NIM : PO530333218113
Kelas: II B
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri farmasi
yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum
didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk melindungi bahan
(baku dan pengemas) dan obat jadi dari pengaruh luar dan binatang pengerat, serangga, serta
melindungi obat dari kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka harus dilakukan
pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering disebut dengan manajemen
pergudangan. Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi penerimaan,
penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan, serta pelaporan
material dan peralatan agar kualitas dan kuantitas terjamin.Manfaat pergudangan adalah untuk:
1. Terjaganya kualitas dan kuantitas perbekalan kesehatan.
4. Tersedianya data dan informasi yang lebih akurat, aktual, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Kemudahan akses dalam pengendalian dan pengawasan.
6. Tertib administrasi
Syarat-syarat Gudang
Agar dapat menjalankan fungsinya dengan benar, maka gudang harus memenuhi persyaratan-
persyaratan yang telah ditentukan dalam cara pembuatan obat yang baik (CPOB), diantaranya:
Harus ada prosedur tetap (Protap) yang mengatur tata cara kerja bagian gudang termasuk
di dalamnya mencakup tentang tata cara penerimaan barang, penyimpanan, dan distribusi
barang atau produk.
Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam keadaan kering,
bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur.
Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar atau mudah
meledak (misalnya alkohol atau pelarut-pelarut organik).
Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status ‘karantina’ dan ‘ditolak’.
Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room) dengan kualitas
ruangan seperti ruang produksi (grey area).
Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) atau FEFO
(First Expired First Out)
Gudang harus mempunyai tata letak ruang yang baik untuk memudahkan penerimaan,
penyimpanan, penyusunan, pemeliharaan, pencarian, pendistribusian dan pengawasan material
dan peralatan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang tata letak gudang adalah sebagai
berikut:
1. Untuk kemudahan bergerak, gudang jangan disekat-sekat, kecuali jika diperlukan. Perhatikan
posisi dinding dan pintu untuk mempermudah gerakan.
2. Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran material dan peralatan, tata letak ruang
gudang perlu memiliki lorong yang ditata berdasarkan sistem:
a. Arah garis lurus.
b. Arah huruf U.
c. Arah huruf L.
Salah satu faktor penting dalam merancang gudang adalah adanya sirkulasi udara yang cukup
di dalam ruangan, termasuk pengaturan kelembaban udara dan pengaturan pencahayaan.
Gudang di industri farmasi terbagi dalam beberapa area antara lain:
1. Area penyimpanan
Area penyimpanan harus memiliki kapasitas yang memadai untuk menyimpan dengan
rapi dan teratur. Bahan-bahan yang disimpan dalam gudang antara lain bahan awal, bahan
pengemas, produk antara, produk ruahan, produk jadi, produk dalam status karantina,
produk yang telah diluluskan, produk yang ditolak, produk yang dikembalikan atau
produk yang ditarik dari peredaran.
Produk ditangani dan disimpan dengan cara yang sesuai untuk mencegah pencemaran,
campur baur dan pencemaran silang. Area penyimpanan diberikan pencahayaan yang
memadai sehingga semua kegiatan dapat dilakukan secara akurat dan aman. Bahan atau
produk yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus (seperti suhu dan kelembaban)
harus dikendalikan, dipantau dan dicatat, seperti:
a. Obat, vaksin dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari pendingin khusus
(cold chain) dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
b. Bahan kimia harus disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah dari gudang
induk.
c. Peralatan besar/alat berat memerlukan tempat khusus yang cukup untuk
penyimpanan dan pemeliharaannya.
2. Area penerimaan dan pengiriman
3. Area karantina
Area karantina harus dibuat terpisah dengan penandaan yang jelas berupa label
kuning untuk produk karantina dan label hijau untuk produk yang diluluskan dan hanya
boleh diakses oleh personil yang berwenang.
4. Area pengambilan sampel
Bahan dan produk yang ditolak disimpan dalam area terpisah dan terkunci serta
mempunyai penandaan yang jelas berupa label merah dan hanya boleh diakses oleh
personil yang berwenang.
6. Area bahan dan produk yang ditarik
Produk yang ditarik kembali dari peredaran karena rusak atau kadaluarsa harus
disimpan dalam area terpisah dan terkunci serta mempunyai penandaan yang jelas dan
hanya boleh diakses oleh personil yang berwenang.
7. Area penyimpanan produk psikotropik
Bahan yang berpotensi tinggi dan bahan radioaktif, narkotika, obat berbahaya lain dan zat
atau bahan yang berisiko tinggi terhadap penyalahgunaan, kebakaran atau ledakan
disimpan di daerah yang terjamin keamanannya. Obat narkotika dan obat berbahaya
disimpan di tempat
terkunci.
Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena menyatakan kebenaran
produk. Bahan label disimpan di tempat terkunci
1. Lantai:
a. Terbuat dari beton padat dengan hardener, bersifat menahan debu dan tidak tahan
terhadap tumpahan larutan bahan kimia.
b. Terbuat dari beton dilapisi ubin keramik berwarna putih dengan kriteria harus tahan
terhadap bahan kimia dan goresan, mudah diperbaiki, memerlukan penutupan celah,
keras dan tangguh, licin bila basah.
2. Pencahayaan: 200 Lux (satuan kekuatan cahaya) (BPOM, 2009).
a. Pallet.
b. Forklift.
c. Rak.
e. Timbangan.
f. Kulkas/lemari pendingin.
g. Troli.
h. Pest control.
i. Pengatur kelembaban.
j. Termometer.
k. Komputer.
l. Generator.
m. Lemari.
peralatan.
c. Mengamankan pergudangan beserta isi dan lingkungannya dari segala sesuatu yang
mengancam keberadaan gudang beserta isinya.
d. Mendukung percepatan pendistribusian material.
antara lain:
a. Merencanakan, mengendalikan dan melaporkan setiap material dan peralatan yang masuk,
disimpan dan didistribusikan setiap periode tertentu atau secara berkala.
b. Merencanakan, mengendalikan dan melaporkan setiap material dan
peralatan.
b. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan material dan peralatan di gudang sesuai dengan
karakteristik material dan peralatan pada tempat yang sesuai.
c. Mengamankan material dan peralatan dari ancaman kerusakan dengan cara menyimpan
sesuai dengan ketentuan dan tempat yang disediakan.
d. Mendukung percepatan penyimpanan dan pemeliharaan material dan
b. Melakukan pendistribusian material dan peralatan sesuai dengan permintaan dan peraturan
yang berlaku.
c. Mengkoordinasikan proses pendistribusian material dan peralatan dari gudang ke
penanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Mendukung percepatan pendistribusian material dan peralatan.
a. Mengelola keamanan dan pengamanan gudang beserta isi dan petugas pengelola gudang.
b. Melakukan pencegahan dan penanganan keamanan gudang beserta isi dan petugas
pengelola gudang dan pelaporan kondisi keamanan gudang setiap saat atau setiap periode
tertentu.
c. Mengamankan seluruh isi, sistem, dan petugas pengelola pergudangan.
Manajemen Pergudangan
1. Fasilitas
fasilitas gudang.
2. Tenaga Kerja
3. Barang
kualitasnya.
Kegiatan yang paling banyak berhubungan dengan manajemen bahan ialah rencana produksi dan
pengawasan inventaris (Lachman, 2008).
Pada dasarnya, inventaris diperlukan untuk mencukupi tuntutan masa yang akan datang. Inventaris
dapat digambarkan sebagai kombinasi dari fluktuasifluktuasi dalam pengharapan, ukuran
inventaris, dan inventaris untuk melindungi pengangkutan bahan-bahan dari lokasi yang satu ke
lokasi yang lainnya
(Lachman, 2008).
1. Bahan-bahan. Merupakan bahan kimia seperti bahan berkhasiat, bahan pengencer, dan
bahan tambahan yang diperlukan untuk pengolahan bahan setengah jadi atau komponen-
komponen dari produk jadi. Termasuk dalam kategori ini dan paling baik bila
diperlihatkan secara terpisah ialah perlengkapan akhir seperti wadah-wadah, etiket, alat
penutup, dan alat-alat untuk pengiriman yang diperlukan dalam pekerjaan pengemasan.
2. Komponen-komponen. Merupakan bagian-bagian atau sub bagian yang diperlukan untuk
pembuatan terakhir dari produk jadi (tablet-tablet yang sudah jadi dan menunggu untuk
dikemas).
3. Pekerjaan dalam proses. Meliputi bahan-bahan dan komponen-komponen pada waktu
sedang dalam proses pembuatan.
4. Barang-barang jadi. Adalah barang-barang yang dapat dijual, sampel, atau barang-barang
promosi lain yang diinventarisasikan sambil menunggu pesanan langganan atau dibuat
untuk langganan-langganan khusus (Lachman, 2008).
Mekanisme Pergudangan
Mekanisme pergudangan meliputi proses sebagai berikut:
1. Penerimaan
2. Penyimpanan
d. Aman dari pencemaran secara kimia dan biologi yang dapat merusak kualitas dan
kuantitas.
e. Aman dari kebakaran.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan perawatan material dan peralatan agar kondisi tetap
terjamin dan siap pakai untuk digunakan secara efektif, efisien dan dapat diterapkan,
melalui prinsip material dan peralatan disusun di atas pallet secara rapi dan teratur, sesuai
dengan ketentuan.
4. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan proses kegiatan pengeluaran dan penyaluran material dan
peralatan dari gudang untuk diserahkan kepada yang berhak, melalui suatu proses serah
terima yang dapat dipertanggungjawabkan, disertai dengan bukti serah terima. Hal ini
dilakukan berdasarkan permintaan sesuai kebutuhan.
5. Pengendalian
Saat penerimaan barang dilakukan pengecekan antara lain kemasannya tidak rusak,
jumlah yang diantar, label produk, nama dan alamat pemasok, nomor batch dan tanggal
kadaluarsa.
2. Pengawasan stok.
Sistem pergudangan harus dibuat sistematis, misalnya ruang untuk pergerakan barang
atau petugas gudang agar mudah bergerak, kemudian proses pengecekan barang, dan
juga penggunaan kartu stok untuk mengawasi pergerakan barang. Penggunaan label
diperlukan untuk mengetahui kondisi produk baik, rusak, atau masih dalam pengecekan
dan secara rutin dilakukan perhitungan stok.
3. Pengeluaran produk.
Pengeluaran produk mengikuti mekanisme FEFO (First Expired First Out) artinya
produk yang memiliki masa kadaluarsa yang lebih dekat harus diprioritaskan untuk
dikeluarkan terlebih dahulu.
4. Pemusnahan produk.
Pemusnahan produk diatur dalam prosedur tertulis. Setiap pabrikan produk dan dari
pemerintah mengeluarkan aturan mengenai tata cara pemusnahan untuk menghindari
penyalahgunaan ataupun dampak yang diakibatkan dari pemusnahan produk (Anonim,
2010).