Anda di halaman 1dari 2

 MENGAPA DIPERLUKAN PERSEKTIF ISLAM DALAM IMPLEMENTASI

IPTEK, EKONOMI, POLITIK, SOSIAL- BUDAYA DAN PENDIDIKAN


Dalam kacamata islam sumber ilmu itu terbagi menjadi dua . pertama, ayat-
ayat qur’aniah. Dari sumber yang pertama ini muncuah berbagai disiplin ilmu,
misalnya teologi, mistisisme, ilmu hokum, poltik, ekonomi, perdata, pidana, dan
lainnya. Ayat-ayat qur’aniyah adalah wahyu tuhan yang allah berikan kepada
rasullah, termasuk adalah mushaf untuk kemaslahatan uamat manusia.
Kedua, ayat kuniah. Ayat-ayat Kuniah adalahalam semesta sebagai ciptaan
allah yang deliti dengan paradigm ilmiah dan menggunakan akal yang juga ciptaan
allah. Sumbernya adalah alam ciptaan allah, instrumennya adalah akalmanusia
ciptaan allah pula, dari penelitian akal mausia terhadap rahasia alama ciptaan
allah ini, maka lahirlah ilmu-ilmu eksakta . anda masih ingat eksakta adalah bidang
ilmu yang bersifat convert yang dapat diketahui dan diselidiki berdasarkan
percobaan serta dibuktikan dengan pasti. Implementasi ilmu eksekta
menghasilkan teknologi. Teknologi dalam tataran aksiologi jelas tidak bebas nilai.
Demikian juga, seni yang tidsk bebas nilai. Dalam tataran epistemology seni
tidak bebas nilai sebab seni hakikatnya adalah ekspresi jiwa yang suci. Kesucian
jiwa menghasilkan karya seni yang jerniah, suci dan indah. Adapun hati yang
kotor melahirkan ekspresi seni yang kotor pula, jorok dan tidak beradab.
Tolok ukuran islami atau tidak islami sebuah system ekonomi adalah riba
dan gharar (spekulasi) dalam prosesnya, jenis-jenis riba sebagai berikut:
1) Riba qardh. Suatu anfaat atau tingkat kelebhan tertentu yang disyaratkan
terhadap yang berutang (muqtaridh).
2) Riba jahiliyah. Utang dibayar lebih dari pokoknya karna si peminjam tidak
mampu membayar utangnya pada waktuq yang ditetapkan.
3) Riba fadhl. Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar aatu takaran
yang berbeda dan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis
barang ribawi
4) Riba nasi’ah. Penangguhan penyerangan atau penerimaan jennies barang
ribawi yang diperuntukan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasi’ah
muncul karna adanya perbedan , perubahan atau tambahan antara yang
diserahkan satu waktu dan yang diserahkan waktu berbeda
Prinsip-Prinsip Siyasah Islam
I. Al- Amanah
Kekuasan adalah amanah (titipan), maksudnya titipan tuhan.
Amanah tidak bersifat permnanen tetapi sementara sewaktu-waktu
pemilik yang sebenarnya dapat mengambilnya, setiap yang diberi
amanah akan dimintai pertanggung jawabnya. Nabi muhammad saw
bersabda, “ setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan
dimintai pertanggung jawaban menyangkut kepemimpinannya dan
rakyat yang dipimpinnya” (muttafaq alaih).
II. Al-Adalah
Kekuasan harus didasarkan atas prinsip keadilan. Kekuasaan dalam
pandangan islam bukanlah tujuan, tetapi sarana untuk mencapai
tujuan. Tujuan kekuasaan, menurut Al-mawardi adalah menjaga
agama, mewujudkan kesejahteraan, dan keadilan umat
III. Al-Huriyyah
Al-Huriyyah artinya kemerdekaan dan kebebasan. Kekuasan harus
dibangun diatas dasar kemerdekaan dan kebebasan rakyat yakni
kemerdekaan dalam berserikat, berpolitik, dan dalam menyalurkan
aspirasinya.
IV. Al-Muasawah
Al-Muasawah artinya kesetaran, kesamaan. Siyasah harus dibangun
diatas fondasi kesamaan dan kesetaraan. Semua warga negara punya
hak dan kewajiban yang sama terhadap negara dan juga
berkedudukan sama di hadapan hukum
V. Tabadul Al-Ijtima
Tabadul Al-Ijtima artinya tanggung jawab social. Siyasah tidak lepas
dari tanggung jawab sosial. Secara individual, kekuasaan merupakan
sarana untuk mendaptkan kesejahteraan bagi para pelakunya,
mewujudkan kesejahteraan bersama, tanggung jawab social dapat
diwujudkan dalam bentuk pengaturan pilantropi islam dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai