Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INSTRUMENTASI

OLEH:
MAHLIL
PO.714203192013

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
DIPLOMA EMPAT ANALIS KESEHATAN
2020
JENIS-JENIS SPEKTROFOTOMETER

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada


pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detector Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri terdapat tiga
daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-
380 nm), daerah Visible (380-700 nm), daerah Inframerah (700-3000 nm).
Komponen Utama Spektrofotometri
1. Sumber Cahaya
2. Pengatur Intensitas
3. Monokromator
4. Kuvet
5. Detektor
6. Penguat (amplifier)

Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang


stabil dan intensitasnya tinggi. Pengatur Intensitas berfungsi untuk mengatur intensitas
sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan.
Monokromator berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis
sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran. Pada pengukuran di daerah sinar tampak
digunakan kuvet kaca dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk
daerah IR. Detektor fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang
sebanding dengan besaran yang dapat diukur. Penguat (amplifier) berfungsi untuk
memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh indikator.

Spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi suatu zat di


dalam larutan berdasarkan absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang
gelombang tertentu. Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya. Larutan standarnya terdiri dari beberapa tingkat konsentrasi
mulai yang rendah sampai konsentrasi tinggi.
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya
monokromatik (I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitans
adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel (It)
dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan
hokum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang digunakan harus monokromatik, rnergi
radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel (larutan)
yang mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi atau phosphoresensi,
dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan harus pekat
(tidak encer).

Jenis-jenis Spektrofotometri Berdasarkan Sumber Cahaya yang digunakan, yaitu :

1. Spektrofotometri Ultraviolet (UV)

Gambar. Spektofometri Ultraviolet

Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV


berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang
190-380nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium
disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat
berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu
neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron.
Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti „dua‟, mengacu
pada intinya yang memiliki dua pertikel.

Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang
dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna.
Bening dan
transparan. Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan
penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun
tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan
filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus
jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Sebagai contoh
pada analisa protein terlarut (soluble protein). Jika menggunakan spektrofotometri
visible, sample terlebih dulu dibuat berwarna dengan reagent Folin, maka bila
menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat langsung dianalisa. Ikatan peptide
pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang gelombang sekitar 280
nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi tinggi), maka
konsentrasi protein terlarut semakin besar.

Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding


spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-
hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain
analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi
menimbulkan bias pada hasil analisa.

2. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)

Gambar. Spektofotometri Visible

Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah

cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat

ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai

750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru,

hijau, apapun, selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke

dalam sinar tampak (visible).

Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah
lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur
kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi
(3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai
sumber lampu.
Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki

warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh

karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna

dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna.

Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang

akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-

benar stabil. Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble

protein). Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini

harus dibuat berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah

reagent Folin. Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit

basa, ikatan peptide pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna

biru yang dapat dideteksi pada panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi

intensitas warna biru menandakan banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang

berarti semakin besar konsentrasi protein terlarut dalam sample.

3. Spektrofotometri UV-VIS

Gambar. Spektofotometri UV-VIS

Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan


Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan
sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan
hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi
dengan monokromator.

Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling


populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample
berwarna juga untuk sample tak berwarna.
4. Spektrofotometri Infra Red (IR)

Gambar. Spektrofotometri Infra Red

Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra
merah dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri ini adalah infra
merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm. Pada
spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih
kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus
fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang
gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.

Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR


terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan
dengan signal standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus
dalam bentuk murni. Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan
mengganggu signal kurva yang diperoleh. Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR
lainnya yang berdasar pada penyerapan sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut
Near Infrared Spectropgotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri
pakan dan pangan guna analisa bahan baku yang bersifat rutin dan cepat.

Dari 4 jenis spektrofotometri yang telah dijelaskan diatas (UV, Vis, UV-Vis dan
Ir) memiliki prinsip kerja yang sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu”. Sedangkan perbedaannya terletak
pada panjang gelombang yang digunakan.
JENIS JENIS KROMATOGRAFI

1. PENGERTIAN KROMATOGRAFI

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola


pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan
lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan
pergerakan pada kolom.

Kromatografi dapat dibedakan atas berbagai macam tergantung pada


pengelompokannya. Contoh pada mekanisme pemisahannya kromatografi dibedakan
menjadi berdasarkan pada alat yang dignakn kromatografi dibedakan atas :
a. kromatografi lapis tipis
b. kromatografi penukar ion
c. Kromatografi Penyaringan Gel
d. Kromatografi Elektroforesis
e. Kromatografi kertas
f. kromatografi gas
Macam-macam kromatografi :
a. Kromatografi Lapis Tipis

Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi
dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis
tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan
kromatografi.
b. Kromatografi Penyaringan Gel

Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-
molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air
dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul
berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat
dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang
menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.
c. Kromatografi Elektroforesis

Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus
aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion
menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan.

d..Kromatografi Kertas

Kromatografi Kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan

distribusi suatu senyawa pada dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan

sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas,

prosesnya dikenal sebagai analisis kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai

pengganti kolom.

Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi


yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Oleh karena itu
disebut kromatografi kertas. Sebagai fasa diam adalah air yang teradsorpsi pada kertas
dan sebagai larutan pengembang biasanya pelarut organik yang telah dijenuhkan
dengan air.

Dalam kromatografi kertas fasa diam didukung oleh suatu zat padat berupa

bubuk selulosa. Fasa diam merupakan zat cair yaitu molekul H2O yang teradsorpsi

dalam selulosa kertas.fasa gerak berupa campuran pelarut yang akan mendorong

senyawa untuk bergerak disepanjang kolom kapiler. Analisis kualitatif menggunakan

kromatografi kertas dilakukan dengan cara membandingkan harga relative response

factor (Rf). Nilai Rf identik dengan time retention (tR) atau volume retention

(VR).

Nilai Rf dapat ditentukan dengan cara:


Rf = jarak yang ditempuh noda jarak yang ditempuh pelarut.

Harga Rf zat baku dapat diidentifikasikan komponen campuran, karena harga


besaran ini bersifat khas untuk setiap zat asal digunakan jenis pengembang yang
sama. Kadang-kadang pemisahan dalam satu arah belum memberikan hasil yang
memuaskan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dapat dipakai cara kromatografi
kertas dua dimensi, yang mana letak kertas diubah sehingga arah pemisahan juga
berubah.

Secara umum kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang


berisi sejumlah komponen pada jarak 0,5 sampai 1cm dari tepi kertas. Setelah
penetesan larutan pada kertas, maka bagian bawah kertas dicelupkan dalam larutan
pengambang(developing solution). Larutan ini umumnya terdiri atas campuran
beberapa pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air.

Sistem ini akan terserap oleh kertas dan sebagai akibat dari gaya kapiler akan

merambat sepanjang kertas tersebut. Rambatan ini dapat diusahakan dalam modus

naik atau menurun. Selama proses pemisahan dilakukan, sistem secara

keseluruhannya disimpan dalam tempat tertutup, ruang didalamnya telah jenuh dengan

uap sistem pelarut ini.

f. Kromatografi gas

Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer


dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair).
Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon
teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam
tabung logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam
hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih
rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan
teknik ini.
Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang
diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular,
digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke dalam kolom. Campuran senyawa yang
mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan
setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti
hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu

Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang
mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak
atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini. Efisiensi pemisahan
ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk
mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan
hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya, akan
mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung apakah
tujuannya analisik atau preparatif. HPLC (high precision liquid chromatography atau
high performance liquid chromatography)
Akhir-akhir ini, untuk pemurnian (misalnya untuk keperluan sintesis) senyawa
organik skala besar, HPLC (high precision liquid chromatography atau high
performance liquid chromatography) secara ekstensif digunakan. Bila zat melarut
dengan pelarut yang cocok, zat tersebut dapat dianalisis. Ciri teknik ini adalah
penggunaan tekanan tinggi untuk mengirim fasa mobil kedalam kolom. Dengan
memberikan tekanan tinggi, laju dan efisiensi pemisahan dapat ditingkatkan dengan
besar. Kromatografi penukar ion menggunakan bahan penukar ion sebagai fasa diam
dan telah berhasil digunakan untuk analisis kation, anion dan ion organic
Teori Kromatografi Gas

Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan
analisa Ckuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat
digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa organic. Kita telah mengetahui
bahwa ada dua jenis kromatografi gas, yatiu kromatografi gas padat (KGP), dan
kromatografi gas cair (KGC). Dalam kedua hal ini sebagai fasa bergerak adalah gas
(hingga keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa diamnya berbeda. Meskipun
kedua cara tersebut mempunyai hanya persamaan. Perbedaan antara ke duanya
hanya tentang cara kerja.
REFRAKTOMETER
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui indeks refraksi
(indeksbias), specific grafity (rapatan jenis), dan konsentrasi dari suatu zat terlarut.
Refraktometer terdapat empat jenis yaitu :
a. refraktometer untuk kadar gula
b. Refraktometer untuk kadar protein
c. Refraktometer untuk kadar urine
d. Refraktometer untuk kadar garam (salinitas).

Prinsip Kerja Refraktometer

Prinsip kerja refraktometer ialah cahaya polikromatis dari sinar lampu menyinari day
light plate. Kemudian samle diteteskan 2-3 tetes yang diletakkan di atas prisma. Sample
terkena cahaya polikromatis yang diteruskan ke prisma. Cahaya polikromatis diubah
menjadi cahaya monokromatis. Terjadi pemfokusan pada lensa, dan deiteruskan ke
biomaterial skip, sehingga tertera skala. Skala dibaca menggunaka mata dari eye pieces.

Macam- Macam Refraktometer

1. Refraktometer Abbe

Merupakan alat untuk determinasi sacara cepat konsentrasi, kemurnian,


kualitas disperse dari sampel cair, padat dan plastic Dapat digunakan untuk mengukur
bermacam-macam indeks bias suatu larutan Dapat juga digunakan untuk mengukur
kadar tetapi kita harus membuat kurva standar Bagian Refraktometer Abbe :
mmpunyai 2 lubang pengamatan

Gambar. Refraktometer Abbe

a.Setelah dipakai prisma dibersihkan sampai kering


b.Kalibrasi dengan Larutan bromonophtalehe yang sudah diketahui indeks biasnya
Contoh sampel :
Larutan : alcohol, eter Minyak : wax Makanan : sari buah, sirup
2. Refraktor tangan( hand refraktorr)

Indeks biasanya sudah dikonversikan sehingga dapat dibaca langsung kadarnyaa


untuk mengukur kadar zat tertentu saja Bagian hand refrakto meter mempunyai 1 lubang
pengamatan

Gambar. Refraktor Tangan

Setelah dipakai prisma dibersihkan sampai kering Kalibrasi dengan aquades sampai
batas biru putih yang menunjukan skala 0.

Macam-macam Hand refraktometer :


a. Hand refraktometer brik untuk gula 0-32%
b. Hand refraktometeruntuk salt untuk NaCl 0-28%

Refraktometer brix
Mengukur kosentrasi padatan terlarut dari gula ,garam,protein dan lebih dalam
makanan dan cairan ideal untuk control kualitas. Hand refrektometer brik untuk gula

Gambar. Refraktometer Brix


Refraktometer salt
Mengukur kadar garam dalam bentuk per seribu (ppt) dan berat jenis atau % salinitas,
tergantung pada model. Gunakan untuk mengukur kosentrasi faram dari air atau air
garam. Hand refraktor salt untuk NaCl 0-28%

Gambar . Refraktometer Salt


.

Anda mungkin juga menyukai