LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Pendidikan Profesi Dokter bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati di Rumah Sakit Umum Daerah
Tegurejo Semarang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikankan referat yang berjudul
“Psoriasis”. Penulisan referat ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas Pendidikan Profesi Dokter bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di
Rumah Sakit Umum Daerah Tegurejo Semarang. Kami menyadari sangatlah sulit
bagi kami untuk menyelesaikan tugas ini tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak sejak penyusunan sampai dengan terselesaikannya referat ini.
Bersama ini kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Catur Setiya Sulistiyana, M.Med.Ed selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon yang telah
memberikan sarana dan prasarana kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar.
2. dr. Sri Windayati Hapsoro., Sp.KK, dr. Agnes Sri Widajati., Sp.KK, dr.
Irma Yasmin., Sp.KK selaku pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing kami dalam penyusunan
laporan kasus ini.
3. Orang tua beserta saudara kami yang senantiasa memberikan do’a,
dukungan moral maupun material.
4. Serta pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan
kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga referat ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, September 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Tujuan ..............................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Definisi Penyakit Psoriasis...............................................................................3
2.2 Epidemiologi Penyakit Psoriais........................................................................3
2.3 Etiologi dan Patogenesis Psoriasis....................................................................3
2.3.1 Etiologi Psoriasis............................................................................................3
2.3.2 Patogenesis Psoriais.......................................................................................5
2.4 Gejala Klinis Psoriais........................................................................................6
2.5 Diagnosis banding............................................................................................15
2.6 Pemeriksaan Penunjang................................................................................... 16
2.7 Penatalaksanaan...............................................................................................17
2.8 Prognosis..........................................................................................................21
BAB III SIMPULAN............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24
1
BAB I
PENDAHULUAN
Ulkus yang terdapat pada tungkai disebut dengan ulkus kruris. Ulkus
kruris dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu ulkus neurotrofik, ulkus
venosum, ulkus arteriosum dan ulkus tropikum Di Amerika Serikat, hampir
2,5 juta orang menderita ulkus kruris. Di negara tropis, insiden ulkus kruris
didominasi oleh ulkus neurotropik dan ulkus varikosum.3
dekubitus dialami oleh pasien yang mendapat tekanan dari tempat tidur, kursi
roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka panjang.5
Ketiga ulkus (ulkus diabetik, ulkus pada kusta dan ulkus dekubitus) di atas
merupakan penyakit yang lazim ditemui dalam praktek dermatologi. Kelainan ini
memiliki prognosis yang kurang baik karena sering mengalami residif, bahkan
untuk ulkus akibat kusta dapat mengakibatkan deformitas. Oleh karena itu
dibutuhkan penatalaksanaan yang baik agar dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien salah satunya adalah dengan melakukan manajemen perawatan luka.
Wound healing adalah
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran yang nyata tentang bentuk klinis yang
termasuk dalam ulkus
Mengetahui tatalaksana yang benar dan tepat mengenai wound
healing
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui etiologi, patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan
laboratorium, penatalaksanaan, dan prognosis penyakit psoriasis.
1.3 Manfaat
Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca dan penulis.
Setelah mempelajari referat ini diharapkan pembaca dan penulis mampu
mengetahui dan memahami tentang penyakit psoriasis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
remisi spontan dapat terjadi pada sekitar sepertiga pasien psoriasis dengan
frekuensi yang bervariasi.(6)
1. Faktor Genetik
2. Sistem Imun
3. Faktor Lingkungan
4. Faktor Hormonal
Faktor Pencetus
Berbagai faktor pencetus pada psoriasis, antara lain : (1)
a. Trauma, dilaporkan bahwa berbagai tipe trauma kulit (garukan,
gesekan,dll) dapat menimbulkan atau relaps pada psoriasis.
b. Infeksi, sekitar 54% anak-anak dilaporkan mengalami eksaserbasi
psoriasis dalam waktu 2-3 minggu setelah infeksi saluran pernapasan
atas. Infeksi fokal tidak jelas hubungan dengan psoriasis vulgaris
c. Stress, dalam penyelidikan klinis pada sekitar 30-40% kasus terjadi
perburukan oleh karena stress. Stres dapat merangsang kekambuhan
psoriasis dan cepat menjalar bila kondisi pasiien tidak stabil. Pada anak-
anak, eksaserbasi yang dihubungkan dengan stress terjadi lebih dari 90%.
Stress psikis merupakan faktor pencetus utama. Terdapat kemungkinan
bahwa stress psikologis dapat menyebabkan menrunnya kemampuan
menerima terapi.
d. Alkohol, umumnya dipercaya bahwa alcohol berefek memperberat
psoriasis, kepercayaan ini muncul berdasarkan observasi pecandu alcohol
yang menderita psoriasis. Kemungkinan alcohol yang berlebihan dapat
5
telapak kaki dan daerah intertriginosa. Selain itu psoriasis dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari bukan hanya oleh karena keterlibatan kulit, tetapi juga
menimbulkan arthritis psoriasis. Gambaran klinis psoriasis adalah plak
eritematosa sirkumskrip dengan skuama putih keperakan diatasnya. Warna
plak dapat bervariasi dari kemerahan dengan skuama minimal, plak putih
dengan skuama tebal hingga putih keabuan tergantung pada ketebalan
skuama. Pada umumnya lesi psoriasis adalah simetris.(4)
Pada psoriasis terdapat fenomena tetes lilin, Auspitz, dan Kobner.
Kedua fenomena yang disebut terlebih dahulu dianggap khas, sedangkan
yang terakhir tidak khas kira-kira sekitar 47% yang positif dan didapati pula
pada penyakit lain missal liken planus dan veruka plana juvenile. Fenomena
tetes lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan,
seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Kemudian
akan muncul suatu permukaan yang berkilat dengan bintik – bintik darah
kapiler (tanda Auspitz). Fenomena Koebner (juga dikenal sebagai respon
isomorfik) adalah induksi traumatik pada psoriasis pada kulit yang tidak
terdapat lesi, yang terjadi lebih sering selama berkembangnya penyakit dan
merupakan suatu all-or-none phenomenon (misalnya bila psoriasis terjadi
pada salah satu sisi luka, maka akan terjadi pada semua sisi dari luka). Reaksi
Koebner biasanya terjadi 7 sampai 14 hari setelah trauma, dan sekitar 25%
pasien kemungkinan memiliki riwayat trauma yang berhubungan dengan
fenomena Koebner pada beberapa waktu dalam hidupnya. Fenomena
Koebner tidak spesifik untuk psoriasis tetapi dapat menolong dalam membuat
diagnosis ketika terjadi.(10)
8
g. Psoriasis Arthritis
Psoriatic arthritis paling sering merupakan oligoarthritis
seronegatif yang ditemukan pada pasien dengan psoriasis, dengan ciri
umum yang berbeda, namun karakteristik, membedakan keterlibatan
sendi distal dan mutilasi artritis. Psoriatic arthritis berkembang pada
setidaknya 5% pasien dengan psoriasis.(11)
Psoriasis tampaknya mendahului onset arthritis psoriatis pada
60-80% pasien (kadang-kadang setelah selama 20 tahun, tapi
biasanya kurang dari 10 tahun), sebanyak 15-20% pasien arthritis
muncul sebelum psoriasis, terkadang, arthritis dan psoriasis muncul
bersamaan.(11)
11
Keterangan Gambar ;
1. Bukti adanya Psoriasis: dapat berupa gambaran psoriasis yang saat
ini atau riwayat yang didiagnosis seorang reumatologis atau
dermatologis, atau riwayat keluarga yang positif pada tingkat satu
atau dua keluarga.
2. Distrofi kuku psoriasis: gambaran yang khas seperti onikolisis,
pitting nail, ataupun hiperkeratosis yang dapat diperiksa saat ini
3. Faktor reumatoid negatif
4. Daktilitis: gambaran saat ini atau riwayat pembengkakan pada jari-
jari
5. Gambaran radiologis spesifik: berupa juxta-articular new bone
formation/ossification pada foto rontgen tangan atau kaki.(12)
h. Psoriasis Kuku
Kuku psoriatis sering terjadi pada 10-55% dari semua pasien
dengan psoriasis, dan sekitar 7 juta orang di Amerika Serikat memiliki
psoriasis (psoriasis mempengaruhi 2-3% populasi AS). Kurang dari
5% kasus penyakit kuku psoriatis terjadi pada pasien tanpa temuan
kutaneous psoriasis lainnya. Sekitar 10-20% orang dengan psoriasis
juga menderita radang sendi psoriatis, dan perubahan kuku terlihat
pada 53-86% pasien dengan arthritis psoriatis. Gambaran klinis dapat
bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan peradangan
pada bagian kuku yang terkena (Unit kuku terdiri dari lempeng kuku,
dasar kuku, hyponychium, matrik kuku, lipatan kuku, kutikula, bagian
penahan kuku, dan distal tulang jari), antara lain : (13)
a. Tetes minyak atau salmon patch pada dasar kuku
Lesi ini adalah perubahan warna kuning dan merah tembus
pandang pada dasar kuku yang menyerupai setetes minyak di
bawah lempeng kuku, disebabkan karena debris seluler di bawah
kuku. Patch ini merupakan tanda paling diagnostik psoriasis kuku.
b. Pitting matriks kuku proksimal
Pitting adalah hasil hilangnya sel parakeratotik dari permukaan
lempeng kuku.
13
Karakteritis klinis yang dinilai adalah; eritema (E), skuama (S), dan
ketebalan lesi/indurasi (T). Karakteristik klinis tersebut diberi skor sebagai
berikut; tidak ada lesi =0, ringan=1, sedang=2, berat=3 dan sangat berat=4.
Nilai derajat keparahan diatas dikalikan dengan weighting factor sesuai
dengan area permukaan tubuh; kepala = 0,1, tangan/lengan = 0,2, badan =
0,3, tungkai/kaki = 0,4. Total nilai PASI diperoleh dengan cara
menjumlahkan keempat nilai yang diperoleh dari keempat bagian tubuh.
Total nilai PASI kurang dari 10 dikatakan sebagai psoriasis ringan, nilai
PASI antara 10-30 dikatakan sebagai psoriasis sedang, dan nilai PASI lebih
dari 30 dikatakan sebagai psoriasis berat.(14)
terdapat keluhan yang sangat gatal pada dermatofitosis dan pada pemeriksaan
sediaan langsung ditemukan adanya jamur.(8)
Sifilis stadium II dapat menyerupai psoriasis dan disebut sifilis
psoriaformis. Perbedaannya adalah pada sifilis terdapat riwayat hubungan
seksual dengan tersangka yang juga menderita sifilis, pembesran KGB
menyeluruh dan tes serologic untuk sifilis postif. Dermatitis sebeoroik
berbeda dengan psoriasis kaerna skuamanya berminyak dan kekuning-
kuningan dan tempat predileksinya pada tempat yang seboroik.(9)
Psoriasis gutata akut didiagnosis banding dengan erupsi obat
makulopapular, sifilis sekunder dan pityriasis rosea. Plak dengan sisik kecil
didiagnosis banding dengan dermatitis seboroik, likenplanus kronis simpleks,
tinea korporis, dan mikosis fungoides. Psoriasis dengan plak luas didiagnosis
bading dengan tinea korporis dan mikosis fungoides. Psoriasis pada daerah
skalp didiagnosis banding dengan tinea kapitis dan dermatitis seboroik.
Psoriasis inverse didiagnosis banding dengan kandidiasis, intertigo, penyakit
Paget ekstramammae. Psoriasis pada kuku didiagnosis banding dengan
onikomikosis.(5)
2.7 Penatalaksanaan
Psoriasis sebagai penyakit yang multifaktorial dengan penyebab
belum diketahui dengan pasti, sehingga penanganannya juga sangat
bervariasi dan setiap pusat pendidikan mempunyai acuan yang berbeda.
Ashcroft dkk., 2000 mengemukakan bahwa terdapat berbagai variasi terapi
psoriasis, mulai dari topikal untuk psoriasis ringan hingga fototerapi dan
terapi sistemik untuk psoriasis berat.Edukasi kepada pasien tentang faktor-
faktor pencetusnya perlu disampaikan kepada pasien maupun keluarganya.
Beberapa regimen terapi yang sering digunakan topikal maupun sistemik
sebagai berikut: (12)
A. Topikal
Preparat Tar
Obat topikal yang biasa digunakan adalah preparat tar, yang
efeknya adalah anti radang. Preparat tar berguna pada keadaan-keadaan:
Bila psoriasis telah resisten terhadap steroid topikal sejak awal atau
pemakaian pada lesi luas. Lesi yang melibatkan area yang luas sehingga
pemakaian steroid topikal kurang tepat. Bila obat-obat oral merupakan
18
2.8 Prognosa
Psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi menganggu kosmetik karena
perjalanan penyakitnya bersifat kronis dan residif. Psoriasis gutata akut
timbul cepat. Terkadang tipe ini menghilang secara spontan dalam bebrapa
minggu tanpa terapi. Seringkali, psoriais tipe ini berkembang menjadi
psoriais plak kronis. Penyakit ini bersifat stabil, dan dapat remisi setelah
beberapa bulan atau tahun, dan dapat saja rekurens sewaktu-waktu seumur
hidup. Pada psoriais tipe postular, dapat bertahan beberapa tahun dan ditandai
dengan remisi dan eksaserbasi yang tidak dapat dijelaskan. Psoriasis vulgaris
juga dapat berkembang menjadi psoriasis tipe ini. Pasien dengan psoriais
pustulosa generalisata sering dibawa ke dalam ruang gawat darurat dan harus
dianggap sebagai bakteremia sebelum terbukti kultur darah menunjukan
negatif. Relaps dan remisi dapat terjadi dalam periode bertahun-tahun.(3)
22
BAB III
PENUTUP
dengan PUVA dan pengobatan dengan cara Goeckman. Prognosis pada psoriasis
tergolong baik namun secara kosmetik menganggu karena perjalanan
penyakitnya bersifat kronis dan residif.(5),(12),(13)
24
DAFTAR PUSTAKA