Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Intertekstual Alur dan Tema Lirik Lagu Hanya Isyarat dengan cerpen Hanya I syarat karya Dewi

Lestari

Oleh: WIDYA PRANA RINI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2011 A. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah Kehadiran suatu karya sastra tidak dapat dipisahkan dari keberadaan karya-karya sastra sebelumnya, yang pernah direspon oleh sastrawan. Pengarang tidak semata-m ata memproduksi karya, tetapi terlebih dahulu juga merespon sebuah karya. Dari p roses resepsi pengarang memiliki langkah pijak untuk mereproduksi karya yang bar u. Jadi, pengarang tidak berangkat dari kekosongan. Melalui karya terdahulu, pen garang mempelajari gagasan yang tertuang dalam karya itu, memahami konvesi sastr anya, konvensi estetiknya, kemudian mentransformasikannya ke dalam suatu karya s astra. Karya sastra kapan pun ditulis tidak mungkin lahir dari situasi kekosongan buday a (Teeuw, 1983:63). Sebuah karya sastra, baik puisi maupun prosa mempunyai hubun gan sejarah antara karya sezaman, yang mendahuluinya atau yang kemudian. Hubunga n sejarah ini berupa persamaan atau pertentangan. Dengan hal demikian ini, sebai knya membicarakan karya sastra itu dalam hubungannya dengan karya sezaman, sebel um atau sesudahnya (Pradopo, 2003:167). Jadi, dalam menciptakan karya sastra pen garang juga tidak dapat melepaskan diri dari teks-teks sastra yang lain. Karya sastra akan muncul pada masyarakat yang telah memiliki konvensi, tradisi, pandangan tentang estetika, tujuan berseni, dan lain-lain yang kesemuanya dapat dipandang sebagai wujud kebudayaan dan tidak mustahil sastra merupakan rekaman t erhadap pandangan masyarakat tentang seni. Hal itu berarti bahwa sesungguhnya sa stra merupakan konvensi masyarakat karena masyarakat menginginkan adanya suatu b entuk kesenian yang bernama sastra. Wujud konvensi budaya yang telah ada di masy arakat secara konkret antara lain berupa karya-karya yang ditulis yang diciptaka n orang sebelumnya. Namun, ia dapat juga berupa cerita-cerita rakyat yang berwuj ud cerita lisan (folklore) yang mewaris secara turun-temurun (Nurgiyantoro, 1998 :15). Julia Kristeva dalam Nurgiyantoro (1998:15) menjelaskan bahwa tiap teks itu meru pakan mosaik kutipan-kutipan dan merupakan penyerapan (transformasi) teks-teks l ain. Maksudnya, tiap teks itu mengambil hal-hal menarik yang kemudian diolah kem bali dalam karyanya, atau ditulis setelah melihat, meresapi, menyerap hal yang m enarik, baik sadar maupun tidak sadar. Setelah menanggapi teks lain dan menyerap konvensi sastra, konsep estetik, atau pikiran-pikirannya, kemudian mentransform asikannya ke dalam karya sendiri dengan gagasan dan konsep estetik sendiri sehin gga terjadi perpaduan yang baru. Konvensi dan gagasan yang diserap itu dapat dik enali apabila kita membandingkan teks yang menjadi hipogramnya dengan teks baru, yakni teks transformasi. Hubungan intertekstualitas atau hubungan antar teks karya sastra penting untuk d iteliti dalam studi sastra, baik bidang kritik sastra maupun sejarah sastra. Hal ini penting untuk memperjelas maknanya sebagai karya sastra untuk memudahkan pe mahamannya, baik pemahaman makna teks maupun makna dan posisi kesejarahannya. De ngan menerepkan intertekstual diharapkan mampu mengetahui teks satu dengan teks

yang lainnya dalam hal ini adalah lirik lagu Hanya Isyarat dengan sebelas cerita p endek yang dikemas dalam judul Rectoverso yang didalam buku tersebut terdapat satu kisah yang berjudul Hanya Isyarat. Lirik Lagu dan Cerpen ini saling melengkapi da n saling berhubungan. Berkaitan dengan hal itu, teori yang digunakan dalam penel itian ini adalah teori intertekstual. b. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimanakah alur dalam lirik lagu Hanya Isyarat dengan cerpen Hanya Isyara t dengan kajian interteks? 2. Bagaimana tema dalam lirik lagu Hanya Isyarat dengan cerpen Hanya Isyarat de ngan kajian interteks? c. Tujuan Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimanakah alur dalam lirik lagu Hanya Isyarat dengan cerpen Hanya Isyara t dengan kajian interteks? 2. Bagaimana tema dalam lirik lagu Hanya Isyarat dengan cerpen Hanya Isyarat de ngan kajian interteks? B. LANDASAN TEORI Sastra perbandingan menurut Rene Wellek dan Austin Waren adalah penelitian sastr a lisan terutama cerita rakyat dan penyebarannya. Penyelidikan mengenai hubungan antara dua atau lebih karya sastra yang menjadi bahan objek penyelidikannya, di antaranya soal reputasi, penetasi, pengaruh kemampuan karya besar. Penelitian sa stra dalam keseluruhan sastra dunia, sastra umum, dan sastra univerasl. Hallman berpendapat bahwa sastra perbandingan adalah studi sastra yang memliki perbedaan bahasa dan asal negara dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dan pengaruhnya antara karya yang satu terhadap karya yang lain serta ciri-ciri yang dimiliknya. Ada cara lain untuk memproduksi makna karya sastra secara semiotic, yaitu prinsi p intertekstual. Prinsip intertekstual adalah prinsip hubungan antar teks (novel ). Dikemukakan oleh riffatere (A teuw, 1983:65) bahwa sebuah karya itu adalah re sponse (jawaban, tanggapan) terhadap karya sastra sebelumnya. Tanpa menempatkan teks dan urutan kesejahteraanya, maka sifat fundamental teks itu terungkap. Prinsip dasar teori intertekstual adalah tentang konsep interteks, teks tidak ha nya strukutur yang ada, ketidak hadiran teks, bentuk kehadiaran struktur teks, h ubungan teks satu dengan teks yang lain, identifikasi interteks diinterpretasi, dan analisis interteks berbeda dengan kritik. Hipogram, yang melatar belakangi l ahirnya teks berikutnya terdiri dari ekspansi (perluasan), konvensi (pertentanga n), modifikasi (pengembangan), dan ekserp (penyerapan). Ada bebrapa pengertian yang harus dijelaskan terlebih dahulu sebelum penelitian ini dilakukan. Pertama menyangkut pengertian tema, apa yang dimaksud dengan tema dan bagaimana menentukannya. Kedua tentang tokoh utama (sebagai bagian besar ma salah penokohan) apa yang dimaksud dan bagaimana menentukannya. Tema adalah apa yang menjadi persoalan didalam sebuah karya sastra. Apa yang men jadi persoalan utama didalam sebuah karya sastra. Sebagai persoalan ia merupakan sesuatu yang netral. Pada hakikatnya, didalam tema belum ada sikap, belum ada k ecenderungan untuk memihak. Karena itu masalah apa saja dapat dijadikan tema di dalam sebuah karya sastra. Yang menjadi persoalan adalah sampai seberapa jauh se orang pengarang mampu mengolahnya, mengembangkannya didalam sebuah karya sastra. Sampai seberapa jauh pengarang dapat mencarikan pemecahan yang kreatif. Terhada p persolan tersebut, pemecahan dan jalan keluar yang diberikan oleh pengarang di dalam sebuah karya sastra terhadap tema yang dikemukakan adalah amanat. Bagimanan menentukan tema dari sebuah karya sastra. Didalam sebuah karya sastra mungkin banyak persoalan-persoalan yang muncul, tapi tentulah tidak semua persoa lan itu dianggap tema. Untuk menentukan persolan mana yang merupakan tema, perta ma tentulah dilahat persolan mana yang meneonjol. Kedua, secara kuantitatif, per solan mana yang paling banyak menimbulkan konflik, konflik yang melahirkan peris tiwa-peristiwa. Cara yang ketiga adalah menentukan (menghitung) waktu penceritaa n, yaitu yang diperlukan untuk menceritakan peristiwa-peristiwa ataupun tokoh-to

koh didalam sebuah karya sastra. Dengan menggunakan ketiga karya sastra itu akan menghilangkan karagu-raguan kita untuk menentukan persoalan mana yang yang meru pakan tema dari sebuah karya sastra. Ketiga kriteria tersebuat tidak bisa langsu ng digunakan sekaligus. Baru ketiganya digunakan, menurut urutan, bilamana ada k eraguan dalam menentukan, persoalan mana yang merupakan tema dari karya tersebut .

C. PEMBAHASAN Lirik lagu Hanya Isyarat Kucoba semua segala cara Kau membelakangiku Kunikmati bayangmu Itulah saja cara yang bisa Untukku menghayatimu Untuk mencintaimu Sesaat dunia jadi tiada Hanya diriku yang mengamatimu Dan dirimu yang jauh di sana Ku takkan bisa lindungi hati Jangan pernah kau tatapkan wajahmu Bantulah aku semampumu Rasakanlah isyarat yang sanggup kau rasa Tanpa perlu kau sentuh Rasakanlah harapan, impian yang hidup Hanya untuk sekejap Rasakanlah langit pucat Dekap hangat nafasku Rasakanlah isyarat yang mampu kau tangkap Tanpa perlu ku ucap Rasakanlah air, udara, bulan, bintang, angin Adalah ruang waktu puisi Itulah saja cara yang bisa a. Interteks persamaan alur dalam lirik lagu Hanya Isyarat dengan cerpen Hanya Isyarat karya Dewi Lestari. Dilihat dari Judul, Lirik lagu Hanya Isyarat dengan Cerpen yang berjudul Hanya Isya rat memperlihatkan bahwa keduanya memiliki sesuatu berhubungan. Untuk memahami lir ik lagu akan lebih lengkap jika dengan membaca cerpennya, yang keduanya dikarang oleh Dewi Lestari. Melalui kajian intertekstual maka keduanya akan dapat lebih jelas persamaanya. Dalam makalah ini akan dibahas alur berdasarkan kronologi per istiwa. Antara lirik lagu dan cerpen Hanya Isyarat menampilkan tokoh Aku untuk mencoba ber usaha dekat dengan seseorang yang menarik hatinya. Hal ini terlihat dalam lirik lagu baris pertama. Kucoba semua segala cara

Berikut cuplikan dalam cerpen Kursi kami yang berdempetan membuat tempurung lutut kami bersinggungan. Andai ada pintu masuk disitu, akan kuselundupkan setengah bahkan tiga perempat jiwaku unt uk merasukinya, untuk membaca pikiranya, memata-matai perasaanya. Cukup seperemp at saja jiwakuberjaga di meja itu, untuk tersenyum sopan, terawa kecil, dan mere spon oh atau oooh atas percakapan apapun. (paragraf 6, hal 44 Rectoverso) Antara lirik lagu dan cerpen Hanya Isyarat menampilkan tokoh Dia seseorang yang mena rik hati tokoh Aku. Dimana tokoh hanya dapat memperhatikan punggunya. Hal ini t erlihat dalam lirik lagu baris kedua dan ketiga. Kau membelakangiku Kunikmati bayangmu Berikut cuplikan dalam cerpen Sejenak aku teringat botol bir yang berembun tadi, aku teringat trotoar yang temp at kami berjalan dan kakinya yang kubiarkan beberapa meter melangkah didepan, ak u teringat siluet punggungnya yang menghadap panggung di bar yang kami kunjungi sebelum ini, aku teringat kehidupanku beberapa hari yang lalu sebelum bertemu de nganya, aku teringat kemana aku harus kembali setelah malam ini, dan kemana ia p ergi nanti. (paragraf 12, hal 47 Rectoverso) Cuplikan cerpen diatas ketika tokoh aku mulai mengamati seseorang yang telah men arik hatinya hingga menjadi sebuah bayang-bayang dibenaknya dan diotaknya. Cupli kan tersebut dikisahkan ketika tokoh Aku mendapatkan giliran untuk bercerita did epan teman-temannya, yang sebelumnya tokoh yang menjadi bayang-bayang tokoh aku tersebut lebih dahulu menceritakan tentang kisah hidupnya bahwa dia (tokoh yang m enarik hati tokoh aku) pernah mati suri. Saat itu tokoh aku sangat antusias dala m menyimak cerita, hingga menyadari bahwa dia (tokoh yang menarik hati tokoh aku) tidak lagi mencari cinta dunia tetapi cinta terhadap ilahi agar kelak dapat dipe rtemukan kembali dengan cahaya. Hal ini selaras dengan lirik lagu alenia ketiga. Sesaat dunia jadi tiada Hanya diriku yang mengamatimu Dan dirimu yang jauh di sana Berikut cuplikan dalam cerpen Satu-demi satu bercerita. Kisah putus cinta, kisah kehilangan teman, dan kisah be ncana alam. Tiba giliranya. Dia berkisah tentang cahaya. Dia pernah mati suri, d an dalam tidurnyaia melihat padang hijau, lalu cahaya besar. Namun disaat cahaya itu hendak merengkuhnya, ia justru terbangun. Semua orang yang saat itu menungg uinya terbaring koma tentu saja bergembira. Tapi ia tidak. Hatinya bahkan patah. Ia menemukan cinta sejatidalam sebuah cahaya entah apa, yang bisa ditemui saat mati suri atau mati betulan. Pertemuan yagn teramat mahal. Akhirnya dia memutusk an untuk jadi pertapa di abad moderen, menjadi manusia yang mengatasi cinta insa ni dan berjuang untuk menikmati cinta ilahi. Demi kembali menemui cahaya itu, ta npa perlu koma atau koit. Dalam cerpen, tokoh aku mulai bercerita dan berharap dalam ceritanya tokoh dia (to koh yang menarik hati tokoh aku) dapat menangkap pesan tersirat dari apa yang di ceritakan dari ceritanya tersebut. Ia bercerita tentang kisah seorang sahabatnya yang hanya mengetahui bahwa ayam hanya memiliki organ punggung saja, hal itu di sebabkan ibunya yang selalu membelikan ayam hanya bagian punggung dan tidak pern ah membelikan organ tubuh yang lain seperti paha, sayap, kepala. Dari cerita itu tokoh aku mengibaratkan punggung ayam sebagai punggung dia (tokoh yang menarik ha ti tokoh aku) yang hanya bisa ia nikmati dari jarak jauh. Hal tersebut nampak se perti dalam lirik lagu alenia kellima. Rasakanlah isyarat yang sanggup kau rasa Tanpa perlu kau sentuh

Rasakanlah harapan, impian yang hidup Hanya untuk sekejap Rasakanlah langit pucat Dekap hangat nafasku Kutipan dalam cerpen sebagai berikut Aku menghela nafas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku s ampai dibagian bawah bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu ku gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hanya sanggup kuhayati bayanganya dan tak akan pernah bisa kumiliki keutuhanya. Seseorang yang hadir sekelebat bi ntang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup meng ejar seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara,langit, waan, huja n . Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa bentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku akan hangus oleh cinta dan siksa. (paragraf 1 5, hal 47, Rectoverso). Cerpen Hanya Isyarat pada bagian akhir, setelah tokoh aku bercerita tentang punggu ng ayam masih berharap agar tokoh dia (tokoh yang menarik hati tokoh aku) dapat me nangkap apa yang diceritakanya itu. Dari cerita punggung ayam, tokoh Aku dinobat kan menjadi juara pertama dari kisah-kisah yang telah diciptakan. Sebagai juaran ya tokoh aku mendapat hadiah apa saja yang tokoh aku tersebut mau, entah siapa d an melakukan apa. Kemudian Tokoh aku menyuruh teman-temanya melakukan adegan pal ing awal, yaitu mereka berjoget dan tokoh aku mengamati dari kurisnya. Tokoh Aku berharap seseorang yang dia (tokoh yang menarik hati tokoh aku) dapat mengetahui isyarat yang sudah diceritakan yaitu hanya dapat menikmati punggung dari jauh. Lirik lagu alenia terakhir Rasakanlah isyarat yang mampu kau tangkap Tanpa perlu ku ucap Rasakanlah air, udara, bulan, bintang, angin Adalah ruang waktu puisi Itulah saja cara yang bisa Cuplikan cerpen Hanya Isyarat sebagai berikut Malam itu, sebagai hadiah kisah sedihku tentang cinta sebatas punggung dan punggu ng ayam dinegri orang, aku memilih dia. Aku menyuruhnya pergi ke bar dan menyala kan saklar lampu warna-warni tadi. Kemudian aku permisi ketempat duduk semula, s upaya sekembalinya nanti, diriku sudah berubah menjadi latar tak jelas yang tak mampu diajak bicara. Tempat ini kembali remang dan tidak romantis. Ia kembali me njadi sebentuk punggung yang sanggup kuhayati, yang kuisyarati halus melalui uda ra, langit, sinar bulan, atau gelembung bir.

b. Interteks persamaan tema dalam lirik lagu Hanya Isyarat dengan cerpen Hanya Isyarat karya Dewi Lestari. Tema yang diusung pada cerpen Hanya Isyarat dan lirik lagu Hanya Isyarat yaitu cin ta. Keduanya menceritakan cinta yang tidak sampai, dengan berusaha menjelaskan d engan mengisyaraktkan kepada seseorang yang dituju. Dibuktikan dengan keduanya m emiliki persamaan judul yaitu Hanya Isyarat, kemudian dalam alenia terakhir cerpen yang sebagai berikut Malam itu, sebagai hadiah kisah sedihku tentang cinta sebatas punggung dan punggu ng ayam dinegri orang, aku memilih dia.... Jika disejajarkan dengan penggalan lirik lagu Hanya Isyarat seperti dibawah ini Itulah saja cara yang bisa Untukku menghayatimu Untuk mencintaimu Keduanya memiliki kesamaan tema yaitu cinta. c. Teks Hipogram dan transformasi Dari penjelasan diatas cerpen Hanya Isyarat dan lirik lagu Hanya Isyarat karya Dewi Lestari yang akan menjadi teks hipogramnya adalah lirik lagu Hanya Isyarat. Hal i

ni dapat dibuktikan, lirik lagu Hanya Isyarat karya Dewi Lestari dibuat pada awal tahun 2006. Sedangkan cerpen Hanya Isyarat lahir setelah lirik tersebut dibuat, ya ng dibukukan menjadi kumpulan 11 kisah yang diberi judul Rectoverso cetakan pert ama tahun 2008. Hal ini juga diperjelas dalam kutipan pada halaman sambutan dala m kumpulan cerpen Rectoverso hal vii Berawal dari proses kreatif sebuah lagu, Hanya Isyarat, yang saya buat pada tahun 2 006, saya merasakan bagaimana kadang inspirasi tidak berpuas diri untuk mewujud lewat satu saluran saja. Inspirasi yang sama seolah menggedor saya untuk terus m ecari bentuk lain, hingga Hanya Isyarat akhirnya terwujud dalam sebuah cerita pend ek.

D. PENUTUP Kesimpulan Melalui kajian intertekstual tema dan alur dalam lirik lagi Hanya Isyarat dan cerp en yang berjudul Hanya Isyarat karya Dewi Lestari. Dengan membandingkan keduanya d apat diketahui persamaan cerita, yaitu memiliki tema yang sama, tema tersebut ad alah menceritakan tentang cinta yang tidak sampai. Alur peristiwa sama, yaitu al ur maju. Lirik lagu Hanya Isyarat karya Dewi Lestari menjadi Hipogram dan Cerpen hanya Isyar at sebagai transformasi.

E. Daftar Pustaka Lestari, Dewi. 2009. Rectoverso. Jakarta: Goodfaith. http://metasastra.wordpress.com (15/11/2009) http://sastra-sastradanseni.blogspot.com/2011/02/hubungan-intertekstual-tema-dan .html (Diposkan oleh sastra di 06:38) Wellek, Rene dan Austin Warren. 1977. Teori Kesusasteraan (Terjemahan Melani Bud ianto). Jakarta: Gramedia. Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, Dan Penerapa nnya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai