Anda di halaman 1dari 4

Resume ASTM Pevilia Sandi _ Lab Analyst RU III

Alkalinity (ASTM D-1067)

Alkalinity adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa


penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan buffer, alkalinity
merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkalinity adalah hasil reaksi-
reaksi terpisah dalam larutan hingga merupakan sebuah analisa “makro” yang
menggabungkan beberapa reaksi. Alkalinity dalam air disebabkan oleh ion-ion
Karbonat (CO32-), Bikarbonat (HCO3-), Hidroksida (OH-), dan sebagainya. Dalam
air alam, alkalinity sebagian besar disebabkan oleh adanya Bikarbonat dan sisanya
oleh Karbonat dan Hidroksida. Pada keadaan tertentu (siang hari), adanya
ganggang dan lumut dalam air menyebabkan turunnya kadar Karbondioksida dan
Bikarbonat. Dalam keadaan seperti ini, kadar Karbonat dan Hidroksida naik dan
menyebabkan pH larutan naik. Prinsip dari analisa ini yaitu titrasi asam-basa
(diprotik) dan metode yang digunakan adalah metode indikator, dengan menitrasi
sampel yang telah ditambahkan dengan indikator PP atau MO dengan asam kuat,
seperti asam sulfat atau asam klorida, dimana asam kuat yang digunakan untuk
titrasi akan menetralkan zat-zat alkalinity yang merupakan zat basa hingga titik
akhir titrasi (pH 8,3 – 4,5) dan zat-zat alkalinity tersebut dinyatakan sebagai mg/L
CaCO3. Reaksi yang terjadi adalah :

H¿¿ (pada pH 8,3)


H ¿3 ¿
H ¿3 ¿(pada pH 4,5)

Bahan :
1. Indikator Fenolftalein (PP)
2. Indikator Methyl Orange (MO)
3. Larutan HCl 0,02 N (sebagai titran)
Peralatan :
1. Erlenmeyer
2. Pipet Tetes
3. Alat Titrasi
Prosedur Percobaan :
1. Takar sampel sebanyak 50 ml
Resume ASTM Pevilia Sandi _ Lab Analyst RU III

2. Tambahkan indikator PP sebanyak 3-4 tetes (sampel berubah menjadi warna


ungu)
3. Titrasi sampel dengan larutan HCl 0,02 N sampai sampel berubah menjadi
tidak berwarna (warna ungu hilang)
4. Catat volume titran yang digunakan untuk titrasi pertama
5. Sampel yang tadi dititrasi ditambahkan indikator MO sebanyak 3-4 tetes
(sampel berubah warna menjadi warna kuning)
6. Titrasi sampel dengan larutan HCl 0,02 N sampai sampel berubah menjadi
warna jingga
7. Catat volume titran yang digunakan untuk titrasi kedua
8. Perhitungan :
PP Alkalinity as CaCO3,
A × Normalited HCl× 50 ×1000
ppm = …...... (Pers. 3.1)
ml sampel
Untuk normalited HCl = 0,02 N dan ml sampel 50 ml faktornya 20.
MO Alkalinity as CaCO3,

( A+ B)× Normalited HCl× 50× 1000


ppm = ……..(Pers.3.2)
ml sampel
Untuk normalited HCl = 0,02 N dan ml sampel 50 ml faktornya 20.
Resume ASTM Pevilia Sandi _ Lab Analyst RU III

3.3.4 Total Phospate in Water (ASTM D-515)


Sodium Fosfat menjadi salah satu zat kimia yang lazim disuntikkan ke
air boiler untuk mencegah menggumpalnya ion-ion mineral yang masih
mungkin terkandung di dalam air boiler. Namun penggunaan Sodium Fosfat
yang tidak terkontrol justru akan menimbulkan korosi pada pipa boiler, karena
terbentuknya Asam Fosfat. Beberapa faktor lain yang mendukung terjadinya
korosi ini yaitu terbentuknya kerak di dalam pipa, meningkatnya tekanan kerja
boiler, serta rasio molar Sodium Fosfat yang kurang dari 2,8. Konsentrasi
Fosfat yang dapat diterima yaitu kurang dari 140 mg/L dalam tekanan boiler
yang rendah sampai kurang dari 40 mg/L. Untuk pengukuran Total Phosphate
in Water, menggunakan instrumen Ultraviolet Visible Spectrophotometer (UV-
Vis).
Bahan :
1. Larutan H2SO4 5,24 N
2. Bubuk Kalium Persulfat
3. Larutan NaOH 5 N
4. Larutan Ammoiun Molybdate Metavanadate
5. Aquadest

Peralatan :
1. Erlenmeyer
2. Pipet Volume
3. Hot Plate
4. UV-Vis ( λ = 415 nm, kuvet 1cm)

Prosedur Percobaan :
1. Takar aquadest sebanyak 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer (sebagai
larutan blanko).
2. Takar sampel sebanyak 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer yang lain.
3. Tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 2 ml ke dalam setiap erlenmeyer,
homogenkan.
4. Tambahkan bubuk Kalium Persulfat .
Resume ASTM Pevilia Sandi _ Lab Analyst RU III

5. Panaskan sampel dan larutan blanko yang sudah homogen tadi di atas hot plate
selama 1 jam dengan suhu 1800C .
6. Setelah 1 jam, dinginkan sampel pada suhu ruangan.
7. Tambahkan 2 ml larutan NaOH 5N.
8. Tambahkan 1 ml larutan Ammonium Molybdate Metavanadate (warna sampel
berubah menjadi warna kuning).
9. Tunggu sebentar sampai warna sampel dan larutan blanko stabil.
10. Setting UV-Vis dengan panjang gelombang 415 nm dan menggunakan kuvet 1
cm.
11. Analisa larutan blanko dahulu (auto zero) dan lakukan analisa sampel.

Anda mungkin juga menyukai