Disusun oleh :
1. Raffialdi (B1032181003)
5. Yuniarti (B1032181024)
AKUNTANSI A SORE
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manajemen Rantai Persediaan ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sistem Informasi
Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Perencanaan Sumber Daya Perusahaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Syarif M. Helmi, SE, M.Ak., Ak, CA, selaku
dosen Sistem Informasi Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipesumber daya, seperti
Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya finansial merupakan salah
satu unsur penting dalam rangka membentuk perusahaan yangmaju dan terus berkembang karena
berhubungan dengan saham yang merupakan modal utama dalam membangun sebuah
perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan perusahaan tersebut. Sumber daya fisik
merupakan sumber daya yang menyangkut penunjang secara fisik berdirinya suatu perusahaan
seperti alat-alat kelengkapannya. Sumber daya manusia merupakan sektor sentral dan penting
dalam rangka pencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan skill
para pekerja dankualitas sumber daya manusia dapat menggerakan perusahaan dengan baik dan
benar. Kemampuan teknologi juga merupakan unsur penunjang penting dalam menggerakan
perusahaan, karena dengan adanya kelengkapan teknologi dan kecanggihan teknologi akan
memudahkan berjalannya suatu perusahaan. Dari keempat sumber tersebut aspekyang terpenting
yaitu manusia, karena manusia merupakan penggerak terpenting dalam perusahaan. Maju dan
tidaknya perusahaan tergantung pada pengelolaan sumber daya manusia ini dapat dilakukan
dalam suatu perusahaan itu atau oleh suatu departemen tertentu.Oleh karena itu, berdasarkan hal
tersebut kami akan menjabarkan definisi manajemen sumber daya manusia, fungsi, urgensi dan
implementasinya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan¸ maka dirumuskan permasalahan pada
penelitian ini adalah bagaimanakah framework yang menjelaskan pengelolaan post-project
sistem ERP? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu dijabarkan sebagai berikut:
Secara umum, Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan konsep untuk merencanakan dan
mengelola sumber daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi
modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan,
sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan lebih bagi konsumen,
yang akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi
semua pihak yang berkepentingan (stake holder) atas perusahaan.
Sistem ERP dapat berada pada server terpusat atau didistribusikan di seluruh modular unit
perangkat keras dan perangkat lunak yang menyediakan “pelayanan” dan berkomunikasi pada
jaringan area lokal. Desain terdistribusi memungkinkan sebuah bisnis untuk mengumpulkan
modul-modul dari vendor yang berbeda tanpa memerlukan penempatan beberapa salinan yang
kompleks, sistem komputer mahal di daerah-daerah yang tidak akan menggunakan kapasitas
penuh.
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri
adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya.
Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi,
persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntasi perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini
nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi,
manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan
publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang
langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship
Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
4
2.5 Kerugian dan Kelemahan Perencanaan Sumber Daya Perusahaan
Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
Beberapa kelemahan ERP juga perlu diperhatikan. Kelemahan-kelemahan dari ERP adalah
sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) :
Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus
merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya
resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.
Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak
mempersiapkan personilnya untuk berubah
Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab
yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.
Kerjasama
Kerjasama harus dilakukan dengan baik antara internal perusahaan maupun antara perusahaan
dengan konsultan yang melakukan implementasi. Konsultan dan pengguna sudah betul-betul
menyatukan visi untuk keberhasilan implementasi ini
Good Consultant
Pengalaman konsultan yang melakukan implementasi juga sangat berpengaruh dalam sebuah
implementasi.
Sistem ERP dapat menghasilkan manfaat bisnis yang signifikan bagi perusahaan, diantaranya:
Namun dibalik besarnya manfaat, implementasi ERP ini sendiri memiliki beberapa resiko yang
berkaitan dengan ukuran proyeknya, aplikasi teknologinya, struktur, stabilitas, strategi maupun
penggunanya. Serta tidak sedikit biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk investasi sistem
ini. Biaya yang mungkin termasuk adalah biaya replacement yang lama ke sistem yang baru,
biaya training dan peningkatan fasilitas, biaya konsultan maupun biaya tak terlihat seperti biaya
depresi akibat pergantian sistem.
6
2.7 INTEGRASI Perencanaan Sumber Daya Perusahaan DALAM ORGANISASI
Seperti gambar tersebut, ERP mampu mengintegrasikan semua departemen yang ada di dalam
suatu organisasi, berbeda dengan sistem yang tidak menggunakan ERP informasi – informasi
dari setiap departemen tidak semua saling terintegasi dengan departemen lain.
2.8 Tujuan dan peranan Perencanaan Sumber Daya Perusahaan dalam organisasi
7
2.9 PENERAPAN ERP PADA PERUSAHAAN (SUKSES)
Pada PT. Semen Gresik
PT. Semen Gresik adalah perusahaan bergerak di industri semen, yang didirikan sejak tahun
1957. Pada bulan Juni tahun 2001, ERP mulai diaplikasikan untuk mendukung bisnis proses
yang ada di Semen Gresik dengan penerapan pertama kali dilakukan di bagian finansial. Dengan
berjalannya waktu, implementasi dilakukan di bagian penjualan dan kemudian di bagian
manufakturing.
Tahap I : Material Requirement Planning (MRP). Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan
konsep perencanaan kebutuhan material.
Tahap II : Close-Loop MRP. Merupakan sederetan fungsi dan tdk hanya terbatas pada MRP,
terdiri atas alat bantu penyesuaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah
atau di ganti jika diperlukan.
8
Tahap III : MRP-II. Merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3
elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis
dari kebutuhan yang diperlukan
Tahap IV : ERP. Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses
bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi
dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah.
Tahap V : Extended ERP (ERP II). Merupakan perkembangan dari ERP yang diluncurkan
thn 2000, serta lebih komplek dari ERP sebelumnya.
Berdasarkan fungsinya, ERP dibagi menjadi 2 kelompok umum yaitu core applications and
business analysis applications. Core applications adalah aplikasi yang mendukung oprasional
aktivitas sehari-hari pada bisnis. Core application tidak terbatas pada penjualan dan distribusi,
perencanaan bisnis, perencanaan produksi, pengendalian dasar perusahaan dan logistik. core
application juga dapat disebut aplikasi Online transaction processing(OLTP). Aplikasi ini
termasuk:
Fungsi Penjualan dan distribusi menangani order yang masuk dan menjadwal pengiriman,
termasuk memeriksa ketersediaan produk untuk memastikan pengiriman yang tepat waktu dan
memverifikasi batas kredit pelanggan.
Perencanaan bisnis terdiri dari perkiraan permintaan, perencanaan produksi produk, dan detail
arah informasi yang menjelaskan rangkaian dan tahapan dari proses yang sedang berlangsung.
Perencanaan kapasitas dan perencanaan produksi bisa sangat kompleks,oleh karena itu beberapa
ERP menyediakan alat simulasi untuk membantu manajer memutuskan bagaimana untuk
menghindari kekurangan pada material, tenaga kerja, atau fasilitas-fasilitas pabrik.sekali master
production schedule selesai, data masuk ke modul MRP ( Materials requirment planning), yang
menyediakan tiga bagian kunci pada informasi: laporan pengecualian, daftar material yang
dibutuhkan, daftar permintaan persediaan.
Pengendalian dasar peusahaan menyangkut jadwal produksi yang detail, pengiriman, dan
kegiatan penetapan biaya pekerja dihubungkan dengan proses produksi aktual.
Aplikasi logistik bertanggung jawab untuk meyakinkan pengiriman yang tepat waktu kepada
pelanggan. sebagian besar ERP juga termasuk kegitan pengadaan dalam fungsi logistik.
9
2.11 Implementasi sistem informasi yang berbasis ERP.
Layak sebuah sistem informasi, sebagai sebuah proses implementasi ERP dapat dibagi menjadi
tiga fase. Yaitu fase inisiasi, pelaksanaan dan penyelesaian proses. Namun secara lebih
mendetail, fase-fase ini dibagi menjadi fase insiasi, fase evaluasi, fase negosiasi dan persetujuan,
fase modifikasi, fase penyelesaian, dan fase eksploitasi. Diantara fase-fase ini sangant mungkin
terdapat tambahan tahapan rekayasa proses bisnis dan konversi data.
Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal, tujuan dari implementasi ERP adalah untuk
menjalankan bisnis dengan lebih baik. Oleh Karena itu, implementasi harus dilakukan oleh orang
yang menjalankan bisnis itu sendiri. Bagaimana implementasi ERP dapat dilakukan dengan baik
tentunya membutuhkan beberapa prasyarat dan kondisi sebagai berikut :
1. Implementasi ERP merupakan proyek besar yang mencakup proses pengambilan keputusan
dan melibatkan banyak orang di perusahaan, termasuk manajemen.
2. Implementasi ERP harus dikerjakan oleh orang-orang yang terlibat dalam proses bisnis
sehingga tanggung jawabnya tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada vendor. Konsultan atau
vendor memang dapat membantu dalam transfer pengetahuan, namun pelaku bisnis adalah pihak
yang paling mengerti serta memiliki kewenangan dan otoritas untuk mengubah cara dalam
mengerjakan sesuatu.
3. Implementasi ERP dapat berjalan apabila melibatkan pihak / orang yang kelak akan
mengoperasikan sistem tersebut. Oleh karenanya tidak dapat dipisahkan antara implementator
dengan user. Mereka harus menjadi bagian yang menyatu dalam sebuah tim.
4. Implementasi ERP membutuhkan pengorbanan waktu dari serangkaian pekerjaan rutin yang
dilakukan oleh orang yang terlibat dalam bisnis dan operasional sehari-hari. Proses implementasi
memang tidak dapat dijadikan prioritas utama, tetapi tidak boleh dijadikan prioritas kedua
dibawah prioritas rutin dalam menjalankan bisnis dan operasional. Dalam hal ini dibutuhkan
kerelaan untuk meluangkan waktu.
5. ERP adalah bukan sekedar suatu sistem komputer. ERP merupakan ‘people system’ yang
dijalankan dengan dukungan software dan hardware. Sehingga membutuhkan dukungan dan
partisipasi dan manajemen. Dukungan dan keterlibatan manajemen inilah yang sangat
menentukan keberhasilan.
6. ERP memerlukan serangkaian nilai baru dalam menjalankan bisnis. Jika perusahaan yang
menerapkan ERP tidak mampu mengubah proses kerja, maka implementasi ERP akan berakibat
buruk. Karena aliran data antar fungsi akan terjadi dengan sangat cepat.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Enterprise Resource Planning atau yang lebih dikenal dengan sebutan (ERP) merupakan
singkatan dari tiga elemen kata enterprise (perusahaan/organisasi), resource (sumber daya),
planning (perencanaan). Di mana, tiga kata tersebut mencerminkan sebuah konsep yang berujung
pada kata kerja yaitu planning. Dengan demikian, berarti ERP menekankan kepada aspek
perencanaan.
Secara umum, Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan konsep untuk merencanakan dan
mengelola sumber daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi
modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan,
sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan lebih bagi konsumen,
yang akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi
semua pihak yang berkepentingan (stake holder) atas perusahaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. http://binjaitanjungjati.blogspot.com/2016/10/makalah-enterprise-resource-planning-erp.html
2. http://deniarib.blogspot.com/2014/06/makalah-erp-enterprise-resource-planning.html
3. https://muchamadaliffarizani.blogspot.com/2014/09/makalah-tentang-erp.html
12