Anda di halaman 1dari 3

Kadar lemak kasar

B.Tinjauan Pustaka

Kandungan lemak pangan dapat ditentukan dengan metode ekstraksi soxhlet yang


diaplikasikan untuk hampir semua bahan pangan. Prinsip analisis dengan metode tersebut yaitu
ekstraksi lemak dengan pelarut organik, setelah pelarut tersebut diupkan,lemak ditimbang dan
ditentukan persentasenya (Andarwulan, dkk. 2011).
  Kandungan lemak suatu bahan pakan dapat ditentukan dengan metode soxlet, yaitu
proses ekstraksi suatu bahan dalam tabung soxlet dengan menggunakan pelarut lemak, seperti
eter, kloroform atau benzena. Prinsip didalam analisis kadar lemak yaitu bahwa lemak adalah
semua yang larut di dalam zat pelarut lemak (petroleum ether atau chloroform) selama 6 jam
dalam pemanasan (Fathul dkk., 2015)
Kandungan lemak bahan pakan terdiri dari vitamin, ester gliserol dan asam lemak
mudah menguap sehingga kandungan lemak kasar menjadi menurun (Hading,2014).
Penurunan kandungan lemak kasar disebabkan oleh terpecahnya ikatan trigliserida
menjadi ikatan yang lebih sederhana antara lain dalam bentuk asamlemak dan alkohol ( Pratiwi
dkk., 2015 ).
kadar lemak dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan metoda ekstraksi beruntun di
dalam alat soxhlet, menggunakan pelarut lemak seperti petroleum benzene atau ether.Ekstraksi
dilakukan berturut-turut selama beberapa jam dengan dipanaskan. Setelah diperkirakan selesai
cairan pelarut diuapkan dan residu yang tertinggal ditimbang dengan teliti kemudian dihitung
dengan rumus yang sudah ditentukan (Sediaoetama, 2012).
C. Materi dan Metode
4.Kadar lemak kasar
a.Materi
1) alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara analisis proksimat,penentuan kadar lemak
kasar antara lain :
a) Alat ekstrasi soxlet
b) Spatula
c) Kertas saring
d) Oven
e) Eksikator
f) Neraca analitik
2) Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara analisis proksimat,penentuan kadar lemak
kasar antara lain :
a) Benzena/petroleum/ether atau heksana
b.Metode
metode yang digunakan dalam praktikum acara analisis proksimat ,penentuan kadar
lemak kasar antara lain :
1) Menimbang sampel sebanyak 2 gram dan dibungkus dengan kaertas saring
2) Mengeringkan didalam oven dengan suhu 105̊C selama 5 jam setelah itu didinginkan dan
ditimbang
3) Membungkus sampel dan dimasukan ke dalam alat soxlet
4) Memasang labu penampung ,alat ekstraksi serta alat pendingin
5) Menuang petroleum ether melalui alat pendingin sampai ether turun kedalam labu
penampung dan mengisi lagi sampai setengah isi dari alat ekstraksi
6) Mengalirkan alat pendingin dan menghidupkan pemanas
7) Pengekstraksian berlangsung selama 4-16 jam atau sampe pelarut terlihat jernih
8) Mematikan pemanas saat ether didalam alat ekstraksi mengalir turun ke labu penampung
9) Mengeluarkan bungkusan sample selanjutnya diangin-anginkan dan dikeringkan dalam
oven sampe semua ether menguap dan menimbang dalam keadaan panas .
Neutral detergent fiber (NDF)

b)tinjauan pustaka
NDF mewakili kandungan dinding sel yang terdiri dari lignin, selulosa, hemiselulosa dan protein
yang berikatan dengan dinding sel, sedangkan ADF mewakili selulosa dan lignin dinding sel tanaman.
Analisis ADF dibutuhkan untuk evaluasi kualitas serat untuk pakan ternak ruminansia dan herbivora lain.
Untuk ternak non ruminansia dengan kemampuan pemanfaatan serat yang kecil, hanya membutuhkan
analisis NDF (Suparjo, 2010).
Dinding sel bahan pakan kadarnya relatif tinggi terutama pada limbah pertanian dan hijauan
berserat yang telah menua. ADF dan NDF merupakan fraksi dinding sel dengan nilai cerna rendah. Oleh
karena itu dalam strategi formulasi ransum ternak sapi maupun ternak herbivora lainnya, keberadaan
fraksi ADF dan NDF sangat urgen dipertimbangkan (Sudirman dkk., 2015).
Kandungan ADF dan NDF yang rendah pada bahan pakan, memberikan nilai manfaat yang lebih baik bagi
ternak, karena hal tersebut menandakan bahwa serat kasarnya rendah, sedang pada ternak ruminansia
serat kasar diperlukan dalam sistem pencernaan dan berfungsi sebagai sumber energi. Untuk itu
kandungan ADF dan NDF yang optimal agar pakan yang diberikan pada ternak ruminansia dapat
bermanfaat dengan baik (Oktaviani, 2012).Kadar kandungan lignin yang tinggi menyebabkan mikroba
tidak dapat memecah hemiselulosa dan selulosa secara sempurna. Singgih et al(2013)

Anda mungkin juga menyukai