Anda di halaman 1dari 9

RMK

PEMASARAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Baedhowi, M.Si.

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan

Oleh :

Nama: Ahmad Afifudin Yulianto

Nim: K7618005

Prodi: Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
RANGKUMAN MATA KULIAH

PEMASARAN PENDIDIKAN
A. Konsep Dasar Pemasaran Pendidikan
1. Pasar, Pendidikan dan Sekolah
Pasar merupakan tempat bertransaksi berbagai komoditas yang dihasilkan produsen dengan yang
dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan konsumen. Sedangkan, pemasaran ialah proses transaksional untuk
meningkatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon konsumen sehingga calon konsumen menjadi terangsang
untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan mengeljuarkan imbalan sesuai yang disepakati.
Pendidikan adalah proses pola pikir, apresiasi dan pembiasaan manusia agar menjadi manusia, dimana
merupakan produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari
proses pendidikan kasad mata. Oleh karena itu, ada beberapa syarat/kriteria pendidikan yang seperti apa yang bisa
dipasarkan, antara lain: ada produk sebagai komoditas; produknya memiliki standar, spesifikasi, dan keemasan;
punya pangsa/sasaran yang jelas; punya jaringan dan media; dan tenaga pemasaran.

2. Pengertian dan Karakteristik Jasa Pendidikan


Menurut beberapa ahli dalam Irianto & Eka (2014: 334), mengemukakan bahwa jasa adalah setiap tindakan
yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak yang lainnya yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak
menyebabkan kepindahan kepemilikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai produk jasa
merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan
bantuan produk fisik/tidak, dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan
pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
Dari definisi di atas, terdapat beberapa karakteristik dari jasa pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a. Lebih bersifat tidak berwujud (intangible)
Konsumen tidak dapat melihat, mencium, merasakan, meraba, dan mendengarkan hasilnya sebelum mereka
membelinya.
b. Produksi dan konsumsi bersamaan waktu
Waktu untuk proses produksi dan waktu konsumen menikmati jasa itu bersamaan.
c. Kurang memiliki standar dan keseragaman (less standardized and uniform)
Dimana jasa sering kali berubah-ubah tergantung siapa, kapan, dan dimana menyajikannya.

Bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang, yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Hal itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa pendidikan antara satu dengna yang lainnya
berbeda pula.
Dengan melihat karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan
penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal itu menjelaskan
bahwa keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana. 

3. Pengertian Pemasaran Pendidikan


Marketing tidak hanya berorientasi pada peningkatan laba perusahaan/lembaga, akan tetapi bagaimana
menciptakan kepuasan bagi customer sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholder atas mutu dari
outputnya. Demikian halnya dengan pemasaran pendidikan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan
manjerial, baik oleh individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui
penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.
Pada dasarnya, terdapat 3 elemen dalam penerapan marketing yaitu integrated marketing, create customer
satisfaction, profit. Dimana kita harus me-manage customer impinging resources, policies, activities, market
segmentation, karena empat faktor tersebut akan memberikan referensi terhadap pilihan dari customer.
4. Kepuasan Pelanggan Pendidikan
Kata kepuasaan berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dengan “facio” (melakukan
atau membuat), sehingga kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu
memadai. Jadi merupakan respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya, ada kemungkinan features
barang atau jasa.
Giese & Cote (2000) yang dikutip oleh Fandhy & Gregorius (2005: 195) mengemukakan tentang tiga
komponen utama yaitu:
a. Kepuasan pelanggan merupakan respons (emosional  atau kognitif);
b. Respons tersebut menyangkut proses fokus tertentu (ekspektasi, produk, pengalaman konsumsi dan
seterusnya); dan
c. Respons terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan produk atau jasa, berdasarkan
pengalaman akumulatif dan lain-lain).
Secara singkat kepuasaan pelanggan terdiri dari respons yang menyangkut fokus yang ditentukan pada waktu
tertentu. Kepuasaan pelanggan dikemukakan berdasarkan:
1) Contrast theory : konsumen akan membandingkan kinerja produk actual dengan ekspektasi para-pembelian,
dimana apabila kinerja actual lebih besar  atau sama dengan ekspektasi, maka pelanggan akan puas, dan
sebaliknya apabila kinerja actual lebih rendah dari ekspektasi maka konsumen akan mengalami
ketidakpuasaan.
2) Assimilation theory  : evaluasi purnabeli merupakan fungsi positif dari ekspektasi konsumen para pembeli,
karena proses dikonfirmasi secara psikologis tidak enak dilakukan, konsumen cenderung secara perseptual
mendistori perbedaan antara ekspektasi dan kinerjanya ke arah ekspektasi awal sehingga penyimpangan
ekspektasinya cenderung akan diterima oleh konsumen yang bersangkutan.
3) Assimilation-contras theory : berpegang bahwa terjadinya efek asimilasi (assimilation effect) atau efek
contrak (contrast efect) merupakan fungsi dari tingkat  kesenjangan antara kinerja yang diharapkan dan
kinerja actual.
Stauss & Neuhaus (1997) yang dikutip Fandhy & Gergorius (2005: 203) membedakan tiga tipe kepuasaan dan
tiga tipe ketidakpuasan berdasarkan kombinasi antara emosi spesifik terhadap penyedia jasa, ekspektasi
menyangkut kapabilitas kinerja masa depan pemasok jasa, dan minat berperilaku untuk memilih lagi penyedia jasa
bersangkutan, tipe tersebut adalah:
a) Demanding customer satisfaction, merupakan tipe kepuasaan yang aktif, relasi dengan penyedia jasa
diwarnai emosi positif, terutama optimisme dan kepercayaan.
b) Stable customer satisfaction  yaitu pelanggan yang memiliki tingkat aspirasi pasif dan perilaku yang
demanding.
c) Resigned customer satisfaction,  pelanggan pada tipe ini merasa puas namun bukan diakibatkan pemenuhan
ekspektasinya, namun lebih didasarkan pada kesan tidak realistis, perilakunya cenderung pasif cenderung
tidak bersedia melakukan berbagai upaya dalam menuntut perbaikan.
d) Stable customer dissatisfaction,  pelanggan tidak puas terhadap kinerja penyedia jasa namun cenderung tidak
melakukan apa-apa.
e) Demanding customer dissatisfaction bercirikan tingkat aspirasi aktif dan perilaku demanding, pada tingkat
emosi ketidakpuasan menimbulkan protes dan oposisi, mereka aktif menuntut perbaikan.

Dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan, Kotler (2000: 38) mengemukakan beberapa cara
diantaranya adalah:
a. Complaint and Suggestion system  (sistem keluhan dan saran)
Informasi dari saran dan keluhan ini akan dijadikan data dalam melakukan antisipasi dan pengembangan
perusahaan.
b. Customer satisfaction surveys (survey kepuasan pelanggan)
Tingkat keluhan konsumen dijadikan data dalam mengukur tentang kepuasan, hal itu bisa melalui survey, pos,
telponfrend, atau angket.
c. Ghost shopping  (pembeli bayangan)
Dengan mengirimkan orang untuk melakukan pembelian di perusahaan orang lain maupun di perusahaan
sendiri untuk melihat secara jelas keunggulan dan kelemahan pelayanannya.
d. Lost customer analysis (analisis pelanggan yang beralih)
Kontak yang dilakukan kepada pelanggan yang telah beralih pada perusahaan lain untuk dijadikan perbaikan
kinerja dalam meningkatkan kepuasan.
Dalam konteks pendidikan kepuasan pelanggan dapat dilihat dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut:
No Komponen Indikator-Indikator
a. Karakteristik barang dan jasa nama sekolah yang dikenal, staf pengajar yang kompeten, dan hubungan
dengan lembaga luar.
b. Emosi pelanggan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
c. Atribut-atribut pendukung promosi di bidang jasa sekolah, lulusan yang dihasilkan, dan prestasi-prestasi yang
dicapai.
d. Persepsi terhadap pelayanan penerimaan pelayanan oleh siswa.
e. Pelanggan lainnya penyebarluasan informasi.
f. Manfaat fungsional dan emosional.
g. Biaya moneter, waktu, energi dan fisik.

Secara umum dapat dikatakan bahwa timbulnya ketidakpuasan dari konsumen dikarenakan:
a. Tidak sesuai harapan dengan kenyataan yang dialaminya.
b. Ketidakpuasan dalam pelayanan selama proses menikmati jasa.
c. Perilaku personil kurang memuaskan.
d. Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang.
e. Cost terlalu tinggi, karena jarak, waktu dan harga terlalu tinggi.
f. Promosi tidak sesuai dengan kenyataan.

Sebenarnya ada beberapa cara untuk mengatisipasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpuasan
diantaranya adalah penerapanTotal Quality Management. Ini adalah suatu pendekatan secara menyeluruh dalam
meningkatkan kualitas produk, mulai dari proses pembuatan, hasil jadi, pengiriman, pelayanan yang terus
menerus.

B. Penerapan Pemasaran Pendidikan

Pemasaran pendidikan menjadi lebih banyak tahapannya. Dimulai dengan mengevaluasi 7 P yaitu:
P1: Product
Merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi masyarakat. Produk
pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya. Produk itu sendiri terbagi atas lima tingkatan yaitu :  core benefit merupakan
manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh customer , dalam hal ini adalah pendidikan;  basic product atau versi
dasar dari suatu produk dalam hal ini misalnya pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas; expected
product yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya adalah kurikulum, silabus, tenaga pendidik dan
sebagainya;  augmented product merupakan produk tambahan dengan tujuan agar berbeda dengan produk
pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu berbahasa inggris baik lisan maupun tulisan, computer,
bahasa arab dan sebagainya; potensial product yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang mungkin didapat
produk tersebut adalah pengakuaan lulusan lembaga tersebut dari dunia kerja.

P2: Price
Merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka calon
siswa/mahasiswa berani membayar lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan.
Salah satu strategi yang sekarang dikembangkan oleh beberapa perguruan tingggi adalah skiming price artinya
adalah memasang harga yang setinggi-tingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahwa produk yang
ditawarkan memang berkualitas tinggi sehingga tidak mengecewakan konsumennya. Akan tetapi ketika hendak
menetapkan harga sebaiknya lembaga pendidikan memperhatikan sasaran yang hendak dicapai yaitu : sasaran
yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan untuk mencapai target pengembalian investasi, untuk
memperoleh laba maksimum;  sasaran yang berorientasi pada penjualan yang bertujuan meningkatkan volume
penjualan, mempertahankan/ meningkatkan market share, dan sasaran yang berorientasi status quo yang
bertujuan untuk menstabilkan harga dan menghadapi pesaing.

P3: Place 
Letak lokasi sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan
merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan pilihan. Dalam hal ini penyedia jasa perlu mempertimbangkan faktor-faktor:
a. akses yaitu kemudahan mencapai lokasi;
b. vasibilitas yaitu lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya;
c. lalu lintas dalam arti tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi minat customer terhadap jasa
tersebut;
d. tempat parkir yang luas;
e. ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha;
f. persaingan yaitu dengan memperhitungkan lokasi pesaing kita;
g. ketentuan pemerintah tentang peruntukan lahan sesuai dengan standar pelayanan minimum yang harus di
anut oleh setiap lembaga pendidikan.

P4:   Promotion 
Merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. aktivitas tentang bagaimana
memberitahu pelanggan tentang keberadaan produk/jasa. Aspek yang harus dipertimbangkan adalah bentuk
komunikasi, khususnya iklan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion) dan publisitas (publicity).Tujuan promosi dalam konteks pemasaran adalah: membangun kepedulian
dan ketertarikan terhadap produk jasa dan lembaga penyedia jasa, membedakan jasa yang ditawarkan dan
lembaga dari pesaing,  mengkomunikasikan dan menggambarkan kelebihan dari jasa yang tersedia/lembaga
penyedia jasa tersebut,  membujuk customer untuk membeli dan menggunakan jasa tersebut. Promosi ini lebih
diarahkan pada penyedia jasa pendidikan sehingga pengaruh image tersebut berperan penting terhadap
penjatuhan pilihan customer. promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negatif terhadap daya
tarik peminat.  

P5: People
Menyangkut peranan pemimpin dan civitas akademika dalam meningkatkan citra lembaga, dalam arti semakin
berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan pelayanan pendidikan maka akan
meningkatkan jumlah customer.

P6: Physical evidence


Merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu
tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya. 

P7: Process
Dengan demikian proses penyampaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dalam
seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan
keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan  lembaga pendidikan
dan citra yang terbantuk akan membentuk sirkulasi  dalam merekrut pelanggan pendidikan.

Intinya dalam penerapan pendidikan maka kan menciptakan budaya kualitas dalam setiap segmen, dan
langkahnya, sehingga proses pendidikan yang disediakan sesuai denagn kebutuhan customer dan menimbulkan
kepuasan, sedangkan kepuasan dari pelanggan pendidikan akan mengantarkan lembaga tersebut pada citra yang
lebih baik serta peningkatan peminat pendidikan, sehingga pendapatan lembaga meningkat pula.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai