TEMA : HIPERSENSITIF
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
ii
Skripsi
Program Studi
Pendidikan Dokter
Kepada
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Bosowa Makassar.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
diselesaikan.
diselesaikan.
Makassar.
6. Orang tua saya tercinta bapak H. Andi Gapri S.Sos, MM dan Ibu Hj.
serta dukungan dan bantuan finansial yang sangat luar biasa kepada
penulis.
7. Kakak ku tersayang Apt. Andi Ditha Juli Zaputri, S.Farm. dan Agus
skripsi ini.
kepada penulis.
10. Sahabatku tersayang Yaya, Mayang, dan Farika. Terima kasih karena
skripsi ini.
11. Sahabatku Wulan, Kak Reski, Intan, dan teman lainnya yang tidak
Andi Dian Ameliana, Hal-hal yang Ada Hubungan dengan Dermatitis Kontak Alergi pada
Penderita di BeberapaLokasi di wilayah Indonesia Periode Tahun 2015 sampai dengan
Tahun 2020 (Dibimbing Dr. Faizin Manaba danDr. Nurliana).
ABSTRAK
Andi Dian Ameliana, Matters Related to Allergic Contact Dermatitis in Patients in Several
Locations in Indonesia for the Period 2015 to 2020 (Supervised by Dr. Faizin Manaba
and Dr. Nurliana).
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
PRAKATA v
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
LAMPIRAN xviii
BAB I. PENDAHULUAN 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Pertanyaan Penelitian 3
D. Tujuan Penelitian 4
1. Tujuan Umum 4
2. Tujuan Khusus 4
E. Manfaat Penelitian 5
1. Sistematika Penulisan 6
xi
2. Organisasi Penulisan 7
A. Landasan Teori 8
a. Definisi 8
b. Klasifikasi 9
c. Epidemiologi 10
d. Faktor Risiko 12
e. Etiologi 20
Halaman
f. Patogenesis 21
g. Gambaran Klinis 23
h. Diagnosis 26
i. Penatalaksanaan 30
j. Komplikasi 31
k. Prognosis 32
l. Pengendalian 32
a. Personal Hygiene 33
b. Pekerjaan Penderita 33
c. Riwayat Keluarga 34
e. Paparan Alergen 35
f. Penggunan APD 35
xii
B. Kerangka Teori 36
A. Kerangka Konsep 37
B. Hipotesis Penelitian 38
C. Definisi Operasional 39
1. Metode Penelitian 43
2. Desain Penelitian 43
1. Tempat Penelitian 44
2. Waktu Penelitian 44
1. Populasi Penelitian 45
2. Sampel Penelitian 45
Kriteria Inklusi 45
Halaman
G. Alur Penelitian 48
H. Prosedur Penelitian 49
A. Hasil 54
B. Pembahasan 64
C. Keterbatasan Penelitian 68
A. Kesimpulan 69
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA 72
xiv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
UV : Ultra Violet
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
lambat, atau reaksi imunologi tipe IV, dimediasi terutama oleh limfosit
Terdapat dua tahap dalam terjadinya dermatitis kontak alergi, yaitu tahap
sensitisasi dan tahap elisitasi. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan
tersensitisasi oleh alergen dari berbagai golongan umur, ras dan jenis
negara dari Amerika Utara dan Eropa Barat dari tahun 1966 sampai
2007, didapatkan prevalensi DKA yang setidaknya positif pada satu jenis
dengan berat molekul rendah (< 1000 dalton), disebut sebagai hapten,
alergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena, lama pajanan,
oklusi, suhu dan kelembaban lingkungan, vehikulum dan pH. Juga faktor
B. Rumusan Masalah
ini adalah, „‟Hal-hal apa saja yang ada hubungan dengan Dermatitis
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
dihindari.
3. Bagi peneliti
1. Sistimatika Penulisan
penelitian.
penelitian.
2. Organisasi Penulisan
a. Penulisan proposal.
c. Penulisan hasil.
d. Seminar hasil.
f. Ujian skripsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Definisi
atau reaksi imunologi tipe IV, dimediasi terutama oleh limfosit yang
pada kulit. Dermatitis Kontak Alergi (DKA) suatu dermatitis yang timbul
Terdapat dua tahap dalam terjadinya dermatitis kontak alergi, yaitu tahap
sensitisasi dan tahap elisitasi. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan
b. Klasifikasi
(karena obat-obatan)6.
jam atau hari kemudian). Alergi makanan paling umum terjadi pada bayi
kecil (4%), sekitar 2% orang dewasa juga menderita alergi terhadap satu
keluarga6.
buncis dll. Beberapa allergen yang berasal dari makanan bersifat tidak
tahan panas sehingga dengan dimasak dapat menjadi bahan non alergik.
Seperti halnya reaksi alergi tipe I maka manifestasi alergi makanan dapat
“Drug eruption” dalam arti luas berarti semua erupsi kulit yang disebabkan
mencegah atau mengobati penyakit. Dalam arti yang sempit adalah erupsi
kulit yang disebabkan oleh masuknya obat secara sistemik baik peroral,
c. Epidemiologi
Dahulu diperkirakan bahwa kejadian DKI akibat kerja sebanyak 80% dan
DKA 20%, tetapi data baru dari lnggris dan Amerika Serikat menunjukkan
bahwa dermatitis kontak alergik akibat kerja karena temyata cukup tinggi
ditemukan frekuensi DKA bukan akibat kerja tiga kali lebih sering
pernah tersensitisasi oleh alergen dari berbagai golongan umur, ras dan
jenis kelamin. DKA lebih sering ditemukan pada usia 41-60 tahun. Alergi
Kontak Alergi yang tercatat pada populasi umum masih minimal, sehingga
semua kelompok umur di seluruh negara dari Amerika Utara dan Eropa
Barat dari tahun 1966 sampai 2007, didapatkan prevalensi DKA yang
setidaknya positif pada satu jenis alergen bervariasi dari 12,5% sampai
40,6%. Prevalensi alergen yang paling tinggi adalah alergi terhadap nikel,
Alergi yang datang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
2006 sebesar 13,28%, tahun 2007 sebesar 12,34% dan 2008 sebesar
d. Faktor Resiko
1) Agent
a) Agen Kimia
adalah cedera korosi yang merusak jaringan lunak baik kulit maupun
ringan8.
Agen ini dibagi menjadi dua jenis yaitu primer dan sensitizer iritasi
1. Iritan primer
iritan primer dapat terjadi. Iritan primer atau langsung bertindak pada
kulit. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-
2. Sensitizer
b) Agen Biologi
c) Limbah B3
14
beracun10.
Pembersih kaca.
Kasa perban.
Menimbulkan Iritasi
15
Infeksius
2) Frekuensi Kontak
kontak jenis alergi, yang mana bahan kimia dengan jumlah sedikit akan
3) Lama Kontak
bahan kimia dalam hitungan jam/hari. Lama kontak antar pekerja berbeda-
dermatitis kontak akibat kerja. Lama kontak dengan bahan kimia akan
kontak dengan bahan kimia, maka peradangan atau iritasi kulit dapat
akibat kerja. Lama kontak dengan bahan kimia yang terjadi akan
luar, semakin lama berkontak dengan bahan kimia maka akan semakin
merusak sel kulit lapisan yang 22 lebih dalam dan memudahkan untuk
terjadinya dermatitis kontak dengan bahan kimia yang bersifat iritan atau
kerentanan mulai dari tahap yang ringan sampai tahap yang berat 13.
4) Faktor Lingkungan
kontak seperti basa kuat dan asam kuat, sabun, detergen dan bahan kimis
iritan berkontak dengan kulit. Bila kelembaban udara turun dan suhu
memudahkan bahan kimia untuk mengiritasi kulit dan kulit menjadi lebih
b. Sinar Matahari
sinarnya dalam waktu lama. Hal ini disebabkan oleh sinar ultra violet (UV),
dibagi menjadi dua macam, yaitu sinar ultra violet A (UVA) dan ultra violet
(UVB). Pada saat sinar UVA membakar kulit, maka akan muncul zat kimia
17
materi yang merusak lapisan kolagen dan lapisan elastin, juga sel-sel
gelombang pendek. Sinar ini membuat warna coklat pada kulit dan
memiliki daya bakar. Sebagaimana hal itu juga dapat memicu serangan
kanker kulit. Sinar tersebut mencapai derajat tertinggi kira-kira pada pukul
10.00 sampai pukul 15.00 pada musim panas, musim semi dan permulaan
musim gugur14.
adalah kondisi kualitas air yang diukur atau diuji berdasarkan parameter-
dengan batas baku mutu air yang berlaku. Kualitas air ini dinyatakan
yang dapat diambil secara visual atau kasat mata. Parameter fisik adalah
Sebagai acuan adalah baku mutu air yang diatur dalam Peraturan
5) Faktor Individu.
a) Kondisi Kulit
mekanis yang meliputi gesekan, tekanan, lecet, luka dan memar. Trauma
di tempat kerja 24 bisa ringan, sedang atau berat dan terjadi sebagai
peristiwa tunggal atau berulang. Luka kulit lainnya dapat terjadi dari
kontak dengan benda tajam atau dari diserang oleh benda berat. Sebuah
contoh bahan yang dapat menyebabkan luka adalah kaca berserat yang
b) Riwayat Alergi
satu bahan dan pernah menderita dermatitis kronis atau dermatitis yang
baru misalnya kosmetik, sarung tangan karet, dan obat-obat topikal. Hal
ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya absorpsi pada kulit yan rusak.
terkena penyakit akibat kerja dan terbawa hingga ke tempat kerja yang
karena kulit pekerja tersebut sensitif terhadap berbagai macam zat kimia.
Jika terjadi inflamasi maka zat kimia akan lebih mudah dalam mengiritasi
d) Jenis Kelamin
berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Dermatitis kontak alergi
tersebut dilihat dari jumlah dari folikel rambut, kelenjar sebaceous atau
kelenjar keringat dan hormon. Kulit pria mempunyai hormon yang dominan
berkeringat dan ditumbuhi banyak bulu, sedangkan kulit wanita lebih tipis
e) Umur
mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi. Namun, umur muda
pun sering pula mengalami kasus kecelakaan dan kesehatan kerja, hal ini
pekerja dengan usia yang lebih tua, ketebalan kulit pun semakin
bahan kimia masuk ke dalam lapisan kulit yang lebih dalam lagi19.
f) Masa Kerja
e. Etiologi
berupa asam dan basa yang memiliki sifat kuat, serta pelarut organik.
21
Rasa panas, nyeri atau /gatal yang dikeluhkan oleh penderita setelah
gejalanya. Banyak zat kimia yang dapat bereaksi dengan alergen, akan
sensitisasi22.
dosis per unit area, luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi, suhu
f. Patogenesis
immune respons) atau reaksi imunologik tipe IV, suatu hipersensivitas tipe
lambat. Reaksi ini terjadi melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase
sederhana yang disebut hapten (alergen yang memiliki berat molekul kecil
yang dapat menimbulkan reaksi antibodi tubuh jika terikat dengan protein
epidermis dan ditangkap dan diproses oleh antigen presenting cells (APC)
dengan antigen yang telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah
Fase elisitasi terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen yang
macam kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula yang akan
degradasi antigen oleh enzim dan sel,kerusakan sel langerhans dan sel
keratisonit. Selain itu sel mast dan basofil juga ikut berperan dengan
peradangan19.
g. Gambaran Klinis
atau bula. Vesikelatau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi
24
likenifikasi dan mungkin juga fisur,batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit
kosmetik23.
dan pestisida23.
jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di
warna pakaian23.
antihemoroid23.
oleh tekstil, dompet, kunci (nikel), kaos kaki nilon, obat topical, semen,
pembersih lantai23.
26
h. Diagnosis
1. Anamnesis
kepala ikat pinggang yang terbuat dari logam (nikel). Data yang
dermatitis atopik)5.
2. Pemeriksaan Fisik
endogen5.
27
pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah
3. Pemeriksaan Penunjang
adalah :
a. Patch test.
masing bahan bervariasi, ada yang kurang dan ada yang lebih
standar.
28
b. uji tempel
punggung, dapat pula di bagian luar lengan atas. Bahan uji diletakkan
pada sepotong kain atau kertas, ditempelkan pada kulit yang utuh,
Bruno Bloch pada abad ke-20, kemudian diteliti oleh Mitchell pada tahun
respons alergik atau iritan. Hasil positif lambat dapat terjadi setelah 96 jam
uji tempel tidak mudah. Respons alergik biasanya menjadi lebih jelas
denga penyakit yang sekarang atau penyakit masa lalu yang pernah
dialami5.
Reaksi positif palsu dapat terjadi antara lain bila konsentrasi terlalu
tinggi, atau bahan tersebut bersifat iritan bila dalam keadaan tertutup
(oklusi). Efek pinggir uji tempel (edge effect), umumnya karena iritasi,
secara klinis tampak bagian tepi menunjukkan reaksi lebih kuat, sedang
dibagian tengah reaksi ringan atau sama sekali tidak ada kelainan. lni
pinggir. Sebab lain oleh karena efek tekanan, dapat terjadi bila uji tempel
yang digunakan terlalu rendah, vehikulum tidak tepat, bahan uji tempel
Diagnosis Banding
i. Penatalaksaan
dan menekan kelainan kulit yang timbul. Pada dermatitis kontak alergik,
kronik dengan lesi likenifikasi paling baik diberi emolien. Keluhan gatal
dapat diberi anti pruritus topikal atau anti histamin oral. Kortikosteroid
pendek25.
j. Komplikasi
k. Prognosis
l. Pengendalian
a. Menghindari Alergen
alergi akibat kerja ini buruk. Dengan demikian, menghindari alergen yang
Kontak Alergi
a. Personal Hygiene
b. Pekerjaan Penderita
c. Riwayat Keluarga
satu bahan atau lebih yang terdapat dalam lingkungan hidup sehari-
hari. Penyakit alergi diantaranya alergi debu rumah, alergi pollen, alergi
spora jamur, alergi obat, alergi makanan, dan alergi serangga. Riwayat
alergi merupakan salah satu faktor yang dapat menjadikan kulit lebih
e. Paparan Alergen
f. Penggunaan APD
Personal Hygiene
buruk Pekerjaan yang Apd tidak memadai
Genetik
berisiko Bahan Alergen
Histamin diepaskan
A. Kerangka Konsep
Personal Hygiene
Pekerjaan Penderita
Riwayat Dermatitis
Kontak Alergi
Paparan Alergi
Penggunaan APD
B. Hipotesis
C. Definisi Operasional
1. Penderita
Indonesia periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020, yang tercatat
b. Kontrol: bila pada jurnal sumber data penelitian tercatat penderita tidak
2. Personal Hygiene
2015 sampai dengan tahun 2020, yang tercatat pada jurnal sumber data
penelitian.
a. Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat penderita kurang atau
jelek
40
b. Tidak Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat personal hygiene
penderita baik.
3. Pekerjaan Penderita
4. Riwayat Keluarga
menderita dermatitis kontak alergi atau alergi yang lain di beberapa lokasi
di wilayah Indonesia periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020, yang
a. Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat ada riwayat keluarga
b. Tidak Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat tidak ada riwayat
lain
Indonesia periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020, yang tercatat
a. Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat penderita pernah atau
b. Tidak Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat penderita tidak
6. Paparan Alergen
dengan tahun 2020, yang tercatat pada jurnal sumber data penelitian.
b. Tidak Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat penderita tidak
7. Penggunaan APD
wilayah Indonesia periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020, yang
b. Tidak Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat penderita selalu
METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
tahun 2020, yang bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang ada hubungan
2. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
g. Kabupaten Semarang
2. Waktu penelitian
delapan jurnal sumber data penelitian ini maka waktu penelitian antara
tahun 2015 sampai dengan tahun 2020, seperti tercantum di bawah ini:
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
Case Control.
PEKERJA DI PT.
WIJAYA KARYA
4. Dian ANALYSIS OF PUSKESMAS 150 Case
Sari,Nova RISK FACTORS PAUH PADANG control
Rita , 2017 ATTENISTIC
DERMATITIS
ATTENDANCE
ON THE
CENTER IN
PUSKESMAS
PAUH PADANG
5. Atjo FAKTOR DI DUSUN 128 Case
DOMINAN YANG PUNTONDO control
Wahyu, 2015 MEMPENGARUH TAKALAR
I KEJADIAN
DERMATITIS
KONTAK DAN
DAMPAKNYA
TERHADAP
KUALITAS
HIDUP PADA
PETANI
RUMPUT LAUT
DI DUSUN
PUNTONDO
TAKALAR
6. Abd.Gafur , Determinan Puskesmas 128 Case
Nasruddin Kejadian Rappokalling Kota control
Syam, 2018 Dermatitis Di Makassar
Puskesmas
Rappokalling
Kota Makassar
7. Rudatin Kejadian Kabupaten 46 Case
Windraswara Dermatitis Kontak Semarang control
,Dewi pada Pemulung
Latifatul
Janah, 2020
8. Hairil Akbar, Hubungan Puskesmas 98 Case
2020. Personal Hygiene Juntinyuat control
dan Pekerjaan
dengan Kejadian
Dermatitis di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Juntinyuat
48
microsoft excel.
g. Alur Penelitian
h. Prosedur Penelitian
Ebsco.
b. Judul penelitian
atau kelompok tidak bersiko bila pada jurnal sumber data penelitian
yang berisiko terpapar allergen, atau kelompok tidak berisiko bila pada
tidakberisikoterpapar allergen.
51
dermatitis kontak alergi atau alergi yang lain, atau kelompok tidak
berisiko bila pada jurnal sumber data tercatat tidak ada riwayat
lain
menderita dermatitis kontak alergi atau alergi yang lain, atau kelompok
tidak berisiko bila pada jurnal sumber data tercatat penderita tidak
saat bekerja.
11. Setelah analisis data selesai, peneliti telah melakukan penulisan hasil
12. Selanjutnya peneliti menyajikan hasil penelitian dalam bentuk lisan dan
tulisan.
a. Pengolahan Data
b. Analisis Data
Tidak ada masalah etika yang akan terjadi pada penelitian ini, karena:
jurnal/buku pada semua data yang diambil dari jurnal yang dirujuk dari
sebelumnya.
BAB V
A. Hasil
wilayah Indonesia periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020. Dari
Tabel 3. Rangkuman Data Hasil Penelitian tentang Dermatitis Kontak Alergi pada Penderita di Beberapa Lokasi di Wilayah
Indonesiaperiode Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2020
DOMINAN YANG
MEMPENGARUHI
KEJADIAN
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 23,1 28 76,9
DERMATITIS
KONTAK DAN
DAMPAKNYA
1 TERHADAP
KUALITAS
HIDUP PADA
PETANI RUMPUT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 63,6 6 36,4
LAUT DI DUSUN
PUNTONDO
TAKALAR (2015)
ANALYSIS OF
RISK FACTORS 70 46,7 44 29,3 0 0 0 0 37 24,7 40 4,7 0 0 0 0 73 48,7 2 1,3 0 0 0 0
ATTENISTIC
DERMATITIS
3
ATTENDANCE
ON THE CENTER
5 3,3 31 20,7 0 0 0 0 38 25,3 35 45,3 0 0 0 0 2 1,3 73 48,7 0 0 0 0
IN PUSKESMAS
PAUH PADANG
56
(2017)
Determinan
Kejadian
Dermatitis Di 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36 56,3 18 28,1 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Puskesmas
Rappokalling
Kota Makassar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 43,8 46 71,9 0 0 0 0 0 0 0 0
(2018)
FAKTOR –
FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN 12 40 15 27,9 0 0 0 0 0 0 0 0 8 3,5 15 4,5 0 0 0 0 2 17,6 20 22,4
KELUHAN
SUBJEKTIF
DERMATITIS
5
KONTAK PADA
PEKERJA
PABRIK TAHU DI
KECAMATAN 18 60 15 10,1 0 0 0 0 0 0 0 0 22 26,5 15 33,5 0 0 0 0 28 12,4 10 15,4
CITEUREUP
KABUPATEN
BOGOR(2020)
FAKTOR-
FAKTOR YANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 100 22 0
BERHUBUNGAN
DENGAN RISIKO
6 DERMATITIS
KONTAK PADA
PEKERJA DI PT. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 30 19 70
WIJAYA KARYA
(2020)
Hubungan
Personal 30 61,2 19 38,8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hygiene dan
8 Pekerjaan
dengan Kejadian
19 38,8 30 61,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dermatitis di
Wilayah Kerja
57
Puskesmas
Juntinyuat
(2020)
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai (p-value = 0.00 atau p-value<
0.05) yang berarti ada hubungan secara statistik antara personal hygine
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
penderita (52,9%) pada kelompok kontrol. Dari hasil uji statistik Chi-square
diperoleh nilai (p-value = 0.030 atau p-value< 0.05) yang berarti ada
kontak alergi. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
hasil uji statistik Chi-squarediperoleh nilai (p-value = 0.000 atau p-value <
0.05) yang berarti ada hubungan secara statistik antara riwayat dermatitis
kontak alergi pada dermatitis kontak alergi. Dengan demikian hipotesis nol
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
kelompok kasus dan 2 penderita (2,7%) pada kelompok kontrol. Dari hasil
yang berarti tidak ada hubungan secara statistik antara paparan alergen
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
B. Pembahasan
suatu fenotipe dari organisme yang ada. Dermatitis kontak alergi sering
dijumpai pada sebuah keluarga, namun penurunannya tidak mengikuti
hukum mendel28.
satu bahan atau lebih yang terdapat dalam lingkungan hidup sehari-hari.
Penyakit alergi diantaranya alergi debu rumah, alergi pollen, alergi spora
jamur, alergi obat, alergi makanan, dan alergi serangga. Riwayat alergi
merupakan salah satu faktor yang dapat menjadikan kulit lebih rentan
dengan dermatitis17.
67
dermatitis atau radang pada kulit adalah kepala, bagian tubuh, lengan,
tangan dan jari serta bagian kaki dan tungkai. Oleh sebab itu jenis alat
C. Keterbatasan Penelitian
dalam meneliti.
BAB VI
A. Kesimpulan
value = 0,000).
0,030).
0,000).
70
value = 0.947).
value = 0,000).
B. Saran
penderita.
71
dapat dihindari.
kontak alergi pada penderita. Selain itu sebagai acuan bagi peneliti
22. Harlim Ago. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Dasar
Diagnosis Dermatologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Indonesia.
23. Fregret, S,. 1998. Kontak Dermatitis. Jakarta: Yayasan Essentia
Medica. Diakses pada tanggal : 10 Agustus 2021. Diunduh dari :
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj0qOiV57r1AhWijuYKHZf8BLoQFno
ECAIQAQ&url
24. Trihapsoro, I., 2003, Dermatitis Kontak Alergik pada Pasien Rawat
Jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan : Diakses pada tanggal 10
September 2021. Diunduh dari
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45253
25. Sulaksmono M. 2006. Keuntungan dan Kerugian Patch Test (Uji
Tempel)dalam Upaya Menegakan Diagnosa Penyakit Kulit Akibat
Kerja (Occupational Dermatosis). Bagian Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga.
Surabaya. Diakses pada tanggal 10 September 2021. Diunduh dari:
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-PH-1-1-01pdf.pdf
26. Harlim Ago. 2016. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Alergi
Kulit. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.
27. Kartowigno S. 2012. Sepuluh Besar Kelompok Penyakit Kulit.
Palembang: Unsri Press. Hlm 9-24. Diakes pada tanggal 20
September 2021. Diunduh dari :
https://repository.unsri.ac.id/3107/2/RAMA_13201_10011181419065_
8886630017_01_front%20ref.pdf
28. Budiono Sugeng, R.M.S Jusuf, Andriana Pusparini. 2003. Bunga
Rampai Hiperkesdan Keselamatan Kerja. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 20 September 2021.
Diunduh dari : http://library.poltekkesjambi.ac.id/opac/detail-
opac?id=3677
76
KegiatanPenelitian
5. Penulisan laporan
III Pelaporan
1. Seminar hasil
2. Perbaikan laporan
3. Ujian skripsi
B. Lampiran 2. Tim Peneliti dan Biodata Peneliti Utama
KEDUDUKAN
NAMA DALAM KEAHLIAN
No
PENELITIAN
a. Data Pribadi
Nama : Andi Dian Ameliana
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Kota Makassar
E-mail : andidian636@gmail.com
Status : Mahasiswi
b. Riwayat Keluarga
c. Riwayat Pendidikan
d. Pengalaman Organisasi
Belum ada
C. Lampiran 3. Rincian Biaya Penelitian Dan Sumber Dana
8. Lain-lain Rp.100.000,-