Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEBGAI LANDASAN MANAJEMEN


PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Kelompok Asal 4

Muhammad Lutfi Tri Laksono

Mutia Ulfa

Yusmi Indriani Bisa

Hardianti S

Hariani

Rahmah Djabal Arfah

Nabilah Qatrunada

PENDIDIKAN IPA REGULER A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul tentang “Standar
Nasional Pendidikan Sebgai Landasan Manajemen Pendidikan”

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi karena
keterbatasan pengetahuan serta bahan referensi yang dapat dijadikan acuan. Namun, berkat
pertolongan Allah lalu bantuan berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan. Apalagi pengetahuan penyusun juga masih belum seberapa mengenai hal
yang dibahas dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif sangat kami
harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca
untuk saat ini dan dapat pula dijadikan pedoman pada masa yang akan datang. Aamiin..

Makassar, Maret 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Definisi standar pendidikan nasional................................................................................3
2.2 Definisi Standar kompetensi lulusan................................................................................3
2.3 Definisi Standar Sarana Prasarana....................................................................................6
2.4 Definisi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan......................................................8
2.5 Definisi Standar Pengelolaan...........................................................................................9
2.6 Definisi Standar Penilaian..............................................................................................11
2.7 Definisi Standar Biaya....................................................................................................12
2.8 Definisi Standar proses..............................................................................................13
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
Kesimpulan...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah proses belajar mengajar yang di lakukan dengan sengaja, sadar dan
berencana membiasakan para masyarakat sendiri mungkin untuk menggali, mengenal,
menyadari, menguasai serta mengamalkan nilai-nilai yang di sepakati bersama, di hendaki
serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan masyarkat, bangsa dan negara. Pendidikan
nasional yang berdasarkan Undang-Undang dasar Negara republik indonesia tahun 1945
berpungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakawa kepada tuhan yang
maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatid dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab, untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah
menyelanggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagai mana tercantum dalam undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Dalam UUD 1945 bahwa tujuan pembangunan adalah memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka dari itu
dalam dalam pendidikan memegang peran penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan pemerintah mempunyai kewajiban dalam melaksanakan siatiap kebijakan pendidikan
yang diambil untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut. Kebijkan pemerintah
dalam bidang pendidikan salah satu nya seperti yang telah sudah di muat dalam undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang di mencakup dasar
dan tujuan, penyelanggeraan pendidikan termasuk wajib belajar serta peran masyarakat
dalam sistem pendidikan indonesia yang baik dan lulusan berkualitas di sector jenjang
pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan yang telah
ditetapkan pemerintah mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dari delapan standar tersebut, yang
telah dijabarkan dan telah disahkan penggunaannya oleh Mendiknas adalah standar isi dan
standar kompetensi lulusan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi standar isi?
2. Bagaimana definisi Standar Kompetensi Lulusan?

1
3. Bagaimana definisi Standar Sarana Prasarana?
4. Bagaimana definisi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan?
5. Bagaimana definisi Standar Pengelolaan?
6. Bagaimana definisi Standar Penilaian?
7. Bagaimana definisi Standar Biaya?
8. Bagaimana definisi Standar proses?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi standar isi


2. Untuk mengetahui definisi Standar Kompetensi Lulusan
3. Untuk mengetahui definisi Standar Sarana Prasarana
4. Untuk mengetahui definisi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Untuk mengetahui definisi Standar Pengelolaan
6. Untuk mengetahui definisi Standar Penilaian
7. Untuk mengetahui definisi Standar Biaya
8. Untuk mengetahui definisi standar proses

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi standar pendidikan nasional

Imzakiah (2014) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, Standar
Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari definisi diatas dapat difahami
bahwa sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang
ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat.
Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang
menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap,
serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan
masyarakat dan tanah air”.

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam


rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. Menurut R Indonesia (2005) ( dalam hamza b. uno google scholar) Lingkup
Standar Nasional Pendidikan meliputi: (a)standar isi; (b)standar proses; (c)standar
kompetensi lulusan;(d)standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e)standar sarana dan
prasarana; (f)standar pengelolaan; (g)standar pembiayaan;dan (h)standar penilaian
pendidikan.

Implementasi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dijabarkan kedalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan
arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan dengan delapan standar nasional
pendidikan , yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam standar isi mencakup:

o Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
o Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
o Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan standar isi.

3
o Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
2.2 Definisi Standar kompetensi lulusan

Menurut Ainul Haris (2012) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan


adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup pengetahuan, ketrampilan dan
sikap, yang digunakan sebagai  pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran.
SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi
Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pelaksanaan SI-SKL Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24
Tahun 2006 menetapkan tentang pelaksanaan standar isi dan standar kompetensi lulusan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
Menurut LPMP  (dalam hamza b. uno google scholar) Dalam Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:
a) Pasal 2 ayat (1): Lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar: (1) isi, (2)
proses, (3) kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan
prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) penilaian pendidikan.
b) Pasal 1 butir 4: SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini lebih ditegaskan pada pasal 25 ayat (4)
kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

4
c) Pasal 25 ayat (2): SKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok
mata kuliah.
d) Pasal 26 ayat (1): SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ayat (2): SKL pada jenjang
pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Ayat (3): SKL pada jenjang pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
e) Pasal 6 (1): Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah kelompok mata pelajaran terdiri atas:
o Agama Dan Akhlak Mulia;
o Kewarganegaraan Dan Kepribadian;
o Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi;
o Estetika; Dan
o Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan.
f) Pasal 7  (1): Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ PAket C,
SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. (2) Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/ SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ PAket C, SMK/MAK, atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak
mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. (3)
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A,
atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,
matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan,
dan muatan lokal yang relevan. (4) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan
komunikasi, serta  muatan lokal yang relevan. (5) Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB/ Paket C, atau bentuk lain yang
sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan, teknologi informasi

5
dan komunikasi, serta  muatan lokal yang relevan. (6) Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan
komunikasi, serta  muatan lokal yang relevan. (7) Kelompok mata pelajaran estetika
pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C,
SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, ketrampilan, dan muatan lokal yang relevan. (8)
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket
A, SMP/MTs/ SMPLB/Paket B, SMA/MA/ SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani,
olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengatahuan alam, dan muatan lokal yang
relevan.
2.3 Definisi Standar Sarana Prasarana

Menurut yamilah (2014) Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan


secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. prasarana
pendidikan merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses
pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu pendidikan dapat
ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana.

Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah yang harus
terpenuhi sesuai dengan amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003, PP No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007.
Selain itu, juga harus memenuhi dari ketentuan pembakuan sarana dan prasarana pendidikan
yang telah dijabarkan dalam:(1) Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan; (2) Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah
Menengah Pertama Tahun 2004 dari Direktorat Pembinaan SMP; dan (3) Panduan
Pelaksanaan dan Panduan Teknis Program Subsidi Imbal Swadaya: Pembangunan Ruang
Laboratorium Sekolah Tahun 2007 dari Direktorat Pembinaan SMP. Standar sarana dan
prasarana pendidikan yang dimaksudkan di sini baik mengenai jumlah, jenis, volume, luasan,
dan Iain-lain sesuai dengan kategori atau tipe sekolahnya masing-masing.

Landasan hukum dikeluarkannya standar sarana dan prasarana yaitu berdasarkan:

1. Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab XII Pasal 45
tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan berbunyi :

6
(a) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana
yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
peserta didik.
(b)  Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah
2. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan pemerintah yang mengatur standar sarana dan prasarana tercantum dalam
peraturan pemerintah No.24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana yang
berbunyi:
Pasal 1
(1)   Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI),
sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria
minimum prasarana.
(2)   Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada
Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil
yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan
dengan kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan
kaki yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Berdasarkan PP No.24 tahun 2007, beberapa kriteria minimum standar sarana dan
prasarana yaitu sebagai berikut:

 Lahan
o terhindar dari potensi bahaya
o Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%\
o Lahan terhindar dari : pencemaran air dan udara, serta kebisingan
o mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.
o memiliki status hak atas tanah
 Bangunan

7
o memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti
tercantum pada lampiran PP No 24 tahun 2007
o Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan
o Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan,keamanan dan kenyamanan
o Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan
nyaman termasuk bagi penyandang cacat.
o Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan Bangunan gedung dilengkapi
instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt.
o Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
secara professional
o Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No. 19
Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU.
o dapat bertahan minimum 20 tahun
o Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan.

2.4 Definisi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Menurut Rina ratnasari (2012) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan di bawah ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan

1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen


pembeajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional (pasal 28 ayat 1). Yang dimaksud dengan pendidik pada
ketentuan ini adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong, pamong pelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannyaserta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen
pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah peran pendidik antara lain
sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan
atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang – undangan yang
berlaku. (pasal 28 ayat 2)
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi (pasal 28 ayat 3):
a) Kompetensi pedagogik;

8
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
b) Kompetensi kepribadian;
Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.
c) Kompetensi profesional;
Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan.
d) Kompetensi sosial
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendiidk, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar.
4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana    
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan
dapat diangkat menjadi pendiidk setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan (pasal 28
ayat 4).
5. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri (pasal 28 ayat 5).
2.5 Definisi Standar Pengelolaan

Menurut Rieny Susilowati (2012) Standar pengelolaan adalah standar nasional


pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan
menjadi tanggung jawab kepala satuan pendidikan.

Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh
Pemerintah. Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang:

9
a) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus.
b) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan
pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan minggu
c) Struktur organisasi satuan pendidikan
d) Pembagian tugas di antara pendidik
e) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan
f) Peraturan akademik
g) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana
h) Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan
hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat
i) Biaya operasional satuan pendidikan.

Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4
(empat) tahun yaitu:

1) kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian,


kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur.
2) jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya.
3) mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan pada semester gasal, semester genap,
dan semester pendek bila ada.
4) penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan lainnya.
5) buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran.
6) jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran.
7) pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai.\
8) program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-
kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara program.
9) jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang tua/wali
peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah/madrasah, untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
10) jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat Senat Akademik untuk jenjang pendidikan tinggi.
11) rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu
tahun; l. jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan untuk
satu tahun terakhir.

10
Dalam melaksanakan penjaminan mutu standar pengelolaan, sekolah perlu
memperhatikan dua hal. Pertama, kriteria minimal yang harus dicapai berdasarkan
Permendiknas No. 19 Tahun 2007, indikator operasional, dan kriteria pencapaian tujuan.
Kedua, sekolah perlu memperhatikan indikator dan kriteria keunggulan tingkat satuan
pendidikan sehingga sekolah dapat memiliki target yang lebih tinggi daripada kriteria pada
standar nasional pendidikan (SNP). Sekolah idealnya memiliki program peningkatan mutu
dan instrumen pengukuran antara lain:

a. Standar
Pengelolaan satuan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan
minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, otonomi, akuntabel, jaminan mutu,
dan evaluasi yang trasparan.
b. Kegiatan
Evaluasi, pengembangan, dan pejaminan mutu dalam penerapan prinsip-prinsip
manajemen berbasis sekolah dengan menitik beratkan pada kegiatan di bawah ini
Menerapkan standar berbasis data
1) Meningkatkan otonomi sekolah
2) Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu Melaksanakan sistem
penjaminan mutu
3) Melakukan evaluasi berkelanjutan
c. Indikator Kinerja
 Indikator Target Kinerja Pengawas
1) Melaksanakan tugas sesuai jadwal pelaksanakan tugas dengan jadwal yang
disepakati bersama dengan sekolah
2) Memiliki bukti kehadiran.
3) Mendapatkan data profil penerapan standar pengelolaan sekolah binaan melalui
pengisian instrumen penjaminan mutu kinerja.
4) Mengelola sistem informasi kinerja pembinaan.
5) Melaporkan hasil supervisi kepada Kepala Dinas Pendidikan
 Indikator Target Kinerja Sekolah
Melalui kegiatan supervisi sekolah meningkatkan kinerja dalam meningkatkan mutu
dan melaksanakan penjaminan mutu standar pengelolaan dengan indikator
operasional sebagai berikut;
o Menerapkan standar berbasis data
o Melakukan evaluasi kinerja
o Mengolah data hasil evaluasi kinerja
o Mengelola data kinerja yang diintegrasikan pada sistem informasi sekolah
o Menafsirkan hasil evaluasi

11
o Menggunakan hasil evaluasi untuk mengambil keputusan perbaikan mutu.
o Meningkatkan otonomi sekolah
o Menetapkan keputusan bersama
o Meningkatkan akurasi keputusan berbasis data
o Menetapkan target mutu dengan dasar pertimbangan hasil evaluasi
o Menetapkan standar pengelolaan tingkat satuan pendidikan.
o Mensosialisasikan data secara trasparan
o Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu
o Menetapkan indikator pencapaian target
o Menetapkan kriteria minimal pencapai target.
o Mengembangkan pentahapan kegiatan meliputi plan, do, chek, dan act

2.6 Definisi Standar Penilaian

Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution(dalam marito 2012) mengartikan


penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.

Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau


mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan
tentang nilai.

Menurut Akhmat Sudrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan
nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif tersebut  secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas,
penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa
kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan
kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses
pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang
pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan
kurikukulum itu sendiri.

12
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;


2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga
melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 64 ayat

(1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar
dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
(2)  menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk
a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan
c) memperbaiki proses pembelajaran.

Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat
dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan
produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor
semester satu. Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek,
pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk
mengisi nilai rapor pada semester dua.[9]
2.7 Definisi Standar Biaya

Menurut Imzakiah (2014) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005,
Standar Nasional Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari definisi diatas dapat
difahami bahwa sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan
13
yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat.
Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang
menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap,
serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan
masyarakat dan tanah air”.

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam


rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.

Standar Pembiayaan adalah  kriteria mengenai komponen dan besarnya  biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

Ada tiga macam biaya dalam standar ini :

1. Biaya investasi satuan pendidikan yaitu biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
2. Biaya personal sebagaimana adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
3. Biaya operasi satuan pendidikan, meliputi :
 Gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan
 Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak
langsung seperti air, pemeliharaan sarana dan prasarana, pajak, asuransi, lain
sebagainya.
2.8 Definisi Standar proses

Menurut nurul  fauziah (2017) Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan


pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk
mencapai kompetensi lulusan. Standar proses mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran.

Menurut Noviastrini chemsunj (2010) Standar proses pendidikan adalah suatu bentuk


teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam
pelaksanaan pembelajaran.

14
Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan sangat berarti, jadi untuk meningkatkan mutu pendidikan kita harus
menetapkan standar pendidikan mengingat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang
penting dalam kehidupan bangsa, membuat segala pihak berasumsi dengan arti serta
pendefinisian yang berbeda-beda, hal tersebut bisa saja berdampak buruk bagi pemikiran
orang awam. Di karenakan orang awam (orang tidak berpindidikan) belum mengerti/paham
mengenai dunia pendidikan.

Standar pendidikan sangat berperan penting agar para siswa dan pengajar dapat
memahami dan tanggap mata pelajaran yang di ajarkan. Standar Nasional Pendidikan
berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu Standar Nasional Pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang sistem


pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan yang telah
ditetapkan pemerintah mencakup Standar isi, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar penilaian,
standar biaya dan Standar Proses.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi,A.2018. Manajemen Pendidik Sesuai Dengan Standar Nasional Pendidikan.


Universitas Pamulang. Link:
https://www.academia.edu/36947800/MANAJEMEN_PENDIDIK_SESUAI_DENGA
N_STANDAR_NASIONAL_PENDIDIKAN

Khalimi. Pembelajaran Akidah-Akhlak. Jakarta: Dirjen Pendis Departemen Agama Republik


Indonesia. 2009.

Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan


Kurikulum 2013). Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2013.

Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja


Rosdakarya. 2012.

Majid, Abdul, Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media. 2014.

Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2014.

17

Anda mungkin juga menyukai