Anda di halaman 1dari 7

Tri Pusat Pendidikan menurut Ki

Hadjar Dewantara

Dalam proses tumbuh kembangnya seorang anak, Ki Hadjar Dewantara memandang


adanya tiga pusat pendidikan yang memiliki peranan besar. Semua ini disebut “Tripusat
Pendidikan”. Tripusat Pendidikan mengakui adanya pusat-pusat pendidikan yaitu; 1)
Pendidikan di lingkungan keluarga, 2) Pendidikan di lingkungan perguruan, dan 3)
Pendidikan di lingkungan kemasyarakatan atau alam pemuda. Tripusat Pendidikan ini
besar pengaruhnya terhadap pembentukan karakter seseorang.

Alam keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Sejak timbul
adab kemanusiaan hingga kini, hidup keluarga selalu mempengaruhi bertumbuhnya
budi pekerti atau karakter dari tiap-tiap manusia. Alam perguruan merupakan pusat
perguruan yang teristimewa berkewajiban mengusahakan kecerdasan pikiran
(perkembangan intelektual) beserta pemberian ilmu pengetahuan (balai-wiyata). Alam
kemasyarakatan atau alam pemuda merupakan kancah pemuda untuk beraktivitas dan
beraktualisasi diri mengembangkan potensi dirinya.

Ada beberapa hal yang menarik dalam keterangan Ki Hadjar Dewantara tentang
Tripusat Pendidikan yaitu;
a.) Keinsyafan Ki Hadjar Dewantara bahwa tujuan pendidikan tidak mungkin tercapai
melalui satu jalur saja
b.) Ketiga pusat pendidikan itu harus berhubungan seakrab-akrabnya serta harmonis
c.) Bahwa alam keluarga tetap merupakan pusat pendidikan yang terpenting dan
memberikan pendidikan budi pekerti, agama, dan laku sosial
d.) Bahwa perguruan sebagai balai wiyata yang memberikan ilmu pengetahuan dan
pendidikan keterampilan
e.) Bahwa alam pemuda (yang sekarang diperluas menjadi lingkungan/alam
kemasyarakatan) sebagai tempat sang anak berlatih membentuk watak atau karakter
dan kepribadiannya
f.) Dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara ialah usaha untuk menghidupkan, menambah
dan memberikan perasaan kesosialan sang anak.
 
Pandangan yang demikian itu, membuat Ki Hadjar Dewantara tidak memandang
perguruan atau sekolah sebagai lembaga yang memiliki orientasi mutlak dalam proses
pembentukan karakter anak. Justru dia memandang pendidikan sebagai suatu proses
yang melibatkan unsur-unsur lain di luar sekolah. Tiap-tiap pusat harus mengetahui
kewajibannya masing-masing, atau kewajibannya sendiri-sendiri, dan mengakui hak
pusat-pusat lainnya yaitu; alam keluarga untuk mendidik budipekerti dan laku sosial.
Alam sekolah sebagai balai wiyata bertugas mencerdaskan cipta, rasa, dan karsa
secara seimbang. Sedangkan alam pemuda atau masyarakat untuk melakukan
penguasan diri dalam pembentukan watak atau karakter.

Ketiga lingkungan pendidikan tersebut sangat erat kaitannya satu dengan lainnya,
sehingga tidak bisa dipisah-pisahkan, dan memerlukan kerjasama yang sebaik-baiknya,
untuk memperoleh hasil pendidikan maksimal seperti yang dicita-citakan. Hubungan
sekolah (perguruan) dengan rumah anak didik sangat erat, sehingga berlangsungnya
pendidikan terhadap anak selalu dapat diikuti serta diamati, agar dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Pamong sebagai pimpinan harus bertindak tutwuri
handayani, ing madya mangun karsa, dan ing ngarsa sung tuladha yaitu; mengikuti dari
belakang dan memberi pengaruh, berada di tengah memberi semangat, berada di
depan menjadi teladan.
1. Pengertian Tri Pusat Pendidikan 

Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan
terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Hal itu juga dikemukakan oleh para tokoh pendidikan, hanya saja ada perbedaan dalam
menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut, diantaranya : Menurut Dr. M.J Langeveld
mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan yaitu :
a. Keluarga
b. Negara
c. Gereja. 1

Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan menyatakan :

“Didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat
penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda”.2

Dari kedua pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun
2003, yang meliputi :
a) Pendidikan keluarga
b) Pendidikan sekolah
c) Pendidikan masyarakat

Yang mana tiga tempat pergaulan atau lembaga pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam membentuk kepribadian serta tingkah laku anak. Secara rinci pengertian dari
masing – masing pusat pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Pendidikan keluarga

Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Keluarga
mempunyai otonom melaksanakan pendidikan, orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak,
berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak – anaknya.

Pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga
disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar
atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan
tanpa adanya program waktu.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya
untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu keluarga adalah tempat
pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan kearah penbentukan pribadi yang
utuh.2

b) Pendidikan sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada sejak beberapa abad yang lalu, yaitu pada zaman
Yunani kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa yunani “Schola” yang berarti waktu menganggur
atau waktu senggang. 3 

Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan
akal. Lambat laun usaha diselenggarakan secara teratur dan berencana (secara formal) sehingga
akhirnya timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah
ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.4 

Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi
kewajiban pemberian pendidikan dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan,
penjejangan, kurikulum, administrasi dan pengelolaannya. 

Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari
segi mana melihatnya. 

1) Ditinjau dari segi mana yang mengusahakan :

Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan fasilitas,
keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar. 
Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan – badan
swasta. 

2) Ditinjau dari sudut tingkatan :

Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan yang diperuntukkan bagi anak sebelum memasuki
pendidikan dasar. 
Pendidikan Dasar, yaitu meliputi :

 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah


 SMP/ MTs

Pendidikan Menengah, yaitu meliputi : 

 SMU dan Kejuruan


 Madrasah Aliyah

Pendidikan Tinggi, yang meliputi : 

 Akademi
 Institut
 Sekolah Tinggi
 Universitas

3) Ditinjau dari sifatnya :

Sekolah Umum, yaitu sekolah yang mengutamakan perluasan ilmu pengetahuan, yang termasuk
dalam sekolah ini adalah SD/ MI, SMP/ MTs, SMU/ MA. 
Sekolah Kejuruan, yaitu sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian – keahlian
tertentu, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SMEA, MAK, SMKK, STM. 

c) Pendidikan masyarakat

Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup
manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan
tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok serta
saling membutuhkan.5 

Kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bekerja sama dibidang
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan sumber pendidikan bagi warga
masyarakat , seperti lembaga – lembaga sosial budaya, yayasan – yayasan, organisasi –
organisasi, perkumpulan – perkumpulan yang semuanya itu merupakan unsur – unsur pelaksana
asas pendidikan masyarakat.6 

Masing – masing kelompok tersebut melakukan aktifitas – aktifitas keterampilan, penerangan dan
pendalaman dengan sadar dibawah pimpinan atau koordinator masing – masing kelompok.
Kesemua kelompok sosial tersebut diatas adalah merupakan unsur – unsur pelaku atau pelaksana
asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada kedewasaan, baik
jasmani maupun rohani yang realisasinya terlihat pada perbuatan dan sikap kepribadian warga
masyarakat.

Maka pendidikan masyarakat adalah pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara
sengaja, terencana dan terarah kepada seluruh anggotanya yang pluralistic (majemuk) tetapi tidak
dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar untuk mengarahkan
menjadi anggota masyarakat yang baik demi tercapainya kesejahteraan social para anggotanya
Tri Pusat Pendidikan
Wajib belajar sembilan tahun yang dijalankan oleh pemerintah telah berlangsung lebih
dari sepuluh tahun terakhir. Setiap anak di Indonesia memiliki hak untuk mengenyam
pendidikan di sekolah. Melalui sekolah diharapkan kita dapat melahirkan generasi masa
depan yang handal. Mengisi kemerdekaan dengan karya dan kerja yang membanggakan.

Sekolah memang penting, namun bukan penentu keseluruhan hasil pendidikan. Hal ini
telah diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara melalui konsep tri pusat pendidikan. Terdapat
tiga sentra pendidikan yang menentukan keberhasilan peserta didik untuk berkembang
menjadi insan yang berdaya guna di masyarakat. Kita tidak dapat mengabaikan peran
salah satu sentra dan mengunggulkan yang lainnya. Ketiga pusat tersebut adalah
keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Pendidikan di Lingkungan Keluarga

Merupakan pusat yang paling penting, karena awal kehidupan manusia dan interaksi
paling intens yang dialaminya adalah dalam keluarga. Ki Hajar menyebutkan bahwa
pendidikan di lingkungan keluarga adalah yang pertama dan terpenting. Pendidikan di
lingkungan keluarga lebih terfokus pada pembentukan karakter baik dalam hal keagamaan
ataupun sosial. Keterampilan yang diajarkan biasanya adalah keterampilan hidup yang
sesuai dengan kondisi dan profesi keluarga.

2. Pendidikan di Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan secara sistematis dan
standar-standarnya diatur oleh negara. Inti pendidikan di sekolah adalah mengajarkan
ilmu pengetahuan secara lengkap. Artinya ilmu pengetahuan tidak hanya berupa konsep-
konsep dan teori yang dihafal atau dipahami, melainkan juga sikap ilmiah dan
keterampilan ilmiah.

Budaya ilmiah diyakini merupakan budaya terbaik yang pernah lahir dalam peradaban
manusia. Oleh karena itu semua negara saat ini mengajarkan ilmu pengetahuan di
sekolah-sekolah, dengan harapan akan terbentuk masyarakat ilmiah yang berbudaya
ilmiah. Namun hal itu sangat sulit, karena banyak yang menyalahartikan ilmu
pengetahuan hanya berupa produk teori dan teknologi saja.

3. Pendidikan di Lingkungan Pemuda/Masyarakat

Pusat pendidikan yang ketiga menurut Ki Hajar Dewantara adalah masyarakat, terutama
kaum pemuda bagi peserta didik. Hal ini dikarenakan pergaulan (terutama dengan teman
sebaya) akan berimbas pada pola pembentukan sikap dan pikiran seseorang. Selain
teman, masyarakat dimana anak hidup juga memiliki tanggung jawab untuk
mengingatkan, mengarahkan dan mengontrol perilaku mereka. Inilah fungsi sosial dalam
pendidikan. Dalam kondisi yang serba individualis peran sosial ini menjadi semakin sulit
diwujudkan.

Kampus Berfungsi sebagai Salah Satu Tri Pusat Pendidikan

Ki Hajar sangat sadar bahwa pendidikan tidak dapat diwujudkan hanya melalui satu jalur
saja. Ketiga pusat pendidikan tersebut di atas harus sama-sama diperhatikan dan
mendukung berjalannya pendidikan bagi generasi muda. Namun yang sangat krusial bagi
anak adalah pendidikan di lingkungan keluarga. Karenanya kualitas keluarga menentukan
kualitas pendidikan anak.

Konsep pusat pendidikan ini dapat kita temui perwujudannya dalam kehidupan siswa dan
anak-anak. Penelitian yang dilakukan Habibi dan Setiawan (2017) mengenai makna
sekolah bagi anak-anak putus sekolah menunjukkan bagaimana hubungan di antara ketiga
pusat pendidikan menurut Ki Hadjar. Temuan penelitian tersebut bahwa makna sekolah
bagi responden adalah sebagai tempat mendapatkan banyak teman (pusat ketiga), untuk
menyenangkan orang tua (pusat yang pertama) dan juga sebagai tempat belajar (pusat
kedua). Anak-anak yang telah menginjak usia remaja nampaknya lebih didominasi oleh
kehidupan dengan teman-teman sebaya mereka.

Anda mungkin juga menyukai