Anda di halaman 1dari 3

INSENTIF UNTUK MENABUNG

Rumah tangga di Amerika Serikat hanya menabung sebagian kecil dari pendapatan mereka
dibandingkan dengan rumah tangga di berbagai Negara lainnya, seperti Jepang dan Jerman.
Meskipun penyebab dari perbedaan-perbedaan Internasional ini belum jelas, para pemebuat
kebijakan di AS melihat rendahnya tingkat tabungan AS tersubut sebagai suatu masalah besar.
Salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi Pada Bab 1 menyebutkan bahwa setendar hidup suatu
Negara tergantung pada kemampuan Negara tesebut untuk memproduksi barang dan jasa. Seperti
yang telah kita bahas dalam bab sebelumnya, tabungan merupakan faktor penentu jangka
panjang yang sangat penting dari produktifitas suatu Negara. Apabila Amerika Serikat dapat
meningkatkan tabungannya seperti di Negara-negara maju lainya, laju pertumbuhan PDB akan
meningkat sehingga warga AS akan menikmati standar hidup yang lebih tinggi.

Hal lainnya dari Sepuluh Prinsif Ekonomi adalah bahwa orang merespon terhadap insentif.
Banyak ekonom menggunakan prinsif ini untuk menunjukan bahwa tingkat tabungan yang
rendah di Amerika Serikat, setidaknya sebagian, disebutkan oleh peraturan perpajakan yang
tidak mendukung tabungan. Pemerintah federal AS, serta banyak pemerintah bagian Negara
lainnya, menetapkan pajak penghasilan untuk mengumpulkan pendapatan, termasuk penghasilan
dari pendapatan bunga dan pendapatan deviden. Untuk melihat dampak dari kebijakan ini,
perhatikan seorang berusia 25 tahun yang memiliki tabungan sejumlah $ 1000 dan membeli
obligasi barjangka 30 tahun yang membayarkan suku bunga sebesar 9 persen. Apabila tidak
terdapat pajak, tabugan sejumlah $1000 tersebut akan bertambah menjadi sejumlah $13.268
ketika individu tersebut menccapai usia 55 tahun. Namun apabila pendapatan bunga dikenakan
pajak sebesar, katakanlah, 33 persen, maka suku bunga setelah pajak hanya sebesar 6 persen.
Dalam hal ini, tabungan sejumlah $1.000 tersebut hanya akan tumbuh menjadi sebesar $5.743
setelah 30 tahun berlalu. Pajak atas pendapatan bunga akan mengurangi hasil masa depan dari
tabungan saat ini secara substansial dan, sebagian akibatnya, mengurangi insentif orang untuk
menabung.

Untuk mengatasi masalah tersebut, para ekonom dan para pembuat kebijakan telah mengusulkan
reformasi pajak untuk mendorong kenaikan tabungan. Misalnya saja, terdapat suatu usulan untuk
mengembangkan terpenuhinya persyaratan dari rekening khusus, seperti misalnya rekening
pension individu, Yang memungkinkan masyarakat untuk menempatkan sebagian dari tabungan
mereka agar tidak dikenakan pajak. Mari kita mempertimbangkan dampak insentif untuk
menabung di pasar dana pinjaman sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2. Kita akan
menganalisis kebijakan melalui tiga langkah.

Pertama, kurva manakah yang akan memengaruhi kebijakan ini? Karena perubahan pajak akan
mengubah insentif bagi rumah tangga untuk menabung pada tingkat suku bunga tertentu, hal ini
akan memengaruhi sejumlah dana pinjaman, yang ditawarkan pada suatu tingkat suku bunga.
Dengan demikian, penawaran dana pinjaman akan bergeser. Permintaan terhadap dana pinjaman
akan tetap sama karena perubahan pajak tidak akan secara langsung memengaruhi jumlah yang
ingin dipinjam oleh peminjam pada suatu tingkat suku bunga tertentu.

Kedua,ke manakah kurva penawaran bergeser ? Karena tabugan akan dikenakan pajak yang
lebih rendah berdasarkan hokum saat ini, rumah tangga akan meningkatkan tabungan dengan
mengosumsi sebagian kecil dari pendapatannya. Rumah tangga akan menggunakan tambahan
tabungan ini untuk meningkatkan simpanan di bank atau membeli lebih banyak obligasi.
Penawaran dana pinjman akan meningkat, dan kurva penawaran akan bergeser ke kanan, dari S1
ke S2 Sebagaimana ditunjukan pada Gambar 2.

Terakir, kita dapat membandingkan keseimbangan yang lama dan yang baru. Dalam gambar,
peningkatan penawaran dana pinjaman akan menurunkan suku bunga dari 5 persen mejadi 4
persen. Suku bunga yang lebih rendah akan meningkatkan jumlah dana pinjaman yang diminta
dari $1.200 miliar menjadi $1.600 miliar. Hal ini berate, pergeseran kurva penawaran akan
menggerakan keseimbangan pasar di sepanjang kurva permintaan. Dengan biaya pinjaman yang
lebih rendah, rumah tangga dan perusahaan akan bermotivasi untuk semakin banyak meminjam
dana guna membiayai investasi yang lebih besar. Dengan demikian, apabila reformasi undang-
undang perpajakan mendorong naiknya tabungan, hasilnya adalah suku bunga yang lebih rendah
dan investasi akan semakin besar.

Analisis dari efek peningkatan tabungan ini diterima secara luas di kalangan para ekonom, akan
tetapi, konsensus mengenai jenis pajak apa yang harus diberlakukan perubahannya menjadi tidak
begitu jelas. Banyak ekonom mendukung reformasi pajak yang bertujuan meningkatkan
tabungan agar mendorong kenaikan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, banyak pihak
meragukan perubahan pajak ini akan berpengaruh banyak terhadap tabungan nasional. Pihak
yang skeptis tersebut juga meragukan keadilan dari reformasi yang diusulakan. Mereka
berpendapat bahwa, dalam banyak kasus, manfaat dari perubahan pajak akan semakin
menguntungkan terutama untuk orang-orang kaya yang sebenarnya paling tidak membutukan
keringanan pajak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai