Anda di halaman 1dari 2

Sepsis masih menjadi penyebab kematian utama di beberapa negara Eropa setelah infark

miokard akut, stroke, dan trauma (Tambajong et al., 2016). Hampir 50% pasien Intensive Care
Unit (ICU) merupakan pasien sepsis. Mortalitas pasien sepsis berat dalam perawatan intensif
mencapai 32,2% dan meningkat menjadi 54,1% pada renjatan septik (McLymont & Glover,
2016).

Di benua Asia, penelitian pada tahun 2009 di 150 ruang perawatan intensif pada 16
negara (termasuk Indonesia) menunjukkan sepsis berat dan renjatan septik merupakan 10,9%
diagnosis perawatan intensif dengan angka kematian mencapai 44,5%. Pengamatan 1 bulan pada
tahun 2012 di ruang rawat intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta
menunjukkan sepsis berat dan renjatan septik ditemukan pada 23 dari 84 kasus perawatan
intensif, dengan angka kematian dalam perawatan mencapai 47,8% dan angka kematian pada
fase dini mencapai 34,7%. Data Koordinator Pelayanan Masyarakat Departemen Ilmu Penyakit
Dalam RSCM menunjukkan jumlah pasien yang dirawat dengan diagnosis sepsis sebesar 10,3 %
dari keseluruhan pasien yang dirawat di ruang rawat penyakit dalam. Renjatan septik merupakan
penyebab kematian tertinggi selama 3 tahun berturut-turut (2009-2011), yaitu pada 49% kasus
kematian pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 55% pada tahun 2011 (KEMENKES, 2017).

Data mengenai prevalensi sepsis di Indonesia masih sangat terbatas. Pada suatu studi
yang dilakukan oleh Wardhana A, et al. didapatkan 38,9% pasien yang datang ke unit luka bakar
RSCM terdiagnosis sepsis dengan tingkat mortalitas sebesar 76,9%. Angka kematian disebabkan
sepsis di ICU RSUP dr Kandou Manado sebesar 65,7%.Di RSUP dr Soetomo Surabaya, angka
syok septik sebesar 14,58%, dan 58,33% sisanya sepsis (Tambajong et al., 2016). Sedangkan,
prevalensi pasien dewasa yang mengalami sepsis di ICU RSUP Haji Adam Malik Medan pada
tahun 2016 adalah sebanyak 99 orang (49%) dari total 202 pasien (Ahwini, 2016). Pada sebuah
studi retrospektif semua pasien sepsis dari data rekam medis dan sistem informasi rumah sakit
tahun 2016 yang dilakukan oleh Ginting, F, et al. didapatkan total 962 kasus sepsis dewasa dan
anak dengan angka mortalitas sebesar 73% di RSUP HAM pada tahun tersebut dan etiologi
tersering adalah pneumonia (70,84%), infeksi saluran kemih (10,28%), infeksi intra-abdomen
(4,11%), dan infeksi jaringan lunak kulit (3,93%).

1. Ginting, F., Barimbing, M.L. & Ginting, N.M. 2019, ‘Antimicrobial resistance local data
in sepsis’, International Journal of Infectious Diseases, vol. 79, no. 1, p. 53.
2. McLymont, N. & Glower G.W. 2016, ‘Scoring sytems for the characterization of sepsis
and associated outcomes’, Ann Transl Med, vol. 4, no.24, p. 527.
3. Ahwini, S.H. 2017, ‘Profil penderita Sepsis di ICU RSUP Haji Adam Malik Medan pada
tahun 2016’, Repository USU.
4. Tambajong, R.N., Lalenoh, D.C. & Kumaat, L. 2016, ‘Profil penderita Sepsis di ICU
RSUP Prof. Dr.R.D. Kandou Manado periode Desember 2014-November 2015’, Jurnal
e-Clinic, vol. 1, pp. 452-457.
5. Wardhana, A., Djan, R. & Halim, Z. 2017, ‘Bacterial and antimicrobial
susceptibility profile and the prevalence of sepsis among burn patients
at the burn unit of Cipto Mangunkusumo Hospital’, Ann Burns Fire
Disaster, vol. 30, no. 2, pp. 107-115.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017, ‘Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Sepsis’, DEPKES.

Anda mungkin juga menyukai