1.syok 2019 PDF
1.syok 2019 PDF
Klasifikasi Syok
Etiologi Syok
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Tahapan Syok
Primary survey
Penatalaksanaan Syok
Ns.Achirman,SKep.,M.Kep
Defisiensi O2 seluler
4. Syok Obstruktif
Gangguan
Metabolisme selular
Absolut
◦ Kehilangan volume darah: trauma, pembedahan, Penurunan volume sirkulasi
Tahap awal/kompensasi
◦ MAP turun 10-15 mmHg
1. Tahap awal/kompensasi ◦ Aktivasi SS simpatis melawan SS parasimpatis
◦ Ditandai oleh vasokonstriksi selektif: ginjal, otot, kulit dan
2. Tahap lanjut/intermediate/progresif splanknik menperbaiki sirkulasi otak dan jantung
◦ Penurunan aliran darah koroner metabolisme anaerob
3. Tahap Irreversible dan dilatasi arteri
◦ Ginjal pelepasan hormon
Epinefrin, norepinefrin
Glikokortikoid
Renin – angiotensin – aldosteron
◦ Pituitari anterior: sekresi ADH
Tahap lanjut/intermediate/progresif
◦ MAP turun > 20 mmHg Tahap Irreversible
◦ Bila kompensasi awal gagal ◦ Kompensasi tidak mampu mempertahankan perfusi
◦ Vasokonstriksi berlanjut dengan pe↓ MAP
perfusi jaringan tidak adekuat dan hipoksia otak dan jantung
◦ Metabolisme anaerob sistemik produksi asam ◦ Depresi fungsi miokard berlanjut
laktat asidosis metabolik ◦ Iskemia otak depresi fungsi neuron kehilangan
◦ Penurunan produksi ATP ggn transpor mekanisme kompensasi neuronal sentral
membran edema sel, ruptur sel ◦ Vasokonstriksi mikrosirkulasi penurunan venous
◦ Respon renal berlanjut
return
◦ Perburukan fungsi jantung
Penurunan CO
KOMPENSASI TEMPORER
KOMPENSASI KLINIS :
Airway
CAPILLARY REFILL >>
PRODUKSI URIN
(N) BAYI = 2 ml/kg/jam
ANAK/DWS = 1 ml/kg/jam Breathing
Circulation
Breathing
◦ Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan
perubahan pada pola napas, kedalaman, frekuensi, irama,
bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia. Napas berbunyi,
Airway stridor, ronkhi, wheezing ( kemungkinana karena aspirasi),
cenderung terjadi peningkatan produksi sputum pada jalan
◦ Periksa jalan nafas dari sumbatan benda asing napas.
(padat, cair) ◦ Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman). RR
◦ Periksa cedera tulang belakang leher dan < 10 X / gangguan depresi narcotic, respirasi cepat,
menentukan apakah jalan nafas dilindungi dan dangkal.
◦ Inspeksi: Pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu
diposisikan secara memadai setelah trauma. pernafasan efek anathesi yang berlebihan, obstruksi.
◦ Amati untuk tingkat kesadaran, air liur dan diafragma, retraksi sterna.
sekresi, benda asing, luka bakar wajah, karbon di Untuk menilai kecukupan alat pernapasan, amati :
dahak. ◦ Amati tanda-tanda deviasi trakea, distensi vena jugularis
(JVD), tanda Kussmaul's (meningkat JVD dengan inspirasi),
◦ Palpasi untuk setiap deformitas wajah atau leher ◦ Palpasi untuk Krepitus tulang, udara subkutan atau lunak
dan memeriksa refleks muntah ◦ Auscultates untuk menilai masuknya udara, simetri, suara
◦ Mendengarkan untuk suara serak atau stridor. adventitial (crackles, mengeluarkan bunyi dan menggosok),
dan
◦ Perkusi, jika perlu, untuk hyperresonance atau kusam di
setiap sisi.
Sirkulasi Eksposur
◦ Palpasi denyut nadi untuk tingkat, kontur ◦ Paparkan tubuh pasien secara luas
keteraturan, dan kekuatan ◦ Memeriksa dan meraba bagian belakang untuk
◦ Perubahan frekuensi jantung (bradikardia, kelainan, menggunakan tindakan pencegahan
takikardia yang diselingi dengan bradikardia, tulang belakang leher untuk menggulingkan
disritmia). pasien jika ada kemungkinan trauma. Juga,
◦ Inspeksi membran mukosa : warna dan kelembaban, periksa kulit untuk ruam, lesi jelas lainnya dan
turgor kulit, balutan tanda-tanda trauma
Disability ◦ Perhatikan setiap bau tertentu tentang pasien,
◦ Tingakt kesadaran : GCS ◦ Mengukur suhu rektal
A-B
C dan kontrol perdarahan
Airway
Kontrol perdarahan luar (balut tekan)
Perdarah internal :
Breathing rongga toraks
rongga abdomen
Circulation rongga pelvis PASG (GURITA)
tulang panjang (fraktur) Pembidaian
Iv line
2 line
Cairan elektrolit isotonik
Nomor besar (min no 16)
RL
tempat akses vena ( vena perifer,
Guyur :
Dws 1-2 liter
vena seksi, vena sentral
anak : 20 cc/kg BB Anak < 6 th intra osseus
Disability-pemeriksaan neurologis Gejala dan tanda yang dipakai syok, jg
Exposure-cegah hipotermi dipakai untuk menilai hasil resusitasi
Dilatasi gaster-dekompresi Tekanan darah
Kateter urin (KI: darah pd OUE, prostat tak Tekanan nadi
teraba) Denyut nadi
Kesadaran
Akral
Produksi urin : 30-50 ml/jam
Pulse Rate High Normal Normal High High Low Inotropik Fluids Transfuse Partially
dependent on
Contractility Preload FIO2 & pulmonary
Mental Anxious Normal Thirsty Anxious Anxious Anxious status
Status Vasoactive
- Resusitasi cairan dengan 3:1 rule Ekstremitas Normal Pucat Pucat Pucat & dingin
Produksi urin
>30 20 - 30 10 - 20 0 - 10
(3 mL kritaloid untuk tiap 1 mL estimasi kehilangan darah) (ml/jam)
Gelisah, agresif, Gelisah, Ngantuk, bingung,
Status mental Sadar, haus
haus agresif, ngantuk tdk sadar
Contoh :
Hb Tn. X = 6 g/dL, BB = 60 kg
Akan ditransfusi PRC
Brp ml dibutuhkan agar Hb Normal?
Δ Hb = Hb Normal -Hb saat ini
= 13.8 - 6.0 = 7.8
PRC = 3 x Δ Hb x BB
= 3 x 7.8 x 60
= 1.404 ml --> 5-6 kantong
1 kantong = PRC 150 - 250 cc
Pemantauan (Monitoring)
• Dapatkah tekanan
• Status kardiopulmonal : HR dan irama; RR; TD;
darah diprediksi
MAP; warna, suhu, kelembapan kulit, CRT, bunyi 60
paru. hanya dengan
• Status oksigensi: oksimetri nadi, AGD meraba nadi?
• Status cairan: I & O; BB harian, jumlah & tipe • Jika merasakan
drainage (chest tube, nasogastrik, luka). 70
• Status neurologis: tingkat kesadaran denyutan nadi pada
80
• Nilai serum serial: Ht, Hb, aPTT area tersebut
• Beri dukungan psikososial prediksi TD lebih
• Monitor
- perkembangan komplikasi tinggi dari angka
90 tersebut
Terapi Cairan
Lamanya syok berlangsung
Beratnya syok RESUSITASI RUMATAN
Kecepatan penanganan yang
benar
Kristaloid Koloid Elektrolit NUTRISI
Kondisi sebelumnya
Penyakit penyerta
Repair
Mengganti kehilangan 1. Kebutuhan normal
akut (hemorrhage, (IWL + urin+ feses)
distributif,) 2. Dukungan nutrisi