Anda di halaman 1dari 12

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Dosen Pengampu: Risca Fitri Ayuni, S.E., M.M

Disusun oleh :

ABUDIN JAVIER N 175020200111052

FAIZA BELA SALSABILA 185020200111038

NISA AYU NURFADILLAH 185020200111044

HANIF ABROR ABDILLAH 185020207111031

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa ini pengambilan suatu keputusan sudah tidak lagi hanya dengan akal manusia.
Keterbatasan manusia dalam berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan kini dapat
dibantu dengan suatu sistem komputer yang telah diciptakan oleh manusia itu sendiri. Sistem
ini disebut sistem pendukung keputusan atau yang disingkat SPK. SPK merupakan suatu
sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam
memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak
terstruktur, yaitu pencarian solusi yang melibatkan intuisi manusia dalam membuat keputusan
yang tepat sasaran dan betul – betul berguna bagi organisasi. Dengan pemanfaatan yang
tepat, SPK akan sangat berguna untuk pencarian solusi terbaik. Sistem ini mempunyai banyak
kelebihan, namun kekurangan-kekurangan juga tetap dimiliki oleh sistem ini. Dalam makalah
ini akan sedikit dijelaskan mengenai SPK, kelebihan, kekurangan serta cara kerjanya.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengkaji dan mengulas tentang jaringan dan telekomunikasi, maka
diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan?
2. Apa tahapan sistem pengambilan keputusan?
3. Apa definisi sistem pendukung pengambilan keputusan ?
4. Apa definisi Group decision support system?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penulisan makalah, yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan.
2. Untuk mengetahui tentang tahapan sistem pengambilan keputusan.
3. Untuk mengetahui tentang apa definisi sistem pendukung pengambilan keputusan.
4. Untuk mengetahui tentang Group Decision Support System.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data
menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16),
tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut : 

1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )

       Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses
dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2.   Tahap Perancangan ( Design Phace )

   Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif


tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian
nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk
mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.

3.   Tahap Pemilihan ( Choice Phace )

      Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang


dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan
kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

4.   Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )

Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat
pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih
pada tahap pemilihan.

Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang


mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–
alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara
lain :

1.   Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by


perception.

2.   Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control
proses pengambilan keputusan.

3.   Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi


terstruktur  dan tak struktur.

4.   Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.


5.   Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.

6.   Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi


seluruh tingkatan manajemen

Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat


keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan
berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan.
Ketiga tingkatan tersebut adalah :

a.   Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)

b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)

c.   Peralatan Sistem Pendukung Keputusan

Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :


1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-
ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit,
interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan
keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat
bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang;
menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada
pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni
sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus
dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik,
interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit,
penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran,
dan mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit
karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut
pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya
terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas,
internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.

Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbantuan komputer yang


mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan
dalam upaya membantu proses pengambilan keputusan yang efektif dalam
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur, karena itu
harus mampu:
 Ditambah/ dikembangkan
 Mendukung analisis data dan model desisi
 Berorientasi pada masa yang akan dating
 Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang
tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan
pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan
kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil
keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang
tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
1. Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram
profesional.
4. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya
tak dapat ditentukan di depan.
5. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.

Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat


keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan
berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan.
Ketiga tingkatan tersebut adalah :

a.   Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)

b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)

c.   Peralatan Sistem Pendukung Keputusan

Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :


4. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-
ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit,
interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan
keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat
bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang;
menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada
pelanggan.
5. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni
sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus
dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik,
interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit,
penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran,
dan mengembangkan anggaran departemen.
6. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit
karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut
pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya
terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas,
internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.

2.2 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu
inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini
implementasi (Turban, 2005).

1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian)
lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup
berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah.
Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi
masalah, dan kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap
masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain
memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif,
dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan
adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen
untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering
tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank
arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai
contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif
yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu
solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan
nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah
dipilih.
4. Fase Implementasi

Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu


masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan.
Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses
yang panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak
memerlukan implementasi suatu sistem komputer.

Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut


(Surbakti, 2002):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.

2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi
yang berubah-ubah.

3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda
secara cepat dan tepat.

4. Pandangan dan pembelajaran baru.

5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.

6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.

7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).

8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.

9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih


singkat dan dengan sedikit usaha.

10. Meningkatkan produktivitas analisis.


Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai
situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System
(DBMS).
2. Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai
model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan
analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
7. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

2.3 Sistem Pendukung Keputusan (DSS)

Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbantuan komputer


yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan
dalam upaya membantu proses pengambilan keputusan yang efektif dalam
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur, karena itu
harus mampu:
 Ditambah/ dikembangkan
 Mendukung analisis data dan model desisi
 Berorientasi pada masa yang akan dating
 Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang
tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan
pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan
kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil
keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang
tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
 Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
 Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
 Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
 Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak
dapat ditentukan di depan.
 Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.

Jenis-Jenis Sistem Pendukung Keputusan

1. Berdasarkan tingkatan teknologi :


a. SPK Spesifik, dengan karakteristik tertentu.
Contoh : SPK untuk penentuan harga satuan barang.
b. Pembangkit SPK, software khusus yang digunakan untuk membangun dan
mengembangkan SPK.
Contoh : Memudahkan SPK Spesifik.
c. Perlengkapan SPK, software dan hardware yang mendukung pembangunan SPK
Spesifik dan Pembangkit SPK.
Contoh : Microsoft Visual Basic 6.0.

2. Berdasarkan tingkat dukungannya :


a. Retrieve Information Elements Inilah dukungan terendah yang bisa diberikan oleh
DSS, yakni berupa akses selektif terhadap informasi.
b. Analyze Entire File Dalam tahapan ini, para manajer diberi akses untuk melihat dan
menganalisis file secara lengkap.
c. Prepare Reports from Multiple Files Dukungan seperti ini cenderung dibutuhkan,
mengingat para manajer berhubungan dengan banyak aktivitas dalam satu momen
tertentu.
d. Estimate Decision Consequences Dalam tahapan ini, manajer dimungkinkan untuk
melihat dampak dari setiap keputusan yang mungkin diambil.
e. Propose Decision Dukungan di tahapan ini sedikit lebih maju lagi. Suatu alternatif
keputusan bisa disodorkan ke hadapan manajer untuk dipertimbangkan.
f. Make Decision Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari DSS. Tahapan
ini akan memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu legitimasi dari manajer
untuk dijalankan.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan


1. Subsistem Manajemen basis data (Data Base Management Subsystem)
Subsistem data merupakan bagian yang menyediakan data – data yang dibutuhkan
oleh Data Base Management Subsystem (DBMS). DBMS sendiri merupakan
susbsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data – data yang
merupakan dalam suatu Sistem Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar
lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas seringkali harus memanfaatkan
data dan informasi yang bersumber dari luar perusahaan.

2. Subsistem manajemen basis model (Model Base Management Subsystem)


Subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan memungkinkan pengambil
keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan
alternative solusi. Intergrasi model – model dalam Sistem Informasi Manajemen
yang berdasarkan integrasi data – data dari lapangan menjadi suatu Sistem
Pendukung Keputusan.

3. Subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog (Dialog Generation and


Management Software)
Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang
dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama
proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan
berinteraksi antara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan sistem
perangkat lunak merupakan komponen – komponen yang terlibat dalam susbsistem
dialog yang mewujudkan komunikasi anatara user dengan sistem tersebut.
Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima
masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan. Adapun subsistem
dialog dibagi menjadi tiga, antara lain : a. Bahasa Aksi (The Action Language)
Merupakan tindakan – tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk membangun
komunikasi dengan sistem. Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan
dan mengontrol sistem tersebut tergantung rancangan sistem yang ada. b. Bahasa
Tampilan (The Display or Presentation Langauage) Merupakan keluaran yang
dihasilkan oleh suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan –
tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap
masukan – masukan yang telah dilakukan. c. Bahasa Pengetahuan (Knowledge Base
Language) Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan
tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan agar sistem dapat
digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi
dilakukan diluar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil
keputusan.

2.4 Sistem pendukung keputusan kelompok (Group Decision Support System GDSS

Sistem pendukung keputusan kelompok (Group Decision Support System GDSS),


merupakan “suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang
yang terlibat dalam suatu tugas bersama dan menyediakan interface bagi suatu
lingkungan yang digunakan bersama”. GDSS memberikan dukungan pada pemecahan
masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi bagi
anggota yang tergabung dalam kelompok.

GDSS terdiri dan suatu perangkat lunak, perangkat keras, komponen bahasa, dan
prosedur, yang mendukung suatu kelompok orang yang sedang terlibat dalam pertemuan
yang ada hubungannya dengan pengambilan keputusan.

GDSS membantu memecahkan masalah dengan cara menyediakan lokasi yang


kondusif untuk komunikasi. Jika anggota bertemu pada saat yang bersamaan, maka lokasi
ini disebut pertukaran sinkron salah satu contoh adalah pertemuan komite. Jika para
anggota bertemu pada watu yang berbeda-beda, maka lokasi ini disebut Pertukaran
asinkron salah satu contohnya adalah saling berbalas komunikasi melalui e-mail ruang
Keputusan.

Ruang keputusan digunakan untuk membantu komunikasi melalui kombinasi


perabotan, peralatan dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi komputer, mikrophone
penangkap suara, kamera video, dan layar lebar. Ditengah tengah ruangan terletak konsol
fasilitator. Fasilitator adalah seorang yang tugas utamanya adalah menjaga diskusi
dijalurnya.

Karakteristik GDSS
1.      GDSS adalah sistem informasi yang dirancang secara khusus, bukan secara
sederhana, yang merupakan konfigurasi dari komponen sistem yang telah ada.
2.      Sistem ini dirancang untuk tujuan mendukung kelompok pengambil keputusan
dalam melaksanakan tugasnya. Karenanya, GDSS harus meningkatkan proses
pengambilan keputusan atau hasil dari suatu kelompok.
3.      GDSS mudah untuk dipelajari dan digunakan. Sistem ini mengakomodasikan
pengguna dengan berbagai tingkatan pengetahuan komputerisasi.
4.      GDSS dapat dirancang untuk satu tipe masalah atau untuk beragam tingkatan
kelompok organisasi keputusan.
5.      GDSS dirancang untuk mendorong aktivitas-aktivitas, seperti penghasilan ide,
penyelesaian konflik, dan pemberian pendapat yang independen.
6.      GDSS memiliki mekanisme terpasang yang dapat meminimalkan
berkembangnya prilaku negatif kelompok, seperti konflik destruktif,
miskomunikasi, ataupun pemikiran terkotak-kotak.

Manfaat penggunaan GDSS


1.      Meningkatkan perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi atau pertemuan
menjadi lebih efektif dan efisien.
2.      Meningkatkan partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latar belakang
dapat memberikan kontribusinya dengan optimal.
3.      Menciptakan iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat
pihak yang tingkatannya lebih rendah merasa takut dan terancam. Dan juga tidak
membuat pihak yang tingkatannya lebih tinggi mendominasi jalannya suatu
rapat, pertemuan/meeting.
4.      Setiap ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan peserta rapat,
pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnya tanpa takut untuk
dikritik.
5.      Evaluasi yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akan dievaluasi
secara objektif dan tidak memandang siapa yang memberikan ide tersebut.
6.      Menghasilkan ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskan pada tujuan
rapat, pertemuan/meeting, mencari cara yang paling efisien untuk mengorganisir
ide yang dihasilkan dalam sesi brainstorming, dan mengevaluasi ide dalam
batasan waktu yang paling sesuai.
7.      Menetapkan prioritas dan mengambil keputusan, yaitu mencari cara untuk
menampung seluruh pemikiran dalam pengambilan keputusan.
8.      Dokumentasi hasil rapat, pertemuan/meeting, sehingga seluruh peserta dapat
memperoleh dokumen yang lengkap dan terorganisir yang dibutuhkan untuk
melanjutkan pekerjaan dari projek atau aktivitas yang dievaluasi.
9.      Mampu melakukan akses informasi eksternal, yang memungkinkan
ketidaksepakatan yang signifikan dan faktual dapat diselesaikan dengan tepat
waktu, sehingga memungkinkan meeting dapat terus dilanjutkan dan produktif.
10.  Menghasilkan notulen hasil diskusi, sehingga pihak yang tidak dapat
berpartisipasi langsung dapat tetap memahami hasil dan isi dari meeting.

Kontribusi GDSS Terhadap  Pemecahan Masalah


Asumsi yang mendasari GDSS adalah komunikasi yang lebih baik memungkinkan
keputusan yang lebih baik. Komunikasi yang lebih baik tercapai dengan menjaga diskusi
terfokus pada masalah, akibatnya mengurangi waktu yang terbuang. Waktu yang dihemat
dapat dicurahkan untuk diskusi yang lebih menyeluruh mengenai masalah tersebut,
sehingga berkontribusi pada masalah yang lebih baik. Atau, waktu yang dihemat dapat
digunakan dalam mengidentifikasi lebih banyak alternatif. Evaluasi alternatif yang lebih
banyak meningkatkan kemungkinan mencapai pemecahan yang baik.

Contoh GDSS
Dalam pertemuan GDSS umum yang menggunakan Group System dari University of
Arizona, suatu kelompok akan bertemu dalam ruang keputusan. Para peserta akan
menulis pendapat mengenai suatu topik, dengan menggunakan Electronic Brainstorming
(EBS). Program ini menyediakan komunikasi paralel maupun anonimitas.

Komunikasi paralel adalah saat semua peserta menulis pendapat pada saat yang
bersamaan, dan anonimitas adalah saat tak seorangpun mengetahui siapa yang menulis
suatu pendapat tertentu. Anonimitas memungkinkan tiap peserta menuliskan apa yang
benar-benar dipikirkannya tapa khawatir diejek oleh anggota kelompok lain.

Setelah sekitar setengah jam menuliskan berbagai pendapat mengenai topik utama,
para anggota kelompok mengumpulkan pendapat-pendapat itu ke dalam berbagai
kategori dengan menggunakan program lain yang disebut Idea Organizer. Akhirnya, para
anggota kelompok menggunakan program vote untuk memberi peringkat pada daftar
kategori yang diikhtisarkan oleh Idea Organizer.
BAB III

KESIMPULAN

Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel
dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-alternatif
pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil
keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.

Anda mungkin juga menyukai