Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ORGANISASI PROFESI
KEPENDIDIKAN

Disusun oleh:

MUTIA ULFA

1916041025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta perubahan


sosio-kultural yang terkadang sulit diprediksi, profesi pendidikan seakan-akan dihdapkan
pada dilema yang kompleks. Di satu pihak, masyarakat pengguna jasa kependidikan
menuntut akan kualitas layanan jasa kependidikan secara lebih baik, tetapi di pihak lain
para penyandang profesi kependidikan dihadapkan pada pelbagai keterbatasan. Bahkan
secara individual mereka dihadapkan pula pada suatu realitas bahwa kesejahteraannya
perlu mendapat perhatian khusus.

Banyak hal yang bermanfaat bagi penyandang profesi kependidikandari organisasi


profesinya sendiri. Sebab itu, disi dipandang penting untuk dibahas. Berikut ini
dikemukakan pengertian, fungsi, tujuan, ruang lingkup, dan maam-macam organisasi
profesi kependidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan organisasi profesi kependidikan?

2. Apa saja kah ruang lingkup organisasi profesi kependidikan dan bagaimanakah
pengembangannya?

3. Apa sajakah jenis-jenis organisasi profesi kependidikan?

4. Bagaimanakah Tujuanan organisasi profesi kependididkan?

C. Tujuan

1. Memahami organisasi kependidikan dan ruang lingkupnya

2. Memahami pengembangan organisasi profeesi kependidikan

3. Memahami jenis-jenis organisasi profesi kependidikan

4. Memahami Tujuanan organisasi profesi kependidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisiasi Profesional Kependidikan

Organisasi modern saat ini, tidak lagi mengutamakan segi kuantitas anggota
belaka, namun lebih fokus terhadap kualitas massanya. Lebih utama lagi jika yang
dimaksud merupakan organisasi profesi. Organisasi profesi harus mampu menjadi dan
dijadikan wadah pengembangan anggota. Kesadaran anggota terhadap pentingnya
organisasi profesi tersebut, menuntunnya masuk dan mengembangkan diri di dalam
organisasi tersebut. Organisasi profesi kependidikan adalah wadah yang berfungsi
sebagai penampungan dan penyelesaian masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan
pendidikan dan diselesaikan secara bersama.

Sebagai suatu organisasi, organisasi profesi keguruan mempunyai suatu sistem yang
senatiasa mempertahankan keadaan yang harmonis. Ia akan menolak komponen sistem
yang tidak mengikuti atau meluruskannya. Dalam praktek keorganisasian, anggota yang
mencoba melanggar aturan main organsasi akan diperingatkan, bahkan dipecat. Jadi
dalam suatu organisasi profesi, ada aturan yang jelas dan sanksi bagi pelanggar turan.

Namun, jika yang terjadi sebaliknya, anggota organisasi tidak atau kurang
merasakan ada manfaatnya masuk menjadi anggota organisasi tersebut, maka tinggal
menunggu waktu organisasi tersebut akan ditinggalkan. Ditinggalkan, tidak hanya berarti
tersurat, namun jika organisasi terlihat “melempem” tak punya kegiatan dan selalu
ketinggalan dalam aksinya, maka itu cirri organisasi yang ditinggalkan anggotanya,
meskipun tak ada sat orang anggota pun yang nyata mengundurkan diri.

D. Bentuk dan Corak Organisasi Kependidikan

Bentuk organisaasi profesi kependidikan begitu bervariasi dipandang dari segi


derajat keeratan dan keterkaitan antar anggotanya. Ada tiga bentuk organisaasi profesi
kependidikan. Pertama, berbentuk persatuan (union), antara lain di Ausrtalia, Singapura,
dan Malaysia, misalnya: Ausrtalian Education Union (AUE), National Tertiary Education
Union (NTEU), Singapore Teachers’ Union (STU), National Union of  the Teaching
Profession (NUTP), dan Sabah Teachers Union (STU). Kedua, berbentuk federasi

2
(federation) antara lain di India dan Bangladesh, misalnya: All India Primary Teachers
Federation (AIPTF), dan Bangladesh Teachers’ Federation (BTF). Ketiga, berbentuk aliansi
(alliance), antara lain di Pilipina, seperti National Alliance of Teachers and Office Workers
(NATOW). Keempat, berbentuk asosiasi (association) seperti yang terdapat di kebanyakan
negara, misalnya, All Pakistan Government School Teachar Association (APGSTA) di
Pakistan, dan Brunei Malay Teachers’ Association (BMTA) di Brunei.

Ditinjau dari kategori keanggotaannya, corak organisasi profesi kependidikan beragam


pula. Corak organisasi profesi ini dapat dibedakan berdasarkan : (1) Jenjang pendidikan di
mana mereka bertugas (SD, SMP, dll). (2) Status penyelenggara kelembagaan
pendidikannya (negeri, swasta). (3) Bidang studi keahliannya (bahasa, kesenian,
matematika, dll). (4) Jender (Pria, Wanita). (5) berdasarkan latar belakang etnis (cina,
tamil, dll) seperti China education Society di Malaysia. B) Struktur dan Kedudukan
Organisasi Kependidikan

Berdasarkan struktur dan kedudukannya, organisasi profesi kependidikan terbagi atas


tiga kelompok, yaitu : (1) Organisasi profesi kependidikan yang bersifat lokal (kedaerahan
dan kewilayahan), misalnya Serawak Teachers’ Union di Malaysia. (2) Organisasi profesi
kependidikan yang bersifat nasional seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). (3)
Organisasi profesi kependidikan yang bersifat internasional seperti UNESCO (United
Nations Educational, Scientific, and Culture Organization).

E. Jenis-jenis Organisasi Profesional Kependidikan di Indonesia

Disamping PGRI yang satu-satunya organisasi yang diakui oleh pemerintah juga
terdapat organisasi lain yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang
didirikan atas anjuran Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu ada juga
organisasi profesional guru yang lain yaitu ikatan serjana pendidikan indonesia (ISPI), yang
sekarang suda mempunyai nanyak devisi yaitu Ikatan Petugas Bimbingan Belajar (IPBI),
Himpunan Serjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HSPBI), dan lain-lain, hubungannya
secara formal dengan PGRI juga belum tampak secara nyata, sehingga belum didapatkan
kerjasama yang saling menunjang dalam meningkatkan mutu anggotanya.

1) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

3
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia
(PGI) tahun 1932.

Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi juga ada tiga
misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris, dan misi
kesejahteraan.

Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai penegak
dan pelaksana pendidikan nasional. Guru merupakan pioner pendidikan sehinnga dituntut
oleh UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 agar
memasuki organisasi profesi kependidikan serta selalu meningkatkan dan mengembagkan
kemampuan profesinya.

2) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan tahun 1960-an.
Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal
menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama
sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984.

Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI, yaitu: (a) Menghimpun para
sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh Indonesia. (b) meningkatkan sikap
dan kemampuan profesional para angotanya. (c) membina serta mengembangkan ilmu,
seni dan teknologi pendidikan dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan
pembangunan bangsa dan Negara. (d) mengembangkan dan menyebarkan gagasan-
gagasan baru dan dalam bidang ilmu, seni, dan teknologi pndidikan. (e) meindungi dan
memperjuangkan kepentingan profesional para anggota. (f) meningkatkan komunikasi
antaranggota dari berbagai spesialisasi pendidikan; dan (g) menyelenggarakan
komunikasi antarorganisasi yang relevan. Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam
Forum Organisasi Profesi Ilmiah (FOPI) yang terlealisasikan dalam bentuk himpunan-
himpunan. Yang tlah ada himpunannya adalah Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial
Indonesia (HISPIPSI), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Alam, dan lain sebagainya.

3) Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

4
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) didirikan di Malang pada tanggal 17
Desember 1975. Secara rinci tujuan didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
(IPBI) adalah sebagai berikut ini.

1. Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah organisasi.

2. Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan keterampilan,


teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di Indonesia di bidang
bimbingan, dengan demikian dimungkinkan pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian
tersebut dengan sebaik-baiknya.

3. Meingatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi
dan tenaga ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun
program layanan bimbingan (Anggaran Rumah Tangga IPBI, 1975).

F. Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan

Sebagai suatu organisasi profesi kependidikan yang menjadi wadah untuk


pengembangan diri di dalam berorganisasi serta sebagai wadah penampungan dan
penyelesaian masalah kependidikan, organisai kependidikan ini memiliki tujuan dalam
peningkatan kualitas pendidikan dasar .

Adapun tujuan organisai keguruan dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar adalah
sebagai berikut :

1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dan memberikan masukan-


masukan pada pemerintah dalam menyusun perencanaan pendidikandasar.

2. Pendukung (supporting agency) yang bersifat pemikiran maupun tenaga


ahli dalam penyelenggaraan, pembinaan, dan pengembangan pendidikan dasar serta
memberikan perlingdungan hukum terhdap guru dalm melaksanakan profesinya
maupun dalm tugas pengabdian kepada masyarakat.

3. Mengkritisi dan mengontrol (controling agency) dalam rangka


akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dasar.

4. Mediator (communicating agency) antara guru dengan pemerintah.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Jabatan sebagai guru akan menghadapi berbagai masalah dalam menjalaninya.


Artinya, kalangan profesional kependidikan dipandang perlu untuk membentuk suatu
organisasi profesi dan masuk di dalamnya sebagai anggota. Melalui fungsi pemersatu
organisasi ini, penyandang profesi kependidikan memiliki kekuatan dan kekuasaan dalam
menjalankan tugas keprofesiannya. Bukan hanya itu, suatu organisasi kependidikan
berupaya meningkatkan dn mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan
profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan. Banyak hal yang
bermanfaat bagi penyandang profesi kependidikan dari organisasi profesinya sendiri.
Sebab itu, dipandang penting untuk dibahas.

Organisasi kependidikan memiliki berbagai Tujuan dalam dunia kependidikan yang


merupakan manfaat adanya organisasi kependidikan. Di Indonesia ada beberapa
organisasi pendidikan sseperti PGRI dan lain sebagainya. Di dalam setiap organisasi
memiliki tujuan yang ingin dicapai bersama, yang pada hakikatnya menginginkan
kepraktisan dalam menyelesaikan masalah dan mempermudah dalam meningkatkan
kualitas out put dari dunia pendidikan.

G. Saran

Ssetelah mengetahui pengertian, macam – macam dan fungsi serta tujuan


organisasi kependidikan agar guru ataupun calon guru dapat mengaplikasikannya dalam
bentuk kerja nyata, bukan hanya sebagai pengetahuan saja sementara tidak ada kerja
nyata yang merupakan hasil karya dari partisipasi dalam organisasi kependidikan. Bentuk
partisipasi anggota profesi tidak sebatas terdaftar menjadi anggota dengan memberikan
sejumlah iuran rutin, namun lebih dalam bentuk nyata yang bersifat professional.

6
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1992. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992.

_________. 1989. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989.

Engkoswara dan Husna Asmara. 1995. Pendidikan dan Prospeknya terhadap


Pembangunan Bangsa dalam PJP II (Ilmu dan Organisasi Profesi Pendidikan). Jakarta: ISPI.

Kosasi, Raflis. 1994. Profesi keguruan. Jakarta: Rineka Citra.

Hamalik, Oemar. 1984. Pendidikan Guru; Konsep – Kurikulum – Strateggi. Bandung:


Pustaka Martiana.

________. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Saud, Udin Syaefudin. 2008. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfa Beta.

Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karaya
Nusa.

Syamsuddin, M. Abin. 1999. Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan.


Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Zanti, Sutan dan Syahmiar Syahrun. 1992. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Depdikbud.

http://maktabatelfauzy.wordpress.com/2009/11/01/organisasi-profesi-kependidikan/

http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/hakikat-fungsi-dan-tujuan-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai