Anda di halaman 1dari 25

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

Oleh :

Ni Made Winda Permatasari (P07120219076)

S.Tr Keperawatan / I B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2019/2020
Tugas Komunikasi Dalam Keperawatan

1. Membuat Ringkasan Materi Yang dibaca


2. Membuat soal multiple coice (mc), dengan lima alternative jawaban
(a,b,c,d,e).

A. RINGKASAN MATERI KONSEP KOMUNIKASI UMUM


1. Pengertian Konsep Komunikasi Umum Dan Para Ahli
Kata atau istilah “ komunikasi“ (bahasa inggris “communication“)
berasal dari
BahasaLatin“communicatus”yangberarti“berbagi”atau”menjadi milik
bersama“.Dengan demikian ,kata komunikasi menurut kamus besar bahasa
mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mecapai kebersamaan.

Pengertian komunikasi dari berbagai para Ahli


1. Menurut Webster New Collegiate Dictionary
Dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi di antara individu melalui sistem lambang - lambang ,tanda
–tanda atau tingkah laku.
2. Hovland ,Janis & Kelley
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator )menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata
-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang –
orang
3. Bereleson & steiner
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi,gagasan .emosi,keahlian Dan lain - lain, melalui penggunaan
simbol – simbol seperti kata- kata ,gambar angka -angka ,dan lain –
lain.

4. Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan“siapa”mengatakan “apa” dengan saluran “apa” kepada
siapa “ dan “dengan akibat apa”atau hasil “apa”.

5. Barnlund

Komunikasi timbul di dorong oleh kebutuhan – kebutuhan


untuk mengurangi rasa ketidakpastiaan , bertindak secara efektif ,
mempertahankan atau memperkuat ego.

6. Weaver

Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran


seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.

7. Gode

Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari


semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi
dimiliki oleh dua orang atau lebih.

Jadi kesimpulan menurut para Ahli

Dari berbagai definisi tentang ilmu  komunikasi tersebut di atas,


terlihat bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut
pandangnya dalam melihat komunikasi. Masing-masing memberikan
penekanan arti, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda..Hal ini
menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial adalah
suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner. Definisi Hovland Cs, memberikan
penekanan bahwa tujuan komunikasi adalah mengubah atau membentuk
perilaku..Definisi Berelson dan Steiner, menekankan bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian, yaitu penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian, dan lain-lain. Definisi Lasswell, secara eksplisit dan kronologis.

2. Tujuan komunikasi

Tujuan komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan


pemahaman atau pengertian bersama, memahami atau mengerti bukan berarti
harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan
sikap,pendapat,perilaku,ataupun perubahan secara sosial.

1. Perubahan sikap (attitude change)


Seorang komunuikan setelah menerima pesan kemudian
sikapnya berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi
kita berusaha memengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang
lain bersikap positif sesuai keinginan kita.
2. Perubahan pendapat (opinion change)
Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat
sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa
yang dimaksud komunikator, maka akan tercipta pendapat yang
berbeda-beda bagi komunikan. Contohnya berita yang disampaikan
oleh surat kabar. Informasi dapat diterima khalayak dalam waktu
bersamaan, namun opini/pendapat yang muncul tiap individu berbeda-
beda.
3. Perubahan perilaku (behavior change)
Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun
tindakan seseorang, dari perilaku yang destruktif (tidak mencerminkan
perilaku hidup sehat, menuju perilaku hidup sehat). Contohnya
kampanye kesehatan misalnya mengenai merokok menyebabkan
gangguan kesehatan. Misalnya setelah mengikuti kampanye tersebut
seorang perokok kemudian berusaha mengurangi/berhenti merokok.
4. Perubahan sosial (social change)
Proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja
meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Contohnya di
perkantoran, sering kali terjadi komunikasi yang dilakukan bukan
untuk menyampaikan informasi atau memengaruhi sikap semata,
tetapi terkadang terdapat maksud implisit di dalamnya yakni untuk
membina hubungan baik.

3. Manfaat komunikasi
Adapun manfaat komunikasi secara umum :
1. Menyelesaikan masalah lebih cepat
Ketika didapati sebuah masalah maka biasanya selalu ada diskusi
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Apabila orang-orang yang terlibat
tidak dapat saling berkomunikasi secara efektif, maka akan lebih susah
untuk mengerti maksud
dari pembicaraan. Dampaknya adalah lebih sulit untuk mencari akar
permasalahan yang akhirnya membutuhkan waktu lebih lama untuk
menemukan solusinya.

2. Meningkatkan produktivitas
Semakin besar perusahaan maka semakin kompleks pula struktur
organisasinya dan cara komunikasi antar karyawan. Contoh dalam
perusahaan teknologi apabila komunikasi antara project manager dengan
anggota tim teknis yang lain tidak efektif, bayangkan saja berapa lama
waktu tidak produktif yang harus dihabiskan hanya untuk membuat para
teknisi mengerti apa yang dimaksud oleh project manager. Jadi semakin
efektif komunikasinya maka semakin cepat orang lain mengerti apa yang
dibicarakan sehingga eksekusi pun lebih cepat.
3. Hubungan kerjasama yang lebih baik
Suatu bisnis akan berkembang lebih cepat apabila terjalin kerjasama
dengan pihak lain. Contoh katakanlah ada usaha toko roti yang ingin
meningkatkan jumlah produksi per harinya. Pastinya untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku roti tersebut apabila hanya membeli eceran seperti
biasa pasti biaya yang dikeluarkan akan semakin mahal. Berbeda halnya
apabila melakukan kerjasama dengan pemasok yang akhirnya mendapatkan
harga spesial yang pastinya akan lebih menghemat pengeluaran.

4. Unsur - unsur komunikasi

Komuikasi dapat terjadi apabila di dukung dengan unsur-unsur dalam


komunikasi yang meliputi sumber, pesan, media, penerima, efek, serta umpan
balik. Unsur ini biasa disebut sebagai komponen atau elemen dari komunikasi.
Faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam
mendukung terjadinya proses komunikasi sehingga secara lengkap unsur dalam
komunikasi meliputi : source, message, channel, receiver, efek, dan lingkungan.

Hubungan antara unsur-unsur tersebut tergambar dalam uraian berikut :

1. Source / Pengiriman /Encoder /Sender


Sumber atau komunikator merupakan pemrakarsa atau orang yang pertama
memulai terjadinya proses komunikasi. Hal ini disebabkan karena semua
peristiwa komunikasi akan melibatkan dan tergantung dari sumber sebagai
pembuatan atau pengirim komunikasi ..
Dalam konteks hubungan timbal balik , sumber yang mengirimkan sebuah
pesan itu akan berganti menjadi penerima pesan , hal ini terlihat pada proses
hubungan antara perawat dan klien
2. Message / Pesan / Content atau Information
Pesan adalah produk utama dalam komunikasi , pesan berupa lambang –
lambang yang menjalankan ide / gagasan, sikap, perasaan, praktik, atau tindakan.
Pesan ini dapat berbentuk kata – kata tertulis, lisan, gambar – gambar, angka –
angka, benda gerak – gerik, atau tingkah laku, dan berbagai bentuk tanda – tanda
lainnya. Pesan yang biasanya di sampaikan berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat, maupun propaganda yang merupakan ide, pendapat, pikiran,
maupun saran dari pengiriman pesan.

3. Channel / Media
Merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk memindahkan
pesan dari pihak satu ke pihak lainnya .

4. Reciver/Penerima/Decoder/Audience/Komunikan
Dalam proses komunikasi, keberadaan penerimaan pesan tergantung adanya
sumber berita,mungkin tidak ada penerimaan pesan jika tidak ada sumber berita.
Karakteristik
a. Budaya
b. Teknik atau cara penyampaian
c. Tingkat pemahaman
d. Waktu
e. Lingkungan fisik dan psikologis
f. Tingkat kebutuhan

5. Efek atau pengaruh


Efek merupakan perbedaan antara apa yang difikirkan,dirasakan,dan
dilakukan penerima pesan sebelum dan sesudah menerima pesan.Pengaruh bisa
diartikan sebagai hal yang diinginkan oleh sumber pembawa pesan, yaitu suatu
perubahan sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik setelah menerima pesan.
Karena perubahan sikap dan tingkah laku tersebut adalah sasaran atau tujuan
akhir dari proses komunikasi.

6. Lingkungan
Merupakan situasi tertentu yang dapat memengaruhi proses komunikasi mulai
dari sumber yang menyampaikan pesan sampai pada efek atau pengaruh pesan
terhadap penerima pesan .Faktor-fakor yang dimungkinkan untuk situasi-situasi
tertentu antara lain sebagai berikut :
a. Lingkungan sosial budaya
b. Lingkungan psikologis
c. Lingkungan fisik
d. Dimensi waktu

Jadi kesimpulannya, keenam unsur tersebut saling berpengauh dan saling


mengisi. Apabila salah satu dari unsur tersebut tidak berfungsi,maka proses
komunikasi tidak berjalan secara efektif.

5. Model komunikasi
1. Model linear

Ada banyak model linear namun kita akan mendiskusikan model Laswell
yang tertuang dalam definisi komunikasi, komunikasi adalah sebuah jawaban
terhadap pertanyaan WHO says WHAT to WHOM through WHICH CHANNEL
and with WHAT EFFECT? Model ini dikembangkan berdasarkan pemikiran
psikologis S-M-R di mana proses komunikasi berarah linear dari Source-
Message-Receiver. Menurut model ini, efek komunikasi, sangat bervariasi
tergantung dari tujuan komunikasi, misalnya aktivitas komunikasi untuk :

a. Mengirimkan informasi tentang sebuah produk.


b. Menghibur audiens melalui kemasan informasi produk dengan kata-kata
verbal dan visualisasi.
c. Membangkitkan audiens sehingga mempengaruhi pendengar untuk
membeli produk tersebut.

2. Model interaksi
Ada banyak model interaksi yang mana kita akan mendiskusikan
tentang model Wilbur Schramm. Menurut Schramm komunikasi merupakan
usaha membangun suatu Commonness, jadi persoalannya terletak pada apa
yang coba dibangun oleh sumber harus mendapat makna yang sama dengan
penerima. Proses ini dinilai dari sumber yang melakukan encode terhadap
pesan, jadi sumber mengolah pesan kedalam suatu bentuk yang dapat di
pindahkan kepada penerima, penerima akan melakukan decode atas pesan
tersebut. Menurut Schramm, efektifitas komunikasi itu terjadi karena sumber
dan penerima memahami makna yang sama.

3. Model Transaksional
Model ini mengatakan bahwa suatu aktivitas komunikasi dikatakan
efektif jika terjadi transaksi antara pengirim pesan dan penerima pesan.
Model di atas sebenarnya menggambarkan komunikasi antar personal yang
dilakukan oleh dua partisipan komunikasi yakni A dan B sebagai berikut :
a. Partisipan A merupakan sumber komunikasi yang melakukan encode
atau menyusun gagasan yang ingin dia sampaikan kepada patisipan B.
b. Hasil encode adalah pesan yang akan dikirimkan melalui media
tertentu.
c. Partisipan B sebagai sasaran atau penerima akan melakukan decode
terhadap pesan yang dia terima melalui media tertentu.
d. Pesan adalah sesuatu yang menjadi maksud atau isi dari gagasan yang
dialihkan dari kedua partisipan, dalam istilah komunikasi disebut
common language.
e. Reaksi dari partisipan B akan dikirimkan kembali kepada A, disini
kedudukan B berubah menjadi seorang sumber komunikasi dan A
menjadi penerima. Partisipan B akan melakukan proses yang sama
seperti pada a,b, dan c.
f. Partisipan A dan B masing-masing memiliki field of experience yang
berbeda yang mempengaruhi interpretasi atau pesan.
g. Dalam keseluruhan proses pengiriman dan penerimaan pesan terdapat
noise atau gangguan yang menghambat laju peralihan pesan.

6. Jenis komunikasi
Jenis komunikasi sebagaimana disampaikan oleh Widjaja (2000 ) dibedakan
menjadi 5 macam yaitu
1. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara
tertulis,baik dengan tulisan manual maupun tulisan dari media.Jenis
komunikasi ini dapat berupa surat,surat kabar atau media masa atau
media elektronik yang disampaikan dalam bentuk tulisan.Dalam
komunikasi keuntungan komunikasi tertulis adalah dapat dibaca
berulang-ulang,dapat dijadikan bukti otentik,biaya minimal,dapat di
dokumentasikan dan bersifat tetap.Sedangkan kekurangannya
memerlukan dokumentasi yang cukup banyak,kadang-kadang tidak
jelas,umpan balik dapat berlangsung dengan waktu yang cukup lama
dan sebagainya.

2. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan secara
lisan.Komunikasi ini dapat dilaksanakan secara langsung dengan
percakapan tatap muka,maupun secara tidak langsung melalui
telepon.Keuntungan dari komunikasi ini dapat dilakukan secara cepat,
langsung,jelas dan kemungkinan salah paham kecil karena proses
umpan balik dapat terlaksana kecuali komunikasi yang sifatnya satu
arah dan formal. Sedangkan kekurangan komunikasi ini adalah bahasa
yang digunakan harus dimengerti oleh komunikan,membutuhkan
pengetahuan yang cukup agar komunikasi yang dilaksanakan
berlangsung lancar.
3. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang terjadi dengan menggunakan mimik atau bahasa
tubuh,pantonim,dan atau bahasa isyarat.
Dimbley dan Buton,(1992) mengatakan bahwa bahasa tubuh
mempunyai beberapa unsur,antara lain:
A. Gerak Tubuh
Adanya gerak tubuh yang terjadi pada saat komunikasi,baik
gerakan yang dilakukan,komunikator maupun komunikan
menunjukkan adanya interaksi
aktif dari diri seorang.
B. Ekspresi Wajah
Ungkapan perasaan seseorang dapat dilihat dari ekspresi
wajahnya terutama lokasi sekitar mata dan mulut.Seperti
kegembiraan, kesedihan,kebingungan,atau kejengkelan dapat
dilihat dari eksperesi wajah seseorang,bahkan tulus tidaknya
senyuman seseorang dapat dilihat dari ekspresi seseorang.
C. Pandangan
Komunikasi yang baik dilakukan dengan adanya kontak
mata,ketika berbicara,komunikator perlu memandang
komunikan. Pandangan adalah hal penting dalam menilai
tanda-tanda non verbal.Tatapan atau pandangan yang tajam
kepada seseorang bisa berarti kekaguman atau bentuk
perlawana.Pandangan yang jauh ketika berbicara bisa berarti
kesedihan atau ada sesuatu yang difikirkan.

D. Postur
Ketika berkomunikasi dengan postur sedikit
membungkuk,berdiri tegak atau dengan menopang tangan
dipinggang memberikan arti dan suasana komunikasi yang
berbeda.
E. Jarak Tubuh dan Kedekatan
Unsur ini juga cukup mempengaruhi dalam proses komunikasi
non verbal.Kenyamanan komunikasi bisa dinilai dari jarak
tubuh yang diperlihatkan,seseorang yang sudah kenal akrab
dan dekat mungkin lebih nyaman kalau komunikasi dilakukan
dengan posisi yang saling berdekatan,namun berbeda bila
komunikasi tersebut dengan orang lain.Jarak tubuh ini juga
sangat tergantung pada usia,jenis kelamin,hubungan
kedekatan,dan budaya yang berlaku.
F. Sentuhan
Ungkapan perhatian,empati dan kasih sayang dapat
diungkapkan melalui sentuhan.Makna sentuhan ini berbeda
tergantung dari sifat dan derajat hungan,serta kedudukan
seseorang.Sentuhan seorang Perawat kepada pasien bisa
memberikan pesan tentang adanya perhatian dan keseriusan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
G. Pakian
Jenis pakian,rambut,perhiasan,dan rias wajah seseorang
berbicara banyak tentang kepribadiaan,peran,pekerjaan,status
dan suasana hati seseorang serta ungkapan pesan yang ingin
disampaikan seseorang.Dalam kehidupan sehari-hari pakian
berwarna hitam seolah-olah menjadi simbol kesedihan
sedangkan warna merah muda seakan-akan menjadi ungkapan
rasa kasmaran atau kebahagiaan.

7. Faktor - faktor penghambat komunikasi

Beberapa faktor penghambat komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Status sosial
Berkomunikasi tampak lebih santai dan tak ada halangan atau
hambatan yaitu situasi yang akan berbeda jika kita berkomunikasi
dengan orang lain, kita masih harus berpikir agamanya apa, tingkat
pendidikannya bagaimana, ideologinya bagaimana, tingkat
kehidupannya seperti apa, posisinya sebagai apa. Maka untuk
mendapatkan komunikasi yang efektif, faktor tersebut perlu untuk
diperhatikan karena pergaulan kita sudah bukan pergaulan yang
bersifat tidak pribadi lagi, selalu dinamis, dan harus menempatkan diri
pada kondisi pergaulan yang rasional.

2. Status psikologis
Dalam kondisi masih marah, kecewa, cemas, iri hati, bingung,
dan pikiran kalut baik komunikator maupun komunikan terlebih
dahulu harus dipersiapkan. Kita sebagai seorang perawat harus bisa
mengesampingkan kondisi amarahnya, rasa kecewa, kecemasan,
perasaan iri hati, kebingungan, dan kekalutanya saat akan
berkomunikasi dengan pasien, agar tidak terjadi kebuntuan dalam
hubungan komunikasi antar perawat dengan klien.
3. Sosial budaya
Manusia berada pada tingkat keanekaragaman budaya, ras,
norma, kebiasaan, bahasa, gaya hidup, postur tubuh, warna kulit, dan
sebagainya. Keanekaragaman itulah yang membuat manusia harus
beradpatasi dalam pergaulan dan berkomunikasi,komunikasi akan
berjalan lancar jika suatu pesan yang disampaikan komunikator
diterima oleh komunikan secara tuntas, yaitu diterima dalam
pengertian received atau secara indrawi dan dalam pengertian accepted
atau secara rohani. Maka dari itu keanekaragaman tersebut
mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri dalam rangka
menyelami, memahami, dan mengondisikan diri sendiri dalam
keterlibatan komunikasi.
4. Prasangka
Prasangka merupakan upaya menarik kesimpulan tanpa
menggunakan pikiran secara rasional sehingga dalam menarik sebuah
kesimpulan tingkat kesalahannya sangat tinggi, dan hal ini akan
memengaruhi/menghambat dalam berkomunikasi. Prasangka juga
sudah membuat seseorang tidak lagi menggunakan logikanya dan
selalu tidak berpikir objektif sehingga apa yang didengar dan apa yang
dilihat selalu dinilai negatif.
5. Hambatan sematis
Faktor sematis disebabkan karena faktor bahasa yang
digunakan oleh komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran
dan perasaannya kepada komunikan. Jenis komunikasi yang
menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal terkadang di
dalamnya didapatkan kesalahan dalam menganalisis maupun
mempersiapkan sebuah isi pesan. Jika salah mempersiapkan sebuah
kata akan mengakibatkan salah dengar, salah pengucapan, salah tafsir,
salah pengertian dan hinga akhirnya menyebabkan salah
berkomunikasi (miscommunication).
6. Lingkungan
Lingkungan yang berisik dan tidak bersahabat akan
menghambat dalam upaya menerjemahkan isi pesan. Hal ini karena
akan menggangu konsenterasi dalam mempersiapkan isi pesan yang
disampaikan. Untuk itu, walaupun lingkungan sudah tidak bisa
dihindari, perlu adanya kejelasanartikulasi dan pengucapannya, serta
bila perlu menggunakan pengeras suara untuk memperjelas isi pesan.
7. Hambatan mekanis
Hambatan yang bersifat mekanik menitikberatkan pada
hambatan yang terjadi di salurannya dan sulit diatasi oleh
komunikator. Komunikasi melalui telepon perlu adanya pengulangan
isi pesan sampai dengan isi pesan tersebut bisa dipersiapkan dan
diartikan sesui dengan kehendak komunikator.

B. RINGKASAN MATERI KONSEP KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Suatu pengalaman bersama antara ners pasien yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah pasien (Mudzakir,2006).
Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung baik secara verbal dan non verbal (Mulyana, 2000).
Komunikasi yang direncanakan secara
sadar dan bertujuan serta kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan
pasien dan merupakan komunikasi komunikasi profesional yang mengarah
pada tujuan untuk penyembuhan pasien ( Purwanto, 1994). Jadi,
komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat
untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan
psikologis, belajar dan bagaimana berhubungan dengan orang lain.
2. Tujuan komunikasi terapeutik
 Pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (perawat) dapat
dimengerti oleh penerima (pasien) sehingga perawat dapat
mengambil tindakan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
 Membantu/mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan nya
(yang dirasakan oleh pasien) tanpa rasa ragu akan diketahui
kerahasiaannya oleh orang lain sehingga perawat dapat meberikan
tindakan keperawatan secara efektif.
 Menggerakkan/mempengaruhi orang lain (pasien) dan dirinya
sendiri untuk melakukan suatu kearah perbaikan/penyembuhan.
3. Prinsip – prinsip komunikasi terapeutik
 Perawat harus mempunyai kesadaran diri, artinya kemampuan
seseorang untuk menghayati dan memahami dirinya sendiri,baik
perilaku,perasaan,maupun pikirannya sendiri. Perawat yang
memahami dan menerima dirinya sendiri akan menghargai
perbedaan dan keunikan orang lain. Empat kompenen kesadaran
diri yang saling berhubugan, yaitu psikologi,fisik,lingkungan,dan
filosofi.
 Perawat harus mampu mengenali dirinya sendiri. Cara untuk dapat
mengenali dirinya sendiri, yakni dengan mendengarkan diri sendiri
dan belajar mendengarkan dan menerima pendapat orang lain
walaupun kadang menyakitka, terutama apabila perawat
mempunyai konflik diri ideal yang tinggi.
 Perawat harus memahami/mengerti kebutuhan orang lain (pasien)
baik kebutuhan fisik, mental, maupun spiritual. Adanya sikap
saling menerima, saling percaya dan saling menghargai anatara
kedua belah pihak.
 Ciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas
berkomunikasi tana rasa takut dan tejamin kerahasiaan nya
sehingga pasien mempunyai keinginan/dorongan untuk mengubah
dirinya dan mencari solus masalah kesehatan yang dialaminya.
 Mampu menentukan batas waktu yang diperluakan sesuai dengan
keutuhan.
 Klarifikasi Nilai Nilai yang dianut oleh pasien sangat beragam dan
setaia individu memiliki sistem nilai yang berbeda untuk itu
perawa harus memahami dan menghormati setip perbedaan nilai
yang dianut oleh pasien.
 Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi perasaan perlu dilakukan agar perawat terbuka dan
sadar terhadap perasaannya seingga ia dapat mengrontol
perasaannya dan dapat menggunakan dirinya secara terapeutik.
Eksplorasi perasaan sebelum berinteraksi erguna untuk
mempersiapkan diri/antisipasi terhadap segala kemungkinan yng
dapat terjadi pada saat beriteraksi. Eksplorasi perasaan setelah
berinteraksi berguna untuk menambah keyakinan diri/kemampuan
diri yang dapat meningakatakan kepuasan kerja perawat atau
apabila mengalami kegagalan daam berinteraksi mencegah
terjadinya frustasi, dan mempesiapkan diri untu iteraksi
berikutnya.
 Rool Model
Perawat yang mampu berperan sebagai rool model tentang
kesehatan adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konfli,stress atau
pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan dan adaptasi
yang sehat. Oleh karena itu, perawat perlu mempertahankan
keadaan sehat fisik,mental,spiritual dan gaya hidup yang dapat
mempengaruhi kualitas hubungan dengan pasien.
 Atruisme
Autruisme adalah suatu kepedulian terhadap kesejahteraan orang
lain dan akan mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain
secara manusiawi. Perawat akan tergerak hatinya, perhatiannya,
dan adanya keinginannya yang mendalam untuk dapat menolong
pasien yang memerlukan bantuan
 Etika
Pada saat perawat melaksanakan tindakan keperawatan kepada
pasien sering kali perawat mengalami dilema dalam mengambil
keputusan. Sedapat mungkin perawat berpegang teguh pada etika
profesi keperawatan dengan mempertimbangkan prnsip-prinsip
etik yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
 Tanggung Jawab
Perawat dalam melaksanakan tugas profesinya bertanggung jawab
pada dirinya sendiri sebagai makhluk Tuhan dan kepada orang lain
(pasien) atas tindakan yang dilakukan. Dalam istilah hukum
disebut tanggung jawab dan tanggung gugat.

4. Sikap dalam komunikasi terapeutik


Menurut Egan ada Lima sikap atau cara untuk menghadirkan
diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang
terapeutik , yaitu :

 Berhadapan. Maksud dari posisi ini adalah kita sudah siap melakukan sesuatu
untuk klien.
 Mempertahankan kontak mata. Kontak mata berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
 Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu.
 Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi, sebuah sikap menerima kehadiran orang
lain dalam komunikasi.
 Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi respon kepada klien.
o Selain hal-hal di atas sikap terapeutik juga dapat teridentifikasi melalui
perilaku non verbal. Stuart dan Sundeen (1998) mengatakan ada lima
kategori komunikasi non verbal, yaitu :
 Isyarat vokal, yaitu isyarat paralingustik termasuk semua kualitas bicara non
verbal misalnya tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama dan kecepatan
bicara.
 Isyarat tindakan, yaitu semua gerakan tubuh termasuk ekspresi wajah dan
sikap tubuh.
 Isyarat obyek, yaitu obyek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja
oleh seseorang seperti pakaian dan benda pribadi lainnya.
 Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. Hal
ini didasarkan pada norma-norma social budaya yang dimiliki.
 Sentuhan, yaitu fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non verbal
yang paling personal. Respon seseorang terhadap tindakan ini sangat
dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungan, jenis
kelamin, usia dan harapan.
 Teknik Komunikasi Terapeutik.
 Ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi yang efektif (Stuart dan
Sundeen, 1998) yaitu :
 Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun
penerima pesan.
 Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan lebih dahulu
sebelum memberikan saran, informasi maupun masukan.
 Stuart dan Sundeen, (1998) mengidentifikasi teknik komunikasi terapeutik
sebagai berikut :
 Mendengarkan dengan penuh perhatian. Dalam hal ini perawat berusaha
mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien.
Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar
perawat mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien
untuk berbicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif.
 Menunjukkan penerimaan.Menerima tidak berarti menyetujui, menerima
berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
atau ketidaksetujuan.
 Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.Tujuan perawat bertanya adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan
oleh klien.
 Mengulangi ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.Melalui
pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan balik
bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.
 Mengklasifikasi. Klasifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan
dalam kata-kata ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.

5. Fase – fase komuikasi terapeutik

Terdapat empat tahap atau fase dalam komunikasi terapeutik


menurut Stuart dan Sundeen (1998), yang dapat dijelaskan di bawah ini.

 Tahap Pre-Interaksi
o Tahap pertama ini merupakan tahap dimana perawat belum bertemu
dengan pasien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah menggali
perasaan, fantasi dan rasa takut dalam diri sendiri; menganalisis
kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri; mengumpulkan
data tentang klien jika memungkinkan; dan merencanakan untuk
pertemuan pertama dengan klien.
 Tahap Orientasi
o Yakni tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan klien.
Tugas perawat dalam tahap ini meliputi: menetapkan alasan klien
untuk mencari bantuan; membina rasa percaya, penerimaan dan
komunikasi terbuka; menggali pikiran, perasaan dan tindakan-tindakan
klien; mengidentifikasi masalah klien; menetapkan tujuan dengan
klien; dan, merumuskan bersama kontrak yang bersifat saling
menguntungkan dengan mencakupkan nama, peran, tanggung jawab,
harapan, tujuan, tepat pertemuan, waktu pertemuan, kondisi untuk
terminasi dan kerahasiaan.
 Tahap Kerja
o Tahap Komunikasi Terapiutik yang ketiga ini adalah tahap dimana
perawat memulai kegiatan komunikasi. Tugas perawat pada tahap ini
adalah menggali stresor yang relevan; meningkatkan
pengembanganpenghayatan dan penggunaan mekanisme koping klien
yang konstruktif; serta membahas dan atasi perilaku resisten.

 .Tahap Terminasi
o Tahap terminasi adalah tahap dimana perawat akan menghentikan
interaksi dengan klien, tahap ini bisa merupakan tahap perpisahan atau
terminasi sementara ataupun perpisahan atau terminasi akhir. Tugas
perawat pada tahap ini adalah: membina realitas tentang perpisahan;
meninjau kemampuan terapi dan pencapaian tujuan-tujuan; serta
menggali secara timbal balik perasaan penolakan, kesedihan dan
kemarahan serta perilaku yang terkait lainnya.

6. Faktor penghambat komunikasi terapeutik

Menurut Dewit (2001), ada beberapa faktor yang dapat


menghambat terciptanya komunikasi yang efektif diantaranya adalah:

1. Mengubah subjek atau topik (Changing The Subject)


Mengubah objek pembicaraan akan menunjukkan empati yang kurang
terhadap klien. Hal ini akan menjadikan klien merasa tidak nyaman, tidak
tertarik dan cemas, sehingga idenya menjadi kacau dan informasi yang ingin
didapatkan dari klien tidak tercukupi.

2. Mengungkapkan keyakinan palsu (Offering False Reassurance)


Memberikan keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan akan sangat
berbahaya karena dapat mengakibatkan rasa tidak percaya klien terhadap
perawat.
3. Memberi nasihat (Giving Advice)

Memberi nasihat menunjukkan bahwa perawat tahu yang terbaik dan bahwa
klien tidak dapat berpikir untuk diri sendiri. Klien juga merasa bahwa dia
harus melakukan apa yang dipertahankan perawat. Hal ini akan
mengakibatkan penolakan klien karena klien merasa lebih berhak untuk
menentukan masalah mereka sendiri

4. Komentar yang bertahan (Defensive Comments)


Perawat yang menjadi defensif dapat mengakibatkan klien tidak mempunyai
hak untuk berpendapat, sehingga klien menjadi tidak peduli. Sikap defensif ini
muncul karena perawat merasa terancaman yang disebabkan hubungan
dengan klien. Agar tidak defensif perawat perlu mendengarkan klien
walaupun mendengarkan belum tentu setuju.

5. Pertanyaan penyelidikan (Prying or Probing Questions)


Pertanyaan penyelidikan akan membuat klien bersifat defensif. Karena klien
merasa digunakan dan dinilai hanya untuk informasi yang mereka dapat
berikan. Banyak klien yang marah karena pertanyaan yang bersifat pribadi.

6. Menggunakan kata klise (Using Cliches)


Kata-kata klise menunjukkan kurangnya penilaian pada hubungan perawat
dan klien. Klien akan merasa bahwa perawat tidak peduli dengan situasinya.

7. Mendengarkan dengan tidak memperhatikan (In Attentive Listening)


Perawat menunjukkan sikap tidak tertarik ketika klien sedang mencoba
mengeksplorasikan perasaannya, maka klien akan merasa bahwa dirinya tidak
penting dan perawat sudah bosan dengannya.
7. Kualitas Pribadi Dalam Komunikasi Terapeutik

1. Keadaan Fisik

2. Penampilan Yang Menarik

3. Kejujuran

4. Keriangan

5. Loyalitas

6. Dapat Dipercaya
7. Rendah Hati

8, Berjiwa Sportif

9. Pandai Menimbang Perasaan

10. Pandai Bergaul

11. Ramah simpati dan kerjasama

12. Rasa humor

13. Sopan santun

Anda mungkin juga menyukai