Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Perkembangan Layanan Bimbingan di Amerika dan Indonesia

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Imro’atul Hayyu Erfantinni, M.Pd

Kelompok: 7

1. Farah Hanun Mubarokah 19190013


2. Nadila Choirunnisa’ Intsani 19190037
3. Faizatul Ulya 19190047

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Kami bersyukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmatnya sehingga
makalah yang berjudul Perkembangan Layanan Bimbingan di Amerika dan Indonesia dapat
diselesaikan dengan baik.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Imro’atul Hayyu Erfantinni, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling yang senantiasa membimbing dan mengantar
kami dalam menyelesaikan tugas ini. Kami juga berterima kasih kepada Orang tua dan
teman-teman yang memberikan semangat kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca. Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
berharap saran perbaikan dari para pembaca.

Malang, 11 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I: PEDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II: PEMBAHASAN 2

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling 2


B. Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Amerika 2
C. Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia 5
BAB III: PENUTUPAN 10

A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling sangatlah membantu dalam menyelesaikan masalah
kehidupan, karena manusia tidak akan jauh dari permasalahan. Biasanya bimbingan dan
konseling diperlukan di lingkup pendidikan. Dimana bimbingan dan konseling adalah
suatu bantuan yang diberikan secara sistematis kepada yang di bimbing melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung untuk mencapai suatu tujuan membentuk individu
yang bermutu. Dengan tujuan tersebut sangat membantu bidang pendidikan dalam
membentuk peserta didik yang unggul.
Munculnya bimbingan dan konseling di Amerika pada awal abad XX merupakan
tuntunan logis dari dinamika masyarakat Amerika ketika ini. Sebagaimana diketahui
bahwa pandangan hidup masyarakat Amerika dan Barat pada umumnya bersumber dari
budayanya yang sekuler dan liberal. Sebab itu filosofi dari bimbingan dan konseling
disana juga tak terlepas dari faham sekuler dan liberal. Sejarah lahirnya bimbingan dan
konseling diawali dari dimasuknya bimbingan dan konseling(dulunya bimbingan dan
penyuluhan) di lingkungan sekolah. Perkiraa diawali sejak tahun 1960.
Sebelum mempelajari bimbingan dan konseling lebih jauh, sebagai permulaan
perlu dipelajari tentang sejarah perkembangan bimbingan dan konseling. Mulai dari
lahirnya di Amerika maupun perkembangannya di Indonesia. Perkembangan itu akan
mempermudahkan dalam mempelajari bimbingan dan konseling selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?
b. Bagaimana perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika?
c. Bagaimana perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian bimbingan dan konseling.
b. Untuk mengetahui perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika.
c. Untuk mengetahui perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance”, dimana secara istilah
berasal dari kata “guide” yang berarti mengarahkan, memandu, mengelola, serta
menyetir. Bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan yang menunjukkan bahwa
yang aktif dalam penyelesaian masalah seseorang adalah seseorang itu sendiri. Di dalam
bimbingan, seorang pembimbing tidak memaksakan kehendaknya, namun pembimbing
berperan sebagai fasilitator dalam penyelesaian masalah. Bimbingan sendiri memiliki
tujuan mengembangkan secara optimal, maksudnya mengembangkan sesuai dengan
potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan yang benar.
Konseling merupakan terjemahan Bahasa Inggris dari “counseling” . Dalam
kamus bahasa inggris dapat diartikan sebagai “counsel”, kata ini bermakna nasehat,
anjuran, serta pembicaraan. pada masa sekarang, kata “counseling”, ini diartikan
konseling terkadang diartikan juga penyuluhan. Akan tetapi, kata penyuluhan sendiri
memiliki makna “keaktifan yang searah” hal ini seperti apa yang terkandung dalam
bimbingan yang ingin memberikan penyuluhan. Padahal, dalam pengertiannya, prinsip
“counseling” sendiri yakni kegiatan yang tidak hanya dilakukan oleh satu pihak saja,
tetapi juga dua pihak. Maka dari penjabaran diatas, dapat diketahui bahwa konseling
adalah bagian diadalam suatu bimbingan, namun konseling sendiri menekankan pada
penemuan jalan keluar dengan adanya tatap muka, hal tersebut agar seseorang dapat
meluapkan masalah yang sedang dihadapinya.

B. Perkembangan Layanan Bimbingan di Amerika

Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir di Amerika pada
awal abad kedua puluh, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk
memberikan arahan kepada kaum muda untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Pada
1950-an bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, tidak hanya di bidang
pekerjaan tetapi juga di bidang pendidikan. Pada abad ke-20 tidak ada konselor
bimbingan di sekolah, pada saat itu pekerjaan konselor masih ditangani oleh guru di
sekolah, di mana dalam pekerjaan itu seorang guru menyediakan layanan informasi,
pribadi, sosial, karir dan layanan bimbingan akademik.
Gerakan bimbingan konseling di sekolah ini berkembang sebagai hasil dari
revolusi industri, dan keragaman latar belakang siswa yang akan masuk ke sekolah-
sekolah. Pada tahun 1898 Jasse B. Davis, seorang penasihat sekolah di Detroit, mulai
menyediakan layanan konseling pendidikan. Pada tahun 1907, ia diangkat menjadi
kepala sekolah menengah di Grand Rapids, Michigan. Jadi dia memasuki program
bimbingan di sekolah. 1
Dalam sepuluh tahun, ia membantu mengatasi masalah pendidikan, moral, dan
jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank Parsons membantu pemuda memilih pekerjaan
yang cocok untuk mereka dengan mendirikan Biro Kejuruan. Pada tahun 1910, William
Healy mendirikan Juvenile Psychopathic Institute di Chicago. Pada tahun 1911,
Universitas Harvard memberikan kuliah tentang bimbingan pascasarjana dengan
dosennya Meyer Blomfield. Pada tahun 1912, Grand Rapids, Michigan mendirikan agen
pembimbing dalam sistem sekolahnya. 2
Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat pada
awal tahun 1950-an. Dengan ditandai pembentukan APGA (American Personal and
Guidance Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada Juli 1983 nama APGA
diubah menjadi AACD (American Association for Counseling and Development).
Kemudian, organisasi Militery Education (MECA) bergabung pula dengan AACD.
Dengan demikian, saat ini AACD adalah organisasi profesional untuk konselor di
Amerika Serikat, dengan 14 divisi (organisasi khusus) yang tergabung di dalamnya.
Selain itu, di setiap negara bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari
masing-masing organisasi ini. 3
Dalam hal geografi, bimbingan dan konseling tidak lagi terbatas pada Amerika,
tetapi berkembang ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Australia. Pada tahun
1970-1980 bimbingan dan konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di
negara-negara yang mengambil sistem pendidikan Barat.

Munculnya Bimbingan dan Konseling adalah panduan logis dari dinamika


masyarakat Amerika pada waktu itu. Seperti diketahui bahwa pandangan hidup

1
Erman Prayitno dan Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. 2004. Hlm 21.
2
Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta. 2008. hlm 62.
3
W.S Winkel. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia. 2005. hlm 32.
masyarakat Amerika dan Barat pada umumnya berasal dari budaya sekuler dan liberal. 4
Pada bulan September 1958 kongres menyusun undang-undang, termasuk Undang-
Undang Pendidikan Pertahanan Nasional. Undang-undang ini memberikan wewenang
kepada pemerintah untuk menyediakan dana untuk pendidikan, seperti untuk melatih
konselor sekolah menengah pertama dan atas, dalam mengembangkan program
pengujian, program konseling sekolah, dan program bimbingan lainnya.5
Pada tahun 1958 September adalah peristiwa penting (land mark) di dunia
pendidikan di Amerika, termasuk gerakan bimbingan dan konseling. Departemen
Pertahanan memberikan keuntungan khusus untuk pembinaan generasi. Perkembangan
program bimbingan dan konseling di sekolah juga dipengaruhi oleh munculnya berbagai
organisasi profesi di bidang konseling, seperti: 6
a) American Counseling Association (ACA),

b) American Counselor Association Association (ASCA),

c) Asosiasi Pendidikan dan Pengawasan Konselor (ACES).

Organisasi-organisasi ini berusaha untuk meningkatkan profesionalisme konselor,


dengan meluncurkan program akreditasi dan sertifikasi. Bradley pada 1980
menambahkan satu tahap dari tiga tahap sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai
berikut:

a. Vocational exploration, yang merupakan tahap yang menekankan analisis individu


dan pasaran kerja. Tahapan yang mencoba mencocokkan orang dengan pekerjaan.
b. Meeting Individual Needs, yaitu tahapan dalam periode 40 sampai 50-an yang
menekankan upaya yang membantu individu untuk mendapatkan kepuasan dengan
kebutuhan mereka. Perkembangan bimbingan konseling, pada tahap ini dipengaruhi
oleh pendapat Maslow dan Ronger, yaitu bahwa manusia memiliki kemampuan
untuk mengembangkan diri dan menyelesaikan masalah mereka sendiri.
c. Transisional Professionalism, tahapan yang memusatkan perhatian pada upaya
profesionalisasi konselor.
d. Situational Diagnosis, yang merupakan tahapan yang terjadi pada tahun 1970-an,
sebagai periode perubahan dan inovasi. Pada tahap ini, ada lebih banyak penekanan

4
Ibid, hlm 27.
5
Ibid. hlm 41
6
Bimo Walgito. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta : Penerbit Andi. 2004.hlm 54.
pada analisis lingkungan dalam proses bimbingan, dan gerakan untuk menjauh dari
cara-cara terapi yang hanya berpusat pada individu. 7

Juga pada 1980-an, Kowits mencatat lima gerakan bimbingan dalam pendidikan.
Pertama, gerakan penyesuaian hidup dengan memperhatikan persiapan kejuruan,
keragaman individu, dan kurikulum. Kedua, gerakan perkembangan anak-anak pada
tahun 1920 dipengaruhi oleh perkembangan teori psikoanalitik, yang menyatakan
pentingnya pengalaman masa kanak-kanak sebagai dasar untuk pengembangan lebih
lanjut. Ketiga, gerakan yang melibatkan konsep guru BK. Selama periode ini, guru
dipandang sebagai seseorang yang dapat memfasilitasi pencapaian tujuan bimbingan.
Keempat, gerakan khusus proyek atau program yang menekankan filosofi aktivisme
sosial. Kelima, gerakan-gerakan yang memperhatikan redefinisi tujuan bimbingan dan
prinsip-prinsip ilmiah bimbingan. 8
C. Perkembangan Layanan Bimbingan di Indonesia

Pada pembahasan sebelumnya, yakni perkembangan layanan bimbingan di


Amerika, kita telah mengetahui bahwa awal dimulainya perkembangan layanan
bimbingan yang ada di Amerika dari usaha perorangan serta dari pihak swasta. Dimana,
usaha tersebut seiring berjalannya waktu telah menjadi usaha pemerintah. Berbeda
dengan perkembangan layanan bimbingan di Amerika, awal perkembangan layanan
bimbinga di Indonesia adalah dengan kegiatan-kegiatan di sekolah serta usaha
pemerintah.

Di Indonesia, perkembangan layanan bimbingan mulai dibicarakan terbuka pada


tahun 1962. Pada tahun ini, terjadi perubahan pada sistem pendidikan di jenjang SMA,
yakni perubahan nama yang menjadi SMA Gaya Baru. Selain itu, perubahan yang terjadi
juga yakni berubahnya waktu penjurusan. Sebelum berubahnya sistem pendidikan di
jenjang SMA ini, penjurusan dilaksanakan ketika siswa tersebut masih duduk di bangku
kelas 1. Setelah berubahnya sistem pendidikan di jenjang SMA, penjurusan dilaksanakan
ketika siswa tersebut duduk di bangku kelas 2. Dengan dirubahnya sistem pendidikan di
jenjang SMA yang mana penjurusan dilaksanakan di kelas 2, maka ketika siswa duduk di

7
W.S Winkel. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia. 2005. Hlm 42.
8
Ibid. Hlm 72.
kelas 1 para siwa diberi kesempatan untuk menentukan minat serta lebih mengenal bakat
mereka. Hal ini sesuai dengan rencana Pelajaran SMA Gaya Baru, yakni

a. Di kelas 1 setiap pelajar diberi kesempatan ntuk lebih mengenal bakat dan minat
masing-masing, dengan jalan menjelajah semua jenis mata pelajaran yang ada di
SMA, dan dengan bimbingan penyuluhan yang teliti dari guru ataupun orang tua.
b. Dengan mempergunakan peraturan kenaikan kelas dan bahan catatan dalam kartu
pribadi setiap murid, para pelajar disalurkan ke kelas 2 dengan kelompok khusus:
Budaya, Sosial, serta Ilmu Pengetahuan Alam.
c. Untuk kepentingan tersebut, maka pengisian kartu pribadi murid harus dilaksanakan
seteliti-telitinya (Rochman Natawidjaja, 1971).

Puncak dari usaha pengembangan layanan bimbingan dan konseling ini adalah
didirikannya jurusan baru yakni Bimbingan dan Penyuluhan di Fakultas Ilmu
Peendidikan IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia (UPI))
dengan nama Jursan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB). Pendirian ini dilakukan
pada tahun 1963.

Bimbingan dan penyulusan merkan suatu istilah terjemahan dari guidance and
counseling. Tatang Mahfud, MA merupakan seorang pejabat di Departemen Tenaga
Kerja Republik Indonesia yang memperkenalkan istilah ini. Beliau menyebarkan surat
edaran pada tahun 1953 yang diberikan kepada beberapa otang yang dianggap dan
dipandang ahli, dalam surat ini beliau meminta persetujuan untuk menterjemahkan istilah
guidance and counseling dengan kata bimbingan dan konseling. Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan, yang berdiri pada tahun 1970/1971, merupakan salah satu peran
bimbingan. Proyek ini kemudian diimplemetasikan dalam program Sekolah Menengah
Pembangunan Persiapan (SMPP). proyek ini dirintis oleh beberapa IKIP, yakni IKIP
Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya,
serta IKIP Manado.

Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan dalam SMPP ini, telah disusun “Pola
Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan”. Terdapat 2 naskah
penting dalam sejarah perkembangan layanan bimbingan di Indonesia yang telah disusun
oleh Badan Pengembangan Pendidikan, yakni:
a. Pola Dasar Rencana dan Pengemangan Program Bimbingan dan Penyuluhan melalui
Proyek-proyek Perintis Sekolah Pembangunan.
b. Pedoman Operasional Pelayanan Bimbingan pada Proyek-proyek Perintis Sekolah
Pembangunan.

Pada tahun 1975, lahir kurikulum yang memuat tentang Pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan. Dengan lahirnya kurikulum tersebut, maka bimbingan dan konseling telah
secara formal diprogramkan di sekolah. Pada tahun ini juga didirikan Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI). Ikatan yang didirikan di Malang ini, mermuskan ketepatan
arti conseling. Bebrapa berpendapat, istilah penyuluhan dikembalikan ke istilah awal
yakni konseling. Namun, beberapa juga berpendapat jika istilah guidance diartikan
bimbingan, maka istilah counseling haruslah diartikan yang tepat dalam Bahasa
Indonesia. Beberapa juga mengartikan istilah counseling dengan wawanwuruk,
wawanmuka, dserta wawancara. Akan tetapi, dari banyak pendapat tentang arti istilah
counseling, yang lebih populer adalah istilah konselling.

Pada tahn 1978, IKIP menyelenggarakan program PGSLP dan PGSLA


Bimbingan dan Penyuluhan, program ini setara/setingkat dengan D2 atau D3. Program
ini bertujuan untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan yang ada di
sekolah, karena hingga saat itu belum ada jatah/bagian pengangkatan guru BP yang
berasal dari lulusan S1 jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Setelah diselenggarakannya
program ini, mulai diadakan Pengangkatan Guru Bimibgan dan Penyuluhan. Pada tahun
1984, dilakukan upaya yang lebih mantap dengan mewujudkan layanan bimbingan yang
lebih profesional lagi. Salah satu upayanya adalah Penyempurnaan Kurikulum 1975 ke
kurikulum 1984, yang didalam kuriklm 1984 ini pelayanan bimbingan dan penyuluhan
lebih fokus kepada bimbingan karir. Namun, hal ini juga memunculkan beberapa
permasalahan, yakni terdapat kerancuan penyebutan BK / BP sehingga pelayanan BP
menjadi rancu baik pemahaman maupun implementasinya.

Pada tahun1993, pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah masih


mengalami ketidakjelasan, yang membuat lebih parah lagi orang tua murid memandang
kurang krang bersahabat dengan BP. Mulai muncul beberapa anggapan bahwasannya
anak yang berurusan dengan BP adalah anak-anak yang bermasalah. Ketika orang tua
murid diundang untuk datang oleh pihak guru BP, maka para orang tua langsung berpikir
bahwa anak mereka pasti bermasalah atau sedang ada masalah. Dikarenakan
permasalahan tersebut, IPBI secara resmi mengubah kata penyuluhan menjadi konseling
sehingga istilah yang digunakan sekarang adalah Bimbingan dan Konseling. IPBI juga
memberikan beberapa kebijakan lain, yakni:

a. Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah hanya akan dilayani oleh
guru pembimbing yang memang secara khusus ditugasi untuk hal tersebut.
b. Mulai diselenggarakan penataran nasional maupun penataran daerah untuk guru
pembimbing
c. Mulai adanya formasin pengangkatan untuk menjadi guru pembimbing
d. Pola pelayanan BK dikemas dalam “BK Pola 17”
e. Dalam kepengawasan sekolah dibentuk kepengawasan bidang BK
f. Dikembangkannya sejumlah penduan pelayanan BK di sekolah yang lebih
operasional oleh IPBI.

SK Menpan No.84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,


merupakan penetapan bimbingan yang terus dilanjutkan. Dalam pasa 3 SK tersebut,
terdapat fungsi pokok guru yang disebutkan, yakni menyusun, malaksanakan, evaluasi,
analisis hasil pelaksanaan, dan tindak lanjut program bimbingan terhadap para siswanya.

Pada tahun 2001, terjadi perubahan nama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
(IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) yang
menyebabkan perkembangan bimbingan dan konseling yang ada di Indonesia semakin
baik. Nama ini muncul dilandasi oleh sebuah pemikiran bahwasannya bimbingan dan
konseling haruslah muncul sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan
dari publik. Dewasa ini banyak kegiatan yang dapat dilakukan berupa seminar,
lokakarya, ataupun penerbitan bukudan jurnal sebagai usaha untuk lebih memantapkan
bimbingan dan konseling.

Saat ini masih terdapat persoalaan terkait penyelenggaraan program bimbingan dan
konsleing, diantaranya yakni:

a. Adanya kesenjangan jumlah konselor dengan jumlah sekolah serta jumlah peserta
didik pada setiap jenjang. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa Sekolah Dasar (SD)
maupun Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang masih belum disediakan seorang konselor
yang memang diangkat secara khusus.
b. Dengan adanya kesenjangan tersebut, memunculkan beberapa dampak seperti tidak
adanya guru pembimbing khusus di sekolah, mungkin ada beberapa sekolah yang
memiliki guru pembimbing khusus namun tidak seimbang dengan jumlah siswanya
sehingga membuat guru pembimbing kualahan dalam menanganinya, dan terkadang
ada beberapa sekolah yang mengangkat guru pengajar sebagai guru pembimbing juga,
hal ini dikarenakan kurangnya guru pembimbing.
c. Program Bimbingan Konseling dianggap hanya sebagai kegiatan pelengkap yang
tidak perlu dilakuakn oleh orang profesional, karena bisa dilakukan oleh siapan. Hal
inilah yang memunculkan diangkatnya gru pengajar juga sebagai guru pembimbing.
Selain itu jga belum ada jaminan bahwa hanya lulusan pendidikan konselor saja yang
bisa melaksanakan tugas sebagai konselor.
d. Program Bimbingan dan Konseling masih belum dikenal oleh banyak masyarakat.
Bahkan bimbinga konseling mendapat citra yang negatif dari masyarakat. Hal ini
dikarenakan masyarakat belum memahami secara tepat peran bimibingan konseling.
e. Ditnjuknya orang yang tidak profesional , tidak sesuai dengan bidang dan tugasnya
sebagai guru pembimbing, merupakan ketidakpahaman kepala sekolah tentang
program bimbingan konseling.
f. LPTK sebagai penyelenggara pendidikan bagi calon konselor masih belum memiliki
kurikulum yang baik untuk melahirkan para konselor yang profesional
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami paparkan, maka dapat kami simpulkan bahwa
Perkembangan Layanan Bimbingan Di Amerika dan Indonesia adalah

a. Bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan yang menunjukkan bahwa yang aktif
dalam penyelesaian masalah seseorang adalah seseorang itu sendiri.
b. Konseling adalah bagian diadalam suatu bimbingan, namun konseling sendiri
menekankan pada penemuan jalan keluar dengan adanya tatap muka, hal tersebut agar
seseorang dapat meluapkan masalah yang sedang dihadapinya.
c. Sekitar tahun 1879 – 1978 merupakan tonggak-tonggak sejarah Bimbingan Modern di
Amerika.
d. Perkembangan layanan bimbingan di Amerika, kita telah mengetahui bahwa awal
dimulainya perkembangan layanan bimbingan yang ada di Amerika dari usaha
perorangan serta dari pihak swasta.
e. Di Indonesia, perkembangan layanan bimbingan mulai dibicarakan terbuka pada
tahun 1962. Pada tahun ini, terjadi perubahan pada sistem pendidikan di jenjang
SMA, yakni perubahan nama yang menjadi SMA Gaya Baru.
B. Saran
Sekian makalah tentang Perkembanagan Layanan Bimbingan Di Amerika dan
Indonesia yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami meminta saran dari semua pihak dan
pembaca demi kesempurnaan makalah yang telah kami susun ini. Semoga makalah yang
kami susun ini dapat berguna bagi pembaca seklian. Dan apabila ada kekurangan ataupun
ketidak tepatan dalam penyusunan kalimat mohon menjadi maklum, dan juga kritik dan
saran sangat kami perlukan supaya bisa mengoreksi kekurangan yang ada pada makalah
yang kami buat.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf. Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2016. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT.
Remaja Rosdakarya

L. Robert Gibson dan Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling.


Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai