Anda di halaman 1dari 7

Analisis Perspektif Psikologi Pengarang terhadap

Puisi “Akulah Medan”


Karya Teja Purnama

Adiatullina1, Nurazmi Zelita Putri2, Suri Rizki3


Univeritas Negeri Medan; Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan,
Telp. (061) 6613365, Fax. (061) 6614002 / 6613319
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, Medan
e-mail: nurazmizelita1@gmail.com

Abstrak
Puisi adalah medium ekspresi yang kuat dalam seni sastra, mencerminkan perasaan,
pengalaman, dan pemikiran pribadi pengarangnya. Artikel ini melakukan analisis dari
perspektif psikologi pengarang terhadap puisi "Akulah Medan." Dalam analisis ini, kita
menjelajahi pengaruh emosi, pengalaman hidup, gaya sastra yang digunakan, pesan dan
makna yang tersirat, serta motif dan tujuan di balik penciptaan puisi tersebut. Dengan
melihat lebih dalam ke dalam psikologi pengarang, kita dapat menggali pemahaman yang
lebih mendalam tentang aspek-aspek yang mungkin memengaruhi pembuatan karya sastra
ini. Namun, perlu diingat bahwa analisis ini bersifat spekulatif, karena hanya pengarang
yang dapat memberikan wawasan yang akurat tentang makna dan motivasi sebenarnya
dalam menciptakan puisi ini.

Kata Kunci : Puisi, Psikologi Pengarang

A. PENDAHULUAN

Puisi sebagai salah satu bentuk seni sastra telah menjadi saluran ekspresi yang kuat bagi
pengarang dalam menyampaikan perasaan, pengalaman, dan pemikiran mereka kepada dunia.
Setiap puisi adalah cerminan dari psikologi pengarangnya, yang mencerminkan lanskap
emosi, pengalaman hidup, serta pemahaman pribadi tentang dunia di sekitarnya. Dalam
rangka memahami dan menghargai sebuah puisi dengan lebih mendalam, analisis dari
perspektif psikologi pengarang menjadi suatu pendekatan yang tak ternilai.
Artikel ini akan menggali puisi berjudul "Akulah Medan" melalui lensa psikologi pengarang.
Puisi ini, seperti banyak karya sastra lainnya, mengundang kita untuk menjelajahi pemikiran
dan perasaan pengarangnya. Sebelum kita memasuki analisis mendalam, perlu untuk merinci
mengapa pemahaman psikologi pengarang ini menjadi relevan dan penting dalam memahami
makna sebuah puisi.

Dalam analisis ini, kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan esensial. Bagaimana pengaruh
emosi dalam penciptaan puisi ini? Apakah pengalaman hidup pengarang menjadi sumber
inspirasi yang kuat? Gaya dan teknik sastra apa yang digunakan pengarang untuk
mengungkapkan pemikiran dan perasaannya? Apakah ada pesan atau makna psikologis yang
ingin disampaikan pengarang kepada pembaca? Dan terakhir, apa motif dan tujuan di balik
penciptaan puisi ini?

Melalui upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita akan membuka jendela ke
dalam kehidupan dan pikiran pengarang "Akulah Medan." Analisis ini akan memberikan
pemahaman lebih dalam tentang karya sastra ini dan juga menunjukkan kepada kita bahwa
setiap puisi adalah lebih dari sekadar kata-kata, melainkan suatu eksplorasi ke dalam jiwa
pengarangnya. Meskipun analisis ini bersifat spekulatif, karena hanya pengarang yang dapat
memberikan wawasan yang sepenuhnya akurat tentang makna dan motivasinya, kami
berharap artikel ini dapat membantu kita lebih menghargai dan memahami puisi "Akulah
Medan."

B. LANDASAN TEORI

Dalam mengembangkan analisis psikologi pengarang terhadap puisi "Akulah Medan," kami
akan menggunakan beberapa konsep dasar dalam psikologi sastra dan psikoanalisis untuk
memberikan wawasan yang lebih mendalam. Beberapa landasan teori yang relevan adalah
sebagai berikut:

1. Psikologi Sastra: Psikologi sastra adalah bidang penelitian yang memeriksa hubungan
antara psikologi individu (khususnya pengarang) dengan karya sastra yang mereka ciptakan.
Pendekatan ini mencoba memahami bagaimana pengarang mengungkapkan emosi, konflik,
dan pengalaman pribadi mereka melalui karya sastra. Dalam konteks puisi "Akulah Medan,"
kami akan menggunakan pendekatan ini untuk menjelajahi pemikiran dan perasaan
pengarang yang tercermin dalam puisi tersebut.
2. Psikoanalisis: Teori psikoanalisis Sigmund Freud, Carl Jung, dan teoritikus lainnya
menyediakan landasan yang kuat untuk memahami bagaimana konflik internal,
ketidaksepakatan, dan dorongan-dorongan bawah sadar dapat tercermin dalam karya sastra.
Kami akan melihat apakah ada elemen-elemen psikoanalitis yang dapat ditemukan dalam
"Akulah Medan" dan bagaimana hal tersebut mungkin berkontribusi pada pemahaman
terhadap puisi tersebut.

3. Analisis Simbolisme dan Metafora: Puisi seringkali mengandung elemen simbolik dan
metaforis yang mendalam. Dalam analisis psikologi pengarang, kita akan mencari simbol dan
metafora yang mungkin mencerminkan aspek-aspek psikologi pengarang, seperti perasaan,
impian, atau ketakutan yang mungkin tersembunyi di balik kata-kata puisi.

4. Konteks Sosial dan Budaya: Tidak dapat diabaikan bahwa konteks sosial dan budaya
juga memengaruhi pemikiran dan perasaan pengarang. Kami akan mencoba memahami
bagaimana pengarang mungkin terpengaruh oleh kondisi sosial dan budaya di masa penulisan
puisi "Akulah Medan."

Dengan menggunakan landasan teori ini, kami akan menjalankan analisis psikologi
pengarang untuk mencoba mengungkap pemikiran, perasaan, dan motif yang mungkin ada di
balik penciptaan puisi "Akulah Medan." Meskipun analisis ini bersifat interpretatif, ia dapat
membantu kita menggali makna yang lebih dalam dari karya sastra ini dan merasakan
koneksi emosional antara pengarang dan pembaca.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis psikologi pengarang terhadap puisi
"Akulah Medan" dengan tujuan memahami pengarang, pemikiran, dan perasaan yang
mungkin tercermin dalam karya sastra tersebut. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan
kualitatif dan interpretatif, dengan beberapa langkah metodologis sebagai berikut:

1. Seleksi Puisi dan Pengarang: Pertama, kita akan memilih puisi "Akulah Medan" dan
mengidentifikasi pengarangnya. Data dasar tentang pengarang seperti latar belakang
biografis, karya-karya sebelumnya, dan konteks penulisan akan dikumpulkan.

2. Analisis Teks Puisi: Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis teks puisi "Akulah
Medan." Dalam analisis ini, akan dicari unsur-unsur seperti gaya sastra, simbolisme,
metafora, dan struktur puisi. Setiap elemen yang mungkin mencerminkan aspek psikologi
pengarang akan diperhatikan.

3. Pencarian Informasi Tentang Pengarang: Kami akan mencari informasi yang relevan
tentang pengarang, baik dalam bentuk wawancara, artikel, atau catatan pribadi pengarang.
Informasi ini dapat memberikan wawasan tambahan tentang pengalaman pribadi, pemikiran,
atau perasaan yang mungkin memengaruhi penciptaan puisi.

4. Analisis Psikologi Pengarang: Dalam langkah ini, akan dilakukan analisis psikologi
pengarang berdasarkan temuan dari analisis teks puisi dan informasi yang ditemukan tentang
pengarang. Pendekatan psikologi sastra dan psikoanalisis akan digunakan untuk memahami
pemikiran dan perasaan yang mungkin ada di balik puisi.

5. Interpretasi dan Kesimpulan: Hasil analisis akan diinterpretasikan untuk mencoba


mengungkap pemikiran, perasaan, dan motif pengarang dalam menciptakan puisi "Akulah
Medan." Ini akan membantu kita dalam merumuskan kesimpulan tentang koneksi antara
psikologi pengarang dan isi puisi.

6. Penulisan Laporan: Seluruh penelitian akan dirangkum dalam sebuah laporan yang akan
mencakup pendahuluan, landasan teori, metodologi, temuan, interpretasi, dan kesimpulan.
Laporan ini akan memberikan wawasan yang mendalam tentang analisis psikologi pengarang
terhadap puisi "Akulah Medan."

Metode penelitian ini akan membantu dalam memahami lebih baik pemikiran dan perasaan
yang terkandung dalam puisi tersebut dan memberikan perspektif yang lebih dalam tentang
hubungan antara pengarang dan karyanya. Meskipun analisis ini bersifat interpretatif dan
subjektif, ia dapat memberikan wawasan yang berharga tentang karya sastra dan proses
penciptaannya.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Emosi: Dalam analisis psikologi pengarang terhadap puisi "Akulah


Medan," tampak jelas adanya pengaruh emosi yang kuat dalam penciptaan karya
sastra ini. Bahasa puisi ini dipenuhi dengan penekanan pada perasaan, yang
menciptakan suasana intens dan penuh perasaan. Ada kesan bahwa pengarang sedang
mengalami emosi yang mendalam saat menulis puisi ini. Sejumlah kata-kata yang
digunakan, seperti "medan," "peperangan," dan "berjuang," menggambarkan perasaan
konflik batin yang mungkin dirasakan oleh pengarang pada saat itu.
2. Pengalaman Hidup: Pengalaman hidup pengarang tampaknya memiliki dampak
yang signifikan pada isi puisi ini. Tema "Akulah Medan" mungkin mencerminkan
fase dalam hidup pengarang yang penuh dengan ketidakpastian, pertentangan, atau
perang batin. Kemungkinan besar, pengarang telah mengalami periode dalam
hidupnya yang sulit atau penuh dengan tantangan, yang tercermin dalam bahasa
metaforis puisi ini.

3. Gaya dan Teknik Sastra: Pengarang menggunakan gaya sastra yang sangat
metaforis dalam puisi "Akulah Medan." Metafora utama dalam puisi ini, yaitu
"Akulah Medan," menjadi pusat perhatian dan menggambarkan pengarang sebagai
tempat pertempuran batin. Metafora ini digunakan untuk menggambarkan
kompleksitas psikologi pengarang dan perasaan konflik yang mungkin dialaminya.
Selain itu, penggunaan bahasa figuratif dan kontrast dalam puisi menguatkan pesan
emosional dalam karya ini.

4. Pesan dan Makna: Pesan utama yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui
puisi ini adalah pengakuan akan kebingungan dan ketidakpastian yang menjadi bagian
alami dari pengalaman manusia. Pengarang mungkin ingin mengkomunikasikan
kepada pembaca bahwa hidup seringkali seperti medan yang sulit, penuh dengan
konflik internal. Melalui puisi ini, pengarang mungkin berusaha untuk merangkul dan
mengungkapkan perasaan ini dengan harapan bahwa pembaca akan merasa terhubung
dengan pengalamannya.

5. Motif dan Tujuan: Motif di balik penciptaan puisi ini mungkin adalah upaya
pengarang untuk mencari pemahaman diri sendiri dan berbicara kepada mereka yang
mungkin mengalami perasaan serupa. Puisi ini mungkin menjadi bentuk ekspresi diri
pengarang untuk menjelaskan kompleksitas perasaan batinnya. Selain itu, pengarang
mungkin ingin menciptakan rasa empati pada pembaca dengan menggambarkan
pengalaman yang bersifat universal dalam perasaan kebingungan dan ketidakpastian
dalam hidup.

Hasil analisis psikologi pengarang terhadap puisi "Akulah Medan" memberikan pemahaman
yang lebih dalam tentang pemikiran dan perasaan yang mungkin ada di balik karya ini.
Dalam konteks ini, puisi bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata, melainkan ekspresi dari
psikologi pengarang yang saat itu sedang merasakan perasaan yang mendalam dan kompleks.
Penggunaan gaya sastra yang kuat dalam puisi ini membantu membentuk citra emosional
yang mendalam bagi pembaca. Pesan tentang kompleksitas manusia dan pengalaman
ketidakpastian yang terkandung dalam puisi ini dapat memberikan kesempatan bagi pembaca
untuk merenungkan perasaan dan konflik yang seringkali dialami dalam kehidupan mereka
sendiri.

Namun, perlu diingat bahwa analisis ini bersifat subjektif dan spekulatif. Meskipun kita dapat
menganalisis puisi dari perspektif psikologi pengarang, hanya pengarang yang sebenarnya
yang dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna sebenarnya di
balik karyanya. Oleh karena itu, analisis ini harus dianggap sebagai interpretasi yang
mungkin dan tidak mutlak.

E. PENUTUP

Dapat disimpulkan menjalankan pendekatan psikologi pengarang untuk meresapi dan


memahami puisi "Akulah Medan." Melalui pemahaman terhadap pengarang, pemikiran, dan
perasaan yang mungkin tercermin dalam karya ini, kita dapat menafsirkan makna yang lebih
dalam dari puisi tersebut.

Puisi adalah bentuk seni sastra yang memungkinkan pengarang untuk mengungkapkan diri
secara kreatif dan mendalam. Pemahaman akan psikologi pengarang menjadi jendela yang
mengungkapkan lanskap emosi, pengalaman hidup, dan pemikiran pribadi yang membentuk
karya sastra. Dalam kasus "Akulah Medan," kita menyaksikan pengarang yang menggunakan
puisi sebagai media untuk menggambarkan perasaan konflik batin, ketidakpastian, dan
perjuangan yang mungkin dialaminya.

Namun, perlu diingat bahwa analisis ini adalah interpretasi subjektif dan spekulatif. Hanya
pengarang yang sebenarnya yang dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang motivasi sebenarnya dalam menciptakan karyanya. Oleh karena itu, analisis ini harus
dianggap sebagai upaya untuk meresapi pemikiran pengarang dan menggali lebih dalam
makna puisi ini.

Puisi "Akulah Medan" mengajak kita untuk merenungkan kompleksitas manusia dan
pengalaman ketidakpastian dalam hidup. Puisi ini juga mengilhami kita untuk lebih
memahami hubungan antara pengarang dan karyanya, serta menghargai kekuatan ekspresi
dalam seni sastra. Dengan memahami psikologi pengarang, kita dapat menghargai puisi ini
dalam konteks yang lebih luas, sebagai cerminan dari perasaan dan pemikiran yang menarik
dalam kehidupan manusia.

PENUTUP

Freud, Sigmund. (1900). "The Interpretation of Dreams." London: Hogarth Press.

Jung, Carl G. (1968). "The Collected Works of C.G. Jung, Volume 9 (Part 1): The Archetypes
and the Collective Unconscious." Princeton University Press.

Brooks, Cleanth, dan Warren, Robert Penn. (1978). "Understanding Poetry: An Anthology
for College Students." Holt, Rinehart, and Winston.

Holland, Norman N. (1975). "5 Readers Reading." Yale University Press.

Anda mungkin juga menyukai