Anda di halaman 1dari 11

Nama : Vina Oktaviani

Nim : 18053143
Tugas : Strategi Pembelajaran Ekonomi (20 April 2020)

1. Ringkasan Strategi Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam Pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi dalam proses pembelajaran
yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok; dengan kerjasama
dapat meningkatkan cara kerja peserta didik menuju lebih baik, dan memupuk sikap
tolong menolong dalam beberapa prilaku sosial. 
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.
Ada unsur-unsur yang dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang di lakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.
Ada empat unsur yang penting dalam SPK , yaitu;
a.    Adanya peserta dalam kelompok
b.    Adanya aturan kelompok
c.    Adanya upaya belajar dari setiap kelompok
d.   Adanya tujuan yang harus dicapai
Peserta adalah siswa yang melakukan aktivitas pembelajaran dalam setiap
kelompok. Pengelompokan bisa diterapkan berdasarkan atas  beberapa pendekatan,
diantaranya pengelompokan berdasarkan minat dan bakat, pengelompokan atas dasar
tingkatan kemampuan , pengelompokan yang dilakukan oleh seorang pendidik baik
itu dari pendekatan minat ataupun pendekatan berdasarkan kemampuan tidak boleh
terlepas dari tujuan pembelajaran itu sendiri.
Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua
pihak yang terlibat, baik siswa sebagai pesrta didik, maupun siswa sebagai anggota
kelompok.
Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan
yang telah dimiliki maupun baru berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang
baru, baik dalam aspek pengetahuan, aspek, maupun keterampilan.
Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran
efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan:
1. ”memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta,
keterampilan, nilai, konsep dan saling menghargai perbedaan masing-masing
anggota kelompok.
2. Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten
menilai.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, baik dari kemampuan, jnis
kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membant. Tujuan dibentuknya kelompok
tersebut adalah untuk memberikan kesempatan pada semua siswa untuk dapat terlibat
aktif dalam  proses berfikir dan kegiatan pembelajaran.
Jadi, hal yang menarik dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah adanya
harapan selain memiliki dampak pembelajaran, berupa peningkatan prestasi belajar
peserta didik (student archievment) juga mempunya dampakpengiring seperti relasi
sosial, penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, 
penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada kawan yang lain.
Strategi pembelajaran kooperatif adalah sebuah strategi yang maksimal yang
harus diimplementasikan dalam sebuah pembelajaran karena strategi ini tidak hanya
berdampak pada sistem nilai angka-angka saja saja tetapi juga berdampak pada nilai
sosial dalam pembelajaran, sehingga menghasilkan peserta didik yang tidak hanya
berkemampuan secara kognitif tetapi juga santun dalam bertingkah laku (afektif) juga
tidak ketinggalan aspek psikomotor.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
a) Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target
pembelajaran yang ingin dicapai
b) Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-
sama dalam kelompok-kelompok kecil.
c) Guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun
kelompok.
d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasikan hasil kerjanya.
Keempat langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif di atas diuraikan sebagai
berikut:
1) Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target
pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru sesuai dengan tuntutan materi
pembelajaran. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan- keterampilan
sosial yang diharapkan dapat dikembangkan oleh guru selama berlangsungnya
proses pembelajaran. Selain itu, guru juga mengorganisir materi tugas-tugas yang
dikerjakan bersama-sama dalam dimensi kerja kelompok oleh siswa melalui
keaktifan semua anggota kelompok.
2) Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-
sama dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam penyampaian materi pelajaran,
pemahaman dan pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar secara
bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa
secara individual sangat menentukan kebersamaan dari kelompok yang dibentuk
oleh guru dalam proses pembelajaran.
3) Dalam melakukan kegiatan observasi terhadap siswa, guru mengarahkan dan
membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, dalam pemahaman
materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran.
4) Langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempersentasikan hasil kerjanya. Guru juga memberikan penekanan terhadap
nilai, sikap, dan perilaku sosial yang dikembangkan dan dilatih oleh para siswa
dalam kelas.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif terdiri atas 6 langkah, yaitu:
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
b. Menyajikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
e. Evaluasi.
f. Memberikan penghargaan.

Lalu disederhanakan menjadi empat tahap yaitu:


a.  Penjelasan materi, Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-
pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok belajar. Tujuannya
adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru
memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang
selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok
(tim).
b. Belajar dalam kelompok, Setelah guru menjelaskan materi secara umum,
selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang
telah dibentuk sebelumnya yang bersifat heterogen.
c.   Penilaian, Penilaian dalam SPK ini bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau
kuis bisa dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Tes individual
nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok
akan memberikan informasi kemampuan kelompok dan nilai di bagi 2.
d.  Pengakuan tim, Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapam tim yang
paling menonjol atau tim yang paling berprestasi unuk kemudian diberi
penghargaan atau hadiah.

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di


antaranya;
a)   Siswa tidak lagi terlalu tergantung kepada guru, akan tetapi dengan SPK ini siswa
menemukan kepercayaan dirinya, menemukan informasi dari berbagai sumber,
dan belajar dari siswa lain.
b) SPK dapat mengembangkankemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara verbal membandingkan dengan ide-ide yang lain.
c) SPK dapat membantu anak respek pada orang lan dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d) SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar.
e) SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga
diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan
keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.
f) Melalui SPK semua uji ide bisa di uji.
g) SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa mnggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan
jangka panjang.

Disamping memiliki banyak keunggulan, SPK ternyata juga memiliki


kekurangan, diantaranya;
a)   Untuk memahami SPK butuh waktu yang lama
b) Tanpa ada peer teaching yang efektif maka pemahaman materi tidak akan pernah
tercapai
c) Penilaian menitik tekankan kepada penilaian kelompok, padahal yang diharapkan
adalah prestasi setiap individu
d) Keberhasilan SPK butuh waktu dan periode yang ama panjang.

2.Ilustrasi Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Kooperatif


dengan materi yang berkaitan dengan pembelajaran kontekstual.

Saya adalah seorang guru SMA, yang pada hari ini saya akan mengajar di kelas x
yang hari ini akan dibahas materi tentang perkoperasian. Seperti biasa saya telah
mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk memulai proses pembelajaran hari ini.
Saat jam PBM telah dimulai barulah saya menuju kelas saya pada hari itu. Oke!
Standar Kompetensi dari materi ini : memahami pengelolaan koperasi dan
kewirausahaan.
Saat telah berada didalam kelas kemudian saya memulai pembelajaran hari
itu dengan pendahuluan terlebih dahulu selama 15 menit pertama. Saya masuk ke
kelas dan mengucapkan salam kemudian meminta salah seorang siswa untuk
memimpin do’a kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu saya akan
melakukan presensi dan menanyakan kabar siswa, lalu mengondisikan kelas dalam
situasi belajar(memastikan kelas dalam keadaan bersih dan rapi). siswa sudah
menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan selama proses pembelajaran.
Kemudian saya menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari
pembelajaran serta bagaimana pentingnya materi pembelajaran yang akan dicapai.
Tidak lupa untuk mengaitkan dengan materi minggu sebelumnya terlebih dahulu
sembari memotivasi siswa agar menjadi bersemangat untuk belajar. Kemudian
sajamenjelaskan prosedur pembelajaran pada hari ituyaitu model pembelajaran
kontekstual. Dimana pembelajaran tersebut akan dimulai dengan observasi terlebih
dahulu, dimana kelompok telah dibagi pada pertemuan sebelumnya. Ada 5 kelompok
dengan 6 anggota. Dimana tugas masing-masing kelompok melakukan observasi dan
wawancara di koperasi sekolah. Kel 1 tentang asas dan fungsi koperasi, kel. 2 tentang
kararkteristik koperasi, kel. 3 tentang prinsip koperasi, kel. 4 tentang tujuan koperasi,
dan kel. 5 tentang peran koperasi. Setelah dijelaskan, saya memberi kesempatan tanya
jawab kepada siswa mengenai pemahaman tentang yang telah saya jelaskan.
Selanjutnya langkah inti dari pembelajaran, saya menginstruksikan siswa
yang telah dibagi per kelompok untuk langsung melakukan observasi lapangan
dengan mengunjungi koperasi sekolah. Saya beri waktu 40 menit beserta semangat
kepada para siswa. Siswa melakukan observasi dengan mengamati hal-hal apa saja
yang terjadi dikoperasi sekolah dan melakukan wawancara dengan koperasi sekolah
sesuai ateri dari kelompok terkait. Setelah 40 menit saya memanggil siswa untuk
kembali kedalam kelas. Kemudian mendiskusikan masing-masing hasil diskusi
mereka. Selama 20 menit siswa berdiskusi mengenai informasi apa saja yang telah
diperoleh dari hasil observasi dan juga wawancara siswa kemudian menuliskan hasil
diskusi pada lembar kerja yang telah saya siapkan. Setelah 20 menit hasil
diskusikelompok akan dipresentasikan didepan kelas. Kelompok 1 maju terlebih
dahulu, lalu di lanjutkan dengan kelompok berikutnya. Kemudian siswa lain
melakukan tanggapan terhadap pemaparan kelompok teman mereka. Lalu saya akan
meluruskan kembali jika terjadi kerancuan. Begitu sampai diskusi berakhir.
Lalu sampailah pada langkah terakhir pembelajaran (penutup), saya
menyimpulkan hasil observasiyang telah dilakukan sesuai dengan indikator hasil
belajar yang harus dicapai. Saya menyimpulkan materi tentang koperasi secara
singkat dan siswa dipersilahkan untuk bertanya. Kemudian saya memberikan tugas
kepada siswa untuk mengerjakan soal yang telah saya siapkan selama tidak lebih dari
15menit. Setelah waktu habis, saya instruksikan kepada siswa untuk menukarkan
jawabannya kepada siswa lain untuk dikoreksi saat itu juga. Setelah selesai
mengoreksi jawaban secara bersama-sama, lalu saya memasukkan nilai yang
diperoleh masing- masing siswa kedalam buku nilai. Setelah selesai, maka saya
mengakhiri pembelajaran hari itu dengan mengucapkan hamdalah dan meninggalkan
kelas.
 3.buku lain tentang strategi pembelajaran kolaboratif dan buatlah sintakx
pembelajaran kolaboratif tersebut?. Apakah sebenarnya perbedaan STRATEGI
PEMBELAJARAN KOLABORATIF dengan strategi pembelajaran kooperatif?.
Menurut Deutch (Feng Chun, 2006), pembelajaran kolaboratif adalah
pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja sama
untuk memaksimalkan hasil belajar mereka. Lebih khusus, Gokhale (1995)
mendefinisikan pembelajaran kolaboratif sebagai pembelajaran yang menempatkan
siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam bekerja bersama dalam
suatu kelompok kecil untuk mencapai tujuan akademik bersama. Setiap siswa dalam
suatu kelompok bertanggung jawab terhadap sesama anggota kelompok. Dalam
pembelajaran kolaboratif, siswa berbagi peran, tugas, dan tanggung jawab guna
mencapai kesuksesan bersama. Pembelajaran kolaboratif mengacu pada suatu teknik
penyelesaian tugas atau masalah secara bersama-sama sehingga lebih cepat dan lebih
baik serta dengan usaha yang minimal.
Menurut Wiersema (2002), dalam pembelajaran kolaboratif, setiap anggota
kelompok dapat saling belajar dari sesamanya, bahkan guru dapat belajar dari
siswanya. Jika guru menugaskan kepada siswa secara berkelompok untuk
mempelajari topik-topik berbeda, maka guru akan dapat belajar banyak dari mereka.
Siswa akan merasa bangga, jika sesekali, dengan jujur guru berkata: “oh, saya belum
tahu tentang hal itu” untuk mengomentari hasil temuan siswa.
Menurut Klemm (Feng Chun, 2006), terdapat beberapa karakteristik
pembelajaran kolaboratif, yakni:
1. Ketergantungan positif. Ketergantungan yang positif antarsiswa dalam suatu
kelompok menjadi prasyarat terjadinya kerja sama yang positif. Ketergantungan
positif akan terjadi jika setiap anggota kelompok menyadari bahwa seseorang
tidak dapat berhasil tanpa melibatkan keberhasilan anggota lainnya. ciri adanya
ketergantungan positif pada suatu kelompok, yakni: (1) setiap anggota kelompok
berusaha untuk mencapai kesuksesan bersama, (2) setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi yang unik (spesifik) dan memiliki peran yang berbda,
tetapi peran itu harus mendukung pencapaian tujuan kelompok. Peran-peran itu di
antaranya adalah: (a) membaca dan menginterpretasikan suatu materi atau
masalah (b) mendorong dan memotivasi semua anggota untuk berpartisipasi
dalam diskusi, dan (c) merangkum temuan atau kesepakatan kelompok (hasil
diskusi).
2. Interaksi Interaksi antaranggota kelompok menjadi demikian penting karena
terdapat aktivitasaktivitas kognitif penting dan kecakapan interpersonal yang
dinamis hanya terjadi jika terdapat interaksi yang dinamis. Aktivitas kognitif dan
kecakapan interpersonal yang dinamis itu dapat dicapai melalui berbagai aktivitas
seperti mempresentasikan hasil diskusi, berbagi pengetahuan dengan anggota
kelompok lain, dan mengecek pemahaman. Adanya interaksi antaranggota
kelompok memungkinkan terwujudnya sistem dukungan akademik, yakni setiap
anggota mepunyai komitmen untuk membantu anggota kelompok lain.
3. Pertanggungjawaban individu dan kelompok Dalam pembelajaran kolaboratif,
tidak hanya keberhasilan kelompok saja yang menjadi perhatian, namun
keberhasilan setiap anggota kelompok sangat dipentingkan. Pembelajaran
kolaboratif juga dimaksudkan untuk membuat siswa kuat secara individual.
Kelompok harus bertanggung jawab dalam hal pencapaian tujuan dan masing-
masing anggota kelompok harus bertanggungjawab terhadap kontribusinya dalam
kelompok. Pertanggungjawaban individu hanya akan terjadi jika kinerja tiap
individu dinilai dan hasilnya diberikan kembali ke kelompok dan individu yang
bersangkutan guna memastikan anggota yang memerlukan bantuan, dukungan,
atau penguatan belajar.
4. Pengembangan kecakapan interpersonal Kelompok kolaboratif berbeda dengan
belajar secara individual atau pembelajaran kelompok yang lebih bersifat
kompetitif. Selain kecakapan akademik yang hendak dicapai, terdapat kecakapan
penting yang hendak dipesankan melalui aktivitas pembelajaran kolaboratif,
yakni kecakapan sosial. Perlu disadari bahwa kecakapan sosial tidak secara
spontan tampak ketika pembelajaran kolaboratif dilaksanakan. Kecakapan sosial
seperti kepemimpinan (leadership), kemampuan membuat keputusan,
membangun kepercayaan, berkomunikasi, dan managemen konflik diharapkan
dapat terbetuk melalui pembelajaran kolaboratif yang kontinu dan
berkesinambungan.
5. Pembentukan kelompok heterogen Pembentukan kelompok dilakukan dengan
mempertimbangkan agar setiap anggota dapat berdiskusi sehingga mencapai
tujuan mereka dan membangun hubungan kerja yang efektif. Dalam pembentukan
kelompok perlu dideskripsikan tugas setiap anggota kelompok. Terdapat beberapa
prinsip dalam pembentukan kelompok kolaboratif, di antaranya perlunya
mengakomodasi heterogenitas siswa, seperti mengkombinasikan siswa yang
pendiam dengan siswa yang relatif mudah berkomunikasi, siswa yang rendah diri
dan optimistis, siswa yang mempunyai motivasi tinggi dan rendah diri.
Pembentukan kelompok juga perlu memperhatikan kebiasaan bekerja, etnik, dan
gender. Tidak terdapat ketentuan secara secara pasti tentang berapa besar suatu
kelompok dibentuk. Kelompok yang terlalu besar akan kurang memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara aktif, sedangkan kelompok
yang terlalu kecil juga kurang memungkinkan adanya dinamisasi. Secara umum
ukuran kelompok yang baik adalah 4 atau 5 siswa. Pengalaman dan latar belakang
siswa yang berbeda-beda adalah modal penting untuk memperkaya proses belajar
di kelas. Dalam kelas kolaboratif, setiap siswa dapat belajar dari siswa lainnya.
Perlu diyakinkan bahwa setiap siswa harus saling memberikan kontribusi dalam
pencapaian tujuan belajar.
6. Berbagi pengetahuan antara guru dan siswa Pada pembelajaran tradisional,
diyakini pengetahuan mengalir hanya dari guru ke siswa. Tidak demikian halnya
pada pembelajaran kolaboratif. Dalam pembelajaran kolaboratif, guru menghargai
dan mengembangkan pembelajaran berdasarkan pengetahuan, pengalaman
pribadi, strategi, dan budaya yang dibawa siswa. Ketika siswa mengetahui bahwa
pengalaman, pengetahuan, dan strategi penyelesaian masalah mereka dihargai dan
digunakan, mereka akan termotivasi untuk mendengarkan dan belajar dalam cara
baru dan lebih dapat membuat hubungan antara pengetahuan “pribadi” dan
pengetahuan “sekolah”. Dalam kegiatan pembelajaran yang demikian, siswa telah
diberdayakan.
7. Berbagi otoritas antara guru dan siswa Pada pembelajaran tradisional, menetapkan
tujuan pembelajaran, mendesain tugastugas belajar, dan menilai (mengevaluasi)
apa yang telah dipelajari siswa menjadi otoritas guru secara dominan. Tidak
demikian halnya pada pembelajaran kolaboratif. Dalam kelas kolaboratif, guru
berbagi oritas dengan siswa dengan cara yang spesifik. Guru melibatkan siswa
secara aktif dalam penetapan tujuan belajar, pendesaian tugas-tugas, dan evaluasi
ketercapaian tujuan belajar.
8. Guru sebagai mediator Dalam pembelajaran kolaboratif, guru berperan sebagai
mediator. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, membantu
siswa menggambarkan mengenai apa yang harus dikerjakan ketika mereka
mengalami masalah, dan membantu siswa belajar bagaimana belajar (learn how
to learn).
Langkah - langkah atau Sintakx pembelajaran kolaboratif !

a) Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas
sendiri-sendiri.

b) Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis..

c) Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi,


mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-
jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.

d) Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-


masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.

e) Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar
semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil
diskusi kelompok kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain
mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan
menanggapi. Kegiatan ini dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit.

f) Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi,


inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan.

g) Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan,


disusun perkelompok kolaboratif.

h) Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan


berikutnya, dan didiskusikan.

Kelebihan dari pembelajaran kolaboratif yaitu siswa selalu belajar


bermusyawarah, siswa dapat menghargai pendapat orang lain, dapat menegmabngkan
cara berpikir kritis dan rasional, dapat memupuk rasa kerja sama serta adanya
persaingan yang sehat.

Kelemahan dari pembelajaran kolaboratif yaitu pendapat serta pertanyaan


siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan, membutuhkan waktu yang cukup
banyak, adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang
lemah merasa rendah diri dan tergantung pada orang lain, serta kesimpulan kadang
sulit untuk dicapai.

Perbedaan pembelajaran Kolaboratif dengan pembelajaran Kooperatif


Belajar kolaboratif adalah pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk
dapat bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan
informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka.
Disini guru bertindak sebagai fasilitator, yang memberikan dukungan tetapi tidak
mendiktekan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Untuk melihat
hasil proses pembelajaran kolaboratif ini dilakukan penilaian oleh sesame murid.
Belajar Kooperatif adalah konsep yang lebih luas, pembelajaran kooperatif
adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuan dari masing-masing anggota dalam kelompok berbeda. Dimana
dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif ini, belajar dikatakan belum sesuai apabila salah satu
dari anggota kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Jadi dapat disimpulkan, perbedaan antara dua pendekatan belajar ini adalah
kedua pendekatan ini dikembangkan untuk pelajar-pelajar yang berbeda. Yakni
pelajar-pelajar yang memiliki tingkat pemahaman, dan berpola pikir yang berbeda
pula. Pembelajaran kolaboratif ditujukan pada peserta didik yang telah memiliki
tingkat pemahamn yang lebih tinggi, sementara pembelajaran kooperatif ditujukan
pada peserta didik yang tingkat pemahamannya lebih sederhana dari pelajar
kolaboratif.
Perbedaan lainnya antara pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran
kooperatif adalah karena adanya perbedaan umur, level pendidikan, serta pengalaman
belajar peserta didik dari masing-masing pendekatan, tentunya guru dalam menyusun
materi pembelajaran, dan penentuan metode mengajar akan mempertimbangkan
asumsi-asumsi tentang cirri dan otoritas pengetahuan dari masing-masing peserta
didik dari kedua pendekatan ini.

Anda mungkin juga menyukai