Tugas Komunikasi Terapeutik Winda 2
Tugas Komunikasi Terapeutik Winda 2
Oleh :
S.Tr Keperawatan / I B
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
Tugas Komunikasi Dalam Keperawatan
4. Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan“siapa”mengatakan “apa” dengan saluran “apa” kepada
siapa “ dan “dengan akibat apa”atau hasil “apa”.
5. Barnlund
6. Weaver
7. Gode
2. Tujuan komunikasi
3. Manfaat komunikasi
Adapun manfaat komunikasi secara umum :
1. Menyelesaikan masalah lebih cepat
Ketika didapati sebuah masalah maka biasanya selalu ada diskusi
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Apabila orang-orang yang terlibat
tidak dapat saling berkomunikasi secara efektif, maka akan lebih susah
untuk mengerti maksud
dari pembicaraan. Dampaknya adalah lebih sulit untuk mencari akar
permasalahan yang akhirnya membutuhkan waktu lebih lama untuk
menemukan solusinya.
2. Meningkatkan produktivitas
Semakin besar perusahaan maka semakin kompleks pula struktur
organisasinya dan cara komunikasi antar karyawan. Contoh dalam
perusahaan teknologi apabila komunikasi antara project manager dengan
anggota tim teknis yang lain tidak efektif, bayangkan saja berapa lama
waktu tidak produktif yang harus dihabiskan hanya untuk membuat para
teknisi mengerti apa yang dimaksud oleh project manager. Jadi semakin
efektif komunikasinya maka semakin cepat orang lain mengerti apa yang
dibicarakan sehingga eksekusi pun lebih cepat.
3. Hubungan kerjasama yang lebih baik
Suatu bisnis akan berkembang lebih cepat apabila terjalin kerjasama
dengan pihak lain. Contoh katakanlah ada usaha toko roti yang ingin
meningkatkan jumlah produksi per harinya. Pastinya untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku roti tersebut apabila hanya membeli eceran seperti
biasa pasti biaya yang dikeluarkan akan semakin mahal. Berbeda halnya
apabila melakukan kerjasama dengan pemasok yang akhirnya mendapatkan
harga spesial yang pastinya akan lebih menghemat pengeluaran.
3. Channel / Media
Merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk memindahkan
pesan dari pihak satu ke pihak lainnya .
4. Reciver/Penerima/Decoder/Audience/Komunikan
Dalam proses komunikasi, keberadaan penerimaan pesan tergantung adanya
sumber berita,mungkin tidak ada penerimaan pesan jika tidak ada sumber berita.
Karakteristik
a. Budaya
b. Teknik atau cara penyampaian
c. Tingkat pemahaman
d. Waktu
e. Lingkungan fisik dan psikologis
f. Tingkat kebutuhan
6. Lingkungan
Merupakan situasi tertentu yang dapat memengaruhi proses komunikasi mulai
dari sumber yang menyampaikan pesan sampai pada efek atau pengaruh pesan
terhadap penerima pesan .Faktor-fakor yang dimungkinkan untuk situasi-situasi
tertentu antara lain sebagai berikut :
a. Lingkungan sosial budaya
b. Lingkungan psikologis
c. Lingkungan fisik
d. Dimensi waktu
5. Model komunikasi
1. Model linear
Ada banyak model linear namun kita akan mendiskusikan model Laswell
yang tertuang dalam definisi komunikasi, komunikasi adalah sebuah jawaban
terhadap pertanyaan WHO says WHAT to WHOM through WHICH CHANNEL
and with WHAT EFFECT? Model ini dikembangkan berdasarkan pemikiran
psikologis S-M-R di mana proses komunikasi berarah linear dari Source-
Message-Receiver. Menurut model ini, efek komunikasi, sangat bervariasi
tergantung dari tujuan komunikasi, misalnya aktivitas komunikasi untuk :
2. Model interaksi
Ada banyak model interaksi yang mana kita akan mendiskusikan
tentang model Wilbur Schramm. Menurut Schramm komunikasi merupakan
usaha membangun suatu Commonness, jadi persoalannya terletak pada apa
yang coba dibangun oleh sumber harus mendapat makna yang sama dengan
penerima. Proses ini dinilai dari sumber yang melakukan encode terhadap
pesan, jadi sumber mengolah pesan kedalam suatu bentuk yang dapat di
pindahkan kepada penerima, penerima akan melakukan decode atas pesan
tersebut. Menurut Schramm, efektifitas komunikasi itu terjadi karena sumber
dan penerima memahami makna yang sama.
3. Model Transaksional
Model ini mengatakan bahwa suatu aktivitas komunikasi dikatakan
efektif jika terjadi transaksi antara pengirim pesan dan penerima pesan.
Model di atas sebenarnya menggambarkan komunikasi antar personal yang
dilakukan oleh dua partisipan komunikasi yakni A dan B sebagai berikut :
a. Partisipan A merupakan sumber komunikasi yang melakukan encode
atau menyusun gagasan yang ingin dia sampaikan kepada patisipan B.
b. Hasil encode adalah pesan yang akan dikirimkan melalui media
tertentu.
c. Partisipan B sebagai sasaran atau penerima akan melakukan decode
terhadap pesan yang dia terima melalui media tertentu.
d. Pesan adalah sesuatu yang menjadi maksud atau isi dari gagasan yang
dialihkan dari kedua partisipan, dalam istilah komunikasi disebut
common language.
e. Reaksi dari partisipan B akan dikirimkan kembali kepada A, disini
kedudukan B berubah menjadi seorang sumber komunikasi dan A
menjadi penerima. Partisipan B akan melakukan proses yang sama
seperti pada a,b, dan c.
f. Partisipan A dan B masing-masing memiliki field of experience yang
berbeda yang mempengaruhi interpretasi atau pesan.
g. Dalam keseluruhan proses pengiriman dan penerimaan pesan terdapat
noise atau gangguan yang menghambat laju peralihan pesan.
6. Jenis komunikasi
Jenis komunikasi sebagaimana disampaikan oleh Widjaja (2000 ) dibedakan
menjadi 5 macam yaitu
1. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara
tertulis,baik dengan tulisan manual maupun tulisan dari media.Jenis
komunikasi ini dapat berupa surat,surat kabar atau media masa atau
media elektronik yang disampaikan dalam bentuk tulisan.Dalam
komunikasi keuntungan komunikasi tertulis adalah dapat dibaca
berulang-ulang,dapat dijadikan bukti otentik,biaya minimal,dapat di
dokumentasikan dan bersifat tetap.Sedangkan kekurangannya
memerlukan dokumentasi yang cukup banyak,kadang-kadang tidak
jelas,umpan balik dapat berlangsung dengan waktu yang cukup lama
dan sebagainya.
2. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan secara
lisan.Komunikasi ini dapat dilaksanakan secara langsung dengan
percakapan tatap muka,maupun secara tidak langsung melalui
telepon.Keuntungan dari komunikasi ini dapat dilakukan secara cepat,
langsung,jelas dan kemungkinan salah paham kecil karena proses
umpan balik dapat terlaksana kecuali komunikasi yang sifatnya satu
arah dan formal. Sedangkan kekurangan komunikasi ini adalah bahasa
yang digunakan harus dimengerti oleh komunikan,membutuhkan
pengetahuan yang cukup agar komunikasi yang dilaksanakan
berlangsung lancar.
3. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang terjadi dengan menggunakan mimik atau bahasa
tubuh,pantonim,dan atau bahasa isyarat.
Dimbley dan Buton,(1992) mengatakan bahwa bahasa tubuh
mempunyai beberapa unsur,antara lain:
A. Gerak Tubuh
Adanya gerak tubuh yang terjadi pada saat komunikasi,baik
gerakan yang dilakukan,komunikator maupun komunikan
menunjukkan adanya interaksi
aktif dari diri seorang.
B. Ekspresi Wajah
Ungkapan perasaan seseorang dapat dilihat dari ekspresi
wajahnya terutama lokasi sekitar mata dan mulut.Seperti
kegembiraan, kesedihan,kebingungan,atau kejengkelan dapat
dilihat dari eksperesi wajah seseorang,bahkan tulus tidaknya
senyuman seseorang dapat dilihat dari ekspresi seseorang.
C. Pandangan
Komunikasi yang baik dilakukan dengan adanya kontak
mata,ketika berbicara,komunikator perlu memandang
komunikan. Pandangan adalah hal penting dalam menilai
tanda-tanda non verbal.Tatapan atau pandangan yang tajam
kepada seseorang bisa berarti kekaguman atau bentuk
perlawana.Pandangan yang jauh ketika berbicara bisa berarti
kesedihan atau ada sesuatu yang difikirkan.
D. Postur
Ketika berkomunikasi dengan postur sedikit
membungkuk,berdiri tegak atau dengan menopang tangan
dipinggang memberikan arti dan suasana komunikasi yang
berbeda.
E. Jarak Tubuh dan Kedekatan
Unsur ini juga cukup mempengaruhi dalam proses komunikasi
non verbal.Kenyamanan komunikasi bisa dinilai dari jarak
tubuh yang diperlihatkan,seseorang yang sudah kenal akrab
dan dekat mungkin lebih nyaman kalau komunikasi dilakukan
dengan posisi yang saling berdekatan,namun berbeda bila
komunikasi tersebut dengan orang lain.Jarak tubuh ini juga
sangat tergantung pada usia,jenis kelamin,hubungan
kedekatan,dan budaya yang berlaku.
F. Sentuhan
Ungkapan perhatian,empati dan kasih sayang dapat
diungkapkan melalui sentuhan.Makna sentuhan ini berbeda
tergantung dari sifat dan derajat hungan,serta kedudukan
seseorang.Sentuhan seorang Perawat kepada pasien bisa
memberikan pesan tentang adanya perhatian dan keseriusan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
G. Pakian
Jenis pakian,rambut,perhiasan,dan rias wajah seseorang
berbicara banyak tentang kepribadiaan,peran,pekerjaan,status
dan suasana hati seseorang serta ungkapan pesan yang ingin
disampaikan seseorang.Dalam kehidupan sehari-hari pakian
berwarna hitam seolah-olah menjadi simbol kesedihan
sedangkan warna merah muda seakan-akan menjadi ungkapan
rasa kasmaran atau kebahagiaan.
1. Status sosial
Berkomunikasi tampak lebih santai dan tak ada halangan atau
hambatan yaitu situasi yang akan berbeda jika kita berkomunikasi
dengan orang lain, kita masih harus berpikir agamanya apa, tingkat
pendidikannya bagaimana, ideologinya bagaimana, tingkat
kehidupannya seperti apa, posisinya sebagai apa. Maka untuk
mendapatkan komunikasi yang efektif, faktor tersebut perlu untuk
diperhatikan karena pergaulan kita sudah bukan pergaulan yang
bersifat tidak pribadi lagi, selalu dinamis, dan harus menempatkan diri
pada kondisi pergaulan yang rasional.
2. Status psikologis
Dalam kondisi masih marah, kecewa, cemas, iri hati, bingung,
dan pikiran kalut baik komunikator maupun komunikan terlebih
dahulu harus dipersiapkan. Kita sebagai seorang perawat harus bisa
mengesampingkan kondisi amarahnya, rasa kecewa, kecemasan,
perasaan iri hati, kebingungan, dan kekalutanya saat akan
berkomunikasi dengan pasien, agar tidak terjadi kebuntuan dalam
hubungan komunikasi antar perawat dengan klien.
3. Sosial budaya
Manusia berada pada tingkat keanekaragaman budaya, ras,
norma, kebiasaan, bahasa, gaya hidup, postur tubuh, warna kulit, dan
sebagainya. Keanekaragaman itulah yang membuat manusia harus
beradpatasi dalam pergaulan dan berkomunikasi,komunikasi akan
berjalan lancar jika suatu pesan yang disampaikan komunikator
diterima oleh komunikan secara tuntas, yaitu diterima dalam
pengertian received atau secara indrawi dan dalam pengertian accepted
atau secara rohani. Maka dari itu keanekaragaman tersebut
mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri dalam rangka
menyelami, memahami, dan mengondisikan diri sendiri dalam
keterlibatan komunikasi.
4. Prasangka
Prasangka merupakan upaya menarik kesimpulan tanpa
menggunakan pikiran secara rasional sehingga dalam menarik sebuah
kesimpulan tingkat kesalahannya sangat tinggi, dan hal ini akan
memengaruhi/menghambat dalam berkomunikasi. Prasangka juga
sudah membuat seseorang tidak lagi menggunakan logikanya dan
selalu tidak berpikir objektif sehingga apa yang didengar dan apa yang
dilihat selalu dinilai negatif.
5. Hambatan sematis
Faktor sematis disebabkan karena faktor bahasa yang
digunakan oleh komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran
dan perasaannya kepada komunikan. Jenis komunikasi yang
menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal terkadang di
dalamnya didapatkan kesalahan dalam menganalisis maupun
mempersiapkan sebuah isi pesan. Jika salah mempersiapkan sebuah
kata akan mengakibatkan salah dengar, salah pengucapan, salah tafsir,
salah pengertian dan hinga akhirnya menyebabkan salah
berkomunikasi (miscommunication).
6. Lingkungan
Lingkungan yang berisik dan tidak bersahabat akan
menghambat dalam upaya menerjemahkan isi pesan. Hal ini karena
akan menggangu konsenterasi dalam mempersiapkan isi pesan yang
disampaikan. Untuk itu, walaupun lingkungan sudah tidak bisa
dihindari, perlu adanya kejelasanartikulasi dan pengucapannya, serta
bila perlu menggunakan pengeras suara untuk memperjelas isi pesan.
7. Hambatan mekanis
Hambatan yang bersifat mekanik menitikberatkan pada
hambatan yang terjadi di salurannya dan sulit diatasi oleh
komunikator. Komunikasi melalui telepon perlu adanya pengulangan
isi pesan sampai dengan isi pesan tersebut bisa dipersiapkan dan
diartikan sesui dengan kehendak komunikator.
Berhadapan. Maksud dari posisi ini adalah kita sudah siap melakukan sesuatu
untuk klien.
Mempertahankan kontak mata. Kontak mata berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu.
Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi, sebuah sikap menerima kehadiran orang
lain dalam komunikasi.
Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi respon kepada klien.
o Selain hal-hal di atas sikap terapeutik juga dapat teridentifikasi melalui
perilaku non verbal. Stuart dan Sundeen (1998) mengatakan ada lima
kategori komunikasi non verbal, yaitu :
Isyarat vokal, yaitu isyarat paralingustik termasuk semua kualitas bicara non
verbal misalnya tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama dan kecepatan
bicara.
Isyarat tindakan, yaitu semua gerakan tubuh termasuk ekspresi wajah dan
sikap tubuh.
Isyarat obyek, yaitu obyek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja
oleh seseorang seperti pakaian dan benda pribadi lainnya.
Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. Hal
ini didasarkan pada norma-norma social budaya yang dimiliki.
Sentuhan, yaitu fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non verbal
yang paling personal. Respon seseorang terhadap tindakan ini sangat
dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungan, jenis
kelamin, usia dan harapan.
Teknik Komunikasi Terapeutik.
Ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi yang efektif (Stuart dan
Sundeen, 1998) yaitu :
Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun
penerima pesan.
Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan lebih dahulu
sebelum memberikan saran, informasi maupun masukan.
Stuart dan Sundeen, (1998) mengidentifikasi teknik komunikasi terapeutik
sebagai berikut :
Mendengarkan dengan penuh perhatian. Dalam hal ini perawat berusaha
mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien.
Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar
perawat mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih banyak pada klien
untuk berbicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif.
Menunjukkan penerimaan.Menerima tidak berarti menyetujui, menerima
berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
atau ketidaksetujuan.
Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.Tujuan perawat bertanya adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan
oleh klien.
Mengulangi ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.Melalui
pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan balik
bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.
Mengklasifikasi. Klasifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan
dalam kata-kata ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.
Tahap Pre-Interaksi
o Tahap pertama ini merupakan tahap dimana perawat belum bertemu
dengan pasien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah menggali
perasaan, fantasi dan rasa takut dalam diri sendiri; menganalisis
kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri; mengumpulkan
data tentang klien jika memungkinkan; dan merencanakan untuk
pertemuan pertama dengan klien.
Tahap Orientasi
o Yakni tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan klien.
Tugas perawat dalam tahap ini meliputi: menetapkan alasan klien
untuk mencari bantuan; membina rasa percaya, penerimaan dan
komunikasi terbuka; menggali pikiran, perasaan dan tindakan-tindakan
klien; mengidentifikasi masalah klien; menetapkan tujuan dengan
klien; dan, merumuskan bersama kontrak yang bersifat saling
menguntungkan dengan mencakupkan nama, peran, tanggung jawab,
harapan, tujuan, tepat pertemuan, waktu pertemuan, kondisi untuk
terminasi dan kerahasiaan.
Tahap Kerja
o Tahap Komunikasi Terapiutik yang ketiga ini adalah tahap dimana
perawat memulai kegiatan komunikasi. Tugas perawat pada tahap ini
adalah menggali stresor yang relevan; meningkatkan
pengembanganpenghayatan dan penggunaan mekanisme koping klien
yang konstruktif; serta membahas dan atasi perilaku resisten.
.Tahap Terminasi
o Tahap terminasi adalah tahap dimana perawat akan menghentikan
interaksi dengan klien, tahap ini bisa merupakan tahap perpisahan atau
terminasi sementara ataupun perpisahan atau terminasi akhir. Tugas
perawat pada tahap ini adalah: membina realitas tentang perpisahan;
meninjau kemampuan terapi dan pencapaian tujuan-tujuan; serta
menggali secara timbal balik perasaan penolakan, kesedihan dan
kemarahan serta perilaku yang terkait lainnya.
Memberi nasihat menunjukkan bahwa perawat tahu yang terbaik dan bahwa
klien tidak dapat berpikir untuk diri sendiri. Klien juga merasa bahwa dia
harus melakukan apa yang dipertahankan perawat. Hal ini akan
mengakibatkan penolakan klien karena klien merasa lebih berhak untuk
menentukan masalah mereka sendiri
1. Keadaan Fisik
3. Kejujuran
4. Keriangan
5. Loyalitas
6. Dapat Dipercaya
7. Rendah Hati
8, Berjiwa Sportif