Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aditya Ilham Firmansyah

NIM : 170523627065
Prodi : S1 Teknik Sipil
Judul : Optimasi Pencahayaan Alami Pada Bukaan Gedung
(Studi kasus Gedung Kuliah D9)

BAB I
Pendahuluan

Dalam rangka lebih meningkatkan usaha konservasi energi dan kenyamanan pada
bangunan gedung. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah mewakili pemerintah,
asosiasi profesi, konsultan, kontraktor, supplier, pengelola bangunan gedung dan perguruan
tinggi, menyusun standar "tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan
gedung" yang selanjutnya dibakukan oleh Badan Standardisasi Nasional menjadi : SNI 03-
0000-2001. Diharapkan standar ini dapat dimanfaatkan oleh para perencana, pelaksana,
pengawas, dan pengelola bangunan gedung dalam menerapkan konsep-konsep tata cara
perancangan sistern Pencahayaan alami bangunan gedung, sehingga sasaran konservasi
energi dan kenyamanan dalam bangunan gedung dapat tercapai. Standar tata cara
perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai
pedoman bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung di dalam merancang
sistem pencahayaan alami siang hari dan bertujuan agar diperoleh sistem pencahayaan
alami siang hari yang sesuai dengan syarat kesehatan, kenyamanan dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.

Pencahayaan alami siang hari dimaksudkan untuk memperoleh pencahayaan di


dalam bangunan pada siang hari dari cahaya alami. Manfaat pencahayaan alami dapat
memberikan lingkungan visual yang menyenangkan dan nyaman dengan kualitas cahaya
yang mirip kondisi alami di luar bangunan. Selain itu juga dapat mengurangi atau bahkan
meniadakan pencahayaan buatan sehingga dapat mengurangi penggunaan listrik.
kondisi langit berdasarkan jumlah dan jenis awan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Langit yang seluruhnya tertutup awan putih atau abu-abu putih atau awan tebal
sebagaian atau seluruhnya (overcast sky).

2. Langit yang sebagian tertutup awan dengan berbagai jenis dan jumlah awan
(intermediate sky).

3. Langit tanpa awan (clear sky).

(Soegijanto,1998)

Memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber cahaya utama dengan menciptakan


akses ke berbagai ruang dalam bangunan merupakan salah satu langkah yang sederhana
namun memerlukan pertimbangan desain yang matang. Pertimbangan yang menyeluruh
mutlak dilakukan pada setiap proses desain sehingga bangunan yang dihasilkan tidak hanya
ramah lingkungan, tetapi juga nyaman digunakan serta memiliki karakter dan identitas yang
kuat. (Manurung, 2012).

Pencahayaan Alami Adalah pemanfaatan penerangan alami pada ruang yang berasal
dari benda penerang alam seperti matahari, bulan, dan bintang sebagai sumber dari
penerangan dalam ruang. Diantara semuanya matahari adalah sumber cahaya terbesar karena
memiliki kuat sinar yang paling terang sehingga keberadaannya sangat bermanfaat dalam
penerangan ruang. Meskipun begitu sifat dari cahaya alami tidak menentu karena dipengaruhi
oleh faktor cuaca, ikilm, dan musim. Cahaya matahari yang digunakan untuk penerangan
interior disebut dengan daylight. (Dora, P dan Nilasari, P, 2011)

Pentingnya Pencahayaan dalam ruang adalah untuk menciptakan kenyaamanan visual


bagi pengguna ruang tersebut. Untuk mencapai kenyamanan visual dalam ruang minimal
ruangan tersebut memiliki bukaan 15-20% dari luas lantai (Suma’mu, 1995). Selain
menciptakan kenyamanan visual, pencahayaan alami juga berdampak pada penggunaan
energi. Tentu ruangan yang mendapat distribusi cahay yang baik tidak perlu banyak
menghabiskan energi tambahan untuk penerenagan buatan.

(kajian pencahayaan alami pada gedung, Puspa Indah Wibiyanti, FKM, UI, 2008)

Anda mungkin juga menyukai