PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
1. Pengertian Pencahayaan
Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya
yang mengenai suatu permukaan. Cahaya mempunyai panjang
gelombang yang berbeda-beda dalam spektrum yang tampak (cahaya
tampak), yaitu kira-kira 380 – 780 nm. Sebenarnya tidak ada batasan
yang tepat dari spektrum cahaya tampak. Mata normal manusia dapat
menerima spektrum cahaya tampak dengan panjang gelombang sekitar
400 – 700 nm. (Wibiyanti, 2008)
2. Jenis Pencahayaan
a) Pencahayaan lokal adalah cahaya yang memancarkan langsung dari
sumbernya ke permukaan bidang kerja tempat tenaga melaksanakan
aktivitas
b) Pecahayaan umum adalah rata-rata intensitas penerangan yang
terdapat dalam lingkungan kerja tempat tenaga kerja melakukan
aktivitasnya. (Pratiwi, 2020)
1
Tingkat
Jenis pencahayaan Penerangan Area Kegiatan
(Lux)
Pencahayaan umum untuk 20 Layanan penerangan yang minimum dalam
ruangan dan area yang area sirkulasi luar ruangan, pertokoan di
jarang digunakan dan/atau daerah terbuka, halaman tempat
tugas-tugas atau visual penyimpanan
sederhana 50 Tempat pejalan kaki dan panggung
70 Ruang boiler
100 Halaman trafo, ruangan tungku
150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan
ruang penyimpan
Pencahayaan umum untuk 200
Layanan penerangan yang minimum tugas
interior
300 Meja dan mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan membuat
arsip
450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor
untuk menggambar, perakitan mesin dan
bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas
menggambar kritis
Sedangkan menurut PMP no. 7 tahun 1964, tingkat penerangan atau NAB (Nilai
Ambang Batas) di tempat kerja yaitu :
2
Tingkat
Area Kegiatan Penerangan
Minimal (Lux)
Penerangan darurat 5 lux
Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan 20 lux
Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti:
Mengerjakan bahan-bahan kasar
Mengerjakan arang atau abu
Mengerjakan barang-barang yang besar 50 lux
Penggilingan padi
Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas
Mengerjakan bahan-bahan pertanian
Kamar mesin dan uap
Alat pengangkut orang dan barang
Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal
Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil
Kakus, tempat mandi dan tempat kencing
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teliti,
seperti:
Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar)
Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang 200 lux
3
kaleng
Pembungkusan daging
Mengerjakan kayu
Melapis perabot
Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil,
seperti:
Pekerjaan mesin yang teliti
Pemeriksaan yang teliti 300 lux
4
Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua
5 1
Keterangan :
1. Layar panel
2. Tombol OFF/ON
3. Zero adjust
4. Tombol range
5. Sensor cahaya
Lux meter juga dikenal sebagai lightmeter. Ia adalah alatalat untuk
mengukurintensitas cahaya (selain fotometer). Peralatan ini terdiri dari
sebuah sensor cahayadari bahan foto sel dan layar. Fungsi dari alat ini
untuk mengukur tingkat pencahayaan dalam dalam satuan candela pada
suatu tempat. Intensitas cahaya diukuruntuk menentukan tingkat
pencahayaan di suatu tempat. Semaiki jauh dari sumbercahaya maka
akan semakin kecil intensitasnya. (Septiani, 2017)
5
B. Tujuan praktikum
a) Mahasiswa mampu untuk melakukan pengukuran intensitas
penerangan umum.
b) Mahasiswa mampu untuk melakukan pengukuran intensitas
penerangan local.
c) Mahasiswa mampu untuk melakukan penilaian dari hasil data
pencahayaan yang diperoleh.
2. Alat tulis
6
Gambar 3.2 Alat tulis
3. Stopwatch
B. Bahan
7
D. Prosedur Kerja
a. Tombol Off/On dipindahkan ke posisi On pada Lux meter Lutron LX-
101A.
b. Dipilih range pada range A karena sumber pencahayaan diperkirakan
tidak lebih dari 2000 lux.
c. Sensor cahaya pertama-tama diletakkan di tangga bagian bawah pada
anak tangga paling bawah.
d. "Sensor cahaya" ditahan dengan tangan dan dihadapkan ke arah
sumber pencahayaan selama 5 menit.
e. Ketika layar lux meter sudah menunjukkan angka digital yang stabil,
dicatatlah angka tersebut.
f. Dilakukan berulang pada beberapa titik pada tangga yaitu pada tangga
bagian bawah tepatnya pada anak tangga paling bawah dan paling atas,
tangga bagian tengah, dan tangga bagian atas atau tepatnya pada anak
tangga paling bawah dan anak tangga paling atas. Jadi pada satu
tangga dilakukan pengukuran di 5 titik yang berbeda.
g. Kemudian pengukuran ini dilakukan pada tangga yang satunya lagi.
8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tangga I
Tangga II
B. Pembahasan
Pengukuran intensitas penerangan lokal pada Tangga I dan II
di FKM UHO dengan masing-masing tangga dilakukan pengukuran
sebanyak 5 titik dan menggunakan Lux Meter Lutron. Berdasarkan
hasil pengukuran yang diperoleh menyatakan bahwa intensitas cahaya
9
pada Tangga II di ke-5 titiknya lebih terang dibandingkan 5 titik pada
Tangga I.
Menurut IES (Illuminating Engineering Society) standar atau
nilai ambang batas pencahayaan, KEPMENKES Nomor 1405 tahun
2002 dan peraturan menteri perburuan Nomor 7 Tahun 1964 bahwa
nilai ambang batas pada area public berlingkungan gelap yaitu sebesar
20-50 lux.
Dari hasil pengukuran intensitas penerangan lokal pada
Tangga I diperoleh bahwa intensitas cahaya pada anak tangga paling
atas bagian bawah lebih terang daripada anak tangga paling atas
bagian atas yaitu sebesar 2 lux, dan pada anak tangga paling bawah
bagian atas memiliki intensitas cahaya lebih rendah dibanding anak
tangga paling bawah bagian bawah yaitu sebesar 1 lux.
Hasil pengukuran yang sama juga didapatkan pada Tangga II
yaitu intensitas cahaya pada anak tangga paling atas bagian bawah
lebih terang daripada anak tangga paling atas bagian atas yaitu sebesar
13 lux. Dan pada anak tangga paling bawah bagian atas memiliki
intensitas cahaya lebih rendah dibanding anak tangga paling bawah
bagian bawah yaitu sebesar 10 lux.
Sedangkan perbandingan antara bagian tengah didapatkan
bahwa Tangga II bagian tengah memiliki intensitas cahaya lebih
terang daripada Tangga I bagian tengah yaitu 7 lux.
Jika dilihat dari hasil pengukuran yang telah dilakukan,
menyatakan bahwa. Pada Tangga I dan II memiliki intensitas cahaya
yang sangat minim. Hal ini terjadi karena pada Tangga I dan II di
FKM UHO memiliki masing-masing 1 lampu namun dalam keadaan
tidak menyala. Sehingga mendapatkan hasil pengukuran penerangan
lokal yang tidak sesuai dengan standar atau nilai ambang batas
pencahayaan. Dengan keadaan tersebut, dapat berdampak bagi orang
yang menggunakan tangga tersebut.
10
IV. KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA