Anda di halaman 1dari 4

Aktor Kebijakan Publik di Indonesia

1.      Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), perannya adalah untuk menetapkan UUD,
Menetapkan Tap MPR, dan Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
2.      Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), perannya adalah untuk membentuk Undang- Undang bersama
dengan Presiden.
3.      Presiden, tugasnya untuk membentuk UU dengan persetujuan DPR, dan menetapkan Peraturan
Presiden pengganti Perpu.
4.      Pemerintah, seperti :
a.       Presiden sebagai kepala pemerintahan(pemerintah pusat).
b.      Menteri, menetapkan Peraturan Menteri atau Kepututusan menteri sebagai peraturan
pelaksanaan.
c.       Lembaga Pemerintah Non-Departemen, menetapkan peraturan-peraturan yang bersifat
teknis, yaitu peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan yang lebih tinggi derajatnya.
d.      Direktorat Jendral, Menetapkan/mengeluarkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang bersifat
teknis dibidangnya masing-masing.
e.       Badan-Badan Negara Lainnya (BUMN, Bank Sentral, dan lain-lain),
mengeluarkan/menetapkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang berisi perincian dari ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang mengatur di bidang tugas dan fungsinya masing-masing.
f.       Pemerintah Daerah Provinsi, menetapkan Peraturan Daerah Provinsi dengan persetujuan
DPRD Provinsi.
g.      Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten, menetapkan Peraturan dengan persetujuan DPRD
Provinsi/Kotan Daerah Kabupaten/Kota.
5.      Kepala Desa, menetapkan peraturan dari keputusan desa dengan persetujuan Badan Perwakilan
Desa (BPD).
6.      Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, menetapkan Peraturan Daerah Provinsi bersama-sama
dengan Pemerintah Daerah Provinsi.
7.      Dewan Perwakilan Daerah Kota/Kabupaten, menetapkan Peraturan Daerah Kota/Kabupaten
bersama-sama dengan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten.
8.      Badan Perwakilan Desa (BPD), menetapkan Peraturan Desa atau Keputusan Desa bersama-sama
dengan Kepala Desa.
(1)actors(aktor). Dalam perumusan kebijakan, aktor berkaitan dengan jumlah
orang yang terlibat (participants).Faktor ini kemudian menentukan ukuran dari
jaringan yang akan dibangun. Selanjutnya karakteristik jaringan kebijakan akan
dipengaruhi oleh tipe aktor dari backgroundyang berbeda-beda. Actor dalam
jaringan kebijakan merupakan individu-individu namun dapat juga berupa
organisasi sebagaimana aktor yang terlibat dapat juga sebagai representasi dari
kelompok/pihak tertentu.
(2) function (fungsi).Jaringan adalah media komunikasi yang berwujud dalam
beberapa fungsi. Fungsi-fungsinya bergantung pada kebutuhan, niat, sumber
daya, dan strategi para aktor-aktor yang terlibat. Konsep “fungsi” ini kemudian
membentuk penghubung perspektif antara struktur dan aktor di dalam jaringan.
Fungsi utama policy network adalah sebagai tools yang digunakan untuk
meningkatkan intensitas hubungan (relationship) antara pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap suatu kebijakan publik baik pada tahapan formulasi
maupun implementasi.
(3) structure (struktur).struktur jaringan kebijakan merujuk pada pola hubungan
antar aktor-aktor yang terlibat.
(4) Institutionalization (pelembagaan).Tingkat pelembagaan merujuk pada
karakteristik formal jaringan dan stabilitasnya. Hal iniakan bergantung pada
bentuk/karakteristik struktur jaringan dan semakin tinggi tingkat pelembagaan
sebuah jaringan, semakin efektif pula jaringan kebijakan tersebut.
(5) rules of conduct (aturan bertindak).Jaringan selanjutnya dibentuk oleh
kebiasaan atau aturan main (rules of the game) dalam interaksi yang mengatur
pertukaran (exchange)dalamsuatujaringan. Hal ini bersumber dari persepsiperan
(role perception), sikap (attitudes), kepentingan(interest), dan latar belakang
social dan pendidikan (social and intellectual-educational background) para aktor
yang terlibat.
(6) power relations (hubungan kekuasaan).Salah satu karakteristik utama dari
jaringan kebijakan adalah power relationyang dapat dipahami melalui
pengamatan terhadap pembagian kekuasaan (distribution of power). Proses ini
berwujud fungsi distribusi sumber daya (resources) dan kebutuhan (needs) di
antara aktor-aktor dan antara struktur-struktur organisasi ketika yang terlibat
adalah organisasi.
(7) actor strategies (strategi aktor).Dalam jaringan kebijakan, aktro-aktor
menggunakan network sebagai strategi untuk mengatur saling ketergantungan
mereka. Mereka menciptakan dan atau menggunakan jaringan untuk
memperoleh kebutuhan, kepentingan, dan tujuannya.
A. Informasi dan Anjuran / Information and Exhortion

Penyebaran informasi merupakan instrumen pasif yang dilakukan dengan menyediakan


informasi kepada individu dan badan usaha dengan harapan dapat mengubah perilaku mereka sesuai
yang diinginkan oleh pemerintah. Salah satu contohnya yaitu ketika pemerintah dalam hal ini
BAPEPAM-LK melakukan upaya penyebaran informasi pasar modal melalui sosialisasi yang kemudian
ditujukan kepada investor (pemodal) atau calon investor guna memberikan pemahaman yang memadai
kepada masyarakat luas tentang produk–produk investasi yang ada di pasar modal, bagaimana cara
berinvestasi di pasar modal dengan benar dan memasyarakatkan pasar modal sehingga menjadi sarana
alternatif investasi bagi masyarakat selaku investor (pemodal). Dampak secara luas yaitu akan
mendukung meningkatnya perekonomian nasional.

Jadi mixed instruments yang berupa penyebaran informasi penekanannya terletak pada
bagaimana pemerintah hanya sebatas menyediakan atau memberikan informasi yang

selanjutnya dikelola atau keputusan akhir tetap ada ditangan aktor-aktor non pemerintah.

B. Subsidies / Subsidi
Subsidi merupakan semua bentuk transfer keuangan kepada individu, organisasi, badan usaha
dari pemerintah, atau dari pihak ketiga di bawah arahan pemerintah. Tujuannya adalah memberikan
imbalan finansial untuk mendorong aktor di luar pemerintah menjalankan aktivitas yang diinginkan.
Subsidi lahir menjadi sebuah solusi didasari oleh kemampuan setiap individu sebagai pelaku ekonomi
yang memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Hal tersebut
dapat melahirkan kemiskinan dan ketimpangan secara massif dalam suatu wilayah perekonomian.
Dengan kebijakan subsidi, maka pemerintah mampu meminimalisasi ketimpangan akan akses barang
dan jasa serta mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Lebih jauh, kemakmuran bangsa dapat
tercapai salah satunya yaitu dengan kebijakan subsidi yang tepat sasaran. Salah satu contoh yang dapat
diambil yaitu ketika pemerintah dalam hal ini Kementerian Perumahan Rakyat, meluncurkan program
KPR bersubsidi bekerjasama dengan perbankan dengan memberikan fasilitas likuiditas pembiayaan
perumahan (LKPP) yang ditujukan bagi pegawai yang bergaji rendah dengan harapan tidak ada pegawai
yang sampai saat ini belum memiliki rumah pribadi.

C. Auction of Property Rights / Pelelangan Hak Kekayaan

Pengertian lelang menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang, pengertian lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan
penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai
harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang. Salah satu instrumen dalam instrumen
campuran (mixed instruments) adalah instrumen pelelangan hak, yang didasarkan pada asumsi bahwa
pasar seringkali merupakan cara alokasi sumber daya yang efisien. Pelelangan hak merupakan cara
pemerintah untuk memunculkan pasar dalam situasi ketiadaan pasar. Pasar diciptakan dengan
merancang jumlah yang tetap atas hak mempergunakan sumber daya tertentu yang dapat dialihkan
sehingga dapat memunculkan kelangkaan artifisial dan mendorong bekerjanya mekanisme pasar.
Sumber daya yang dimaksud bisa berupa air, udara, hutan, dan lain sebagai-nya. Sumber daya tersebut
ditentukan batas kuantitas sehingga dapat dilelang kepada pembeli potensial untuk didayagunakan
untuk beragam kepentingan. Dengan cara ini pemerintah memperoleh harga penawaran terbaik
sekaligus mampu memberikan layanan publik bagi masyarakat. Contoh yang bisa diambil yaitu Lelang
Noneksekusi Wajib Kayu dan Hasil Hutan Lainnya Dari Tangan Pertama. Lelang kayu milik PT. Perhutani
yang telah terjadwal setiap bulannya kemudian dibeli oleh aktor non pemerintah untuk didayagunakan
dengan beragam kepentingan.

D. Tax and User Charges / Pajak dan Retribusi

Instrumen campuran (Mixed Instruments) lain yang dapat dipergunakan adalah pemungutan
pajak yang merupakan pungutan wajib oleh pemerintah kepada perseorangan atau badan. Tujuannya
adalah meningkatkan pendapatan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah.

Dalam pengelolaannya, pajak terbagi atas dua, yaitu:

1. Pajak Pusat yang pengelolaannya langsung oleh Direktorat Jenderal Pajak

2. Pajak Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) yang dikelola oleh Pemda setempat.

Definisi retribusi menurut UU no. 28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Dari definisi diatas jelas bahwa dalam hal pengelolannya
retribusi dikelola oleh pemda setempat yakni Dinas pendapatan Daerah (Dispenda). Selanjutnya,
retribusi yang sebagai pendapatan asli daerah (PAD) dapat digunakan untuk mendanai APBD pemerintah
daerah setempat.

Pajak dapat dipergunakan sebagai instrumen untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku
atau aktivitas tertentu. Hal yang sama dapat dipergunakan melalui pungutan retribusi yang biasanya
dipergunakan untuk mengendalikan efek samping atau efek negatif tertentu dari suatu aktifitas.

Anda mungkin juga menyukai