dan organ tubuh lainnya. Hasil reaksi penyesuaian
akibat kekurangan gizi diekspresikan pada usia dewasa dalam bentuk
tubuh yang pendek, rendahnya kemampuan kognitif atau kecerdasan
sebagai akibat tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan otak.
Reaksi penyesuaian akibat kekurangan gizi juga meningkatkan risiko
terjadinya berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti
hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes dengan berbagai
risiko ikutannya pada usia dewasa.
FISIK

Daya tahan tubuh Resiko penyakit


rendah, kognitif tidak menular di
menuru usia dewasa
SOSIAL EKONOMI

Berbagai dampak dari kekurangan gizi yang


diuraikan diatas, berdampak dalam bentuk
kurang optimalnya kualitas manusia, baik
diukur dari kemampuan mencapai tingkat
pendidikan yang tinggi, rendahnya daya
saing, rentannya terhadap PTM, yang
semuanya bermuara pada menurunnya
tingkat pendapatan dan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat. Dengan kata lain
kekurangan gizi dapat memiskinkan
masyarakat.
Dikalangan ahli ekonomi ada anggapan bahwa
masalah kemiskinan adalah akar dari masalah
kekurangan gizi. Kemiskinan menyebabkan akses
terhadap pangan di rumah tangga sulit dicapai
sehingga orang akan kekurang berbagai zat gizi
yang dibutuhkan badan. Namun tidak banyak
diketahui bahwa sebaliknya juga dapat terjadi.
Kekurangan gizi dapat memiskinkan orang. Anak
atau orang yang kekurangan gizi, mudah terserang
penyakit, berarti sering absen sekolah atau bekerja.
Hal ini beresiko berkurangnya pendapatan. Sering
sakit berarti pengeluaran untuk berobat makin
tinggi. Mereka dapat jatuh miskin karena
pengeluaran rumah sakit dan dokter yang terus
menerus.
Anak yang kurang gizi dibuktikan tertinggal
kelas 2—3 tahun dari sebayanya yang sehat.
Karena pendidikannya relatif rendah, dan
sering sakit, maka produktivitas mereka juga
rendah. Peluang untuk mendapatkan
lapangan kerja yang baik menjadi kecil.
Dengan demikian akibat dari kekurangan
gizi apabila tidak diupayakan
perbaikan, khususnya pada masa 1000
HPK, dapat membuat keluarga menjadi
miskin atau tambah miskin.
SOSIAL
EKONOMI

Kemungkinan Kemiskinan, terjebak


pada kualitas manusia
pendidikan
yang rendah, ekonomi
rendah, produktivit negara
as menurun, daya rendah, pengganggaran
saing rendah yang besar
Rencana Kegiatan Advokasi Masalah Gizi

No Kegiatan Tujuan Metode


1 Advokasi Melaporkan data Diskusi dan
Pimpinan kasus sebagai bentuk Pemaparan Data
Puskesmas laporan terhadap
pimpinan puskesmas
sekaligus permintaan
anggaran untuk
kegiatan
penanggulangan
kasus
2 Advokasi Memaparkan data Diskusi dan
Lintas Program laporan terkait status Pemaparan Data
gizi sebagai bentuk
integrasi
Rencana Kegiatan Advokasi Masalah Gizi
No Kegiatan Tujuan Metode
3 Advokasi Lintas Bersama pimpinan Diskusi dan
Sektor (Pimpinan puskesmas, petugas Pemaparan Data
Desa dan promosi kesehatan untuk
Kecamatan) melakukan tukar
pendapat mengenai kasus
dan bentuk partisipasi
lintas sektor. Termasuk
advokasi anggaran untuk
kesehatan
4 Advokasi Bersama Bekerjasama dengan Verifikasi Data
Kader kader untuk melakukan (termasuk
verifikasi data kasus yang mengulang
dimiliki pengukuran
antropometri)
Rencana Kegiatan Advokasi Masalah Gizi
No Kegiatan Tujuan Metode
5 Advokasi Kepala Sebagai bentuk pelaporan Diskusi, Laporan
Seksi Gizi struktural dari puskesmas dan Permintaan
ke dinas kesehatan Anggaran
6 Advokasi Bekerjasama dengan Pemanfaatan
Masyarakat Desa kader, perangkat desa, posyandu, galang
tokoh masyarakat untuk kesepakatan
melakukan pemberdayaan
desa serta peningkatan
partisipasi program
kesehatan (termasuk gizi
dan posyandu)
Rencana Kegiatan Advokasi Masalah Gizi
No Kegiatan Tujuan Metode
7 Advokasi Kasus Sebagai bentuk Pemberian MT,
dan Sasaran penanggulangan kasus edukasi dan
secara langsung pengukuran
antropometri secara
berkala

Anda mungkin juga menyukai