Nurul Izzah - Intermediate Bab 6
Nurul Izzah - Intermediate Bab 6
Laporan keuangan yang menggunakan pengukuran yang berbeda-beda dalam situasi yang
berbeda biaya historis untuk peralatan, nilai realisasi neto untuk persediaan, nilai wajar untuk
investasi. menurut pedoman terbaru IASB terkait pengukuran nilai wajar, ukuran nilai wajar
yang paling berguna adalah yang berdasarkan pada harga pasar di pasar aktif. dalam hierarki
nilai wajar, hal ini disebut sebagai level 1 ingat bahwa ukuran nilai wajar level 1 adalah yang
paling dapat diandalkan karena ukuran tersebut didasarkan pada harga kuotasian, seperti
misalnya penutupan harga saham.
1. WESEL. Nilai piutang dan utang jangka panjang yang tidak memiliki suku bunga yang
dinyatakan atau lebih rendah dari suku bunga pasar.
2. SEWA. Menilai aset dan kewajiban yang harus di kapitalisasi dalam sewa jangka
panjang dan mengukur jumlah pembayaran sewa dan amortisasi aset sewaan tahunan.
5. KOMPENSASI BERBASIS SAHAM. Menentukan nilai wajar dari jasa penerima kerja
dalam program kompensasi opsi saham.
7. PENGUNGKAPAN. Mengukur nilai arus kas masa depan dari cadangan minyak dan
gas untuk pengungkapan informasi tambahan.
Sifat Bunga
Bunga (interest) adalah pembayaran atas penggunaan uang. bunga merupakan kelebihan
kas yang diterima atau dibayar atas sejumlah uang yang dipinjamkan atau dipinjam (pokok
Principal). Pemberi pinjaman umumnya menyatakan jumlah bunga sebagai suku bunga selama
periode tertentu. kebiasaan mengungkapkan bunga sebagai tingkat presentasi adalah membentuk
praktik bisnis. pada kenyataannya manajer bisnis membuat keputusan investasi dan pinjaman
atas dasar suku bunga yang terkait bukan pada jumlah uang aktual dari bunga yang akan diterima
atau dibayarkan.
3. Waktu jumlah tahun atau bagian pecahan dari tahun dimana pokok masih terutang.
Semakin besar jumlah pokok, Semakin besar jumlah uang dari bunga.
Semakin tinggi suku bunga, Semakin besar jumlah uang dari bunga.
Semakin lama jangka waktu, Semakin besar jumlah uang dari bunga.
Bunga Sederhana
Bunga = p x i x n
Dimana :
p = pokok
n = jumlah periode
Bunga Majemuk
Kita menghitung bunga majemuk atas nilai pokok dan atas setiap bunga yang diperoleh
yang belum dibayar atau ditarik. bunga ini adalah imbal hasil (atau pertumbuhan dari) nilai
pokok untuk dua atau lebih periode waktu. pemajemukan menghitung bunga tidak hanya atas
nilai pokok tetapi juga atas yang diperoleh sampai waktu tertentu atas nilai pokok tersebut
dengan asumsi bahwa bunga dibiarkan tersisa pada deposito.
Sejarah jelas, setiap investor yang rasional akan memilih bunga majemuk, jika tersedia,
daripada bunga sederhana. bunga majemuk adalah perhitungan bunga yang umum diterapkan
dalam situasi bisnis. hal ini terjadi terutama dalam perekonomian kita di mana perusahaan
menggunakan dan mendanai aset jangka panjang bernilai besar selama jangka waktu yang lama.
manajer keuangan melihat dan mengevaluasi peluang investasi mereka dalam bentuk
serangkaian imbal hasil periodik, yang masing-masing dapat diinvestasikan kembali untuk
menghasilkan imbal hasil tambahan. bunga sederhana biasanya hanya berlaku untuk investasi
jangka pendek dan utang jangka waktunya 1 tahun atau kurang.
Rumus untuk menentukan faktor nilai masa depan (Future value factor-FVF) adalah:
FVFn.i=(1+i)n
dimana
FVFn.i = faktor nilai masa depan untuk n priode pada bunga i
n = jumlah priode
i = suku bunga untuk priode tunggal
Kalkulator keuangan memasukan perihutangan FVFn.i yang sudah terprogram dan rumus
nilai waktu dari uang yang lainnya. Selama pembahasan kita tetntang tabel bunga majemuk,
perhatikan penggunaan dengan sengaja istilah periode dan bukannya tahun. Bungan
umumnya dinyatakan dalam tingkat (rate) tahunan. Untuk mengonversi “suku bungan
tahunan” ke dalam “suku bunga periode compounding”, perusahaan membagi suku bunga
tahunan dengan jumlah periode compounding per tahun. Selain itu, perusahaan
menentukan jumlah priode dengan mengalihkan jumlah tahun dengan jumlah priode
coumpounding per tahun.
Variabel Dasar
Berikut ada empat variabel dasar untuk semua masalah bunga majemuk, yaitu:
VARIABEL DASAR
1. SUKU BUNGA. Suku bunga ini adalah suku bunga tahunan yang harus disesuaikan
untuk mencerminkan panjang periode compounding jika kurang dari satu tahun
2. JUMLAH PERIODE WAKTU. Ini adalah jumlah periode compounding.
3. NILAI MASA DEPAN. Nilai pada masa depan dari jumlah tertentu atau yang
diinvestasikan dengan asumsi bunga majemuk.
4. NILAI SEKARANG. Nilai sekarang (waktu kini) dari jumlah masa depan atau jumlah
yang didiskontokan dengan asumsi bunga majemuk.
Di mana
PV = nilai sekarang
FV = nilai masa depan
PVFn.i = faktor nilai sekarang selama n periode pada bunga i
n=?
Diagram Waktu
PV = $800.000 I=? FV = $1.409.870
n=5
FV = PV (FVF5.i) PV = FV (PVF5.i)
Anuitas
Anuitas menurut defenisi, memerlukan hal-hal berikut:
1. Pembayaran atau penerimaan secara berkala dalam jumlah yang sama.
2. Interval yang sama panjang di antara sewa tersebut
3. Compounding bunga dilakukan sekali setiap interval
Nilai masa depan anuitas adalah jumlah seluruh sewa ditambah akumulasi bunga
majemuk dari sewa tersebut. Anuitas diklasifikasikan sebagai anuitas biasa dan anuitas jatuh
tempo.
Rumus akan memberikan cara yang lebih efisien untuk mengungkapkan nilai masa depan
dari anuitas biasa sejumlah 1. Rumus ini menjumlahkan masing-masing sewa dengan bunga
majemuk, sebagai berikut.
FVF-OAn.i = ((1+i)n – 1) / I
R = sewa periodik
FVF-OAn.i = nilai masa depan dari faktor anuitas biasa selama n periode pada bunga i
Analisis anuitas biasa sebelumnya mengasumsikan bahwa sewa periodic terjadi pada
akhir setiap periode. Anuitas jatuh tempo mengasumsikan bahwa sewa periodic terjadi pada awal
setiap periode. Hal ini berarti anuitas jatuh tempo juga akan mendapatkan bunga pada periode
pertama (berbeda dengan sewa anuitas biasa, yang tidak mendapat bunga pada periode pertama).
Dengan kata lain, kedua jenis anuitas tersebut berbeda dalam jumlah periode akumulasi bunga
yang dilakukan.
Jika sewa terjadi pada akhir periode (anuitas biasa), maka dalam menentukan nilai masa
depan dari anuitas, jumlah periode terhitung akan berjumlah satu periode lebih sedikit
dibandingkan dengan jika sewa terjadi pada awal periode (anuitas jatuh tempo). Untuk
mendapatkan nilai masa depan dari faktor anuitas jatuh tempo, kalikan nilai masa depan dari
faktor anuitas biasa dengan 1 ditambah suku bunga.
Penggunaan nilai jumalah setiap sewa, suku bunga, dan jumlah periode memungkinkan
untuk menentukan nilai keempat yang belum diketahui yaitu nilai masa depan. Dua masalah nilai
masa depan pertama yang telah disajikan menggambarkan perhitungan dari (1) jumlah nominal
sewa dan (2) jumlah periode sewa. Masalah ketiga menggambarkan perhitungan nilai masa
depan dari anuitas jatuh tempo.
Perhitungan Sewa
Asumsikan bahwa anda berencana untuk mengumpulkan uang sebesar $14.000 untuk
pembayaran uang muka apartemen kondominium 5 tahun dari sekarang. Selama 5 tahun ke
depan, anda mendapatkan imbal hasil tahunan sebesar 8% yang dimajemukkan setiap semester.
Berapa banyak uang yang harus anda depositokan pada setiap akhir periode 6 bulanan?
Jumlah $14.000 adalah nilai masa depan dari 10 (5x2) kali pembayaran semesteran pada
akhir setiap periode dari jumlah yang tidak diketahui, pada suku bungan 4% (8% ÷ 2). Dengan
menggunakan rumus untuk nilai masa depan dari anuitas biasa, dapat ditentukan jumlah nominal
setiap sewa sebagai berikut.
$14.000 = R (FVF-OA10.4%)
$14.000 = R (12,00611)
R = $1.166,07
Uang sejumlah $117.332 tersebut merupakan nilai masa depan dari n(?) kali deposito
sejumlah $20.000, pada suku bunga tahunan 8%. Dengan menggunakan nilai masa depan dari
rumus anuitas biasa, perusahaan memperoleh nilai faktor berikut.
(FVF-OAn.4%) = $117.332/$20.000
R = 5,86660
Untuk mempersiapkan dana pensiunnya, seorang montir, sekarang bekerja pada akhir
pekan. Montir tersebut mendepositokan sejumlah $2.500 pada hari ini di rekening tanbungan
yang mendapatkan bunga 9%. Ia berencana untuk mendepositokan $2.500 setiap tahun selama
30 tahun. Berapa banyak uang tunai yang akan dikumpulkan di rekening tabungan pensiun
terseut ketika ia pensiun 30 tahun dari sekarang?
1. Nilai masa depan dari anuitas biasa dari 1 untuk 30 periode pada bunga 9% 136,30754
2. Nilai faktor x 1,09
3. Nilai masa depan dari anuitas jatuh tempo dari 1 untuk 30 periode pada bunga 9% 148,57522
4. Sewa periodik x $2.500
5. Akumulasi nilai deposito pada akhir 30 tahun $371.438
Metode bunga efektif menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan presentase
konstan dari nilai tercatat obligasi. Oleh karena presentase yang digunakan adalah suku bunga
efektif yang dikenakan kepada peminjaman pada saat penerbitan, metode bunga efektif yang
dikenakan kepada peminjam pada saat penerbitan, metode bunga efektif menghasilkan pengaitan
beban dengan pendapatan.
1. SUKU BUNGA MURNI (2%-4%) adalah tinggkat yang dikenakan pemberi pinjaman jika
tidak ada kemungkinan gagal bayar (default) dan tidak ada ekspektasi inflasi.
2. SUKU BUNGA INFLASI YANG DIHARAPKAN, (0%-?) pemberi pinjaman menyadari
bahwa dalam perekonomian yang mengalami inflasi, mereka akan dibayar kmbalidimasa
depan dengan uang yang berharga lebih kecil daripada saat ini.
3. SUKU BUNGA RISIKO KREDIT (0%-5%) pemerintah memiliki seikit atau tidak ada resiko
kredit (yaitu resiko tidak membayar) ketika menerbitkan obligasi.