Anti Parkinson
Anti Parkinson
ANTIPARKINSON
Oleh :
Kelompok 2
Anggota
1. Al Fitrah (1801083)
2. Desfitri Yola (1601092)
3. Maulana Zhiya Ulhaq (1601107)
4. Rahyu Lestari (1601112)
5. Winda Eki Elia (1601128)
Segala puji hanya milik Allah SWT Shalawat dan salam selalu tercurahkan
Farmakologi Klinik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing
agar memberikan masukannya demi perbaikan pembuatan makalah ini di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
i|Farmakologi Klinik
DAFTAR ISI
Halaman
ii | F a r m a k o l o g i K l i n i k
iii | F a r m a k o l o g i K l i n i k
BAB I
PENDAHULUAN
dengan gejala motorik klasik yaitu bradikinesia, rigiditas, dan tremor. Penyakit ini
Sindroma ini pertama kali dikemukakan oleh James Parkinson tahun 1817 sebagai
shaking palsy dan dinamakan paralysis agitans oleh Marshal Hall tahun 1841
neurodegeneratif yang paling banyak dialami pada umur lanjut dan jarang dibawah
umur 30 tahun. Biasanya mulai timbul pada usia 40-70 tahun dan mencapai puncak
pada dekade keenam Penyakit Parkinson yang mulai sebelum umur 20 tahun disebut
Penyakit Parkinson lebih banyak pada pria dengan rasio pria dibandingkan
Utara meliputi 1 juta penderita atau 1 % dari populasi berusia lebih dari 65 tahun.
Penyakit Parkinson mempunyai prevalensi 160 per 100.000 populasi dan angka
bertambahnya umur. Pada umur 70 tahun, prevalensi dapat mencapai 120 dan angka
Kematian biasanya tidak disebabkan oleh penyakit Parkinson sendiri tetapi oleh
1|Farmakologi Klinik
Telah terbukti penurunan neurotransmitter dopamine sebagai penyebabnya
proses degeneratif terutama di daerah limbik. Kriteria diagnosis didasarkan atas klinis
dari pasien menurut Hudges dan Roller. Secara klinis memiliki karakteristik
postural, selain itu juga terdapat gangguan non motorik lainnya. Terdapat 5 stadium
1.3 Tujuan
2|Farmakologi Klinik
5. Mengetahui penggolongan obat parkinson
3|Farmakologi Klinik
BAB II
ISI
2.1 Definisi
disertai kelainan postur tubuh dan gaya berjalan. Gerakan halus yang memerlukan
koordinasi kerja otot skeletet sukar dilakukan pasien, misalnya menyuap makanan,
mengancingkan baju dan menulis. Akibat gejala ini pasien sangat bergantung pada
bantuan orang lain dalam kegiatan hidupnya sehari-hari, di samping gejala utama
hiperhidrosis. Tiga puluh persen kasus juga menderita demensia (Vincent & Sulistia,
2001).
4|Farmakologi Klinik
2.2 Patofisiologi
akibat kematian neuron di substansia nigra pars kompakta. Respon motorik yang
dopaminergik hilang lebih dari 70 % maka gejala penyakit parkinson akan mulai
GPi akan menyebabkan inhibisi yang berlebihan terhadap thalamus. Kedua hal
2017).
penyakit parkinson dan substantia nigra menjadi berwarna pucat. Sel yang tersisa
utama diotak yang memainkan banyak fungsi berbeda di susunan saraf. Terdapat 3
kelompok neuron utama yang mensintesis dopamin yaitu substansia nigra (SN), area
5|Farmakologi Klinik
tegmentum ventral (VTA) dan nukleus hipotalamus, sedang kelompok neuron yang
meliputi 80% dari seluruh sistem dopaminergik otak. Proyeksi dari VTA memiliki 2
jalur yaitu jalur mesolimbik yang menuju sistem limbik yang berperan pada regulasi
emosi, motivasi serta jalur mesokortikal yang menuju korteks prefrontal. Neuron
dopamin D2 adalah D2, D3, D4. Ikatan dopamin ke reseptor D2 akan menekan
Densitas reseptor D2 akan menurun rata- rata 6 – 10% per dekade dan berhubungan
2.3 Etiologi
Etiologi penyakit Parkinson sampai saat ini tidak jelas. Dahulu disangka
bahwa banyak diantaranya merupakan gejala sisa penyakit ensefatitis von Economo
6|Farmakologi Klinik
yang merupakan pandemi di tahun 20-an. lnsidensnya yang tidak menurun dalam 20
tahun ini tidak memperkuat dugaan tersebut. Faktor genetik agaknya juga tidak begitu
ditemukan pada mayoritas kasus, telah ditemukan suatu toksin yang dihubungkan
dengan terjadinya penyakit parkinson pada mereka yang terpajan. Toksin tersebut
senyawa komersial untuk sintesis organik yang secara eksperimental pada primata
menetap pada pasien adiksi dan seorang ahli kimia yang terpajan terhadap zat
biokimiawi dan memberikan respons baik terhadap levodopa. Diduga zat mirip
MPTP tersebar luas dilingkungan dan pajanan berulang terhadap zat tersebut dalam
Kemudian diketahui bahwa yang bersifat toksik bukan MPTP sendiri tetapi
2.4 Klasifikasi
7|Farmakologi Klinik
b. Simptomatik (sekunder), meliputi parkinsonism yang disebabkan oleh
2.5 Diagnosis
a. Possible, bila terdapat 1 dari 4 gejala utama berikut: bradykinesia, tremor pada
c. Definite, bila terdapat 3 dari 4 gejala utama atau 2 dari 4 gejala utama dengan
satu gejala lain yang asimetris (tiga tanda kardinal). Bila semua tanda tidak
8|Farmakologi Klinik
jelas, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang beberapa bulan kemudian
(Syamsudin, 2013).
bradykinesia atau akinesia, ditambah minimal salah satu dari tiga tanda
atau propioseptif.
b. Kriteria eksklusi untuk PP antara lain: riwayat stroke berulang, riwayat trauma
muncul gejala, gejala unilateral yang jelas selelah 3 tahun, supranuclear gaze
palsy, gejala serebellar, demensia berat onset awal, tanda Babinski, adanya
tumor otak pada CT-scan, dan memiliki respon negatif terhadap L-Dopa.
menetap pada sebagian besar onset, memberikan respon yang baik (70-l00%)
respon terhadap L-Dopa selama 5 tahun atau lebih, serta perjalanan klinis 10
9|Farmakologi Klinik
a. Stadium 1 : Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang
terdekat.
d. Stadium 4 : Terdapat gejala yang lebih berat, masih dapat berjalan hanya
untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri,
A. Levodopa
1. Farmakokinetik
karena :
10 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
(2) Dirusak oleh flora usus dalam dinding usus bagian distal; dan
11 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
Biotranslormasi levodopa menghasilkan berbagai metabolit
sedikit jumlahnya.
dan HVA kira-kira 50% dari dosis yang diberikan; kurang dari l%
sebagai levodopa. Dari setiap dosis levodopa hanya sebagian kecil saja
2. Mekanisme Kerja
pada pasien yang mendapat levodopa lima sampai delapan kali lebih
12 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
DA membutuhkan adanya dekarboksilase asam L-amino aromatik.
13 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
Selain itu kapasitas neuroleptik menimbulkan sindrom
striatum.
3. Efek Terapi
14 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
perbaikan lungsi mental, meningkatnya perhatian pada diri sendiri,
4. Efek Samping
diperlukan dosis levodopa yang besar untuk mendapat efek terapi yaitu
menjadi efek samping obat ini. Efek samping levodopa di perifer dapat
dibahas kemudian.
pasien usia lanjut tidak tahan dosis besar. Umumnya efek samping ini
dan tidak nafsu makan terutama bila dosis awal terlalu tinggi.
15 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
Gangguan ini dapat dihindari bila dosis awal rendah dan
samping ini.
16 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
sama tetapi lebih sering misalnya dari 3 kall rienjadi 5 kali
sehari.
minum obat.
aktivitas lain.
17 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
pada depresi dapat diberikan antidepresan, misalnya imipramin
5. Interaksi Obat
18 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
Penghambat dekarboksilase. Pemberian penghambat
berbagai manfaat :
(2) pada terapi yang baru dimulai dosis elektil lebih cepat tercapai
(3) efek samping seperti mual, muntah dan efek pada sistem
(4) gejala penyakit parkinson yang hanya timbul pada waktu tertentu
cukup lama.
19 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
Sediaan penghambat dekarboksilase untuk pengobatan
B. Bromokriptin
Dalam kelompok ini termasuk lesurid dan pergotid. Walaupun obat-obat ini
a) Mekanisme Kerja
20 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
D1. Organ yang dipengaruhi ialah yang memiliki reseptor dopamin yaitu
lebih nyata lagi pada pasien dengan derajat penyakit lebih berat.
Kenyataan ini didukung oleh fakta : (1) efek terapi bromokriptin tidak
b) Farmakokinetik
sekali fraksi dosis yang sampai di tempat kerja. Kadar puncak plasma
21 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
lndikasi utama bromokriptin ialah sebagai tambahan levodopa pada
d) Efek Samping
nyata. Titrasi dosis yang teliti perlu untuk menentukan dosis yang tepat.
22 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
bila dosis per hari lebih dari 50 mg. Hipotensi simtomatik dan levido
Diskinesia lebih jarang terjadi. Semua efek nonterapi ini berkurang dan
C. Perangsang SSP
sehari.
kelompok ini ialah : biperiden, prosiklidin, benztropin, dan antihistamin dengan efek
Mekanisme kerja. Dasar kerja obat ini ialah mengurangi aktivitas kolinergik
dibandingkan dengan atropin. Atropin dan alkaloid beladon lainnya merupakan obat
pertama yang dimanfaatkan pada penyakit parkinson, tetapi telah ditinggalkan karena
A. Senyawa parasimpatolitik
a. Farmakodinamik
23 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
Obat-obat ini terutama berefek sentral. Dibandingkan dengan potensi atropin,
serupa triheksifenidil dalam efek antiparkinson maupun efek sampingnya. Bila terjadi
pengganti.
eter tropinbenzohidril. Eter ini terdiri atas gugus basa tropin dan gugus antihistamin
mereka yang justru mengalami perangsangan akibat penggunaan obal lain; khususnya
pada pasien yang berusia lanjut. Sebaliknya bagian basa tropinnya menimbulkan
perangsangan.
1) Farmakokinetik
ini. Hal ini dapat dimengerti sebab saat obat ditemukan, farmakokinetika
biperiden tercapai setelah 1-2 jam. Masa paruh eliminasi terminal antara 10
24 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
2) Efek Samping
sentral dan periler. Efek samping sentral dapat berupa gangguan neurologik
komplikasi glaukoma sudut tertulup; terutama terjadi bila dosis harian 15-
daya ingat sering terjadi akibat pemberian antikolinergik pada pasien yang
berumur lebih dari 70 tahun dan pada pasien dengan demensia. Efek
3) Efek Terapi
reseptor DA di otak.
B. Senyawa antihistamin
25 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
Keempat senyawa ini memiliki sifat farmakologik yang mirip satu dengan lainnya.
euforia. Efek antikolinergik periler lemah, sehingga beser ludah hanya sedikit
dipengaruhi.
C. Derivat Fenotiazin
sifat yang berlawanan ini mungkin dapat dijelaskan dengan SAR. Rumus kimia
ketiga senyawa tersebut di atas memillki atom N pada rantai alifatik yang dipisahkan
dari atom N pada cincin inti tenoiiazin olen dua atom C; sedangkan pada senyawa
dengan sifat berlawanan pemisahan terjadi pada tiga atom C. Di samping ini ketiga
Rigiditas dan tremor dikurangi oleh obat ini, sedangkan terhadap gejala lain
efektivitasnya lebih kecil. Efek samping kantuk, pusing dan gejala antikolinergik
dapat terjadi. Dietazin dapat menyebabkan depresi sumsum tulang dengan manilestasi
kali sehari. Dosis dilambah berangsur-angsur, biasanya tidak melebihi 200 mg sehari.
26 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
2.6.3 Obat Dopamino-antikolinergik
A. Amantadin
kebetulan penggunaan amantadin pada seorang pasien inlluenza yang juga menderita
amantadin tidak meningkatkan kadar HVA dalam CSS. Mekanisme kerjanya belum
respons lebrh cepat (2-5 hari) dan efek samping lebih rendah. Elektivitas amantadin
tidak dipengaruhi umur, jenis kelamin, lamanya penyakit, jenis penyakit dan
pengobatan terdahulu. Efektivitasnya paling nyata pada pasien yang kurang baik
bersifat sinergis.
dapat timbul adalah: disorientasi, depresi, gelisah, insomnia, pusing gangguan saluran
cerna, mulut kering dan dermatilis, Lima persen pasien menderita gangguan proses
berpikir, bingung, lightheadedness, halusinasi dan ansietas. Gejala ini terjadi pada
27 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
awal terapi, bersifat ringan dan bersifat reversibel dan kadang-kadang menghilang
sebaiknya dihindarkan sampai kelompok gejala jelas tidak ada. Livedo retikularis
umum terjadi 1 bulan setelah pengobatan dengan amantadin, tetapi tidak memerlukan
lisiologik' akibat deplesi katekolamin dari depot ujung saral perifer. Pada beberapa
amantadin dengan levodopa hanya dianjurkan bagi mereka yang tidak dapat
B. Antidepresan trisiklik
kecil sekali, tetapi bila dikombinasi dengan antikolinergik dapat sangat bermanfaat.
Dengan kombinasi ini, selain meningkatkan perbaikan rigiditas dan akinesia, gejala
depresi juga diperbaiki. Untuk terapi penyakit Parkinson, imipramin atau amitriptilin
dapat diberikan 10 sampai 25 mg, empat kali sehari; pemberian ini dapat diteruskan
a. Selegilin
ini dikenal dua bentuk penghambat MAO, tipe A yang terutama berhubungan
28 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
memperlihatkan aktivitas terutama pada dopamin. Penghambat MAO-A
secara aman dalam kombinasi dengan levodopa. Selektivitas ini hanya berlaku
MEKANISME KERJA
EFEK TERAPI
29 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
selegilin tunggal pada awal penyakit agaknya menghambat
EFEK SAMPING
30 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya
Akinesia/bradikinesia.
31 | F a r m a k o l o g i K l i n i k
DAFTAR PUSTAKA
Muliawan Eudon, Jehosua Selly, Tumewah Rizal. 2018. Diagnosis dan Terapi Deep
Brain Stimulation pada Penyakit Parkinson. Jurnal Sinaps. Vol 1 (hal 67-84)
(PERDOSSI)
32 | F a r m a k o l o g i K l i n i k