Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Konversi Energi Listrik

Modul V – Penetuan Tetapan Transformator


Dimas Galih Wicaksono/15524037
Asisten: Zulfikar V
Tanggal praktikum: 5 April 2018
15524037@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak — Transformator digunakan secara luas, baik dalam


bidang tenaga listrik maupun elektronika. Pengguaan dalam
sistem tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan
ekonomis untuk tiap-tiap keperluan. Dan hal yang sama juga
terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk
membuat sambungan-sambungan pada transformator. Penentuan
Tetapan Transformator digunakan untuk mengetahui rugi inti dan
kumparan. Uji hubung singkat digunakan untuk mengetahui rugi
kumparan dan uji beban nol digunakan untuk mengetahui rugi
inti. Dan diperoleh melalui uji hubung singkat rugi kumparan
sebesar 12 watt dan uji beban nol rugi inti sebesar 70 watt. Gambar 1.1 Rangkaian Ekuivalen Trafo
Kata kumci—Tarfo; rugi inti; rugi kumparan; hubung singkat

I. PENDAHULUAN
Transformator dan mesin listrik merupakan perangkat B. Pengujian Transformator
listrik yang sangat penting untuk diketahui dalam pemanfaatan
Pengujian transformator dilakukan untuk mengetahui
energi listrik.  Transformator berfungsi sebagai pengubah
berapa besar rugi-rugi trafo dan untuk mengetahui harga dari
tegangan listrik, sedangkan mesin listrik adalah pengkonversi
parameter-parameter: Tahanan equivalen (Re), Reaktan
energi mekanik ke energi listrik  (generator atau alternator)
equivalen (Xe), Ro dan Xo.
atau sebaliknya dari energi listrik ke energi mekanik (motor
Cara pengujian trafo ada 2 cara, yaitu :
listrik).  Sehubungan dengan prinsip induksi listrik,
a. Pengujian Beban Nol (No Load Test)
pengetahuan akan transformator menjadi penting dalam
Pada pengujian ini sisi primer (terhubung
mempelajari mesin listrik.
sumber) adalah sisi tegangan rendah (TR), sedangkan
II. TINJAUAN PUSTAKA sisi sekunder terbuka (tanpa disambung beban)
adalah sisi tegangan tinggi (TT) atau dengan kata lain
A. Transformator trafo penaik tegangan (step-up).
A
WATT TR TT
Transformator (trafo) yaitu alat yang dipakai untuk METER
mengubah tegangan AC dari tegangan rendah ke tegangan
tinggi atau sebaliknya dengan frekuensi dan daya yang tetap. VP V
Transformator terdiri atas dua kumparan kawat berpenyekat,
yang disebut kumparan primer dan kumparan sekunder,
dililitkan pada teras besi yang sama. Kumparan primer adalah
kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan,
sedanmgkan kumparan sekunder meruupakan kumparan yang Gambar 2.1 Rangkaian Pengujian Beban Nol
berhubungan dengan beban atau hambatan. Transformator
digunakan untuk mengubah tegangan kumparan primer (input) Dengan:
menjadi tegangan sekunder (output). Oleh karena itu, VP = Tegangan Primer
transformator hanya dapat bekerja pada arus AC. Arus DC Io = Arus Beban Nol
tidak akan menghasilkan output arus DC pula. Transformator Po = Rugi-rugi inti
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik (Hukum Sehingga :
Faraday), ketika kumparan primer mulai diberi arus (anggap Po = (V1 Io cos Ø) – (Io2 Ro)
arusnya DC), pada kumparan sekunder terjadi perubahan fulks Ro = Po / Io
magnetik. Perubahan fulks ini menyebabkan terjadinya arus Xo = Ro tan Ø
induksi di kumparan sekunder. Go = Ro / (Ro2 + Xo2)
Bo = Xo / (Ro2 + Xo2)
Tegangan sumber diusahakan supaya sama dengan hubung singkat yang akan mengalir bila sisi primer diberi
tegangan “rated” pada sisi TR, dengan cara menaikkan tegangan penuh dan sisi sekunder di hubung singkat.
menurunkan tegangan sumber menggunakan variac,
magnetisasi trafo mengandung harmonic ketiga yang Iscsesungguhnya = Isc V1nominal / Vterukur
menonjol akan mengalami “V drop” yang tidak sinusoidal Isc (Z1 + Z2)
pada kumparan tersebut.
C. Efisiensi
Tegangan sumber (sesudah melalui variac) = jatuh
tegangan oleh arus magnetisasi + arus penyebab rugi inti pada Efisiensi trafo dinyatakan dalam angka prosentase.
(Z1+Z0). Karena Z1 sangat kecil dibanding Z0, maka daya yang Besarnya efisiensi dinyatakan dengan persamaan:
terbaca pada Wattmeter merupakan rugi-rugi daya yang terjadi Pout
efisiensi =
pada inti trafo. Pin
b. Pengujian Hubung Singkat (Short Circuit Test) Rugi inti dapat diperoleh dari uji hubung buka dan
Pengujian ini sisi primer (terhubung sumber) adalah rugi tembaga diperoleh dari uji hubung singkat.
sisi tegangan tinggi (TT) dan sisi sekunder adalah sisi
tegangan rendah (TR) dihubung singkat. Tegangan sumber
perlu diturunkan dengan variac sehingga arus pada sisi primer III. METODE PRAKTIKUM
maupun sisi sekunder tidak lebih besar dari arus beban penuh Langkah percobaan :
trafo.Impedansi yang membatasi besarnya arus hubung singkat
trafo hanyalah jumlah seluruh resistansi dan reaktansi pada a. Pengujian Beban Nol:
kedua kumparan, yaitu : 1. Rangkai Trafo seperti gambar pada modul praktikum.
(R1 + R2) + J(X1 + X2) 2. Sisi primer Trafo yaitu Tegangan Rendah
dihubungkan dengan sumber atau variac sehingga
Yang mana nilainya lebih kecil dari pada impedansi untai sesuai dengan rating primer Trafo.
pemacu, yang parallel dengan impedansi tersebut. Tegangan 3. Catat hasil-hasil yang diperlukan pada lembar kerja.
antara terminal-terminal sekunder sama dengan nol, sehingga
tegangan primer V1 sama dengan jatuh tegangan dari b. Pengujian Hubung Singkat:
parameter :
Isc (Z1 + Z2) 1. Rangkai Trafo seperti gambar pada modul praktikum.
2. Pada sisi TR Trafo dihubung singkat dengan jumper.
A
WATT TT TR 3. Sisi primer Trafo yaitu Tegangan Tinggi
METER
dihubungkan dengan sumber atau variac sebesar 0-5
Volt.
VSC V 4. Catat hasil-hasil yang diperlukan pada lembar kerja.

c. Efisiensi Trafo:
Gambar 2.2 Rangkaian Pengujian Hubung Singkat 1. Rangkai Trafo seperti gambar pada modul praktikum.
2. Pasang beban pada sisi TT Trafo dengan lampu pijar
Karena kecilnya (Z1+ Z2), V1 hanya bernilai beberapa atau TL sesuai dengan permintaan pada lembar kerja.
persen dari tegangan “rated”nya, sedangkan arus sebagian 3. Pada sisi TR Trafo dihubung singkat dengan jumper.
besar mengalir melalui impedansi seri, sehingga rugi-rugi inti 4. Naikkan tegangan primer sampai tegangan
dalam percobaan ini dapat diambilkan terhadap rugi-rugi nominalnya (110 V).
tembaga pada kumparan – kumparan TT + TR. 5. Nyalakan beban lampu pijar satu per satu dan catat
Karena nilai tegangan yang kecil, maka fluks pada sesuai pada lembar kerja.
inti yang terjadi juga kecil, sehingga rugi-rugi inti sangat kecil 6. Ulangi langkah 5 dengan menambah lampu TL.
sehingga daya PSC yang terukur adalah daya untuk mengatasi
rugi-rugi tembaga. Harga parameter-parameter trafo dapat IV. HASIL DAN ANALISIS
dihitung dari harga yang didapat tersebut:
Ze = Vsc / Isc Praktikum ini akan membahas tentang
2
penentuan tetapan Transformator.
Psc = (Isc) (R1 + R2) 1. Pengujian Beban Nol
(X1 + X2’) = (R1 + R2) tan Osc Untuk pengujian Trafo tanpa beban
diperoleh data Vp = 110 V dan Vs = 220 V yang
berarti trafo adalah trafo step up. Dan Ip = 1,29 A.
Sebenarnya arus Isc seperti yang didapat dengan cara Sisi sekunder trafo dibiarkan tanpa beban. Pada sisi
di atas, bukanlah arus hubung singkat trafo tersebut. Arus primer trafo masih terdapat arus, yang hal ini
hubung singkat trafo yang sesungguhnya. Isc adalah arus dikarenakan pada sisi primer akan mengalir arus yang
disebut arus eksitasi untuk membangkitkan fluks Pout = 219,3 . 0,257 . 1 = 56, 3601 watt
bolak-balik pada transformator. Dan diketahui lagi η = Pout/Pin = 0,45 = 45 %
pada lembar kerja bahwa Po = 77 watt. Ini adalah
hasil dari rugi inti sesuai dengan teori yaitu apabila 2. Lampu pijar 250 watt.
trafo saat diuji dengan beban nol maka tegangan Pin = 107 . 3,06 . 0,94 = 307,77 watt
sumber = jatuh tegangan oleh arus magnetisasi + arus Pout = 213 . 1,1 . 0,99 = 231,957 watt
penyebab rugi inti pada (Z1+Z0). Karena Z1sangat η = Pout/Pin = 0,75 = 75 %
kecil dibanding Z0, maka daya yang terbaca pada
Wattmeter merupakan rugi-rugi daya yang terjadi 3. Lampu pijar 450 watt.
pada inti trafo.
Pin = 105,5 . 4,07 . 0,94 = 403,62 watt
Pout = 208,8 . 1,655 . 0,98 = 338,65 watt
2. Pengujian Hubung Singkat
η = Pout/Pin = 0,83 = 83 %
Untuk pengujian Trafo tanpa beban
diperoleh data Vp = 2 V dan Ip = 6,1 A. Dalam hal
4. Lampu pijar 650 watt.
ini tegangan rendah diperoleh arus yang sangat tinggi
Pin = 104 . 5,11 . 0,99 = 526,12 watt
karena pada sisi sekunder Trafo di hubung singkat.
Pout = 204,6 . 2,219 . 1 = 454 watt
Pada praktikum trafo hubung singkat tegangan
η = Pout/Pin = 0,86 = 86 %
primer sangat kecil (antara 0 hingga 15% dari
tegangan nominal ), maka mutual fluks yang
5. Lampu TL 85 watt.
dihasilkan oleh inti trafo dapat diabaikan, sehingga
Pin = 110 . 2,73 . 0,5 = 150,15 watt
rangkaian pengganti trafo dalam keadaan hubung
Pout = 220,8 . 0,786 . 0,52 = 90,24 watt
singkat digambarkan sebagai berikut:
η = Pout/Pin = 0,60 = 60 %

6. Lampu TL 85 watt + lampu pijar 250


watt
Pin = 106,9 . 4,29 . 0,85 = 389,81 watt
Pout = 212,4 . 1,6 . 0,91 = 309,25 watt
η = Pout/Pin = 0,79 = 79 %

Gambar 3.1 Rangkaian pengganti trafo 7. Lampu TL 85 watt + lampu pijar 650
watt
Dan diketahui juga pada lembar kerja bahwa Pin = 103,9 . 6,14 . 0,94 = 599,66 watt
Po = 12 watt. Ini adalah hasil dari rugi kumparan Pout = 204,2 . 2,6 . 0,98 = 520,30 watt
sesuai dengan teori yaitu karena kecilnya impedansi η = Pout/Pin = 0,86 = 86 %
primer, Vp hanya bernilai beberapa persen dari
tegangan “rated” nya, sedangkan arus sebagian besar
mengalir melalui impedansi seri, sehingga rugi-rugi Efisiensi sangat kecil disebabkan rugi inti +
inti dalam percobaan ini dapat diambilkan terhadap rugi kumparan yang ada pada pengujian
rugi-rugi tembaga pada kumparan – kumparan TT + sebelumnya yaitu rugi inti sebesar 77 watt dan
TR. rugi kumparan 12 watt.

3. Uji Efisiensi
Praktikum selanjutnya pengujian V. KESIMPULAN
efisiensi trafo dengan beban berupa
lampu pijar dan lampu TL. Juga terdapt 1) Tes trafo pengujian beban nol bertujuan untuk
informasi di sini lampu pijar membuat mengetahui rugi inti yang dalam praktikum ini
faktor daya tidak turun atau tetap 1 diperoleh sebesar 77 watt.
sementara lampu TL memperburuk faktor 2) Tes trafo hubung singkat bertujuan untuk mengetahui
rugi kumparan yang dalam praktikum ini diperoleh
daya menjadi 0,52. Dengan
sebesar 12 watt
menggabungkan lampu TL dan lampu pijar
3) Lampu pijar adalah beban resistif yang artinya hanya
maka juga dapat memeprbaiki faktor dya
berisi tahanan ohm saja yang berfaktor daya 1.
seperti pada percobaan 6 dan 7 pada
4) Lampu TL adalah beban induktif yang akan
lembar kerja. Untuk perhitungan efisiensi
memperburuk faktor daya.
sebagai berikut:
5) Bila lampu pijar + lampu TL dinyalakan bersama
maka akan memperbaiki faktor daya.
1. Lampu pijar 50 watt.
Pin = 109 . 1,6 . 0,71 = 123,824 watt
DAFTAR PUSTAKA TUGAS
[1] Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000),BSN,
1.
2000.
[2] Modul praktikum Konversi Energi Listrik.

Anda mungkin juga menyukai