Anda di halaman 1dari 2

Nama:Fachriani Baharuddin

Nim: K011191179

Resume Gizi Seimbang

Ada dua masalah syndrome baru yang saat ini dihadapi adalah beban
ganda masalah gizi seperti stunting dan obesitas, yang kedua yakni beban
ganda masalah kesehatan seperti penyakit menular (Covid-19) dan tidak
menular (jantung dan diabetes mellitus). Masalah gizi di Indonesia yakni
kekurangan gizi, obesitas, stunting, masalah kesehatan seperti hipertensi
(darah tinggi), diabetes mellitus, dan anemia (kekurangan darah). Berdasarkan
data prevalensi dan proporsi, rata- rata masalah gizi tersebut mengalami
kenaikan dari tahun 2007-2018, kecuali pada proporsi situs gizi kurus dan
gemuk pada balita yang mengalami penurunan pada tahun 2007-2018, tapi
nilainya masih di atas ambang batas yang ditetapkan. Masalah-masalah
tersebut memiliki kaitan dengan gizi seimbang karena ketika asupan dikontrol
maka tidak akan terjadi kelebihan atau kekurangan berat badan dan zat gizi
tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat belum mengikuti pedoman gizi
seimbang karena masih terjadi masalah gizi dan kesehatan.

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung


zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai kebutuhan kita. Pada tahun 1952
pendidikan dan penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 sehat 5
sempurna (4S 5S), telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya
gizi dan kemudian merubah perilaku konsumsi masyarakat yang diperkenalkan
oleh Prof. Poorwo Soedarmo yang mengacu pada prinsip Basic Four
Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada tahun 1940an. Namun, seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan slogan ini sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi saat ini sehingga diperbarui. Pada tahun 1992 dilakukan
konferensi pangan sedunia di Roma dan disepakati perlu dibentuknya prinsip
Nutrition Guide for Balanced Diet yang merupakan cikal bakal gizi seimbang
yang diyakini mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan
maupun kelebihan gizi.
Jika dilihat, gizi seimbang lebih lengkap dan sesuai dengan
pekembangan IPTEK Gizi dari pada 4 sehat 5 sempurna sehingga perlu
diperbarui karena dalam pedoman gizi sehat, selain menunjukkan tentang
jumlah atau porsi makanan yang seharusnya dikonsumsi untuk asupan gizi,
juga menunjukkan pentingnya aktivitas fisik, memantau berat badan, mencuci
tangan, susu ditempatkan satu kelompok dengan sumber protein hewani lain,
serta pentingnya konsumsi air putih setiap hari.

Ada empat prinsip yang perlu diperhatikan dalam gizi seimbang, yakni;
Mengonsumsi aneka ragam makanan, tidak ada satu pun jenis makanan
yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh kecuali ASI,
khusus untuk bayi yang berusia 0-6 bulan; Membiasakan perilaku hidup
bersih, contoh perilaku hidup bersih yakni selalu mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih, menutup makanan yang disajikan, menutup mulut dan
hidung bila bersin, selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit
kecacingan; Membiasakan aktivitas fisik, meliputi segala macam kegiatan
tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan
antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam
tubuh dan memperlancar metabolisme dalam tubuh; Mempertahankan dan
memantau BB normal, yakni berat badan yang sesuai dengan tinggi badan.
Indikatornya dikenal dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Sepuluh pesan gizi seimbang antara lain; syukuri dan nikmati aneka
ragam makanan; banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan; biasakan
mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi; membiasakan
mengonsumsi aneka ragam makanan pokok; batasi konsumsi pangan manis,
asin, dan berlemak; biasakan minum air putih yang cukup dan aman, biasakan
membaca label pada kemasan pangan; cuci tangan pakai sabun dengan air
bersih mengalir; dan lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan normal.

Anjuran konsumsi pangan per hari, yakni makanan pokok 3-4 porsi,
sayur 3-4 porsi, buah 2-3 porsi, lauk pauk hewani/nabati 2-4 porsi, gula 4
sendok makan, garam 1 sendok teh, serta minyak goreng 5 sendok makan.

Anda mungkin juga menyukai