SAWERIGADING
Volume 16 No. 1, April 2010 Halaman 136—143
Besse Darmawati
Balai Bahasa Ujung Pandang
Jalan Sultan Alauddin, Tala Salapang Km 7 Makassar 90221
Telepon (0411) 882401, Fax. (0411) 882403
Pos-el: e-mail: darmawatibesse@yahoo.com
Diterima: 5 Desember2009: Disetujui: 3 Maret 2010
Abstract
The objective of this research was to analyze the poem of “Let Me Not to the Marriage
of True Minds” by William Shakespeare through Dynamic Structuralism Approach.
The design of this research was descriptive qualitative. Techniques of collecting data
in this research were through two main ways, reading comprehension and notation
technique. Technique of data analysis in this research was reading and putting the
data from the poem through the notation technique, then analyze them till the end in
getting theme or messages of the poem by using the dynamic structuralism approach.
As the result, the poem shows love which focuses on true love to interweave a love to
be loved.
Abstrak
Tujuan dari pada tulisan ini adalah untuk menganalisis puisi yang berjudul“Let Me Not
to the Marriage of True Minds” karya William Shakespeare melalui pendekatan struk-
turalisme dinamik. Tulisan ini bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah melalui dua teknik utama yaitu membaca dan mencatat. Teknik
analisis data yang ditempuh adalah membaca puisi dan mencatat hal-hal penting yang
berkenaan dengan kepentingan analisis, kemudian menganalisis data tersebut dari awal
hingga akhir dengan menemukan tema dan amanat dari puisi tersebut melalui pendeka-
tan strukturalisme dinamik. Hasilnya, puisi tersebut bertemakan cinta dengan
mengedepankan cinta sejati dalam menjalin hubungan cinta kasih dengan sang pujaan
hati
136
Besse Darmawati: Analisis Strukturalisme Dinamik….
137
Sawerigading, Vol. 16, No. 1, April 2010: 136—143
138
Besse Darmawati: Analisis Strukturalisme Dinamik….
139
Sawerigading, Vol. 16, No. 1, April 2010: 136—143
140
Besse Darmawati: Analisis Strukturalisme Dinamik….
tidak akan menikah secara nyata karena sampai menemui ajalnya, yang biasa
berbagai rintangan dalam menjalin cinta dikenal dengan istilah cinta mati.
kasih (baris ke-2), sehingga dikatakan Dua baris terakhir yang ditulis
bahwa cinta itu bukan cinta. Kemudian berbeda dengan sebelumnya, sajaknya
pada baris ke-3 dan ke-4, rintangan dalam menunjukkan simpulan dari puisi secara
menjalin cinta kasih dengan pujaan hati keseluruhan bahwa jika ini adalah sebuah
dipertegas lagi dengan ungkapan bahwa kesalahan, maka akan menjadi bukti pada
cinta akan berubah jika menemukan dirinya (baris ke-13). Kemudian, Me “aku”
perubahan dan cinta akan berpindah jika dalam puisi berubah menjadi I “saya”.
ada yang memindahkannya. Dengan Dalam hal ini, pengarang melibatkan
demikian, jelas bahwa bait-1 ini dirinya dalam dunia puisi yang
mengawali puisi dengan cinta tak diciptakannya dengan menyatakan bahwa
berkesampaian karena terlalu banyak aral saya tidak pernah menulis dan tak seorang
yang melintang dalam menjalin cinta kasih pun yang mencintai (baris ke-14). Karena
terhadap sang pujaan hati. pengarang tidak memiliki objek yang
Pada bait berikutnya, tepatnya sesungguhnya, maka cinta pengarang tidak
baris ke-5 diakui oleh aku bahwa rintangan akan terwujud.
-rintangan itu merupakan tanda atau Oleh sebab itu, dapat disimpulkan
petunjuk bagi orang yang belum bahwa secara keseluruhan pengarang
mendapatkan pujaan hatinya. Namun, cinta melibatkan dan menggambarkan dirinya
itu bukan cinta telah menjadi sebuah dalam persajakan atas puisi yang
prahara bagi si aku bahwa cintanya tak diciptakannya. Pada puisi tersebut tidak
akan goyah (baris ke-6). Cinta adalah jelas siapa yang mencintai dan yang
bintang bagi setiap pengembara (baris ke- dicintai sehingga tidak mungkin terjadi
7) yang sangat tinggi nilainya, tetapi tidak perkawinan secara nyata. Karena cinta
dapat diperjualbelikan (baris ke-8). yang tidak nyata, maka tidak akan
Dengan demikian, bait ke-2 ini semakin menikah secara nyata pula. Akan tetapi,
memperjelas keadaan si aku yang belum pengarang menggambarkan bagaimana
mendapatkan pujaan hatinya. Ia pentingnya sebuah cinta sejati dalam
menekankan tulusnya cinta yang tak akan menjalin sebuah hubungan dengan
pernah goyah dan memandang cinta itu seseorang sebagai tambatan hati.
sebagai bintang yang sangat berharga, Pengarang pun menegaskan betapa
namun tak dapat diperjualbelikan atau pentingnya mempertahankan cinta sejati
dipindahtangankan. itu karena cinta sejati sangat berharga bagi
Pada bait ke-3, ditegaskan bahwa manusia dan tidak dapat diperjualbelikan
cinta sejati adalah cinta yang tak kepada sesama manusia. Cinta adalah
memandang kecantikan/ketampanan milik pribadi seseorang yang tidak
seseorang (baris ke-9). Cinta sejati adalah mungkin dimiliki oleh orang lain
cinta yang berada dalam lingkup batas meskipun cinta pengarang dalam puisinya
kewajaran (baris ke-10). Cinta tak akan tak akan pernah berkesampaian karena apa
berubah walau ditelan masa (baris ke-11). yang digambarkan oleh pengarang
Cinta tetap ada hingga ajal tiba (baris ke- hanyalah angan-angan belaka. Hal ini
12). Dengan demikian, bait ke-3 ini dipertegas pada dua baris terakhir yang
menunjukkan betapa tingginya cinta si aku menyatakan bahwa I never writ, “aku
dan betapa tulusnya perasaan si aku, (pengarang) tidak pernah menulis”,
sehingga harus mempertahankan cintanya sehingga tidak jelas keberadaan antara
141
Sawerigading, Vol. 16, No. 1, April 2010: 136—143
siapa yang mencintai dan siapa yang menjalin hubungan yang lebih serius dan
dicintai. Dengan demikian, cinta dalam bermakna; dan (3) keyakinan terhadap
puisi hanyalah khayalan belaka yang tak cinta tak akan goyah hingga akhir hayat.
kunjung tiba.
Meskipun cinta pengarang tidak 5. Penutup
terwujud, namun pengarang telah memberi Dalam ruang lingkup kesusas-
semangat kepada segenap pembacanya traan, pendekatan strukturalisme dinamik
agar senantiasa menjaga dan penting untuk diterapkan dalam mengana-
mempertahankan cinta sejatinya manakala lisis sebuah puisi, baik puisi klasik
menjalin hubungan cinta kasih dengan maupun puisi modern dengan mengede-
orang yang dicintainya. Dengan keyakinan pankan analisis strukturalismenya. Puisi
yang tinggi terhadap cinta sejati yang “Let Me Not to the Marriage of True
dimiliki, seseorang dapat memeroleh Minds” telah dianalisis berdasarkan
kepuasan dan ketenangan hidup yang pendekatan strukturalisme dinamik,
belum tentu dapat dimiliki oleh orang lain. sehingga pemahaman terhadap kandungan
Mencintai seseorang tidaklah memandang puisi tersebut dapat diperoleh dengan baik.
harta dan kecantikan, namun keikhlasan Secara garis besarnya, puisi “Let
dan ketulusan menjadi akar dari sebuah Me Not to the Marriage of True Minds”
cinta sejati. Cinta sejati adalah cinta yang merupakan puisi cinta yang menggam-
sesungguhnya yang tak dapat dibuat-buat, barkan betapa pentingnya keyakinan
tetapi tercipta dengan sendirinya sebagai dalam menjalani hidup ini, begitu pula
milik individu. halnya dengan cinta sejati dalam menjalin
4.3 Tema hubungan kasih dengan pujaan hati. Dalam
Setelah menganalisis puisi “Let puisi ini, kita ditekankan agar memperta-
Me Not to the Marriage of True Minds” hankan cinta sejati kita terhadap apa dan
karya William Shakespeare, penulis dapat siapa yang kita cintai. Cinta tak akan
merumuskan tema puisi tersebut sebagai goyah walau ajal datang menjemput, itulah
sebuah puisi cinta yang mengedepankan cinta sejati.
keyakinan terhadap kekuatan cinta sejati Setelah menganalis puisi “Let Me
yang tertuang dalam puisi sebagai true Not to the Marriage of True Minds” karya
love “cinta yang sesungguhnya” sebagai William Shakespeare melalui pendekatan
kekuatan fundamental manusia dalam strukturalisme dinamik, penulis mengha-
menjalin hubungan cinta kasih dengan rapkan adanya kesinambungan terhadap
sang pujaan hati. Cinta sejati adalah cinta analisis karya sastra seperti ini, mengingat
yang sesungguhnya, cinta yang sebenar- eksistensi puisi sangat popular sebagai
benarnya. bagian dari sastra. Bahkan, puisi telah
4.4 Amanat berkembang dinamis dan menempati
Setelah menganalisis puisi posisi tertinggi jika dibandingkan dengan
tersebut, lahirlah beberapa amanat bahwa karya sastra lain yang memberi peluang
(1) cinta yang sesungghnya adalah cinta besar untuk menganalisisnya. Di samping
yang jelas subjek dan objeknya, sehingga itu, sumbang saran dan kritik yang sifatnya
dalam menjalin hubungan kasih, tampak membangun sangat penulis harapkan demi
jelas antara yang mencintai dan yang kesempurnaan analisis pada masa-masa
dicintai.; (2) cinta sejati itu penting dalam mendatang.
menjalin kasih dengan sang pujaan hati
karena cinta sejati merupakan basis dalam
142
Besse Darmawati: Analisis Strukturalisme Dinamik….
143
���������������������������������������������������������������������������
���������������������������������������������������������������������������������
�����������������������������������������������������