Lakon
KELOMPOK 6
WILLIAM SHAKESPEARE
Asyatunnisa Adhitama Eka putri 1801511001
Konstan Tinovelina Harianja 1801511008
Hermanus Jhon Tasing
1801511011
Luh Putu Massidi Febrianti
1801511021
Kurnia Lindayani 1801511033
Vikri Meilda Adisiswanto 1801511037
Menurut teori filologi, teks klasik boleh
dianggap barang abstrak, karena teks
aslinya telah hilang. Naskah, yang sering
dikacaukan dengan teks, sebenarnya
merupakan turunan dari teks aslinya.
Maka, teks bisa lebih tua daripada naskah
yang mewakilinya.
Tradisi turun temurun teks ialah proses
penyalinan atau penurunan teks asli di
dalam teori filologi.
Kerja teks ialah pengkajian terhadap versi
naskah, untuk memperoleh naskah aslinya
atau setidaknya naskah yang paling
mendekati teks aslinya. Dan ini merupakan
kerja awal dari proser pengkajian sebuah
naskah tidak terkecuali naskah lakon,
Lakon adalah istilah lain dari 'drama. Kata
lakon berasal dari bahasa Jawa, yang berarti
lampahan (jalan cerita).
Lakon (= drama), bagi sastrawan
merupakan jenis lain di samping puisi dan
prosa. Lakon sastra adalah lakon-lakon di
mana kaidah-kaidah sastra dapat diharapkan
sebagai sarana acuan dalam pengkajian
lakon. Lakon ada yang memiliki naskah lakon,
ada yang tidak. Pementasan lakon lewat TVRI
atau radio, biasa biasanya dituntut adanya
naskah lakon.
NASKAH - NASKAH LAKON
1. Sebelum tahun 1967-1968 biasa disebut
‘naskah lakon sastra’.
Sesudah tahun 1967-1968 biasa disebut
naskah lakon sutradara
2. sebelum tahun 1967 – 1968 bersifat literer
Sesudah tahun 1967-1968 bersifat teateral