Disusun oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa ini pengambilan suatu keputusan sudah tidak lagi hanya dengan akal manusia.
Keterbatasan manusia dalam berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan kini dapat
dibantu dengan suatu sistem komputer yang telah diciptakan oleh manusia itu sendiri. Sistem
ini disebut sistem pendukung keputusan atau yang disingkat SPK. SPK merupakan suatu
sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam
memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak
terstruktur, yaitu pencarian solusi yang melibatkan intuisi manusia dalam membuat keputusan
yang tepat sasaran dan betul – betul berguna bagi organisasi. Dengan pemanfaatan yang
tepat, SPK akan sangat berguna untuk pencarian solusi terbaik. Sistem ini mempunyai banyak
kelebihan, namun kekurangan-kekurangan juga tetap dimiliki oleh sistem ini. Dalam makalah
ini akan sedikit dijelaskan mengenai SPK, kelebihan, kekurangan serta cara kerjanya.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penulisan makalah, yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan.
2. Untuk mengetahui tentang tahapan sistem pengambilan keputusan.
3. Untuk mengetahui tentang apa definisi sistem pendukung pengambilan keputusan.
4. Untuk mengetahui tentang Group Decision Support System.
BAB II
PEMBAHASAN
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses
dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat
pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih
pada tahap pemilihan.
2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control
proses pengambilan keputusan.
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu
inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini
implementasi (Turban, 2005).
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian)
lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup
berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah.
Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi
masalah, dan kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap
masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain
memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif,
dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan
adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen
untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering
tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank
arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai
contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif
yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu
solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan
nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah
dipilih.
4. Fase Implementasi
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi
yang berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda
secara cepat dan tepat.
2.4 Sistem pendukung keputusan kelompok (Group Decision Support System GDSS
GDSS terdiri dan suatu perangkat lunak, perangkat keras, komponen bahasa, dan
prosedur, yang mendukung suatu kelompok orang yang sedang terlibat dalam pertemuan
yang ada hubungannya dengan pengambilan keputusan.
Karakteristik GDSS
1. GDSS adalah sistem informasi yang dirancang secara khusus, bukan secara
sederhana, yang merupakan konfigurasi dari komponen sistem yang telah ada.
2. Sistem ini dirancang untuk tujuan mendukung kelompok pengambil keputusan
dalam melaksanakan tugasnya. Karenanya, GDSS harus meningkatkan proses
pengambilan keputusan atau hasil dari suatu kelompok.
3. GDSS mudah untuk dipelajari dan digunakan. Sistem ini mengakomodasikan
pengguna dengan berbagai tingkatan pengetahuan komputerisasi.
4. GDSS dapat dirancang untuk satu tipe masalah atau untuk beragam tingkatan
kelompok organisasi keputusan.
5. GDSS dirancang untuk mendorong aktivitas-aktivitas, seperti penghasilan ide,
penyelesaian konflik, dan pemberian pendapat yang independen.
6. GDSS memiliki mekanisme terpasang yang dapat meminimalkan
berkembangnya prilaku negatif kelompok, seperti konflik destruktif,
miskomunikasi, ataupun pemikiran terkotak-kotak.
Contoh GDSS
Dalam pertemuan GDSS umum yang menggunakan Group System dari University of
Arizona, suatu kelompok akan bertemu dalam ruang keputusan. Para peserta akan
menulis pendapat mengenai suatu topik, dengan menggunakan Electronic Brainstorming
(EBS). Program ini menyediakan komunikasi paralel maupun anonimitas.
Komunikasi paralel adalah saat semua peserta menulis pendapat pada saat yang
bersamaan, dan anonimitas adalah saat tak seorangpun mengetahui siapa yang menulis
suatu pendapat tertentu. Anonimitas memungkinkan tiap peserta menuliskan apa yang
benar-benar dipikirkannya tapa khawatir diejek oleh anggota kelompok lain.
Setelah sekitar setengah jam menuliskan berbagai pendapat mengenai topik utama,
para anggota kelompok mengumpulkan pendapat-pendapat itu ke dalam berbagai
kategori dengan menggunakan program lain yang disebut Idea Organizer. Akhirnya, para
anggota kelompok menggunakan program vote untuk memberi peringkat pada daftar
kategori yang diikhtisarkan oleh Idea Organizer.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel
dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-alternatif
pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil
keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.