Anda di halaman 1dari 3

BAB II

Pembahasan

1.1 Pengertian

Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikan penentuan dalam


mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa
tanggung jawab terhadap kepercayaan masyarakat telah diterima oleh profesi (Kelly,
1987). Jika anggota profesi melakukan suatu pelanggaran terhadap kode etik tersebut,
maka pihak organisasi berhak memberikan sanksi bahkan bisa mengeluarkan pihak
tersebut dari organisasi tersebut. Dalam keperawatan, kode etik tersebut bertujuan
sebagai pelindung antara perawat dengan tenaga medis, klien dan tenaga kesehatan
lainnya, sehingga tercipta kolaborasi maksimal.
Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti
pertolongan secara cermat, tepat, dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan
semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup.

1.2 Kode Etik Keperawatan Gawat Darurat

1) Perawat emergensi memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat


kemanusiaan dan keunikan klien.
2) Perawat emergensi mempertahankan kompetensi dan tanggung jawab dalam praktek
keperawatan emergensi.
3) Perawat emergensi melindungi klien manakala mendapatkan pelayanan kesehatan yang
tidak cakap, tidak legal, sehingga keselamatannya terancam.
4) Perawat emergensi selalu belajar mengimplementasikan, dan meningkatkan pengetahuan.
5) Perawat emergensi bekerja sama dengan profesional kesehatan lain dan masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan.

1.3Fungsi Kode Etik Keperawatan


Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan atau pedoman bagi
status perawat professional yaitu dengan cara :

1) Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami dan menerima


kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
2) Menjadi pedoman bagi perawat dalam berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian
sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
3) Menetapkan hubungan-hubungan professional yang harus dipatuhi yaitu hubungan
perawat dengan pasien/klien sebagai advocator, perawat dengan tenaga professional lain
sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan
dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan keperawatan
4) Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi

1.4 Tujuan Kode Etik Keperawatan


1. Menginformasikan kepada masyarakat mengenai standar minimum profesi dan
membantu mereka memahami perilaku keperawatan professional
2. Memberikan perawat komitmen profesi kepada masyarakat yang dilayani
3. Menguraikan garis besar pertimbangan etik utama profesi
4. Memberikan pedoman umum untuk perilaku professional
5. Membantu profesi dalam pengaturan diri
6. Mengingatkan perawat mengenai tanggung jawab khusus mereka pikul saat merawat
pasien

1.5 Prinsip Moral Etik


1. Otonomi (Autonomy) yaitu prinsip yang didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional. Dalam kasus ini perawat diharuskan untuk
berpikir secara logis melakukan pertolongan kepada pasien tanpa melihat keadaan pasien
tersebut.
2. Berbuat Baik (Beneficience) berarti melakukan sesuatu yang baik. Pada kasus ini perawat
dapat berperilaku baik untuk pelayanan terbaik, untuk pasien penerima pelayanan
kesehatan.
3. Tidak Merugikan (Non-maleficence) yaitu setiap tindakan harus berpedoman pada
prinsip primum non nocere (yang paling utama jangan merugikan). Resiko fisik,
psikologis dan sosial hendaknya diminimalisir semaksimalm mungkin.
4. Kejujuran (Veracity), yaitu dokter maupun perawat hendaknya mengatakan sejujur-
jujurnya tentang apa yang dialami klien serta akibat yang akan dirasakan oleh klien.
Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan klien agar mudah
memahaminya.
5. Keadilan (Justice), yaitu prinsip yang dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadp orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Perawat diharapkan melakukan tindakan sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan
yang benar.
6. Kerahasiaan (Confidentiality), yaitu perawat maupun dokter harus mampu menjaga
privasi klien meskipun klien telah meninggal dunia.
7. Menepati Janji (Fidelity), dibutuhkan untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain.
8. Akuntabilitas (Accountability), merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
1.4 Hukum dalam Pelayanan Kegawatdaruratan

Aspek etika dan hukum dalam pelayanan gawat darurat sangat penting dilaksanakan
sebagai pedoman gara pelayanan yang diberikan tidak melanggar norma atau hukum yang
dapat merugikan profesi keperawatan atau masyarakat yang berakibat pada konflik.

1) UU Nomer 36 tahun 2009


 Pasal 82 Ayat 2
Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan kesehatan pada tanggap darurat dan pascabencana.

 Pasal 83 Ayat 1
Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih
lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien.
 Pasl 83 Ayat
Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai